66 research outputs found
PENGUKURAN NILAI KALOR PERTAMAX PLUS MENGGUNAKAN BOM KALORIMETER DENGAN VARIABEL PENGADUKAN (Measurement of Calorific Value Pertamax Plus using Bom Calorimeter with Agitation Variable)
Heat is defined as the heat energy possessed by a substance. In general, to detect the presence of heat possessed by an object that is by measuring the temperature of the object. The size of the required heat of an object (substance) depends on three factors: the mass of a substance, the type of substance (specific heat), and temperature changes. Measurement of the amount of the heat of reaction is absorbed or released in a chemical reaction with an experiment called calorimetry. While the tool used to measure the amount of heat (calorific value) exemptions for the calorimeter. Calorimeter is divided into two types, namely the bomb calorimeter and calorimeter solution. Pertamax plus a fuel oil having a boiling point end 205 oC. In this research study on the effect of stirring on the performance in the bomb calorimeter measurement of calorific value pertamax plus. Power calorimeter is turned on, then fill the tube with pertamax bombs plus 450 ml, and as much as 4,5 liters of water tube and then insert the variable T1 (the sample temperature is 40oC, 45oC, 50oC, 55oC, 60oC, and the water temperature 32oC, 34oC, 36oC, 38oC, 40oC), variable stirrer (10 rpm, 15 rpm, 20 rpm, 25 rpm and 30 rpm). Subsequently turn the heater so that the sample can reach T1, when the sample temperature and the water temperature has reached T1, turn off the heater and press lighters, observe the changes to the two variables and record up to three times a constant temperature (the temperature as T2). The calorific value of the reaction obtained 38700,58 cal/ltr, 38836,84 cal/ltr, 38986,61 cal/ltr, 39245,63 cal/ltr, and 38700,58 cal/ltr. Produce the best experiment calorific value reaction is 38700,58 cal/ltr with the percent deviation experiment 4,02%. Keywords: bomb calorimeter, heating value, pertamax plus
Email
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA DI BEKASI
Dunia Ilmu Pengetahuan dan teknologi semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Memasuki millennium ketiga, dunia semakin terbuka. Siap atau tidak siap Indonesia harus menghadapi percaturan global. Untuk menghadapi hal tersebut Indonesia diharapkan memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten di setiap bidangnya, salah satunya adalah bidang Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Namun pengembangan SDM sendiri memiliki beberapa permasalahan. Diantaranya adalah, keterbatasan adanya tempat pendidikan dan pelatihan yang baik. Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas dan penngajar yang baik slit ditemukan. Jikapun ada, biayanya terbilang cukup mahal. (Ir. Budi Rahardjo, 2002 : 7).
Berdasarkan kebutuhan industri di propinsi Jawa Barat, menampilkan kompetensi lulusan Mesin, Elektro, dan informatika yang diinginkan. Sejalan dengan Perlunya perbaikan mutu pendidikan guna melahirkan kader-kader bangsa yang berkualitas. Keberadaan Yayasan Pendidikan Patriot yang sudah berdiri sejak tahun 1979, memberikan sumbangan yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan terutama untuk wilayah Jawa Barat, khususnya kota Bekasi.
Hingga saat ini, yayasan ini telah mencetak beribu-ribu kader dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari tingkat SLTP, hingga SMU, serta Sekolah menengah tingkat Kejuruan. Dalam perkembangannya, Yayasan ini semakin berkembang dengan ditambahnya fasilitas pendidikan yaitu Akademi Teknik Patriot. Namun pada kenyataannya, lembaa pendidikan ini, tidak mampu berkembang sebagaimana mestinya, sehingga kurang dalam eksistensi persaingannya. Untuk itu, dengan peningkatan akademik, diharapkan mampu menghasilkan kader-kader yang mampu bersaing dalam dunia kerja dan teknologi industri di Indonesia, di Jawa Barat pada khususnya.
Menurut PP no. 60 tahun 1990, pendidika tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjan yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.
