68 research outputs found
Tinjauan Pencahayaan Buatan Dalam Membangun Suasana Ruang Pada Pameran Tematik
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tinjauan terhadap pencahayaan buatan yang bertolak ukur pada konsep tematik yang dibawakan pameran sehingga dapat memunculkan atau membangun suasana dan karakter ruang tersendiri. Pencahayaan merupakan salah satu unsur pengikat ruang yang mempunyai fungsi penting dalam menerangi suatu objek benda ataupun aktivitas manusia. Adapun fungsi lainnya adalah untuk membentuk perspesi, warna dan komposisi ruang. Seiring berkembangnya jaman, tuntutan aktivitas manusia lebih kompleks dan dinamis. Sehingga membutuhkan penyesuaian pada objek yang di sinari. Seperti contoh, sumber cahaya alami tidak efisien jika digunakan dalam waktu jangka panjang. sehingga hal ini mempengaruhi efektifitas dalam penggunaannya. lain halnya dengan sumber cahaya buatan yang umumnya digunakan di dalam ruangan, dengan sumber cahaya yang dapat dikendalikan oleh manusia, membuatnya lebih efektif dan efisien secara pemanfaatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan data kualitatif. Dari hasil analisis pada studi kasus Museum Satwa Jatim Park 2 menunjukan bahwa, desain pencahayaan buatan dan penggunaan warnanya yang berfokus pada pengenalan lingkungan (Environtment) ataupun habitat dari masing-masing satwa, dapat memberikan karakter dan suasana ruangnya secara spesifik, sehingga konsep tema dan storyline yang dipaparkan pameran dapat tersampaikan kepada pengunjung.This study aims to present a review of artificial lighting that contradicts the thematic concepts presented by the exhibition so that it can bring up or build the atmosphere and character of its own space. Lighting is one of the binding elements of space that has an important function in illuminating an object or human activity. As the times evolve, the demands of human activity are more complex and dynamic. So it requires adjustments to the lighted object. The other function is to form perspective, color and spatial composition. For example, natural light sources are inefficient if used in the long run. so this affects the effectiveness in its use. another case with artificial light sources that are generally used indoors, with light sources that can be controlled by humans, making it more effective and efficient utilization. he method used in this research is descriptive analysis with qualitative data. From the results of the analysis in the case study of the Museum of Wildlife Jatim Park 2 shows that, the design of artificial lighting and the use of colors that focus on environmental recognition (environment) or the habitat of each animal, can provide a specific character and atmosphere of the space, so that the concept of the theme and storyline presented by the exhibition can be conveyed to visitors
Gender Dalam Teritori
Teritori merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan. Teritori sangat berkaitan dengan pemahaman akan keruangan. Pada manusia, teritorialitas ini tidak hanya berfungsi sebagai perwujudan privasi saja, tetapi lebih jauh lagi teritorialitas juga mempunyai fungsi sosial dan komunikasi.
Salah satu yang menjadi batasan teritori seseorang terhadap orang lain adalah gender. Pembatasan gender sendiri juga mengacu pada konteks sosial dan budaya. Dominasi gender perempuan dibandingkan kaum laki-laki dalam hal teritori disebabkan oleh feminitas (sifat keperempuan yang ada batasannya baik dari sisi psikologi, fisik, dan lain-lain). Pada penelitian ini dibahas tentang beberapa kasus gender dalam teritori yang berkaitan dengan produk dan desain
DESAIN INTERIOR PUSAT KEGIATAN PECINTA ALAM DI MAGELANG (DENGAN PENDEKATAN EKODESAIN)
Permasalahan yang dibahas dalam perancangan ini, adalah (1) Bagaimana
mendesain suatu bangunan yang merupakan pusat kegiatan bagi pecinta alam
dengan luas 800-1000 m2? (2) Bagaimana merencanakan dan merancang interior
bangunan yang memiliki fungsi edukatif, komersil, dan entertain? (3) Bagaimana
menerapkan konsep ekodesain pada interior Pusat Kegiatan Pecinta Alam?
Tujuan perancangan ini adalah (1) Menciptakan desain interior pusat
kegiatan bagi pecinta alam dengan luas 800-1000 m2 yang nyaman, fungsional,
memenuhi standar dan kaidah perancangan. (2) Mendapatkan perencanaan dan
perancangan interior bangunan yang memiliki fungsi edukatif, komersil, dan
entertain. (3) Menerapkan konsep ekodesain pada interior Pusat Kegiatan Pecinta
Alam.
Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode desain
perancangan suatu produk. Pada tahap awal merencanakan dan menjelaskan
spesifikasi objek kemudian merancang konsep secara sederhana dan
dikembangkan lagi sampai diperoleh rancangan bentuk objek yang matang untuk
digambarkan secara detail.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : (1) Pusat Kegiatan Pecinta
Alam Di Magelang Dengan Pendekatan Ekodesain merupakan wadah bagi
komunitas pecinta alam untuk dapat melakukan berbagai macam kegiatannya.
