190 research outputs found

    Inkulkasi Nilai-Nilai Nirkekerasan Dalam Budaya Lokal Suku Sasak Di Sekolah Dasar

    Get PDF
     Nilai-nilai nirkekerasan yang terkandung dalam budaya lokal belum banyak diungkap. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan bentuk budaya lokal suku Sasak, (2) menjelaskan nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak, dan (3) merefleksikan inkulkasi nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak pada siswa SD Negeri di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Metode penelitian menggunakan paradigma kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan model interaktif Miles Huberman dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) bentuk budaya lokal suku Sasak yakni sesuatu yang menjadi tatanan ide, keyakinan, identitas, dan ekspresi; (2) nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak ada sepuluh, terdiri dari  nilai besemeton (persaudaraan), soloh (toleransi), ra’i (empati), sangkep/ gundem (musyawarah), bedadayan (kerjasama), rema (kepedulian, solidaritas sosial), besiru (saling memberi), saling ajinang (saling menghargai), trasna (cinta, kasih sayang), dan saling saduq (saling percaya), dan (3) inkulkasi nilai-nilai nirkekerasan dalam budaya lokal suku Sasak pada siswa di SD dilakukan melalui pembiasaan, keteladanan, motivasi, pengarahan, dan metode pembelajaran kerja kelompok dan penugasan. 

    Fitnah dalam al Qur’an

    Get PDF
    Fitnah adalah sebuah ungkapan yang sangat ditakuti oleh segenap manusia. Hampir-hampir tak seorang pun kecuali akan berusaha menghindarinya. Begitulah Allah menjadikan tabiat manusia ingin selalu terhindar dari hal-hal yang menakutkan atau membahayakan. Pembahasan tentang fitnah secara gamblang dijelaskan dalam Alquran dan Hadis Nabi Muhammad saw. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat dari makna fitnah dalam Alquran. Hal ini melihat adanya keragaman makna fitnah dalam ayat-ayat Alquran itu sendiri, serta perbedaan pengertian kata fitnah melalui konsepsi Alquran dan pandangan mansyarakat terhadap kata fitnah. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah ilmu pengetahuan serta memperluas wawasan kita terhadap kandungan ayat-ayat Alquran, terutama yang berhubungan dengan fitnah. Sekaligus mencari persamaan maksud dari fitnah dalam Alquran dan pengertian fitnah yang ada di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dikarenakan penelitian ini berada dalam lingkup kajian tafsir Alquran, maka metode yang digunakan adalah metode tafsir tematik. Sebagai rujukan utamanya adalah kitab-kitab tafsir dengan berbagai macam coraknya, klasik maupun kontemporer. Kemudian didukung dengan beberapa kitab hadis dan kitab-kitab lainnya yang berhubungan dengan fokus bahasan. Penelitian ini menyimpulkan, bahwa maksud dari fitnah dalam Alquran lebih spesifik pada makna ujian dan cobaan. Yaitu sebuah upaya yang dilakukan Allah swt. untuk mengetahui kualitas iman hamba-hamba-Nya. Adapun pengertian fitnah berupa tuduhan tanpa bukti seperti yang dipahami oleh masyarakat, secara eksplisit memang tidak dijelaskan dalam Alquran, akan tetapi makna ini bisa dicerna melalui makna fitnah lainnya, seperti fitnah dengan makna siksaan, kesesatan, dan kekacauan. Di mana maksud dari dua jenis perbuatan tersebut sama-sama berorientasi pada hal menyakitkan dan penganiayaan

    Pelestarian Lingkungan Pesisir Melalui Ritual Nyalamaq Dilauq di Desa Tanjung Luar Keruak Lombok Timur

    Get PDF
    Pelestarian lingkungan pesisir melalui ritual belum banyak diungkap. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelestarian lingkungan pesisir melalui ritual nyalamaq dilauq di Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan model interaktif terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: 1) terdapat tiga versi mengenai awal mula penyelenggaraan ritual nyalamaq dilauq; versi pertama, ritual awalnya dilakukan oleh suku Mandar bernama Mara'dia Ma'danuang untuk mengusir wabah penyakit; versi kedua, ritual dilakukan oleh suku Bajo untuk mengenang dan menghargai leluhur mereka bernama Punggawa Rattung dan Mbo Bisu yang menghilang ditelan laut dan menjelma menjadi karang yang diyakini menjadi penjaga pantai dan laut, dan versi ketiga, ritual dilakukan sejak peresmian pendirian douane di Tanjung oleh Kolonial Belanda sehingga dikenal nyalamaq palabuang; 2) prosesi ritual nyalamaq dilauq terdiri atas tiga tahap, yaitu persiapan; pelaksanaan, dan penutupan; dan 3) pelestarian lingkungan melalui ritual nyalamaq dilauq terkait empat hal, yaitu mengelola dan melindungi sumber daya pesisir-laut, menjaga keseimbangan ekosistem laut, mencegah pencemaran lingkungan pesisir dan laut, dan meminimalisasi konflik lingkungan kawasan pesisir

