17 research outputs found

    Syncretism of Slametan Tradition As a Pillar of Islam Nusantara

    Get PDF
    Slametan is a tradition which is still embraced by Javanese in general, especially who is in rural areas. The slametan has different characteristics in each region that due to heterogeneity factors. The research purposes to describe slametan forms, process, and syncretism patterns of slametan tradition in Ngaringan village, Gandusari district, Blitar. The research used a qualitative tradition with descriptive narrative approach which is thematic analysis for data analysis process used. The research were participated by public figures in Ngaringan village. Data collection with in-depth interviews and observation. It found (1) Slametan forms generally includes birth, death, marriage, cleaning the village, feast day, welcoming Ramadhan, celebrating after coming back from abroad for the work, and celebrating when harvest comes. (2) The slametan process consists of serving food (such as; chicken in ingkung form, buceng rice, jenang colors red and white, jenang sengkolo) and prayer. (3) The slametan tradition is a pattern of syncretism between Java and Islam as a pillar of “Islam Nusantara”. The Slametan had already existed as a Javanese ritual before Islam came than they were merged into the one. The research conclusion reveals that the slametan tradition is a ritual which is combining between Javanese and Islamic traditions than became characteristic of “Islam Nusantara”

    Al-‘Unfu fî al-Tarbiyah min Mandzûr al-Tashrî’ al-Indûnîsî wa al-Sharî’ah al-Islâmiyah

    Get PDF
    Violence on children has become a big unsolvable problem in Indonesian education. In fact, the government has ratified some Laws to protect them from any form of violence. Likely, Islam as the mostly followed religion in the country does the same through its mission called rahmatan li al-alamin or blessing for all. This research relies on a question on how far the Indonesian rules and Islamic law concern on this issue by protecting children from any violence. Using qualitative method in the law research and documentary analysis, it is found that the Indonesian Laws have been sufficient for that purpose as they prohibit all forms of violence against students. Along with it, the perpetrators deserve for punishment due to the mistakes level while the victims deserve for recovery and trauma healing to grow their optimism. In line with that, Islamic law also prohibits any violence because it breaks the purpose of shariah, namely enforcing the goodness (maslahah) and avoiding the harm (mudarat). However, Islamic law still tolerates hitting a child for the sake of education and their goodness as long it is performed softly and becoming the very last option. Both laws, therefore, strengthen each other to protect children from any form of violence mainly at the education sphere. لا يزال العنف نحو الأطفال في عالم التربية مشكلة كبيرة لم يتم حلها، وخاصة في إندونيسيا.  في الواقع، وضعت الحكومة عددا من القوانين واللوائح لحماية الأطفال من العنف. وبالمثل، فإن الإسلام – وهو دين غالبية سكان إندونيسيا - موجود ليكون رحمة للعالمين.  والسؤال الذي نركز عليه في هذا البحث هو، كيف تحمي القوانين واللوائح   الحالية الطلاب من أعمال العنف، وكيف تولي الشريعة الإسلامية اهتماما للحد من العنف على الأطفال؟  ومن خلال المنهج النوعي مع البحوث القانونية وتحليل الوثائق، تبين أن القوانين واللوائح الموجودة كافية لحماية الأطفال من العنف. فالأنظمة القائمة، تمنع جميع أشكال العنف ضد الطلاب، حيث يجب معاقبة الجناة وفقا لدرجة الخطأ والذنب، ويجب تقديم المساعدة للضحية للقضاء على الصدمة وتعزيز التفاؤل، ويجب التعاون من جميع الأطراف التصدي للعنف معا. من جهة أخرى، فإن الشريعة الإسلامية تمنع وتحظر العنف ضد الأطفال لأنه يتعارض مع الغرض من الشريعة الإسلامية، وهو تحقيق الصلاح ورفع الضرر.  ومع ذلك، فإن الشريعة الإسلامية تنص على السماح باستخدام العنف للأغراض التربوية من أجل مصلحة الطفل، ولكن يجب أن يتم ذلك بحذر بعناية وكملاذ أخير بعد استخدام جميع الأساليب الأخرى. إن القوانين واللوائح في إندونيسيا والشريعة الإسلامية تعزز بعضها البعض بشكل أساسي لحماية الأطفال من العنف، وخاصة في مجال التربية

    Pemanfaatan Limbah Plastik PET (Polyethylene Terephthalate) pada Campuran AC-BC (Aspalth Concrete – Binder Course) Sebagai Inovasi Eco-material

