385 research outputs found

    Penentuan Komoditas Unggulan Sub Sektor Perkebunan Dalam Kegiatan Perekonomian Wilayah Kabupaten Kampar (Riau Daratan)

    Get PDF
    Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan sektor pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Propinsi Riau menujukkan kemajuan yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi ratarata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet dan tanaman lainnya. Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dari produk perkebunan dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan. Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang terluas di Propinsi Riau dengan luas wilayah Kabupaten Kampar sebesar 10.983,46 Km2. Secara geografis terletak antara 01 0 00 40 – 00 0 27 00 LS dan antara 100 i 0 28 30 -101 14 30 BT. Berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak disebelah utara, Kabupaten Kuantan Singingi disebelah selatan, Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Barat disebelah barat, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak disebelah timur. Secara administratif, Kabupaten ini terbagi menjadi dua puluh Kecamatan, dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB menurut harga konstan yang dicapai Kabupaten ini pada tahun 2006 sebesar 3.518.943,72 (dalam jutaan rupiah) dengan konstribusi terbesar datang dari sektor pertanian sebesar 55,62%. Dengan besarnya kontribusi sub-sektor perkebunan 1.905,317 (dalam jutaan rupiah) didalam sektor pertanian dapatlah kita lihat bahwa sub-sektor perkebunan merupakan salah satu tanaman yang paling potensial dalam perekonomian, dan apabila ini kita kembangkan, dapat menjadi salah satu penopang dalam pondasi perekonomian Kabupaten Kampar, perkembangan perkebunan di Kabupaten Kampar yang setiap tahunnya mengalami kenaikan dari sisi sumbangan pendapatan kepada kabupaten Kampar akan berpengaruh pada peningkatan perekonomian di Kabupaten Kampar. Meskipun demikian, tetap ada persoalan yang di hadapi dalam pengembangan komoditas sub sektor perkebunan tersebut diantaranya yaitu belum jelasnya apa saja komoditas sub sektor perkebunan yang unggul atau memiliki potensi untuk dikembangkan dalam memajukan perekonomian Kabupaten Kampar. Tujuan yang ingin dicapai yaitu “ Penentuan Komoditas Unggulan Sub Sektor Perkebunan Dalam Kegiatan Perekonomian Wilayah Kabupaten Kampar”. Dalam menentukan tujuan tersebut digunakan beberapa teknik analisis yang digunakan yang diantaranya yaitu berupa analisis kesesuaian lahan, analisis LQ (Location Quetion) untuk melihat tingkat produksi komoditas dalam memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan analisis Shift And Share untuk melihat pergeseran hasil produksi dalam meningkatkan perekonomian Kabupaten Kampar. Sedangkan output yang dihasilakan yaitu berupa teridentifikasinya komoditas unggulan sub sektor perkebunan di Kabupaten Kampar serta komoditas unggulan sub sektor perkebunan yang ada di tiap Kecamatan Kabupaten Kampar dalam menunjang kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Kampar

    Lokal Fuzzy Thresholding Berdasarkan Pengukuran Fuzzy Similarity Pada Interaktif Segmentasi Citra Panoramik Gigi

    Get PDF
    Dalam segmentasi citra, thresholding merupakan salah metode yang mudah dan sederhana untuk diimplementasikan. Pada citra panoramik gigi, penentuan global threshold masih kurang begitu optimal untuk diimplementasikan. Hal tersebut dikarenakan adanya factor penghambat seperti pencahayaan yang tidak merata dan citra yang kabur. Faktor-faktor tersebut  dapat menyebabkan histogram tidak bisa dipartisi dengan baik, sehingga akan berpengaruh pada hasil segmentasi. Pada penelitian ini diusulkan lokal fuzzy thresholding berdasarkan pengukuran fuzzy similarity pada interaktif segmentasi citra panoramik gigi. Metode yang diusulkan terdiri dari tiga tahapan utama, tahap pertama region splitting untuk mendapatkan lokal region. Tahap kedua adalah user marking untuk mendapat inisial seed background dan objek, Tahap terakhir adalah pengukuran fuzzy similarity pada setiap lokal region untuk mendapatkan nilai lokal threshold. Hasil uji coba pada citra panoramik gigi, metode yang diusulkan berhasil melakukan segmentasi dengan rata-rata missclasification error (ME) 5.47%