Perguruan swasta selanjutnya disebut PTS, menurut Keputusan Mendiknas no. 234 tahun 2000, adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya disingkat BPPTS adalah badan hukum/ yayasan yang bersifat nirlaba yang menyelenggarakan Perguruan tinggi swasta.
No Perguruan Tinggi
Tahun 2004 Mendaftar Diterima Sisa
1 Universitas 42.322 18.549 23.773
2 Institut 4.771 2.013 2.758
3 Sekolah Tinggi 26.727 13.173 13.554
4 Akademi 5.841 4.383 1.431
5 Politeknik 3.648 413 3.235
Total 83.282 38.531 44.751
2003 49.935 38.194 11.741
2002 72.247 31.257 40.720
2001 55.937 29.304 26.633
2000 109.957 33.751 76.206
Rata-rata 74.271 34.261 40.010
Sumber : BPS. Jawa Barat dan Banten dalam angka Kopertis Wilayah IV Jabar dan Banten
Tabel 1.1. Statistik mahasiswa PT di Jawa Barat
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa, keberadaan Perguruan Tinggi sebagai jenjang pendidikan tinggi masih sangat diperlukan. Dari jumlah lulusan pelajar yang mendaftar, nilai rata-rata menunjukkan, lebih dari lima puluh persen masuk dalam kolom sisa. Hal ini diharapkan melalui campur tangan swasta mampu memberikan sumbangan bantuan penyelenggaraan pendidikan dengan tujuan yang cukup jelas, yang menekankan perkembangan dan kemajuan jaman.
Yayasan patriot pendidikan Bekasi sebagai lembaga pendidikan swasta tidak melulu berusaha menghasilkan laba yang besar secara pribadi. Namun juga turut andil dalam pembangunan SDM yang berkualitas yang berkompeten dalam bidangnya.
Hal ini muncul karena aktualita dan urgensi, dimana Indonesia dihadapkan pada era globalisasi yang perkembangan teknologiny semakin meningkat tetapi SDM yang kompeten dalam bidang tersebut masih terbilang kurang. Salah satunya dikarenakan tidak didukung oleh perangkat pendidikan yang memadai. Keberadaan akademi yang telah ada sebelumnya, dengan peningkatan perkembangannya, diharapkan mampu mencetak pionir muda yang mau dan mampu bersaing untuk terjun di dalam pusaran arus ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun kenyataannya, tingkat tersebut belumlah cukup untuk melepas asset bangsa dengan dasar yang lebih professional dan ahli dalam bidangnya.
Pemilihan kota Bekasi sebagai lokasi Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa tak lepas dari potensi yang dimiliki kota bekasi dengan melihat dari segi kebutuhan lapangan Industri yang cukup besar. Dengan tujuan meningkatkan taraf masyarakat Jawa Barat pada umumnya dan bekasi pada khususnya, perlu adanya pengolahan keterampilan yang diimbangi dengan kemudahan yang memadai guna memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk membuka cakrawala dengan pemikiran yang lebih ilmiah guna melahirkan generasi yang cerdas dan mau berpikir.
Selain itu, bekasi sebagai bagian dari Jabodetabek sebagai kota yang memiliki potensi yang cukup signifikan bagi pengembangan Jawa Barat, yang melalui penetapan Kota Bekasi sebagai pusat pertumbuhan wilayah dalam Kawasan tertentu Jabodetabek, dimana dalam posisinya, kota bekasi menduduki posisi penopang kegiatan yang ada di Jakarta dan sekitarnya.
1.2. Perumusan Masalah
Secara penyelenggaraan pendidikan, Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa ini telah mampu dihadapkan pada reality persaingan kerja yang diinginkan oleh ondustri di Propinsi Jawa Barat dan sekitarnya. Namun secara prasarana, sekolah tinggi ini, masih membutuhkan wadah yang tetap untuk merencanakan kelembagaannya.
Perencanaan dan perancangan ditujukan untuk merencanakan dan merancang kampus Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa dengan penekanan desain high-tech, sebagai bentuk representatsi teknologi yang ada di dalamnya.