    Get PDF
    Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 250 juta jiwa. Luas daratan Indonesia sebesar 1,905 Juta km2. Sedangkan luas jalan raya hanya memiliki 600 ribu km. Indonesia hanya memiliki luas jalan raya 6,35% dari total luas daratan. Pada negara maju, luas jalan raya rata-rata sebesar >10% dari total luas daratan. Hal ini mendorong pemerintah terus meningkatan infrastruktur khususnya jalan raya. Disisi lain, Indonesia berada diposisi ke-2 di dunia dengan jumlah sampah plastik di laut yang mencapai 1,29 juta ton per tahun. (Hoegh-Guldberg et al., 2015). Limbah plastik berdampak besar bagi lingkungan. Plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable) dan bahan pembuat plastik umumnya terbuat dari Polychlorinated Biphenyl (PCB). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 1000 tahun agar dapat terdekomposisi dengan sempurna. Sampah kantong plastik yang ditimbun di tempat pembuangan akhir dapat mencemari tanah dan air tanah sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia (Karuniastuti, 2014). Berdasarkan penelitian terdahulu dan latar belakang diatas, pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal beton menjadi solusi strategis untuk dilakukan penelitian berkelanjutan. Pada penelitian ini, lapisan aspal beton yang menjadi fokus penelitian adalah pada lapisan aspal perantara atau AC-BC (Asphal Concrete – Binder Course). Spesifikasi yang digunakan adalah spesifikasi umum Binamarga revisi 3 tahun 2010. Material penyusun aspal beton ialah agregat dan aspal. Agregat yang digunakan terdiri dari 4 jenis yaitu agregat ukuran 10-20, 10-10, 5-10 dan 0-5 (abu batu). Aspal yang digunakan adalah aspal shell dengan penetrasi 60/70. Tahapan dalam penelitian ini yaitu : uji material, cek spesifikasi, pengujian KOA (Kadar Optimal Aspal), pengujian penambahan PET dan analisa hasil pengujian marshall dan parameternya. Proses pencampuran PET menggunakan metode basah dengan menambahkan PET sewaktu pemanasan aspal serta pastikan PET dan aspal melebur dengan homogen. Pengujian KOA dengan variasi kadar aspal 5,5%, 6%, 6,5% dan 7%. Variasi kadar PET yang digunakan yaitu 1%-8% dengan interval 1%. Setiap variasi kadar PET dilakukan pembuatan benda uji sebanyak 3 buah. Pada penelitian ini analisa hasil meliputi pengujian density, Void in Mix (VIM), Void in Mineral Aggregat (VMA), Void in Filled With Aspalth (VFA), Stabilitas Marshall, flow, Marshall Quotient. Hasil dari pengujian kadar aspal optimum (KAO), persentase yang memenuhi spesifikasi binamarga,2010 adalah kadar aspal 5,5% dan 6,0%. Maka nilai KAO yang digunakan ialah nilai tengah dari 5,5% dan 6,0 % ialah sebesar 5,8%. Hasil pengujian marshall serta parameternya pada kadar aspal 5,8% adalah density =2,44 gr/cc, VIM= 4,17%, VMA= 14,24%, VFA= 70,73%, stabilitas= 1632,7 Kg, flow= 2,37 mm dan marshall quotient= .697,91 Kg/mm. Pengujian aspal plastik dengan kadar PET 1%-8%, mengahasilkan kadar PET optimum sebesar 3%. Hasil pengujian marshall serta parameternya pada kadar PET otimum 3% adalah density =2,42 gr/cc, VIM= 4,87%, VMA= 14,87%, VFA= 67,34%, stabilitas= 2286,6 Kg, flow= 2,20 mm dan marshall quotient= .1037,8 Kg/mm. Rencana anggaran biya dengan kadar PET 3% ialah sebesar Rp. 930.478,- per m3. Sedangkan campuran dengan non PET ialah sebesar Rp. 955.678,- per m3. Maka dengan penambahan PET dapat menghemat Rp. 29.400,- per m3 atau 3% dari aspal non PET. Penambahan limbah plastik PET sebesar 3% dengan kadar aspal optimum 5,8% mengahasilkan nilai stabilitas yang lebih tinggi daripada tanpa plastik serta memenuhi persyaratan binamarga,2010. Selain itu, dapat membantu pemerintah dalam mencetah pencemaran lingkungan akibat limbah plastik serta membantu masyarakat menjadikan limbah plastik menjadi barang yang