    Penentuan mahasiswa berprestasi menggunakan algoritma FP-Growth dan SAW

    Get PDF
    This research discusses the importance of utilizing technology in inventory management and student achievement determination. The transformation from manual systems to computerized systems has proven to increase efficiency and accuracy. In determining outstanding students, the criteria used often focus solely on academic aspects, neglecting other skills such as leadership and creativity. This study proposes the use of the FP-Growth and Simple Additive Weighting (SAW) algorithms to address this issue. FP-Growth is used to identify high-frequency patterns in student achievement data, while SAW assigns weights to each criterion variable for more accurate decision-making. The criteria for assessment include GPA, student achievements, study duration, and activity participation. The implementation is expected to provide a more effective solution in determining outstanding students and managing inventory. The FP-Growth method helps identify significant patterns in transaction data, while SAW assists in ranking alternatives based on specified criteria. This research demonstrates that the combination of these two algorithms can improve accuracy and efficiency in inventory management and student achievement determination, providing a competitive advantage for institutions. Based on the research results, the ranking of outstanding students is led by student C, followed by student B, with respective scores of 0.8875 and 0.825

    Fuzzy logic algorithm and analytic network process (ANP) for boarding houses searching recommendations

    Get PDF
    Finding a boarding house is usually done manually or by visiting the boarding house in person. Several choices of boarding houses make boarding house seekers have to make choices according to the desired criteria, so it takes quite a long time. A decision support system is a system that can be used to help make decisions based on existing criteria for determining several alternatives to be selected. The methods used in this research are the Analytic Network Process (ANP) and the Fuzzy Logic method. This study employed several criteria in providing recommendations, including distance, price, facilities, security, number of spaces, parking space and convenience. The weighting of these criteria used the fuzzy logic method based on the priority scale determined by the boarding house seekers. This system has provided a recommendation for boarding houses based on the results of the calculation process using the ANP method and weighting using fuzzy logic. The result of calculations shows that the highest value was obtained by Munawar kos (boarding house) with a value of 6.55% and followed by Diding kos with a value of 6.52%

    SIDEWALKS: THE PUBLIC SPHERE "PLUNDERED" BY ECONOMIC INTERESTS Study in Bandung City

    Get PDF
    Sidewalks remain a significant issue in urban development, particularly in large cities in Indonesia, including Bandung. To date, sidewalk development in Bandung has not received sufficient attention. Sidewalks, as public spaces, are unable to fulfill their intended functions properly. Economic encroachment is the main cause, manifested in the proliferation of street vendors, illegal parking, numerous provider poles, billboards, and PLN electrical poles, all of which "plunder" public space intended for pedestrians. This study aims to examine how the Bandung city government manages sidewalks as public spaces from the perspective of good governance, focusing on transparency, participation, accountability, and law enforcement. Through a literature review approach, the study found that in sidewalk management, the Bandung city government has not fully met the principles of good governance. The city government lacks transparency, as evidenced by insufficient socialization about the function of sidewalks. In terms of participation, the public has not been adequately involved in sidewalk management, as shown by the uneven distribution of sidewalk development. Furthermore, law enforcement remains weak, with violators of sidewalk usage not facing strict penalties. As a result, the overall management of sidewalks as public spaces in Bandung is not adequately accountable

    Designing a Genetic Algorithm for Efficient Calculation in Time-Lapse Gravity Inversion

    Get PDF
    As an advanced application of soft computation in the oil and gas industry, genetic algorithms (GA) can contribute to geophysical inversion problems in order to achieve better results and efficiency in the computational process. Time-lapse gravity responses to pore-fluid density changes can be modeled to provide the density distribution in the subsurface. This paper discusses the progress of work in inverse modeling of time-lapse gravity data using value encoding with alphabet formulation. The alphabet formulation was designed to provide the solution for positive and negative density change with respect to a reference value (0 gr/cc). The inversion was computed using a genetic algorithm as the optimization method. Working with genetic algorithms, time-intensive computational processes are a challenge, so the algorithm was designed in steps through the evaluation of a GA operator performance test. The performances of several combinations of GA operators (selection, crossover, mutation, and replacement) were tested with a synthetic model of a single-layer reservoir. Sharp boundaries of density changes in the reservoir layer were derived from interpretation of the averaged calculation of several model samples. Analysis showed that the combination of stochastic universal sample–multipoint crossover–quenched simulated annealing per generation–no duplicity achieved the most promising results

    PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010-2018

    Get PDF
    Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Angka Harapan Hidup (AHH) Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010-2018: Kemiskinan saat ini menjadi salah satu masalah yang sulit untuk diatasi oleh banyak daerah, dan tidak terkecuali di Provinsi Kalimantan Barat. Provinsi yang memiliki 14 Kabupaten/Kota ini, menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki penduduk miskin cukup banyak, dengan persentase kemiskinan mencapai 8,06%. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan angka harapan hidup (AHH) terhadap kemiskinan di Kalimantan Barat. Sedangkan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda untuk menganalisis data panel, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Bahwa secara parsial, variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Kalimantan Barat. 2. Untuk variabel Angka Harapan Hidup (AHH) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Kalimantan Barat. 3. Namun demikian jika diuji secara simultan, ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Kalimantan Barat.Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Angka Harapan Hidup dan Kemiskina
    corecore