    KOMPETENSI GURU DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

    Get PDF
    Kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran  secara profesional dan    bertanggungjawab. Oleh Karena itu, kompetensi harus dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan dan keterampilan mengelola pendiidkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi guru dalam perspektif Al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research), melalui jenis penelitian kualitatif, serta melalui metode penafsiran tahlili, dengan analisis deskriptif dari data yang dihasilkan melalui kajian kitab-kitab dan referensi yang mendukung. Hasil dari penelitian ini adalah diantara kompetensi guru dalam perspektif Al-Qur’an, yaitu: Di dalam surah A-Rahman ayat 1-4 1) memiliki sifat kasih sayang, 2) lemah lembut, 3) mempunyai wawasan yang tinggi, 4) mempunyai inovasi dalam mengajar, 5) memiliki kemampuan karya tulis guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Dan di dalam surah al-Qalam ayat 1-4, yaitu: 1) memiliki kualitas kesabaran, rasa percaya diri, berani, semangat, sungguh-sungguh dan pantang menyerah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, 2) bertanggung jawab secara penuh dan 3) memiliki kepribadian seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW

    PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER DI SD KECAMATAN LENEK KABUPATEN LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    Permainan tradisional dijadikan sebagai media pendidikan karakter bagi siswa SDN I Lenek Pesiraman. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan bentuk nilai-nilai dalam permainan tradisional sebagai media pendidikan karakter di SD Negeri 1 Lenek Pesiraman; (2) implementasi nilaii-nilai dalam permainan tradisional dalam membentuk karakter siswa di SDN 1 Pesiraman Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok timur. Penelitian ini mengugganakan kualitatif fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah Siswa SDN I Lenek Pesiraman. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Lenek Pesiraman Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur Proovinsi Nusa Tenggara Barat, Waktu penelitian dilaksanakan bulan April-September 2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian analisis model Miles dan Hubermen. Hasil penelitian ini menunjukkan Bahawa : (1) bentuk nilai-niali permainan tradisional yakni sebagai media hiburan dalam pembelajaran, pengetahuan, dan kecerdasan emosional; (2) implementasi nilai-nilai karakter dalam permainan tradisional SD tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin, tauladan, motivator, dan pengawas. Sedangkan guru sebagai teladan, pembimbing, motivator, dan mediato

    Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelestarian Budaya Lokal sebagai Sumber Belajar Siswa Sekolah Dasar

    Get PDF
    Tujuan program pemberdayaan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melestarikan budaya lokal sebagai sumber belajar siswa jenjang sekolah dasar. Metode pelaksanaan program participatory action research. Hasil pelaksanaan program: (1) tahap persiapan, pendamping terdiri atas 3 orang dosen dan 31 mahasiswa; (2) tahap pengamatan, terbangunnya hubungan emosional pendamping dengan warga, mampu memetakan masalah, dan tembangunnya kerjasama strategis dengan warga; (3) tahap perencanaan, warga masyarakat mampu mengorganisir ide atau gagasan dan mampu mencari peluang dalam memecahkan masalah; (4) tahap aksi, terbangun kesepakatan dan kapasitas warga penguatan peran dan partisipasi warga dan tokoh-tokoh masyarakat; (5) tahap refleksi, warga masyarakat mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam membelajarkan budaya lokal sebagai sumber belajar dengan menetapkan tema/materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran budaya lokal, dan (6) tahap evaluasi, warga masyarakat mampu mengetahui faktor penghambat pembelajaran budaya lokal, seperti rendahnya pendidikan warga masyaraka

    Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Abad 21

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan para guru untuk menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik yang memiliki keahlian dalam mengintegrasikan penerapan paedagodik dan teknologi informasi komunikasi. Dimana dengan perubahan yang ada dalam dunia pendidikan menjadikan guru untuk dapat segera beradaptasi dengan kondisi perubahan tersebut. Perubahan kedepannya selalu menjadi tantangan dalam penyesuaian menerapkan proses pembelajaran dengan perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, beberapa guru yang akan mengikuti kegiatan guru profesional diberikan pendampingan untuk penyusunan perangkat pembelajaran abad 21. Pendampingan ini dilakukan selama 3 hari secara daring melalui aplikasi zoom meeting dikarenakan kondisi covid 19. Metode diskusi dan praktek lebih diterapkan dalam kegiatan ini. Diskusi yang dilakukan untuk memberikan informasi sebagai bahan materi dan berbagi pengalaman terkait dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini sehingga dapat diketahui permasalahan yang banyak dihadapi, sedangkan praktek dilakukan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran diantaranya RPP, bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja, dan alat evaluasi. Hasil kegiatan ini, guru memberikan respon baik dan antusias dalam mengikuti kegiatan pendampingan ini. Bagi mereka kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan karena berdasarkan kemampuan dan pengalaman meraka yang masih dikategorikan rendah menjadi motivasi untuk terus menambah pengetahuan informasi dan pengalaman dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Dari hasil pengembangan perangkat yang sudah dihasilkan dengan beberapa proses produksi dapat menghasilkan produk yang lebih baik jika dibandingkan dengan pengembangan perangkat pembelajaran sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan selama 3 hari membuktikan bahwa guru-guru membutuhkan pelatihan dalam pengembangan perangkat pembelajaran dimana mereka memerlukan pendampingan pendalaman materi dan praktik secara langsung dalam pengembangan perangkat pembelajaran