ber-ekonomis. ========================================================================================================== Indonesia has a population of 250 million people. Land area of Indonesia amounted to 1.905 million km2. While the wide roadways have only 600 thousand km. Indonesia only has highways 6.35% of the total land area. In developed countries, the broad highway on average more than 10% of the total land area. This prompted the Government of continuing to improve infrastructure especially the road. On the other hand, Indonesia is placed second in the world with the number of plastic waste in the ocean to reach 1.29 million tonnes per year. (Hoegh-Guldberg et al., 2015). Plastic waste have a major impact for the environment. Plastic has properties hard degraded (non-biodegradable) materials and plastics makers are generally made of Polychlorinated Biphenyl (PCB). Plastic is estimated to take 1000 years to be decomposes completely. Garbage plastic bags are piled up in landfills could contaminate the soil and groundwater that can harm human health (Karuniastuti, 2014). Based on previous research and the background above, the utilization of waste plastics as a mixture of asphalt concrete into a strategic solution to do ongoing research. In this study, a layer of asphalt concrete that became the focus of research is on the asphalt layer of intermediaries or AC-BC (Asphal – Concrete Binder Course). The specifications used are general specifications Binamarga revision 3 year 2010. Constituent materials of asphalt concrete is aggregate and asphalt. The aggregate used consists of 4 types of aggregate size, namely 10-20, 10-10, 5-10 and 0-5 (stone grey). Asphalt asphalt is used with shell penetration 60/70. The stages in this study i.e., test materials, check specifications, testing KOA (levels of Optimal Asphalt), testing the addition of PET and marshall test results and analysis of its parameters. Mixing PET using a wet method by adding a PET during the heating of asphalt as well as make sure the PET and asphalt with homogenous. Testing KOA with the variation of levels of asphalt 5.5%, 6%, 7% and 6.5%. Variations in the levels of PET that is used that is 1%-8% with intervals of 1%. Any variation of the rate of PET conducted a test of making as many as 3 pieces. In this research analysis results include testing density, Void in Mix (VIM), Voids in Mineral Aggregate (VMA), Void in Filled With Aspalth (VFA), Marshall Stability, flow, Marshall Quotient. Results from testing the levels of optimum asphalt (KAO), a percentage that meets the specifications of the binamarga,2010 is the rate of 5.5% asphalt and 6.0%. The value used is the KAO middle value of 5.5% and 6.0% 5.8% of is. Marshall test results as well as its parameters on the level of 5.8% is asphalt density = 2.44 grams/cc = 4.17%, VIM, VMA = 14.24%, VFA = 70.73% = 1632.7 Kg, stability, flow = 2.37 mm and marshall quotient =. 697.91 Kg/mm. Testing of asphalt plastic PET with 1%-8%, mengahasilkan PET optimum levels of 3%. Marshall test results as well as its parameters at the rate of 3% is the otimum PET density = 2.42 gr/cc, VIM = 4.87% 14.87% =, VMA, VFA = 67.34% = 2286.6 Kg, stability, flow = 2.20 mm and marshall quotient =. 1037.8 Kg/mm. Budget plan biya with PET 3% is Rp. 930,478 (nett) per m3. While the mixture with a non PET is Rp. 955,678 (nett) per m3. Then with the addition of a PET can save us $29,400 per m3 or 3% of the asphalt a non PET. The addition of PET plastic waste of 3% with optimum asphalt 5.8% mengahasilkan value stability higher than without the plastic as well as meet the requirements of binamarga,2010. In addition, it can help the Government in mencetah environmental pollution resulting from waste plastic as well as help the community make the plastic waste into items with economical

