10 research outputs found
Karakterisasi ekstrak kasar enzim selulase dari isolat bakteri selulolitik (Bacillus Subtilis Strain sf01) asal limbah ampas tebu
Produk pertanian yang melimpah menyediakan limbah hasil pertanian yang
melimpah pula. Limbah hasil pertanian ini memiliki komponen utama
lignoselulosa sehingga dapat dikonversi menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomis, seperti glukosa dan etanol dengan jalan menghidrolisis selulosa
dengan bantuan selulase sebagai biokatalisator. Dari penelitian terdahulu
diperoleh isolat bakteri murni dari limbah ampas tebu yang mempunyai
aktivitas selulolitik yaitu isolat bakteri Bacillus subtilis strain SF01. Pada
penelitian ini dilakukan penentuan karakteristik dari enzim yang dihasilkan
tersebut. Tahapan awal dilakukan penentuan kurva pertumbuhan isolat
Bacillus subtilis Strain SF01 dan kurva produksi selulase yang dihasilkan.
Selanjutnya dilakukan pula penentuan aktivitas selulase pada variasi pH (4,
5, 6, 7, 8, dan 9), dan variasi suhu (30, 40, 50, 60, 70,dan 80º C). Juga
dilakukan penentuan stabilitas pH dan suhu enzim selulase ini. Penentuan
aktivitas enzim menggunakan metode DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat).
Kurva pertumbuhan bakteri memasuki fase pertumbuhan cepat pada jam ke-
2 hingga jam ke-17. Setelah jam ke-17 isolat bakteri memasuki fase
stasioner. Dari penentuan kurva produksi diketahui bahwa waktu optimum
untuk produksi enzim yaitu pada jam ke-22 setelah diinkubasi. Ekstrak
kasar enzim selulase dari Bacillus subtilis strain SF01 bekerja optimal pada
60°C dan pH 5. Sementara untuk uji stabilitas suhu diketahui enzim selulase
memiliki aktivitas residu masih diatas 50% dan cenderung stabil setelah 5
jam dinkubasi pada suhu optimumnya, dan untuk stabilitas pH didapatkan
hasil bahwa enzim selulase lebih stabil pada pH 6 dibandingkan pada pH 4
Karakterisasi ekstrak kasar enzim selulase dari isolat bakteri selulolitik (Bacillus Subtilis Strain sf01) asal limbah ampas tebu
Produk pertanian yang melimpah menyediakan limbah hasil pertanian yang
melimpah pula. Limbah hasil pertanian ini memiliki komponen utama
lignoselulosa sehingga dapat dikonversi menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomis, seperti glukosa dan etanol dengan jalan menghidrolisis selulosa
dengan bantuan selulase sebagai biokatalisator. Dari penelitian terdahulu
diperoleh isolat bakteri murni dari limbah ampas tebu yang mempunyai
aktivitas selulolitik yaitu isolat bakteri Bacillus subtilis strain SF01. Pada
penelitian ini dilakukan penentuan karakteristik dari enzim yang dihasilkan
tersebut. Tahapan awal dilakukan penentuan kurva pertumbuhan isolat
Bacillus subtilis Strain SF01 dan kurva produksi selulase yang dihasilkan.
Selanjutnya dilakukan pula penentuan aktivitas selulase pada variasi pH (4,
5, 6, 7, 8, dan 9), dan variasi suhu (30, 40, 50, 60, 70,dan 80º C). Juga
dilakukan penentuan stabilitas pH dan suhu enzim selulase ini. Penentuan
aktivitas enzim menggunakan metode DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat).
Kurva pertumbuhan bakteri memasuki fase pertumbuhan cepat pada jam ke-
2 hingga jam ke-17. Setelah jam ke-17 isolat bakteri memasuki fase
stasioner. Dari penentuan kurva produksi diketahui bahwa waktu optimum
untuk produksi enzim yaitu pada jam ke-22 setelah diinkubasi. Ekstrak
kasar enzim selulase dari Bacillus subtilis strain SF01 bekerja optimal pada
60°C dan pH 5. Sementara untuk uji stabilitas suhu diketahui enzim selulase
memiliki aktivitas residu masih diatas 50% dan cenderung stabil setelah 5
jam dinkubasi pada suhu optimumnya, dan untuk stabilitas pH didapatkan
hasil bahwa enzim selulase lebih stabil pada pH 6 dibandingkan pada pH 4