24 research outputs found
IDENTIFIKASI UMKM (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH) PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
This study aims to identify the perpetrators of UMKM cattle farm in Sub District
Tawangsari Sukohartjo with respondents of 60 people who conducted the survey
method. The results showed that the breeder of productive age, number of family
members of 3-4 people, junior high education, the number of cattle tail 1-2, inactive
in a group of farmers, traditionally manage the business with a simple technology, is
a major work, marketing in local markets with sales volume of Rp 500.000, - - Rp
1.000.000, - to be paid in cash and there is no competition among breeders
Key Words : identify, breede
RESPON PETANI KEDELAI TERHADAP FLUKTUASI HARGA DAN IKLIM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
This study aims to determine the response of soybean farmers toward the price and climate
fluctuations in Yogyakarta Special Region. The study uses secondary data time series for 20 years
(1992-2011) and is analyzed using a model of supply response. The results show that the increase
in soybean prices in year y-1 and the increase in rainfall in year y-1 influenced significantly in
reducing the planting area of soybeans in year y. Whereas, the price of peanuts in year y-1 did not
influenced significantly to the planting area of soybeans in year y. From these results it can be
concluded that the increased price in soybeans is not an incentive for farmers to increase
production. Rainfall will be a consideration for farmers to increase or decrease the planting area
of soybeans and peanuts are not the competitor commodity for soybeans in fighting over land
ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN
This study aims to determine the marketing channels used in the marketing of fresh
milk in Kabupaten Klaten , the costs, benefits, marketing margin and efficiency. Metode base
used is descriptive analytical and selected by purposive sampling Desa Kayumas Kecamatan
Jatinom as a place for the research. Sample breeders totaled 30 people taken to sample
random sampling method. Meanwhile, traders samples taken by snowball sampling consists
of two traders, 3 and 1 retailers middlemen. The data used are primary and secondary data
taken in April 2010 with interview techniques, recording and observation. Data analysis
using cost margin analysis.
From the results of this study concluded there are two patterns of fresh milk
marketing channels, channels I: Breeders → TPS → KUD → IPS, Home Industry,
Merchants Retailers, and Consumers. Channel II: Collectors → Breeders → Traders
Foreign Traders Kecamatan Jatinom. In the first line the total marketing cost is Rp. 263.76
per liter, total marketing profit of Rp. 143.26 per liter and marketing margins Rp. 328.26 per
liter. For marketing channel II total marketing cost Rp. 52.93 per liter, total marketing profit
of Rp. 60.07 per liter and marketing margins Rp. 81.50 per liter. Economically, both are
efficient marketing channels with the farmer's share of 89.06% for channels I and 97.24% for
channel II.
Keywords: Cost, Margin, Profitability, Efficiency, Marketing, Farmer's Share
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan dalam
pemasaran susu segar di Kabupaten Klaten, besarnya biaya, keuntungan, margin pemasaran
serta efisiensinya.Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis dan secara
purposive sampling dipilih Desa Kayumas Kecamatan Jatinom sebagai daerah
penelitian.Sampel peternak berjumlah 30 orang yang diambil dengan metode sample random
sampling. Sedangkan sampel pedagang diambil secara snowball sampling terdiri dari 2
pedagang pengumpul, 3 pedagang pengecer dan 1 pedagang perantara. Data yang digunakan
adalah data primer dan sekunder yang diambil pada bulan April 2010 dengan teknik
wawancara, pencatatan dan observasi. Analisis data menggunakan cost margin analysis.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada dua pola saluran pemasaran susu segar
yaitu, saluran I: Peternak → TPS → KUD → IPS, Home Industry, Pedagang Pengecer, dan
Konsumen. Saluran II : Peternak → Pedagang Pengumpul → Pedagang Luar Kecamatan
Jatinom. Pada saluran I total biaya pemasaran adalah Rp. 263,76 per liter, total keuntungan
pemasaran Rp. 143,26 per liter dan margin pemasaran Rp. 328,26 per liter. Untuk saluran
pemasaran II total biaya pemasaran Rp. 52,93 per liter, total keuntungan pemasaran Rp. 60,07
per liter dan margin pemasaran Rp. 81,50 per liter. Secara ekonomis, kedua saluran
pemasaran sudah efisien dengan nilai farmer’s share 89,06 % untuk saluran I dan 97,24 %
untuk saluran II.