    Perencanaan Ulang Jalan Tol Mojokerto -Kertosono (Moker) Sesi II Pada STA 8+000 – 11+000 Menggunakan Perkerasan Kaku Metode AASHTO 1993 Dan Pd-T-14-2003

    Get PDF
    mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia baik dalam ekonimi maupun sosial. Disisi lain pertumbuhan penduduk setiap tahunnya semakin meningkat, maka jalan mempunyai peranan penting untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat baik sebagai akses perekonomian maupun sosial. Dalam perencanaan jalan kenyamanan dan keamanan jalan merupakan hal terpenting. Seperti pada perencanaan jalan Tol Mojokerto-Kertosono. Rencana pembangunan Jalan Tol Kertosono-Mojokerto (MOKER) merupakan program pemerintah untuk mengatasi pertumbuhan lalu lintas di kabupaten Mojokerto dan kabupaten Jombang yang mana Jalan Tol ini akan terhubung dengan Jalan Tol Surabaya- Mojokerto. Pada tugas akhir ini, perencanaan jalan tol MOKER dibatasi pada Sesi II STA 8+000-11+000. Perencanaan jalan tol memiliki beberapa tahapan yaitu pengumpulan data-data yang dibutuhkan, mengolah data lalu lintas, analisa geometrik, perencanaan tebal pekerasan jalan menggunakan metode AASTHO 1993 dan Pd-T-14-2003, perencanaan sambungan, perencanaan drainase dan gambar rencana. Hasil penghitungan perencanaan jalan Tol MOKER Sesi II STA 8+000 – 11+000 untuk analisa kapasitas jalan memenuhi persyaratan yaitu pada awal tahun rencana DS = 0,15 dan akhir umur rencana DS= 0,84 dengan syarat DS Rmin = 365 m dan Lc < 2 Tc. Sedangkan alinyemen vertikal memiliki kelandaian maksimal 3% (datar) maka untuk kelandaian <5% diasumsikan tidak terjadi lengkung cembung maupun lengkung cekung. Hasil perencanaan tebal perkerasaan untuk metode AASTHO 1993 sebesar 300 mm dan metode Pd-T-14-2003 sebesar 260 mm. Perbedaan perencanaan metode AASTHO 1993 dan Pd-T-14-2003 yaitu pada hitungan lalu lintas rencana, spesifikasi Jenis Kendaraan, parameter desain tebal perkerasan, tingkat perencanaan, analisa penerimaan desain, dan kondisi drainase. Tebal perkerasaan metode Pd-T-14-2003 sebagai acuan perencanaan sambungan. Dimensi perencanaan drainase tepi menggunakan tipe persegi dengan dimensi b= 1 m; h= 1 m, drainase tengah menggunakan tipe persegi dengan b= 0,5; h= 0,6. Total biaya yang dibutuhkan pada jalan Tol MOKER Sesi II STA 8+000 – 11+000 dengan acuan HSPK Mojokerto 2016 dan tebal perkerasan terpilih yaitu metode Pd-T-14-2003 dengan tebal perkerasan 290 mm sebesar Rp. 87.011.114.545,76. ======================================================================================================================== Road is one of the land connetor facility that has an important role in human’s life, for economy’s life as good as for social’s life. On the other hand, population growth for every year is increased, so the road has an important role for fulfilling the need of people, for economy’s access as well as social. On the planning of road, comfort and safety are very important. Just like the planning of Mojokerto-Kertosono Highway road. The plan of building the Mojokerto-Kertosono (MOKER) Highway is the government’s program to resolve the traffic growth’s of the kabupaten Mojokerto and kabupaten Jombang which is this highway will connected to Surabaya-Mojokerto Highway. In this final project, the planning of MOKER highway is limited between Section II STA. 8+000 - 11+000. The planning of highway has some stages that is collecting data that needed, processing the traffic data, geometric analysis, planning the thickness of the pavement using AASTHO 1993 and Pd-T-14-2003 methods, connector planning, drainage planning and the picture plan. The result of the calculation of the MOKER section II STA. 8+000 - 11+000 highway planning for road capacity analisis meet the requirement, which is the first year of planning DS = 0,15 and the end of life plan DS = 0,84 with the provision of DS Rmin = 365 m dan Lc < 2 Tc. While the vertical alignment has slopiness maximum 3% (flat) then for slopiness <5% asumed to not convex arcing occurs and convace either. The result of the planning thickness for AASTHO 1993 method is 300 mm and for Pd-T-14-2003 method is 260 mm. The difference calculation method between AASTHO 1993 and Pd-T-14-2003 is calculation traffic plan, vehicle specification, design pavement thickness parameter, planning level, design acceptment analysis and drainage condition. The thickness pavement of Pd-T-14-2003 method as reference to planning th connector. The planning dimention of the side drainage is using square type with b = 1 m; h = 1 m dimention, as well as the middle drainage using the square type with b = 0,5; h = 0,6 dimention. The total cost that needed on MOKER highway section II STA. 8+000 - 11+000 road with HSPK Mojokerto 2016 as reference and the selected thickness pavement method which is Pd-T-14-2003 with 290 mm thick is Rp. 87.011.114.545,76

    Syncretism of Slametan Tradition As a Pillar of Islam Nusantara

    Get PDF
    Slametan is a tradition which is still embraced by Javanese in general, especially who is in rural areas. The slametan has different characteristics in each region that due to heterogeneity factors. The research purposes to describe slametan forms, process, and syncretism patterns of slametan tradition in Ngaringan village, Gandusari district, Blitar. The research used a qualitative tradition with descriptive narrative approach which is thematic analysis for data analysis process used. The research were participated by public figures in Ngaringan village. Data collection with in-depth interviews and observation. It found (1) Slametan forms generally includes birth, death, marriage, cleaning the village, feast day, welcoming Ramadhan, celebrating after coming back from abroad for the work, and celebrating when harvest comes. (2) The slametan process consists of serving food (such as; chicken in ingkung form, buceng rice, jenang colors red and white, jenang sengkolo) and prayer. (3) The slametan tradition is a pattern of syncretism between Java and Islam as a pillar of “Islam Nusantara”. The Slametan had already existed as a Javanese ritual before Islam came than they were merged into the one. The research conclusion reveals that the slametan tradition is a ritual which is combining between Javanese and Islamic traditions than became characteristic of “Islam Nusantara”

    Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan

    Get PDF
    Pada daerah terpencil banyak ditemui jembatan sederhana (non-engineered bridge) yang mengalami kerusakan. Salah satu alternatif untuk menyelesaikan masalah jembatan pada daerah terpencil untuk pejalan kaki adalah menggunakan jembatan rangka dengan material canai dingin. Jembatan sistem rangka adalah bentuk yang ideal untuk material canai dingin yang rawan mengalami tekuk. Beberapa bentuk jembatan rangka yang banyak diaplikasikan adalah tipe Warren truss, Pratt truss, Howe truss dan K-truss.Penelitian ini membahas pengaruh bentuk rangka terhadap rasio berat dan lendutan yang terjadi akibat beban pejalan kaki pada bentang pendek (L = 4m). Dalam pengembangan bentuk rangka ini mengacu pada bentuk rangka yang banyak diaplikasikan, menggunakan pembebanan sesuai SNI 1725-2016 dan analisa penampang canai dingin berdasarkan SNI 7971-2013. Usulan bentuk rangka yang dihasilkan juga akan dilakukan pengujian beban di laboratorium. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diusulkan alternatif bentuk rangka baru jembatan canai dingin dengan lendutan yang paling kecil

    Penerapan Metode Active Learning Pada Pencapaian Akademik Mahasiswa PAI

    Get PDF
    Pada era modern, pendidikan menjadi kebutuhan utama manusia dalam menjalani kehidupannya serta menjadi salah satu indikator utama kemajuan sebuah peradaban umat manusia. Metode mengajar merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, karena&nbsp; merupakan teknik atau cara seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan model Active Learning yang diterapkan, dampak positif dan negatif metode Active Learning, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode Active Learning pada pencapaian akademik mahasiswa PAI IAIN Madura. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penilitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan analisis data (analisis, reduksi, penarikan kesimpulan). Berdasarkan hasil temuan lapangan baik observasi ataupun wawancara diperoleh hasil bahwa metode Active Learning yang di terapkan yakni berupa pembelajaran kelompok koperatif, tanya jawab dan diskusi baik secara langsung maupun secara daring. Adanya metode Active Learning yang demikian, dianggap Mampu&nbsp; mestimulus mahasiswa untuk berfikir aktif, dan ktitis namun di sisi yang berbeda penerapan metode Active Learning tidak dapat menjangkau mahasiswa pasif dalam kemajemukan kelas. Faktor yang menjadi pendukung dari metode Active Learning ini yakni adanya kerjasama interaktif antara pendidik dan peserta didik dalam melangsungkan KBM. namun yang menjadi&nbsp; faktor penghambatnya yakni kemampuan peserta didik yang berbeda dan ketika KBM dilaksanakan secara daring maka jaringan internet menjadi indikator utama.Pada era modern, pendidikan menjadi kebutuhan utama manusia dalam menjalani kehidupannya serta menjadi salah satu indikator utama kemajuan sebuah peradaban umat manusia. Metode mengajar merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan, karena&nbsp; merupakan teknik atau cara seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan model Active Learning yang diterapkan, dampak positif dan negatif metode Active Learning, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan metode Active Learning pada pencapaian akademik mahasiswa PAI IAIN Madura. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penilitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan analisis data (analisis, reduksi, penarikan kesimpulan). Berdasarkan hasil temuan lapangan baik observasi ataupun wawancara diperoleh hasil bahwa metode Active Learning yang di terapkan yakni berupa pembelajaran kelompok koperatif, tanya jawab dan diskusi baik secara langsung maupun secara daring. Adanya metode Active Learning yang demikian, dianggap Mampu&nbsp; mestimulus mahasiswa untuk berfikir aktif, dan ktitis namun di sisi yang berbeda penerapan metode Active Learning tidak dapat menjangkau mahasiswa pasif dalam kemajemukan kelas. Faktor yang menjadi pendukung dari metode Active Learning ini yakni adanya kerjasama interaktif antara pendidik dan peserta didik dalam melangsungkan KBM. namun yang menjadi&nbsp; faktor penghambatnya yakni kemampuan peserta didik yang berbeda dan ketika KBM dilaksanakan secara daring maka jaringan internet menjadi indikator utama
    corecore