4 research outputs found
Suplementasi Selenium Organik dan Vitamin E dalam Pakan Induk terhadap Performa Anak Puyu
Daya tahan tubuh anak diawal menetas sangat tergantung oleh kandungan nutrisi jaringan tubuhnya dan ini sangat tergantung pada kualitas pakan induk. Selenium organik dan vitamin E merupakan nutrisi yang penting dalam meningkatkan antioksidan anak puyuh. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh suplementasi selenium organik dan vitamin E dalam pakan induk terhadap performa anak puyuh yang meliputi bobot tetas, mortalitas, konsumsi dan konversi ransum. Penelitian ini menggunakan 420 ekor puyuh jantan dan betina dengan perbandingan (1:1). Suplementasi Se organik dan vitamin E diberikan dalam 2 jenis pakan komersial yang diberikan pada induk puyuh mulai umur 3 minggu. Sebagai kontrol adalah anak dari induk yang ransumnya yang tidak diberi suplementasi selenium organik dan vitamin E pada pakan induk. Perlakuannya adalah P1 & G1 ( ransum komersial P & G tanpa suplementasi Se organik dan Vitamin E), P2 &  G2 (suplementasi Se 0.5 ppm + vitamin E 50 ppm), P3 & G3, (suplementasi Se 0.5 ppm + vitamin E 100 ppm), P4 & G4 (suplementasi Se 1 ppm + vitamin E 50 ppm), P5 &  G5  (suplementasi Se 1 ppm + vitamin E 100 ppm). Rancangan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan suplementasi selenium organik dan vitamin E dalam pakan induk significant (P<0.05) memperbaiki performa anak, hal ini terlihat dari peningkatan  bobot tetas anak dan penurunan mortalitas anak.Kata Kunci: Selenium organik, vitamin E, anak puyu
METODE KOMPOSTER SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA INTERVENSI SENSITIF DALAM PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA DI DESA MUARA PENIMBUNG ULU KECAMATAN INDRALAYA
Stunting becomes a major nutritional problem compared to underweight, moderate underweight, and overweight. One of the indirect factors of stunting is poor environmental sanitation, which is poor waste management. Good waste management is urgent in efforts to minimize waste. This service aims to increase the knowledge of mothers of toddlers about organic household waste management. The method of Community service is counseling in the form of presentation and demonstration of making waste composter and its use. The results obtained are an increase in knowledge in 70% of mothers of children under five. This program concluded that this outreach could increase the understanding of mothers of toddlers' understanding of good household waste management by using a household-scale garbage composter. --- Stunting menjadi masalah gizi yang utama jika dibandingkan dengan masalah gizi buruk, kurang dan gemuk. Faktor penyebab tidak langsung dari stunting salah satunya adalah faktor sanitasi lingkungan yang buruk, satu diantaranya ialah pengelolaan sampah yang buruk. Pengelolaan sampah yang baik sangat penting dalam upaya minimasi sampah. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pengelolaan sampah organik rumah tangga. Metode pengabdian ini adalah penyuluhan berupa presentasi dan peragaan pembuatan komposter sampah dan penggunaannya. Hasil yang diperoleh adalah adanya peningkatan pengetahuan pada 70% ibu balita. Disimpulkan bahwa penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita terhadap pengelolaan sampah rumah tangga yang baik, salah satunya dengan menggunakan komposter sampah skala rumah tangga
Total lactic acid bacteria, phenolic compounds and antioxidant activities of pineapple waste and Indigofera zollingeriana leaves by liquid fermentation
This study aims to determine the best combination of pineapple waste liquid fermentation and Indigofera zollingeriana leaves, which produces the highest amount of lactic acid bacteria, the highest vitamin C content, and total phenols, and the best antioxidant from the combination of the fermentation results. The resulting fermentation product will be used as a natural feed additive in poultry rations. This research was conducted with an experimental method using a Completely Randomized Design (CRD), which consisted of five preparations and four replications. The treatments were combination of pineapple waste and Indigofera zollingeriana leaves: P1 (100% pineapple waste), P2 (98% pineapple waste and 2% Indigofera zollingeriana leaves), P3 (96% pineapple waste and 4% Indigofera zollingeriana leaves), P4 (94% pineapple waste and 6% Indigofera zollingeriana leaves) and P5 (92% pineapple waste and 8% Indigofera zollingeriana leaves). Substrate from each combination of pineapple waste and leaves of Indigofera zollingeriana was fermented with the contribution of 10% of lactic acid bacteria obtained from commercial yogurt and incubated for 72 hours. The parameters in this study consisted of total lactic acid (Lactobacillus bulgarius), the concentration of vitamin C, total phenols, and antioxidant activity. The results showed that the combination of pineapple waste and Indigofera zollingeriana leaves proved significantly (P <0.05) to total lactic acid bacteria (Lactobacillus bulgarius), vitamin C concentration, total phenols and antioxidant activity of the fermented liquid (supernatant) products. In conclusion, the combination of 92% pineapple waste and 8% leaves of Indigofera zollingeriana had the highest total bacterial contribution, produced the highest vitamin C and phenolic compounds, and increased antioxidants
Pengaruh Penambahan Ekstrak Herbal Fermentasi dalam Air Minum terhadap Penampilan Produksi Ayam Broiler
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi ayam broiler yang diberi campuran ekstrak herbal yang telah difermentasi dalam air minum selama pemeliharaan. Penelitian dilaksanakan selama 35 hari di Laboratorium Kandang Percobaan Program Studi Peternakan Jurusan Teknologi dan Industri Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam broiler yang ditempatkan dalam kandang postal ukuran 70x70x70 cm. Ayam broiler diberi pakan starter (BR1) sampai umur 21 hari, selanjutnya diberi pakan finisher (BR2) sampai umur 35 hari. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan merupakan penambahan ekstrak herbal fermentasi dalam air minum ayam broiler dengan dosis P0 (0 ml/liter), P1 (7,5 ml/liter), P2 (10 ml/ liter) dan P4 (12,5 ml/liter). Peubah yang diamati yaitu konsumsi ransum, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Data dianalisa dengan analisis ragam (ANOVA) dan jika perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan’t Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak herbal fermentasi dalam air minum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum dan konsumsi air minum, tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam broiler. Kesimpulan penelitian ini bahwa penambahan ekstrak herbal fermentasi dalam air minum sampai konsentrasi 12,5 ml/liter tidak mempengaruhi konsumsi ransum dan konsumsi air minum, tetapi dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan menurunkan angka konversi ransum ayam broiler. Konsentrasi penambahan ekstrak herbal fermentasi yang optimum adalah pada level 10 ml/liter dalam air minum, yaitu diperoleh konsumsi ransum sebesar 80,16 g/ekor/hari, konsumsi air minum 205,81 ml/ekor/hari, pertambahan bobot badan 65,79 g/ekor/hari dan konversi ransum sebesar 1,23