Bangunan dengan luas 800 - 1000 m2 ini didesain sedemikian rupa sehingga
memenuhi standar dan kaidah perancangan agar bisa memberikan kenyamanan
sekaligus fungsionalitas kepada penggunanya. (2) Pusat Kegiatan Pecinta Alam
Di Magelang memberikan fungsi edukatif, komersil, dan juga entertain karena
dapat menjadi sumber pengetahuan kepecintaalaman dan lingkungan, pusat
penjualan peralatan dan perlengkapan kegiatan alam bebas serta sebagai sarana
untuk menyalurkan hobi. (3) Pusat Kegiatan Pecinta Alam Di Magelang dalam
perancangannya menggunakan pendekatan ekodesain sebagai bentuk perwujudan
untuk melestarikan alam dan lingkungan. Pendekatan ekodesain tersebut
berbentuk konsep reuse, reduce, dan recyle yang diaplikasikan pada tiap bidang
perancangan. Aspek tema dan suasana yang diciptakan pada Pusat Kegiatan
Pecinta Alam Di Magelang adalah hutan, dengan maksud agar pengunjung lebih
bisa menghargai dan mendukung kelestarian alam. Suasana hutan yang digunakan
adalah rimbun, senyap, alami, hangat, alam bebas
Kajian Arsitektur pada Masjid Bingkudu di Minangkabau Dilihat dari Aspek Nilai dan Makna
Minangkabau philosophy of life is represented in “alam takambang jadi guru†that is fundamentally based upon tradition, religion, and the Al-Quran (adat basandi syara’, syara’basandi kitabullah). This philosophy is also implemented in its society’s works of art, particularly in architecture. The Minangkabau architecture under discussion in this research is an ancient mosque called Bingkudu in Candung, Agam Regency.
This research is a study of architecture on Bingkudu Mosque in Minangkabau as seen from point of view of value and meaning. The research describes Bingkudu’s visual elements, then searches and collects the data regarding their value and meaning. The research shows that the value and meaning design of architectural design of Bingkudu Mosque do not stray from the value of monotheism. Tradition and religion go hand in hand without any significant differences in this principle and shape on the visual elements. This mosque also undergo an acculturation between the old concept adhering to indigenous culture (have already undergone acculturation) with the concept of Islamic architectural designs. This proves that the Minangkabau society is open to other cultures.
Key words:culture, Minangkabau, mosque, religion, tradition, value and meaning
Tinjauan Konsep Desain Berkelanjutan pada Arsitektur Rumah Tinggal di Desa Adat Kampung Naga
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan sistem desain berkelanjutan pada arsitektur rumah tinggal di Kampung Naga, Jawa Barat. Kampung naga adalah salah satu kampung adat Sunda yang masih melestarikan dan melaksanakan pakem- pakem yang ada pada masyarakatnya secara turun temurun. Pelaksanaan sistem kemasyarakatan tersebut salah satunya terwujud pada desain arsitektur rumah tinggal penduduknya. Dengan pemahaman keselarasan dengan alam, manusia, dan Tuhan, arsitektur rumah tinggal di kampung naga memiliki kekhasan tersendiri. Yang lebih menarik, desain arsitektur rumah tinggal ini mencerminkan desain berkelanjutan yang sekarang ini marak digunakan oleh para desainer dunia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan data kualitatif. Penelitian memaparkan setiap elemen interior yang memenuhi kategori konsep desain berkelanjutan pada rumah tinggal di Kampung Naga. Kategori tersebut diantaranya: pencahayaan, kualitas udara di dalam ruangan, pemanas surya pasif, saluran udara alami, efisiensi energi, pemanfaatan energi, minimalisasi limbah konstruksi konservasi air, pengelolaan limbah padat, energi terbarukan, lansekap alam dan pelestarian lahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa arsitektur rumah tinggal Kampung Naga memenuhi kategori desain berkelanjutan. Pemenuhan kategori tersebut bertujuan untuk merepresentasikan interaksi yang seimbang antara pembangunan manusia dan alam.
 
Pengaruh TactileTerhadap Keputusan Pembeli Dalam Memilih Produk Mebel (Studi Kasus Fasilitas Duduk Sofa)
Desain mebel/ furnitur termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Dalam perancangan mebel, manusia merupakan faktor utama dan aspek penting. Membuat desain mebel diperlukan persyaratan dan prinsip yang berorientasi pada seluruh anatomi dan ukuran manusia, keadaan jasmani, cara bergerak, bersikap dan tuntutan selera manusia.
