15 research outputs found
Perancangan dan Pembuatan Air Handling Unit
Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan sistem tata udara yaitu PT Klimatek yang berlokasi di Jl. Alternatif Tarikolot, Desa Babakan, Citeureup – Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan kapasitas Air Handling Unit (AHU) yang meliputi cooling load dan air flow. Kapasitas AHU ini disesuaikan dengan ukuran ruangan dan beban kalor yang terdapat pada ruangan tersebut sehingga menghasilkan AHU yang dapat mengkondisikan udara dalam ruangan secara efektif dan efisien. Pengkondisian udara tersebut meliputi suhu, kelembaban dan kebersihan udara. Ruangan yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu ruangan kantor di PT Klimatek. Setelah didapatkan ukuran ruangan dan jumlah beban kalor yang ada pada ruangan, maka kapasitas AHU sudah dapat dihitung. Perhitungan kapasitas AHU dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus berdasarkan standard American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers (ASHRAE) yang telah diterapkan pada PT Klimatek. Setelah didapatkan kapasitas AHU, selanjutnya akan dibuat desain AHU dengan menggunakan aplikasi Autocad. Desain AHU yang telah dibuat akan diproduksi langsung secara nyata pada pabrik di PT Klimatek. Setelah selesai pembuatan AHU, selanjutnya akan dihitung jumlah ducting yang diperlukan sebagai saluran keluar masuknya udara. Perhitungan jumlah ducting dilakukan secara manual yang disesuaikan dengan jumlah air flow AHU. Dari hasil perhitungan yang didapat, selanjutnya desain instalasi yang meliputi AHU, ducting dan chiller sebagai satu kesatuan sistem tata udara yang akan mengkondisikan ruangan kantor di PT Klimatek dapat ditentukan dengan menggunakan aplikasi Solidworks. Ducting dibuat dengan pengerjaan tangan menggunakanbahan polyisoschanurate. Chiller yang digunakan adalah mini chiller yang telah tersedia di gudang pabrik PT Klimatek. Terakhir,AHU tersebut dipasang di kantor PT Klimatek sehingga udara ruangan kantor dapat terkondisikan dengan dirancangAHU Standard yang sesuai dengan spesifikasi ruangan kantor PT Klimatek, yaitu memiliki return air temperatur sebesar 30,7C,relative humidity sebesar 42,5%, supply air memiliki temperatur sebesar 9,5C, relative humidity sebesar 80,9%, udara ruanganmemiliki temperatur sebesar 17,3C, dan relative humidity sebesar 82,4%
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN AIR HANDLING UNIT
Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan sistem tata udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan kapasitas Air Handling Unit (AHU) yang meliputi cooling load dan air flow. Kapasitas AHUi ni disesuaikan dengan ukuran ruangan dan beban kalor yang terdapat pada ruangan tersebut sehingga meng-hasilkan AHU yang dapat mengkondisikan udara dalam ruangan secara efektif dan efisien. Pengkondisian udara tersebut meliputi suhu, kelembaban dan kebersihan udara. Ruangan yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu ruangan kantor di perusahaan tersebut. Setelah didapatkan ukuran ruangan dan jumlah beban kalor yang ada pada ruangan, maka kapasitas AHU sudah dapat dihitung. Perhitungan kapasitas AHU dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus berdasarkan standard American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers (ASHRAE) yang telah diterapkan pada perusahaan. Setelah didapatkan kapasitas AHU, selanjutnya akan dibuat desain AHU dengan menggunakan aplikasi Autocad. Desain AHU yang telah dibuat akan diproduksi langsung secara nyata pada pabrik di perusahaan. Setelah selesai pembuatan AHU, selanjutnya akan dihitung jumlah ductingyang diperlukan sebagai saluran keluar masuknya udara. Perhitungan jumlah ducting dilakukan secara manual yang disesuaikan dengan jumlah air flow AHU. Dari hasil perhitungan yang didapat, selanjutnya desain instalasi yang meliputi AHU, ducting dan chiller sebagai satu kesatuan sistem tata udara yang akan mengkondisikan ruangan kantor di perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan aplikasi Solid-works.Ducting dibuat dengan pengerjaan tangan menggunakan bahan polyisoschanurate. Chiller yang digunakan adalah mini chiller yang telah tersedia di gudang. Terakhir, AHU tersebut dipasang di kantor perusahaan sehingga udara ruangan kantor dapat terkondisikan dengan dirancang AHU Standard yang sesuai dengan spesifikasi ruangan kantor, yaitu memiliki return air temperatur sebesar 30,7◦C, relative humidity sebesar 42,5%,supply air memiliki temperatur sebesar 9,5◦C, relative humidity sebesar 80,9%, udara ruangan memiliki temperatur sebesar 17,3◦C, dan relative humidity sebe-sar 82,4%