    Kompetensi Sosial Guru dalam Membangun Kesadaran Literasi Budaya dan Kewargaan Siswa di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan bentuk kompetensi sosial guru dalam implementasi literasi budaya dan kewargaan di SD, dan (2) merefleksikan upaya guru membangun kesadaran literasi budaya dan kewargaan siswa SD. Metode penelitian yang digunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles Huberman terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) bentuk kompetensi sosial guru dalam implementasi literasi budaya dan kewargaan, yaitu terampil berkomunikasi, memiliki empati dan simpati, mampu bekerja sama, memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial masyarakat, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan budaya sekolah dan masyarakat, dan (2) upaya guru membangun kesadaran literasi budaya dan kewargaan siswa SD melalui pembiasaan, keteladanan, pengarahan, dan motivasi. Selain itu, dalam proses pembelajaran menerapkan metode pembelajaran diskusi, penugasan, kerja mandiri, dan problem solving untuk menanamkan nilai-nilai budaya kehidupan berbangsa dan bernegara

    Nilai-nilai Kearifan Lokal Etnis Sasak pada Kehidupan di Sekolah dalam Perspektif Pendidikan Perdamaian.

    Get PDF
    Nilai-nilai kearifan lokal belum menjadi sumber untuk membangun perdamaian. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan bentuk, peran, dan fungsi nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak; (2) menganalisis nilai-nilai perdamaian yang terkandung dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak; (3) merefleksikan dan menginterpretasikan proses internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak di kalangan siswa untuk perdamaian di sekolah. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan grounded theory untuk mengungkap nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak dalam mewujudkan perdamaian di sekolah. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Selong dengan subjek penelitian kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan langkah-langkah pemeriksaan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Analisis data menggunakan analisis model interaktif dari Miles & Huberman, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, pengambilan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) bentuk nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak pada kehidupan di sekolah yaitu suatu tatanan ide-ide yang mengatur cara berpikir, berperilaku, dan berbuat, sesuatu yang menjadi keyakinan atas kebenaran dan kebaikan, sesuatu yang tidak nampak namun memberi manfaat, dan sesuatu yang menjadi identitas. Perannya sebagai pengarah, motivasi, perencanaan, dan pengawasan. Fungsinya sebagai pengetahuan, komunikasi, penyesuaian diri seseorang, perekat solidaritas, dan ekspresi; (2) nilai-nilai perdamaian yang terkandung dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak terdiri atas 10 (sepuluh) nilai, yaitu têrpi (disiplin), saling ajinang (saling menghargai), saling saduq (saling percaya), têguq (tanggung jawab), mingêr (kritis, peka) bêsêmêton (persaudaraan), solah pêratêq (baik hati, nirkekerasan), soloh (toleransi), bêdadayan (kerja sama), dan ra’i (empati). Nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak pada kehidupan sekolah ditemukan sebanyak 12 (dua belas) nilai, yaitu patuh (taat), patut (pantas), lŏmboq (tulus, jujur), pacu (kerja keras), têtes (partisipatif), tuna’ (kasih sayang), gêrasaq (ramah), rapah (persatuan), kupu’ (setara), gundêm (musyawarah), rêma (peduli sesama), dan paut (sederhana). Nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak di sekolah dilaksanakan berdasarkan kebijakan pemerintah dan sekolah, melalui pengembangan kurikulum sekolah, fungsi kepala sekolah dan guru, dan mata pelajaran, dan (3) internalisasi nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak di kalangan siswa melalui 4 (empat) indikator, yaitu sebagai suatu proses, kebiasaan, penghayatan diri, dan kesadaran diri, sedangkan aktualisasi nilai-nilai perdamaian dalam nilai-nilai kearifan lokal etnis Sasak melalui 4 (empat) indikator, yaitu pengamalan atau pelaksanaan nilai, cermin kepribadian, penyesuaian diri, dan penyatuan diri
    • …
    corecore