Dalam penelitian ini studi kasus yang diambil adalah fasilitas duduk sofa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sofa dalam situasi pasar mebel, merupakan salah satu produk yang banyak diminati untuk mengisi kebutuhan ruang perumahan maupun kantor. Berbagai macam desain sofa disuguhkan oleh distributor mebel untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Upholstery untuk sofa biasanya menggunakan material fabric (kain) dan kulit (asli atau sintetis). Upholstery memiliki tekstur sesuai dengan jenis materialnya. Tekstur yang dimunculkan oleh material tersebut, akan menghubungkan indra peraba manusia dengan produk.
Tactile atau segala sesuatu yang berkaitan dengan indra peraba atau sentuh, dapat dirasakan oleh semua permukaan tubuh manusia. Interaksi yang terjadi antara manusia dengan produk akan memunculkan persepsi terhadap produk tersebut. Persepsi yang muncul dari sensasi tactile tersebut akan memberikan penilaian khusus ketika konsumen memilih mebel (studi kasus sofa) untuk kebutuhan mereka. Persepsi tersebut nantinya akan menjadi sebuah standar kenyamanan yang muncul dari indra peraba/sentuh. Pada akhirnya penelitian ini akan memperlihatkan pengaruh karakter material terhadap pilihan konsumen terhadap produk sofa.
Kata Kunci : furniture, desain, sofa, upholstery, tactil
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Menyusui di Daerah Pertanian
This study aims to analyze the factors associated with anemia in breastfeeding mothers in agricultural areas. This type of research used analytic observational with a cross sectional approach. The sample of this study was 50 breastfeeding mothers who met the inclusion criteria. The research instrument consisted of informed consent, Questionnaire, Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), easy touch GCHb, nutrition application and data processing software. The statistical test used was the Chi-Square test. The results showed that the proportion of anemia in breastfeeding mothers was 50%. The results of the Chi-Square test showed that there was no significant relationship between hydration, micronutrient intake, exposure to cigarette smoke, tea intake, and physical activity with anemia in breastfeeding mothers (p0.05). However, there was a relationship between family income and anemia in breastfeeding mothers (p=0.004, p0.05). Factors related to the incidence of anemia in breastfeeding mothers in agricultural areas are family income. The community is expected to be able to control the factors that can affect anemia in breastfeeding mothers. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan anemia ibu menyusui di daerah pertanian. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 50 ibu menyusui yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian terdiri dari inform consent, kuesioner recall aktivitas fisik, form Semi Quantitative-Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ), easy touch GCHb, aplikasi nutrisurvey, dan perangkat lunak pengolah data. Uji statistik yang digunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi anemia pada ibu menyusui sebesar 50%. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hidrasi, asupan mikronutrien, paparan asap rokok, asupan teh, dan aktivitas fisik dengan anemia pada ibu menyusui (p0,05). Namun, terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan anemia ibu menyusui (p=0,004, p0,05). Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu menyusui di daerah pertanian adalah pendapatan keluarga. Bagi masyarakat diharapkan dapat melakukan pengendalian faktor – faktor yang dapat memengaruhi anemia pada ibu menyusui.
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Menyusui di Daerah Pertanian
This study aims to analyze the factors associated with anemia in breastfeeding mothers in agricultural areas. This type of research used analytic observational with a cross sectional approach. The sample of this study was 50 breastfeeding mothers who met the inclusion criteria. The research instrument consisted of informed consent, Questionnaire, Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), easy touch GCHb, nutrition application and data processing software. The statistical test used was the Chi-Square test. The results showed that the proportion of anemia in breastfeeding mothers was 50%. The results of the Chi-Square test showed that there was no significant relationship between hydration, micronutrient intake, exposure to cigarette smoke, tea intake, and physical activity with anemia in breastfeeding mothers (p0.05). However, there was a relationship between family income and anemia in breastfeeding mothers (p=0.004, p0.05). Factors related to the incidence of anemia in breastfeeding mothers in agricultural areas are family income. The community is expected to be able to control the factors that can affect anemia in breastfeeding mothers. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan anemia ibu menyusui di daerah pertanian. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 50 ibu menyusui yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian terdiri dari inform consent, kuesioner recall aktivitas fisik, form Semi Quantitative-Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ), easy touch GCHb, aplikasi nutrisurvey, dan perangkat lunak pengolah data. Uji statistik yang digunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi anemia pada ibu menyusui sebesar 50%. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hidrasi, asupan mikronutrien, paparan asap rokok, asupan teh, dan aktivitas fisik dengan anemia pada ibu menyusui (p0,05). Namun, terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan anemia ibu menyusui (p=0,004, p0,05). Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu menyusui di daerah pertanian adalah pendapatan keluarga. Bagi masyarakat diharapkan dapat melakukan pengendalian faktor – faktor yang dapat memengaruhi anemia pada ibu menyusui.
- …