Kata Kunci : Biaya, Margin, Keuntungan, Efisiensi Pemasaran, Farmer’s Shar
ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN THE ANALYSIS OF FRESH MILK MARKETING IN KABUPATEN KLATEN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran yang digunakan dalam
pemasaran susu segar di Kabupaten Klaten, besarnya biaya, keuntungan, margin pemasaran
serta efisiensinya.Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis dan secara
purposive sampling dipilih Desa Kayumas Kecamatan Jatinom sebagai daerah
penelitian.Sampel peternak berjumlah 30 orang yang diambil dengan metode sample random
sampling. Sedangkan sampel pedagang diambil secara snowball sampling terdiri dari 2
pedagang pengumpul, 3 pedagang pengecer dan 1 pedagang perantara. Data yang digunakan
adalah data primer dan sekunder yang diambil pada bulan April 2010 dengan teknik
wawancara, pencatatan dan observasi. Analisis data menggunakan cost margin analysis.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada dua pola saluran pemasaran susu segar
yaitu, saluran I: Peternak → TPS → KUD → IPS, Home Industry, Pedagang Pengecer, dan
Konsumen. Saluran II : Peternak → Pedagang Pengumpul → Pedagang Luar Kecamatan
Jatinom. Pada saluran I total biaya pemasaran adalah Rp. 263,76 per liter, total keuntungan
pemasaran Rp. 143,26 per liter dan margin pemasaran Rp. 328,26 per liter. Untuk saluran
pemasaran II total biaya pemasaran Rp. 52,93 per liter, total keuntungan pemasaran Rp. 60,07
per liter dan margin pemasaran Rp. 81,50 per liter. Secara ekonomis, kedua saluran
pemasaran sudah efisien dengan nilai farmer’s share 89,06 % untuk saluran I dan 97,24 %
untuk saluran II.
Kata Kunci : Biaya, Margin, Keuntungan, Efisiensi Pemasaran, Farmer’s Shar
PEMBERDAYAAN WANITA TANI MELALUI PEMBUATAN KERIPIK BELUT DAUN SINGKONG DI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR
Ketela pohon/singkong merupakan komoditas yang banyak diusahakan di Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Dari data statistik Kabupaten Karanganyar dapat diketahui bahwa Kecamatan Jumantono merupakan penghasil ketela pohon/singkong terbesar dengan jumlah produksi sebesar 25.692 ton pada tahun 2011. Produksi yang melimpah tidak menjamin kesejahteraan petani pembudidayanya. Hal ini disebabkan karena selama ini singkong dipasarkan dalam bentuk segar tanpa pengolahan lebih lanjut. Daun singkong yang masih muda juga dijual dalam satuan ikat sebagai sayuran. Bagi petani penjualan daun singkong dianggap sebagai hasil sampingan sehingga harga yang akan diterima tidak terlalu dipermasalahkan. Seperti halnya karakteristik hasil pertanian pada umumnya, daun singkong mempunyai karakteristik mudah rusak dan tidak tahan lama yang membuat harga yang diterima semakin rendah. Untuk meningkatkan nilai ketela pohon/singkong perlu adanya upaya merubah komoditas ini menjadi produk olahan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan tahan lama. Salah satu bentuk olahan dari usahatani singkong yang sangat mungkin untuk dikembangkan adalah keripik belut daun singkong. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua kelompok mitra yaitu Wangun Asri 1 dan Wangun Asri 2 yang merupakan kelompok wanita yang sebagian anggotanya adalah wanita tani yang mempunyai banyak waktu luang yang masih sangat mungkin diperdayakan. Kepada mitra diintroduksikan cara pembuatan keripik belut daun singkong, pelatihan manajerial dengan materi Strategi Pemasaran ( Pangsa Pasar dan Produk), Pengemasan, Merk dan Promosi, Pengelolaan Keuangan (Pembukuan sederhana) serta pelatihan kelembagaan/organisasi. Dengan memproduksi keripik belut daun singkong yang memberikan pendapatan maka secara tidak langsung wanita tani di Kecamatan Jumantono telah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.  Kata kunci : keripik belut daun singkong, pemberdayaan, wanita tan
ANALISIS STRUKTUR PASAR DAN DAYA SAING EKSPOR KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) INDONESIA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Indonesia is recognized as one of the world's leading cinnamon producers, boasting competitive capabilities in the global cinnamon trade. Despite a decline in export volume, the value and export prices of Indonesian cinnamon tend to increase. Therefore, this study aims to comparatively analyze the market structure and export competitiveness of Indonesian cinnamon in international trade using secondary data. To evaluate the market structure, several analysis methods are used including the Concentration Ratio (CR4), Herfindahl Index (HI), Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Product Dynamic (EPD), and Trade Specialization Index (TSI). This results shows that the cinnamon market in international trade can be characterized as an oligopolistic competitive market with a notable level of concentration. Indonesian