Kajian Sistem Tata Udara pada Proses Tableting di Industri Farmasi
Sistem tata udara memegang peranan penting dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan karena untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan tempat pembuatan produk, memastikan produksi obat yang sesuai standar sehingga mengurangi resiko material terkontaminasi, memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi pekerja. Untuk menentukan jenis dan kapasitas Air Handling Unit (AHU) di pabrik farmasi sehingga tidak menyebabkan pemborosan energi dan biaya, diperlukan perhitungan beban pendinginan. Tujuan dari penelitian adalah mengkaji jumlah supply air yang diperlukan untuk pengkondisian temperatur dan Relative Humidity (RH) pada sistem tata udara untuk bagian pembuatan tablet di pabrik farmasi. Berdasarkan standar yang ada, supply air flow yang diperlukan untuk ruang Mixing adalah 1724,4 Cubic Meter per Hour (CMH), untuk ruang Tablet Press sebesar 1838,8 CMH, untuk ruang Primary Packaging adalah 2483,136 CMH dan ruang Weighing adalah 508,4 CMH. Selain itu, supply air flow sangat dipengaruhi oleh peningkatan tekanan differential yang dibutuhkan untuk kondisi clean room dan kondisi kebersihan dari filter di jalur supply air
Rancang Bangun Kotak Penerima Paket Pintar
Aktivitas manusia telah berubah dari waktu ke waktu. ketika teknologi belum ditemukan, semuanya rumit. Namun kini, penemuan teknologi telah membantu kita dengan cara yang lebih efektif dan lebih mudah. Hal ini membuat aktivitas kita sehari-hari menjadi jauh lebih mudah. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, proses jual beli menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan melalui e-commerce. Namun, hal tersebut berdampak pada beberapa orang seperti orang menjadi tidak produktif dalam bekerja karena khawatir dengan kemasannya. Seringkali, ada paket yang datang dengan kondisi tidak sesuai harapan, serta tidak higienis karena telah mengalami banyak kontak dari orang-orang. Oleh karena itu, dibuatlah kotak penerima paket pintar (Smart Package Receiver) berbasis IoT menggunakan modul Wi-Fi ESP8266. Teknologi ini membantu menghilangkan kekhawatiran tentang kebersihan paket. Ketika kurir memasukkan paket ke dalam kotak, modul akan segera mengirimkan notifikasi melalui aplikasi discord ke perangkat-perangkat penerima. Kemudian, Sinar UV akan dipaparkan ke paket untuk mensterilkannya. Tujuan dari Smart Package Receiver adalah untuk menciptakan suatu sistem yang memudahkan masyarakat dalam menerima paketnya, juga menguntungkan bagi kurir dan penerima
ANALISIS PENGARUH PROSES PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DESAIN TERHADAP KEGAGALAN KOMPONEN HASIL PRODUKSI DI PT “X” DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS
Industri manufaktur memegang peranan penting dalam proses mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Dalam praktiknya, proses perencanaan dan perancangan desain yang merupakan tahapan awal pada proses manufaktur merupakan faktor penentu dalam menunjang hasil produksi yang berkualitas dari segi spesifikasi dan fungsi. Akan tetapi, masih ada permasalah di manan pada tahapan Quality Control ditemukan adanaya kecacatan pada sejumlah komponen hasil produksi. Oleh sebab itu, studi kasus ini dilakukan untuk melakukan analisis penyebab cacat produk untuk komponen chuck dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) sebagai upaya pengendalian produk gagal untuk mengkaji pengaruh tahapan perencanaan dan perancangan desain terhadap kualitas hasil permesinan. Pengumpulan dan pengolahan data penelitian kuantitatif dalam wujud check sheet dilakukan untuk membuat diagram pohon akar penyebab kesalahan (Fault Tree Analysis). Dari hasil Fault Tree Analysis ditemukan bahwa faktor kesalahan manusia, adalah penyebab utama atas cacat pada komponen Jigs yang diproduksi. Solusi dari Fault Tree Analysis dipakai untuk meningkatkan alur kerja dan produktivitas sistem manufaktur yang telah berlaku di lapangan