1.3. Tujuan, Sasaran, Manfaat
a. Tujuan
Tujuan disusunnya naskah ini adalah sebagai Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur.
b. Sasaran
Tersusunnya langkah-langkah pokok-pokok proses (dasar) atas perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa melalui panduan perencanaan (design guideline aspect).
c. Manfaat
1. Subyektif
Memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Sebagai pegangan dan acuan tahap selanjutnya.
2. Obyektif
Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang mengajukan proposal Tugas Akhir.
1.4. Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup perencanaan Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa yang berlokasi di Bekasi ditekankan dan dibatasi pada masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, antara lain :
(1) fungsi bangunan fasilitas edukatif dengan berbagai sarana penunjang yang berkaitan dengan fungsi tersebut.
(2) Pola pengelompokan ruang / penataan ruang, pola sirkulasi, pengaturan pencahayaan dan penghawaan
Perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa terletak di wilayah Kota Bekasi.
1.5. Metode Pembahasan
Metoda yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer maupun sekunder dengan cara :
1. Studi literature / kepustakaan
2. Data primer dan sekunder dari instansi terkait
3. Wawancara dengan narasumber
Dari data-data tersebut diatas kemudian dianalisa sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, yang menentukan kapasitas guna memperoleh gambaran mengenai program ruang yang memberikan sumbangan pemikiran pada proses perencanaan tahap selanjutnya.
1.6. Sistematika Pembahasan
Pembahasan masalah disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
Membahas secara umum mengenai Pendidikan Tinggi di Indonesia, mengenai Sekolah Tinggi teknologi, Profil Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa. Studi Kasus yang mendukung pembahasan, dan juga membahas mengenai arsitektur High-Tech secara umum.
BAB III TINJAUAN BEKASI
Membahas tentang Kondisi fisik kota Bekasi, hingga keterkaitan kota Bekasi sebagai lokasi pembangunan Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa.
BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN
Berisi mengenai kesimpulan dari apa yang telah dijabarkan, batasan perencanaan dan perancangan beserta anggapan.
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Berisi mengenai pendekatan perencanaan yang meliputi program ruang dan pendekatan perancangan yang meliputi aspek fungsional, aspek kontekstual, aspek citra bangunan, aspek teknis dan aspek kinerja Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa di Bekasi.
BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA BEKASI
Berisi tentang konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan yang nantinya digunakan sebagai landasan perancangan Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa di Bekasi
Building peer social support as a mental disorder solution for the blind
Blind people are people with disabilities due to the dysfunction of the sense of vision, this condition triggers the birth of various mental disorders. This qualitative study tries to examine the mental problems of blind vision disorders in the Sahabat Mata Semarang Community and the solutions the management is trying to overcome. The results of the study show that mental disorders with visual impairments include difficulties in adapting to the environment, anxiety about the future of a career and soul mate, prolonged stress due to dependence on others and no economic independence, and do not yet have self-acceptance. One of the efforts undertaken by the management of this community is to build peer social support, namely support provided by fellow blind people in the form of emotional support, appreciation support, structural support, information support, and real assistance. The various supports are built by holding regular recitals, monthly community meetings, and building good interpersonal relationships. Such peer social support, felt blind can provide alternative solutions and a variety of mental disorder problems they experience. Tunanetra merupakan penyandang disabilitas akibat ketidakberfungsian indera penglihatan keadaan inilah yang memicu lahirnya berbagai gangguan mental. Penelitian kualitatif ini mencoba mengkaji problem mental disorder tunanetra di Komunitas Sahabat Mata Semarang dan solusi yang diupayakan pengelola untuk mengatasinya. Hasil penelitian menunjukkan problem mental disorder tunanetra di sana antara lain seperti kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, cemas terhadap masa depan baik karir dan jodoh, stres berkepanjangan akibat bergantung kepada orang lain dan tidak memiliki kemandirian ekonomi, dan belum memiliki penerimaan diri. Salah satu upaya yang dilakukan pengelola komunitas ini adalah membangun dukungan sosial sebaya yaitu dengan memberikan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan dukungan secara nyata. Berbagai dukungaan tersebut dibangun dengan mengadakan pengajian rutin, pertemuan bulanan komunitas, dan membangun hubungan interpersonal yang baik. Dukungan sosial sebaya yang demikian, dirasakan tunanetra mampu memberikan alternatif solusi dan beragam problem mental disorder yang mereka alami
