7 research outputs found
Kafâ’ah Contextualization in an Effort to Form Harmonious Family in the Modern Era: An Analysis Of Fazlur Rahman's Double Movement
Kafā’ah is a marriage law that has relatively little attention from Islamic jurists. This is because kafā’ah is less adaptable to changes in people's lives. Because kafā’ah is identical with the Arab cultural heritage before Islam. But factually this kafā’ah is still a legacy in the books of the fuqaha'. This research is focused on revealing the relevance of the concept of the kafā’ah of the fuqaha' with the changing times of the modern era. As well as how to contextualize the concept of kafā’ah in this modern era so that it truly becomes a path to family harmony. In uncovering the problem, the double movement theory or Fadzlurrahman dual interpretation is used, in which this interpretation becomes the knife of analysis by revealing how the current condition of the kafā’ah is then drawn to the kafā’ah of the past and how the response of the Qur'an and the Sunnah. Then the moral values of the Qur'an and the Sunnah are taken using reasoning ratios so that conclusions can be drawn in accordance with current needs. The conclusion of this research is that the concept of kafā’ah in the book of fiqh is not relevant to the needs of this modern era, where kafā’ah in the modern era is more interpreted in terms of equality and ability (competence) to get married, which is different from the kafā’ah of the past which is more nuanced feudalistic
PEMIKIRAN LIBERALISME TERHADAP PENGGUNAAN JILBAB PADA ANAK USIA DINI
The purpose of this research is to find out and see the normative-theological perspective on the use of the hijab in Islam and see the perspective of parents responding to emerging issues related to the use of headscarves in early childhood. The method used in this research is descriptive qualitative research, using a case study approach. This research focuses intensively on one particular object which is studied as a case. After the data is collected then the data is processed and analyzed again through data triangulation.The results of this study show that the hijab is an identity that is mandatory for every Muslim woman. The shortcut given to the problem of modernity above, is feared as a step to gain the freedom to shift the existing shari'a barriers. To address this, it is necessary to strengthen Muslim families to return to kaffah Islamic teachings to maintain the purity of Islam which is sourced from the Koran and Sunnah. There are several steps that must be taken to familiarize children with using the hijab by way of, first, by setting an example. Second, by providing an example. Third, by giving/doing habituation. Fourth, by providing repetition. Fifth, by providing training, and sixth, by motivating children to be more enthusiastic
KONTEKSTUALISASI DAN IMPLEMENTASI KAFÂ’AH DALAM UPAYA MEMBENTUK KELUARGA HARMONIS DI ERA MODERN
Kafâ‟ah adalah salah satu sub sistem fikih yang sangat penting dalam kajian
hukum keluarga Islam , dalam konteks fikih klasik kafa‟ah adalah perkawinan yang
didasarkan atas kesetaraan sosial, fisik, tingkat ekonomi dan agama, akan tetapi
prakteknya adalah munculnya stratifikasi sosial yang sangat bertentangan dengan
Islam . Ketika pemikiran ummat Islam berkembang dan bersinggungan dengan Hak
Asasi Manusia dan segala budaya modern maka kafa‟ah menjadi sangat tidak relevan
karena akan mengakibatkan feodalisme. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah kajian
untuk mengkontekstualisasikan konsep kafa‟ah ini agar tetap relevan dalam
kehidupan ummat Islam, karena prinsip hukum Islam adalah sholih likulli zaman wa
makan, maka perlu interprestasi ulang karena perubahan kondisi, zaman dan keadaan.
Dalam kajian ini modernisme adalah salah satu faktor kuat yang mempengaruhi
perubahan hukum, menjadi faktor utama dalam rekontruksi kafa‟ah ini, karena sifat
masyarakat modern yang sangat rasionalis dan transformative dengan perubahan.