KAJI EKSPERIMEN PEMANFAATAN KALOR TERBUANG PADA AIR CONDITIONER (AC) TIPE SPLIT UNTUK MEMANASKAN AIR
Air Conditioner pada umumnya digunakan sebagai pengkondisian udara di dalam ruangan agar mendapatkan kenyamanan termal. Pada sistem Air Conditioner (AC) ada kalor yang dibuang ke lingkungan pada saat refrigerant berada di kondensor tanpa dimanfaatkan. Mempertimbangkan bahwa energi panas yang terbuang di kondenser ini cukup besar, kaji eksperimental dilakukan untuk mengukur efek penggunaan kalor terbuang ini untuk memanaskan air dengan cara menambahkan Heat Exchanger (HE) pada bagian kondensor AC tipe split berukuran ¾ pk dalam meningkatkan kinerja Air Conditioner. Pengujian sistem AC dilakukan selama 60 menit untuk mendinginkan ruangan berukuran 3 m x 5 m hingga temerature di dalamnya mencapai 25,2oC. Dari hasil pengukuran didapatkan rata-rata Coefficient of Performance (COP) untuk AC yang dilengkapi dengan Heat Exchanger adalah 5,99, sedangkan untuk AC standar diperoleh nilai COP rata-rata sebesar 4,98. Hal ini berarti penambahan Heat Exchanger pada AC split dapat menghasilkan peningkatan COP sebesar 20,32%. AC dengan Heat Exchanger juga dapat memghasilkan air hangat dengan temperatur 45,9° C dalam waktu 60 menit
KAJI EKSPERIMEN PEMANFAATAN KALOR TERBUANG PADA AIR CONDITIONER (AC) TIPE SPLIT UNTUK MEMANASKAN AIR
Air Conditioner pada umumnya digunakan sebagai pengkondisian udara di dalam ruangan agar mendapatkan kenyamanan termal. Pada sistem Air Conditioner (AC) ada kalor yang dibuang ke lingkungan pada saat refrigerant berada di kondensor tanpa dimanfaatkan. Mempertimbangkan bahwa energi panas yang terbuang di kondenser ini cukup besar, kaji eksperimental dilakukan untuk mengukur efek penggunaan kalor terbuang ini untuk memanaskan air dengan cara menambahkan Heat Exchanger (HE) pada bagian kondensor AC tipe split berukuran ¾ pk dalam meningkatkan kinerja Air Conditioner. Pengujian sistem AC dilakukan selama 60 menit untuk mendinginkan ruangan berukuran 3 m x 5 m hingga temerature di dalamnya mencapai 25,2oC. Dari hasil pengukuran didapatkan rata-rata Coefficient of Performance (COP) untuk AC yang dilengkapi dengan Heat Exchanger adalah 5,99, sedangkan untuk AC standar diperoleh nilai COP rata-rata sebesar 4,98. Hal ini berarti penambahan Heat Exchanger pada AC split dapat menghasilkan peningkatan COP sebesar 20,32%. AC dengan Heat Exchanger juga dapat memghasilkan air hangat dengan temperatur 45,9° C dalam waktu 60 menit
Tata Letak dan Penerangan Lampu Tenaga Surya pada Akses Jalan menuju Curug Ponggang
Ponggang Village is located in Serangpanjang District, Subang Regency, West Java. There is a natural beauty in Ponggang Village that is not yet known by many people, namely Curug Ponggang with its natural beauty and soothing atmosphere. To get to Curug Ponggang, there is only one main road access. However, the problem is that there are no lighting facilities on the road access with a road length of 700 meters and a road width of 1.2 meters so that with slippery and steep road access conditions, high vigilance is needed when crossing this road, especially at night or at night. foggy. Therefore, this study aims to examine the planning for the construction of Solar Street Lighting (PJUTS) on the Ponggang Curug access road to improve the comfort and safety of road users. There are 4 alternative concepts, where one selected alternative provides a total PJUTS budget plan for 15 years. The chosen alternative concept uses a PJU lamp post with one arm using a 50W LED Solar Light Model GW8833 lamp. Based on the research that has been done, it takes as many as 22 light points with each lamp post 33 meters apart and the pole height is 3 meters. It is hoped that the construction of these lamps can improve the quality of effective and efficient lighting in Curug Ponggan
PERANCANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PIDADA CARAMEL WIRE SLICER DALAM PRODUKSI DODOL PIDADA