Building peer social support as a mental disorder solution for the blind
Blind people are people with disabilities due to the dysfunction of the sense of vision, this condition triggers the birth of various mental disorders. This qualitative study tries to examine the mental problems of blind vision disorders in the Sahabat Mata Semarang Community and the solutions the management is trying to overcome. The results of the study show that mental disorders with visual impairments include difficulties in adapting to the environment, anxiety about the future of a career and soul mate, prolonged stress due to dependence on others and no economic independence, and do not yet have self-acceptance. One of the efforts undertaken by the management of this community is to build peer social support, namely support provided by fellow blind people in the form of emotional support, appreciation support, structural support, information support, and real assistance. The various supports are built by holding regular recitals, monthly community meetings, and building good interpersonal relationships. Such peer social support, felt blind can provide alternative solutions and a variety of mental disorder problems they experience. Tunanetra merupakan penyandang disabilitas akibat ketidakberfungsian indera penglihatan keadaan inilah yang memicu lahirnya berbagai gangguan mental. Penelitian kualitatif ini mencoba mengkaji problem mental disorder tunanetra di Komunitas Sahabat Mata Semarang dan solusi yang diupayakan pengelola untuk mengatasinya. Hasil penelitian menunjukkan problem mental disorder tunanetra di sana antara lain seperti kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, cemas terhadap masa depan baik karir dan jodoh, stres berkepanjangan akibat bergantung kepada orang lain dan tidak memiliki kemandirian ekonomi, dan belum memiliki penerimaan diri. Salah satu upaya yang dilakukan pengelola komunitas ini adalah membangun dukungan sosial sebaya yaitu dengan memberikan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan dukungan secara nyata. Berbagai dukungaan tersebut dibangun dengan mengadakan pengajian rutin, pertemuan bulanan komunitas, dan membangun hubungan interpersonal yang baik. Dukungan sosial sebaya yang demikian, dirasakan tunanetra mampu memberikan alternatif solusi dan beragam problem mental disorder yang mereka alami
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI DUSUN NGEPEK, ARGODADI, SEDAYU, BANTUL,DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Latar Belakang: Infeksi menular seksual (IMS) merupakan suatu penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.Di Indonesia Infeksi Menular Seksual yang
paling banyak ditemukan pada remaja adalah syphilis dan gonorrhea. Dimana
setiap tahunnya ada sekitar 30.000 orang menderita infeksi menular
seksual.Sedangkan Kabupaten Bantul merupakan kabupaten dengan kejadian
Infeksi Menular Seksual yang meningkat. pada tahun 2017 IMS di temukan 100
kasus jumlah ini meningkat di bandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 18 kasus.
Penyebab IMS dapat dikelompokkan atas beberapa jenis ,yaitu. Bakteri, virus,
protozoa, jamur, ektoparasit.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Remaja
tentang Infeksi Menular Seksual berdasarkan jenis kelamin, umur,dan pendidikan
terakhir di Dusun Ngepek, Argodadi, Sedayu, Bantul DIY. Dengan kriteria baik,
cukup, dan kurang.
Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan
pendekatan Cross Sectional. Penelitian di lakukan di Dusun Ngepek,
Argodadi,Sedayu bantul, pada bulan januari 2020. Teknik pengumpulan data
dengan cara mengumpulkan data dalam satu waktu (Cross Sectional ) dan diambil
secara total sampling dengan jumlah responden 57 remaja.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang Infeksi Menular Seksual Di
Dusun Ngepek, Argodadi, Sedayu, Bantul berjumlah 57 responden, maka
didapatkan responden paling banyak berada pada tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 87,7 % dan paling sedikit berada pada Tingkat pengetahuan kurang yaitu
3,5 % remaja tentang IMS.