Dengan mengacu hal terasebut maka penelitian ini akan membahas beberapa
masalah yang hendaknya dicarikan penyelesaianya agar kafa‟ah tetap menjadi
syariat yang acceptable dalam masyarakat. Adapun rumusan masalah penelitian ini
adalah : Bagaimanakah kontekstualisasi Kafa‟ah di Era Modern dalam membentuk
keluarga harmonis ? dengan rumusan masalah tersebut dapat diperinci dalam
beberapa pertanyaan penelitian (research question) :Bagaimanakah relevansi makna
kafa‟ah dalam kitab-kitab fiqih dengan kompleksitas masalah kehidupan ummat di
era modern? Bagaimanakah kontekstualisasi konsep kafa‟ah yang relevan dengan
kehidupan ummat Islam di era modern ?
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research,
karena hanya mengumpulkan berbagai sumber kepustakaan baik buku, jurnal, surat
kabar maupun laporan-laporan penelitian yang terkait. Kemudian segala informasi
tersebut dianalisis dengan kualitatif, sehingga menghasilkan sebuah temuan baru
dalam prespektif baru. Adapun pendekatan teoritis yang digunakan untuk
menganalisis adalah pendekatan teory teori double movement Rahman untuk
mendapatkan kesimpulan, seperti apakah kontekstualisasi kafa‟ah saat ini.
Adapun hasil penelitian ini adalah menemukan ketidak relevanan kafa‟ah di Era
Modern ini jika tetap berpegang pada norma fikih masa lalu, karena bersifat
feodalistik. Kafa‟ah di era modern lebih relevan jika dimaknai ahliyah li al Qiyam
(kemampuan melakukan pernikahan), karena bermakna lebih universal. Sehingga
kafa‟ah memiliki peran penting dalam membentuk keharmonisan karena terkait
kemampuan beragama, berekonomi, berkomunikasi dan berpenampilan yang baik.
Kemampuan inilah yang hendaknya dijadikan dasar dalam membangun aturan hukum
di Indonesia, sebagaimana program sertifikasi calon pengantin, sehingga dapat
mencegah kemudhorotan dalam pasca pernikahan
STRATEGI PIMPINAN DALAM MEINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ORGANISASI ANGGOTA PIMPINAN DAERAH IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KOTA METRO
Dalam era globalisasi saat ini, komunikasi yang efektif secara internal maupun eksternal menjadi faktor penting bagi keberhasilan organisasi Islam dalam mencapai tujuan mereka. Komunikasi memainkan peran yang signifikan karena kegiatan organisasi tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Dalam konteks organisasi, komunikasi memungkinkan anggota organisasi untuk saling mengenal kepribadian masing-masing, termasuk pimpinan dan anggota, yang memiliki pandangan dan kebutuhan yang berbeda-beda.Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi proses strategi pimpinan dalam meningkatkan komunikasi organisasi di PD IPM Kota Metro periode 2021-2023. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pimpinan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anggota PD IPM Kota Metro periode 2021-2023 sesuai dengan konsep fungsi komunikasi organisasi yang dikemukakan oleh Robert Bales. Strategi ini melibatkan fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif dalam komunikasi organisasi. Melalui penerapan strategi tersebut, pimpinan mampu membina hubungan yang efektif antara anggota organisasi, meningkatkan koordinasi, serta memberikan arah dan evaluasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
ANALISIS PERBEDAAN GAYA BAHASA DAKWAH PENULISAN NOVEL “HAYYA” DAN “DALAM MIHRAB CINTA”
Gaya bahasa merupakan peraturan kata-kata dan kalimat oleh penulis atau pembicara dalam mengekspresikan ide, gagasan, dan pengalamannya untuk meyakinkan atau memengaruhi pembaca atau pendengar. Gaya bahasa dakwah merupakan inti dalam sebuah penyampaian pesan dakwah yang diberikan oleh pendakwah kepada masyarakat. Dalam setiap penulis atau pembicara memiliki ciri khas gaya bahasa masing-masing. Perbedaan dalam gaya bahasa dakwah yang disampaikan akan berpengaruh kepada para pembaca atau pendengar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui suatu perbedaan gaya bahasa dakwah dalam penulisan novel karya Helvy Tiana Rosa dan Benny Arnas novel Hayya dan Habiburrahman El Shirazy novel Dalam Mihrab Cinta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka. Sehingga penelitian ini menggunakan referensi dari berbagai sumber jurnal, buku, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu memberikan gambaran dan keterangan yang secara jelas, objektif, sistematis, dan kritis mengenai perbedaan gaya bahasa penulisan novel. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan gaya bahasa dakwah novel “Hayya” dan novel “Dalam Mirab Cinta” dengan adanya data pengumpulan gaya bahasa dalam tabel. Novel “Hayya” merupakan novel yang memiliki gaya bahasa yang cenderung menggunakan gaya bahasa kiasan dan perumpamaan untuk menyampakan dakwahnya. Sedangkan Novel “Dalam Mihrab Cinta” merupakan karya novel yang menggunakan gaya bahasa penegasan dan perumpamaan untuk menyampaikan dakwah
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI USTADZ DAN SANTRI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN IMADUL BILAD KOTA METRO LAMPUNG
Fokus utama dalam proses pembentukan karakter adalah penerapan disiplin kepada santri. Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang penting dalam proses ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan strategi komunikasi antarpribadi yang efektif agar pesan yang disampaikan oleh ustadz kepada santri dapat mencapai tujuan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan dan strategi komunikasi antarpribadi yang digunakan dalam pembentukan karakter santri. Metodologi penelitian ini didasarkan pada paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan meliputi pendekatan komunikasi antarpribadi dan strategi komunikasi antarpribadi oleh Miller dan Steinberg, serta pendekatan analisis kultural, sosiologis, dan psikologis. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi antara ustadz dan santri dalam pembentukan karakter santri melibatkan tiga aspek analisis. Pertama, analisis kultural, di mana komunikasi antarpribadi menggunakan bahasa Indonesia. Kedua, analisis sosiologis, yang menggambarkan interaksi ustadz dan santri di dalam dan di luar kelas dengan suasana yang berbeda. Ketiga, analisis psikologis, di mana komunikasi ustadz mencakup masukan tentang nilai-nilai akhlak, keteladanan, kedisiplinan, dan pengembangan rasa cinta terhadap santri
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP POLA KOMUNIKASI TA’ARUF PADA PROSES PERNIKAHAN DESA MULYA ASRI TULANG BAWANG TENGAH
Pola komunikasi ta’aruf yang dimaksud ialah pola yang memperlihatkan cara memilih pasangan sampai kejenjang pernikahan, dengan tahap kesiapan menentukan pasangan yang berbeda jauh dengan pola pacaran yang sudah di anggap masyarakat hal biasa sebagai alternative dalam mencari pasangan yang ideal dan mencari kecocokan, justru hal tersebut dijadikan alasan agar dapat bersenang–senang dan berduan hingga mendekati zina. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki penerimaan masyarakat terhadap pernikahan yang difasilitasi oleh proses ta'aruf, sekaligus menjelaskan faktor-faktor kontekstual yang mempengaruhi individu yang memilih menikah berbasis ta'aruf. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan jumlah sampel sebanyak lima informan yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria tersebut meliputi individu yang menduduki jabatan sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuda. Persepsi masyarakat Desa Mulya Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat terhadap proses ta’aruf sebelum menikah dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih memahami pola pacaran sebelum menikah karena pola pacaran sudah lumrah dilingkungan mereka, pada dasarnya Islam tidak mengenal proses pacaran dalam memilih pasangan kejenjang pernikahan. Islam memilih proses ta’aruf dalam aktivitas pendekatan atau perkenalan dari kedua pihak, walau belum saling mengenal namun dari kedua pihak sudah saling mempersiapkan diri seperti memantaskan diri baik bagi laki-laki atau perempuan untuk menuju ke pernikahan