Abstract. The Beautiful Mangrove Group in Pantai Bahagia Village, Bekasi, West Java, has long time produced varieties of snacks from mangrove pidada which grow in the coastal region. One of them is dodol pidada. Dodol pidada is still produced conventionally because they use manual tools, such as knives and rulers. The size of dodol pidada is not the same and when eaten, dodol has still adhered in the package wrap. Therefore, modern technology is needed to produce dodol pidada with better quality, which is called pidada caramel wire slicer. The objectives of this activity are (a) to create a pidada caramel wire slicer; (b) to increase the quality and quantity of dodol pidada production. The method of this activity is the design of the dodol cutting tool, with the stages of tool design, tool creating, testing and error analysis, and evaluation. Basic materials and cutting arms used is food-grade; wire slicer using stainless material. Dimensions are designed to measure 40 cm x 40 cm x 60 cm with a size per mold of 3x3x1 cm. The selected packaging has food-grade material and is not sticky if dodol is packaged and stored at room temperature. The pidada caramel wire slicer can function properly and can be used practically to be produced in large quantities in one production period, no more than one hour. In terms of quality, dodol is no longer sticky on the packaging.
Abstrak. Kelompok Mangrove Indah di Desa Pantai Bahagia, Bekasi, Jawa Barat, telah lama memproduksi panganan dari mangrove pidada yang tumbuh di lingkungan pesisir. Salah satu olahan khasnya adalah dodol pidada. Dodol pidada diproduksi dengan cara konvensional karena masih menggunakan alat-alat manual, seperti pisau dan penggaris. Dodol yang dihasilkan tidak sama besar dan ketika dimakan, dodol masih menempel pada bungkus kemasan. Karena itu, diperlukan teknologi modern untuk menghasilkan dodol dengan kualitas yang lebih baik, yang dinamakan pidada caramel wire slicer. Tujuan kegiatan adalah (a) menciptakan alat pidada caramel wire slicer; (b) meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dodol pidada. Metode kegiatan adalah rancang bangun alat pemotong dodol, dengan tahapan perancangan alat, pembuatan alat, pengujian dan analisis kesalahan, serta evaluasi kegiatan. Dasar material dan cutting arms menggunakan food grade; wire slicer menggunakan material stainless. Dimensi yang dirancang berukuran 40 cm x 40 cm x 60 cm dengan ukuran per cetakan 3x3x1 cm. Kemasan yang dipilih memiliki material food grade dan tidak lengket jika dodol dikemas dan disimpan dalam suhu ruangan. Pidada caramel wire slicer yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan dengan mudah untuk menghasilkan dodol dalam jumlah banyak dalam sekali cetak dengan rentang waktu produksi tidak lebih dari satu jam. Dari segi kualitas, dodol tidak lagi lengket di kemasan.
Rancang Bangun Wastafel Multifungsi Untuk Tempat Perlindungan Hewan Fie Fie Jo
Fie Fie Joe animal shelter employees and visitors often physically contact animals while feeding, playing with, or cleaning animals and their cages. In order to prevent virus and bacteria transmission, animal shelters require everyone to wash their hands after visiting the outdoor area. The Fie Fie Jo shelter, however, faced two main problems. First, only one hand-washing station is available in their facility, allowing possible viruses or bacteria to be transmitted through physical contact with other people or objects before entering the indoor facility. Second, their staff took a long time to bathe the animals in their enclosures since there was no washing station in the outdoor area. Therefore, this outreach program aims to design and build a multi-purpose washing station for the outdoor area that can be operated by a foot pedal so that users do not need to touch the faucet physically. The washing station has additional features such as a large tub that can also be used for bathing animals, a tissue holder, and a garbage disposal to help make it easier and faster to bathe several animals simultaneously. The method used during the outreach program includes conducting a survey, performing a design process, and demonstrating how to use and maintain the multi-purpose washing station. To assess the success of this program, the Fie Fie Jo owner and employees were asked to fill out a questionnaire. The results showed that they were more than satisfied with the demonstration and performance of the washing station. The presence of the multi-purpose washing station can improve productivity and reduce the risk of viruses and bacterial contamination of the Fie Fie Joe animal shelter employees and visitors