Kesimpulan tingkat pengetahuan remaja tentang Infeksi Menular Seksual Di
Dusun Ngepek, Argodadi, Sedayu, Bantul .maka didapatkan responden paling
banyak berada pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak 87,7 % dan paling sedikit
berada pada Tingkat pengetahuan kurang yaitu 3,5 % remaja tentang IMS.
Kata Kunci: Infeksi Menular Seksual, pengetahuan,remaja
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Mind Mapping untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kreatif pada Materi Hidrokarbon
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran berorientasi mind mapping pada materi hidrokarbon dalam melatih kreativitas peserta didik. Kelayakan LKPD ditinjau dari kriteria isi materi, penyajian, dan kebahasaan yang sesuai dengan komponen dari mind mapping yang didukung berdasarkan hasil respon peserta didik. Jenis penelitian yang ini menggunakan model 4-D dengan empat tahapan yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate) yang hanya dibatasi sampai pada tahap pengembangan. Subyek penelitian adalah peserta didik SMA kelas XI. Instrumen yang digunakan berupa lembar telaah, validasi, angket respon peserta didik, dan soal keterampilan berpikir kreatif. LKPD mampu melatihkan keterampilan berpikir kreatif sesuai dengan aspek kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality). Berdasarkan hasil telaah, validasi, dan uji coba terbatas terhadap LKPD berorientasi mind mapping diperoleh data bahwa peserta didik memberikan respon positif sebesar 100%, kriteria isi materi memperoleh persentase 95% dikategorikan sangat layak, kriteria penyajian disusun secara sistematis memperoleh persentase 100% dengan kategori sangat layak, dan kriteria kebahasaan memperoleh persentase 90% dengan kategori sangat layak. Disimpulkan bahwa LKPD berorientasi mind mapping yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.Kata kunci: LKPD, mind mapping, keterampilan berpikir kreatif, model 4-D, hidrokarbon
 
Dukungan sosial antar tuna netra dan relevansinya dengan pengembangan bimbingan dan konseling Islam : studi kasus di Yayasan Sahabat Mata Semarang
Umi Habibah (1401016116): Dukungan Sosial antar Tuna Netra dan Relevansinya dengan Pengembangan Bimbingan dan Konseling Islam (Studi Kasus di Yayasan Sahabat Mata Semarang). Skripsi Program Strata 1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. 2021.
Skripsi ini dilatarbelakangi atas kesamaan kondisi yang dialami oleh penyandang tuna netra yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengkaji dukungan sosial penyandang tuna netra. Di sini peneliti mengaitkan dengan Bimbingan dan Konseling Islam yaitu sebagai salah satu metode yang membantu penyandang tuna netra dalam memahami kompleksitas masalah atau beban yang dirasakan karena kondisi yang berbeda dengan orang pada umumnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (A) Bagaimana dukungan sosial antar tuna netra di yayasan sahabat mata Mijen Semarang? (B) Bagaimana relevansi dukungan sosial dengan pengembangan Bimbingan dan Konseling Islam?. Adapun dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan subjek yang diteliti adalah penyandang tuna netra di Yayasan Sahabat Mata Semarang dan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah dukungan sosial antar tuna netra dan relevansinya dengan Bimbingan dan Konseling Islam. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun uji keabsahan data menggunakan triangulasi metode. Teknik analisis data yaitu menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Dukungan sosial dalam komunitas sahabat mata terdapat dalam fasilitas yang diberikan berupa gedung, asrama, studio radio, pesantren tahfidz, perpustakaan, dan wifi untuk akses internet. Selain fasilitas juga terdapat kegiatan bimbingan ataupun pelatihan/ seminar yang di adakan/ diikuti oleh komunitas sahabat mata. 2). Relevansi dukungan sosial antar penyandang tuna netra dengan pengembangan Bimbingan dan Konseling Islam yaitu adanya kesamaan dalam pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan individu dan kelompok. Pendekatan individu dilakukan dengan metode secara langsung melalui kegiatan dialog interaktif antar tuna netra yang dilakukan setelah sholat berjama’ah setiap hari ba’da maghrib. Ataupun metode secara tidak langsung seperti melalui radio, mendengarkan buku bicara dan mengakses internet. Sedangkan pendekatan kelompok dilakukan setiap hari kamis malam yang biasanya menggunakan metode ceramah/ pemberian nasehat-nasehat. Adapun materi yang digunakan dalam ceramah berdasarkan ayat Al-Qur’an yang dibacakan salah satu penyandang tuna netra