cinnamon shows both comparative and competitive advantages in the global market, occupying a Rising Star position in the United States, a Falling Star position in India, a Lost Opportunity position in Vietnam, and a Retreat position in the Netherlands and German markets respectively. Indonesian cinnamon is in the maturity stage with an average TSI value of 0.90, and Indonesia tends to be an exporting country. In terms of market potential, the United States emerges as the most promising market for developing Indonesian cinnamon, with considerable opportunities also present in the Indian and Vietnamese markets. Conversely, the Netherlands and German markets show comparatively less potential for growth and development. The study recommends that efforts to increase the volume of Indonesian cinnamon exports should be focused on increasing domestic cinnamon production both in terms of quality and quantity
Analisis Pengaruh Faktor Bauran Pemasaran 4p terhadap Keputusan Pembelian Beras Organik (Studi Kasus pada Brand Lokal Desaorganik.Id)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor bauran pemasaran 4P berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan faktor apa yang paling dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif. Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 120 sampel dengan analisis faktor. Hasil dari penelitian menunjukan karakteristik konsumen beras organik di Desaorganik.id sebagian besar perempuan, dengan tingkat pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai pegawai swasta, pendapatan sebesar Rp3.000.000,00- Rp4.800.000,00 sudah mengenal Desaorganik.id selama kurang dari 3 bulan melalui platform media sosial Instagram dan pernah membeli beras organik di Desaorganik.id sebanyak lebih dari 3 kali. Analisis faktor menggunakan 7 variabel yaitu warna, bentuk bulir, platform, aksesbilitas, keterjangkauan harga, harga sesuai kualitas, dan potongan harga. Ketujuh variable tersebut membentuk dua faktor inti yaitu faktor produk dan platform yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli beras organik di Desaorganik.id. Variabel yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian beras organik adalah platform dengan nilai beban faktor sebesar 0,911
Analisis Pengaruh Faktor Bauran Pemasaran 4p terhadap Keputusan Pembelian Beras Organik (Studi Kasus pada Brand Lokal Desaorganik.Id)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor bauran pemasaran 4P berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dan faktor apa yang paling dipertimbangkan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif. Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan 120 sampel dengan analisis faktor. Hasil dari penelitian menunjukan karakteristik konsumen beras organik di Desaorganik.id sebagian besar perempuan, dengan tingkat pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai pegawai swasta, pendapatan sebesar Rp3.000.000,00- Rp4.800.000,00 sudah mengenal Desaorganik.id selama kurang dari 3 bulan melalui platform media sosial Instagram dan pernah membeli beras organik di Desaorganik.id sebanyak lebih dari 3 kali. Analisis faktor menggunakan 7 variabel yaitu warna, bentuk bulir, platform, aksesbilitas, keterjangkauan harga, harga sesuai kualitas, dan potongan harga. Ketujuh variable tersebut membentuk dua faktor inti yaitu faktor produk dan platform yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam membeli beras organik di Desaorganik.id. Variabel yang paling dominan yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian beras organik adalah platform dengan nilai beban faktor sebesar 0,911
Pendekatan Chi-Square pada Analisis Preferensi Konsumen terhadap Buah Durian di Ponorogo (Studi Kasus di Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut apa saja yang menjadi preferensi konsumen dalam keputusan pembelian buah durian dan atribut apa saja yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian buah durian di Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo.Penentuan sampel menggunakan judgement sampling (sampel keputusan) dengan jumlah sampel 100 responden. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari-Maret 2022. Data dianalisis menggunakan analisis chi-square dan analisis multi atribut fishbein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah durian yang menjadi preferensi konsumen di Kecamatan Ngebel adalah buah durian yang memiliki harga buah sedang (Rp.30.001-Rp.40.000), warna buah kuning, aroma buah sangat kuat, rasa buah manis/pahit, tekstur buah lembut/berserat, dan ukuran buah besar (3,1-4,0 kg). Atribut buah durian yang paling dipertimbangkan dalam keputusan pembelian buah durian berturut-turut di Kecamatan Ngebel adalah atribut rasa buah (3,85) aroma buah (3,72) tekstur buah (3,60) warna buah (3,60) ukuran buah (3,55) dan harga buah (3,41)