DESAIN DAN UJI COBA E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ASAM BASA
ABSTRAK
Umi Habibah, (2023): Desain dan Uji Coba E-modul Berbasis 3D Pageflip
dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Asam Basa
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi yang semakin
modern dan dibutuhkannya media pembelajaran sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan
praktikalitas e-modul berbasis 3D pageflip dengan pendekatan saintifik pada materi
asam basa. Metode pengembangan yang digunakan adalah Design & Development
Reasearch (DDR) yang terdiri dari 4 tahap yaitu analisis (analysis), desain (design),
pengembangan (development), dan evaluasi (evaluation). Penelitian ini dilaksanakan
di SMA Negeri 2 Tambang. Subjek penelitian adalah 2 orang validator (ahli media
dan ahli materi), 2 orang guru kimia dan 18 orang peserta didik dari SMA Negeri 2
Tambang. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket uji validitas
dan angket praktikalitas. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknis
analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa e-modul berbasis 3D pageflip dengan pendekatan saintifik pada materi asam
basa memperoleh persentase validitas ahli media dan ahli materi berturut-turut
sebesar 87,5% dan 93,75% dengan kriteria sangat valid. Untuk persentase
praktikalitas dari guru kimia dan respon peserta didik berturut-turut 92,5% dan 92,8%
dengan kriteria sangat praktis. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa e-modul berbasis 3D pageflip dengan pendekatan saintifik pada materi asam
basa dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Kata Kunci: Asam Basa, DDR , E-modul, Pendekatan Saintifik, 3D Pagefli
Inovasi Pelayanan Online Kenaikan Gaji Berkala Pada Program Sistem Informasi Manajemen Pegawai (SIMPEG) Di Kabupaten Jombang Tahun 2016-2017
Inovasi pelayanan online KGB merupakan bagian dari program SIMPEG di Kabupaten Jombang. program ini mencakup sepuluh fitur yang terintegritasi. Sedangkan penulis memilih salah satu fitur tersebut dan fokus pembahasan tentang “Inovasi Pelayanan Online KGB Pada Program SIMPEG di Kabupaten Jombang”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dari inovasi pelayanan online KGB serta faktor yang mempengaruhi implementasi inovasi pelayanan online KGB. Menggunakan teori Everett M. Rogers dan Djamaludin Ancok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi pelayanan online KGB, nyatanya dapat disebut sebagai suatu program inovasi karena mampu memenuhi karakteristik inovasi menurut Everett M. Rogers. Pertama, Memiliki keuntungan karena memudahkan masyarakat (PNS) untuk mendapatkan KGB, dan adanya pemangkasan birokrasi. Kedua, kesesuaian yakni mengacu pada PP nomor 30 Tahun 2015 tentang Peraturan Gaji PNS, sesuai dengan keinginan masyarakat karena tepat waktu. Ketiga, kerumitan, mekanisme, prosedur dan pelayanan lebih dimudahkan dengan adanya sistem. keempat, kemungkinan dicoba KGB online telah diujicoba pada tahun 2015-Maret 2016. Kelima, pelayanan online KGB telah memberikan kontribusi dan dampak positif, masyarakat dapat merasakan perbedaan pelayanan KGB manual/online. Implementasi pelayanan online KGB juga didukung oleh peran pimpinan, struktur organisasi serta semangat dari para operator dalam berjalannya keberhasilan implementasi pelayanan online KGB di Kabupaten Jombang. Namun penulis mengajukan rekomendasi sesuai dengan kekurangan yang penulis temukan dalam melakukan penelitian, yakni diadakannya pelatihan dan bimbingan khusus untuk operator serta dibuatnya pembukuan terkait pelayanan online kenaikan gaji berkala serta program SIMPEG
- …