27 research outputs found
Pengembangan Menu Seimbang Berbasis Pangan Lokal dengan Sajian Isi Piring Makanku sebagai Upaya Perbaikan Pola Konsumsi Ibu Hamil di Wilayah Terpencil Dataran Tinggi Pipikoro Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah
Upaya perbaikan gizi masyarakat merupakan amanah pemerintah yang dapat dilakukan melalui perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai gizi seimbang dan perbaikan perilaku sadar gizi. Implementasi pedoman gizi seimbang dapat diterapkan pada ibu hamil melalui pengenalan menu seimbang berbasis pangan lokal dengan sajian isi piring makanku. Susunan menu seimbang yang dihasilkan dapat digunakan sebagai media KIE.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pola konsumsi makanan yang sesuai gizi seimbang melalui pengembangan menu seimbang berbasis pangan lokal dengan konsep sajian isi piring makanku. Jenis penelitian ini adalah mix method yakni penelitian yang menggabungkan 2 jenis penelitian yakni kualitatif dan kuantitatif. Informan adalah kader posyandu, tokoh masyarakat dan praktisi kuliner. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview, Focus Group Discussion (FGD), observasi dan pengujian laboratorium.
Hasil penelitian ini adalah terciptanya 18 (delapan belas) set menu untuk 6 (enam) hari yang terdiri dari makan pagi, makan siang dan makan malam. Menu sehari yang disusun adalah menu dengan kandungan energi berkisar 2400 kalori dengan sajian mengikuti konsep isi piringku yakni porsi makanan pokok dan sayur sebesar 2/3 porsi dalam setengah piring dan porsi lauk pauk dan buah sebesar 1/3 porsi dalam setengah piring. Kegiatan penting yang ditempuh sebelum menyusun menu seimbang adalah eksplorasi bahan pangan lokal di wilayah penelitian meliputi identifikasi jenis bahan pangan lokal, akses perolehannya, teknik pengolahan dan analisis nilai gizi bahan pangan. Diperlukan eksplorasi yang lebih lengkap terutama dalam menggali kualitas gizi bahan pangan lokal di wilayah Pipikoro
Faktor Risiko Hipertensi pada Wanita Pekerja dengan Peran Ganda Kabupaten Bantul Tahun 2011
Background: Hypertension or high blood pressure is lethal disorder that can be found in the people at developed countries and developing countries. The prevalence of hypertension in Yogyakarta Special Region based on the result of blood pressure measurement was 28.4%, the prevalence of hypertension in Bantul Regency based on the result of blood pressure measurement was 23.9%. The morbidity of hypertension for 2006 to 2010 experienced significant increasing. The prevalence of hypertension in female was higher compared in male and tends to increase each year.Objectives: To knowing the risk factors of hypertension in the worker female with double role in Bantul Regency in 2011.Methods: This was observational analytic study by case control design, the subject of the study was the worker woman that meet inclusion criterion and the one that meet exclusion criterion was excluded. The number of subject was 216. Analysis was performed used Mc Nemar test with significance level at 95%, and then was followed by conditional logistic regression analysis to knowing the dominant factors of the hypertension incidence.Results: The result of the study showed that the variable of physical activity (OR= 5.69, 95%CI= 2.248-14.448), psychosocial stress (OR= 3.28, 95%CI= 1.051-10.263), obesity (OR= 2.78, 95%CI= 1.061-7.331), family history (OR= 2.19, 95%CI= 1.051-4.587), education (OR= 4.62, 95%CI= 1.624-13.161), contraception usage (OR= 3.99, 95%CI= 1.159-13.763) were risk factors for hypertension incidence in the worker woman with double role in Bantul Regency.Conclusion: The risk factors of hypertension incidence in the worker woman with double role were physical activity, psychosocial stress, obesity, family history. Work load was not risk factors for hypertension incidence in the worker woman with double role in Bantul Regency.Keywords: risk factors, hypertension, worker woman with double rol
Hubungan Upaya Pengendalian Terhadap Kasus Schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu Kabupaten Sigi
Schistosomiasis di Indonesia, disebabkan oleh Schistosoma japonicum ditemukan endemik di dua daerah di Sulawesi Tengah, yaitu di Dataran Tinggi Lindu dan Dataran Tinggi Napu. Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh Muller dan Tesch pada tahun 1937. Pada tahun yang sama, Desa Tomado dinyatakan sebagai daerah endemis schistosomiasis oleh Brug dan Tesch, akan tetapi hospes perantara cacing penyebab penyakit tersebut baru ditemukan pada tahun 1971 yaitu siput Oncomelania di persawahan Paku, Desa Anca, Daerah Lindu. Davis dan Carney menamakannya Oncomelania hupensis lindoensis.Tujuan penelitian diketahuinya faktor determinan terhadap Kasus Schistosomiasis Di Dataran Tinggi Lindu Kabupaten Sigi. Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian case control. Penelitian dilaksanakan di dataran tinggi Lindu Kabupaten Sigi. Sampel dalam penelitian ini terbagi atas kasus dan kontrol yang diambil berdasarkan matching jenis kelamin dan umur, dengan jumlah perbandingan 1:1.Jumlah sampel 44 orang terdiri dari 22 kasus dan 22 kontrol. Pengambilan sampel penelitian ditentukan dengan metode nonrandom yaitu purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.Hasil penelitan penggunaan sarana air bersih 21 orang (95,5%) kasus menggunakan sarana air bersih, 1 Orang (4,5%) kasus tidak menggunakan sarana air bersih, kontrol 19 orang (86,4%) menggunakan sarana air bersih 3 orang (13,6%) tidak menggunakan sarana air bersih, dengan nilai p=0.607,kasus menggunakan jamban keluarga 18 orang (81,8%) dan 4 orang (18,2) tidak menggunakan,kontrol menggunakan jamban keluarga 21 orang (95,5%), 1 orang (4,5%) tidak menggunakan, nilai p=0,345, penggunaan APD kasus 1 orang (4,5%) dan 21 orang (95,5%) tidak menggunakan APD, kontrol 15 orang (68,5%) menggunakana APD, 7 orang (31,8%) tidak menggunakan APD,nilai p=0,000, peran kader jumlah kasus 1 orang (4,5%) berperan, 21orang (95,5%) tidak berperan, kontrol 17 orang (77,3%) berperan, 5 orang (22,7%) tidak berperan, nilai p=0,000.Kesimpulan penggunaan sarana air dan penggunaan jamban keluarga tidak berhubungan dengan kejadian Schistosomiasis. Ada hubungan bermakna penggunaan APD dan Peran kader dengan kejadian Schistosomiasis. Kata Kunci : Upaya Pengendalian,Schistosomiasi
Faktor Risiko Konsumsi Soft Drink dengan Kejadian Kegemukan pada Remaja di SMK Kristen Bala Keselamatan Palu
Adolescents are an age group that is prone to nutritional problems including obesity. Adolescent lifestyles that can trigger obesity include the consumption of soft drinks. The highest sweetener content in food and beverages is found in soft drinks, and it accounts for 12% of the total carbohydrate requirement which can trigger obesity. The purpose of this study was to determine the risk factors for soft drink consumption on the incidence of obesity in adolescents at the Vocational High School for Safety in Palu in 2018. This type of research used a case-control study. The sample in this study amounted to 64 people who were divided into 32 cases and 32 controls. A sampling of cases was carried out by the total population. Data collection techniques use digital scales and microtome to determine nutritional status, and the Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire form to determine the frequency and level of consumption of soft drinks. The analysis showed that the p-value for the frequency of soft drink consumption was 0.802 and the level for consumption of soft drinks was 0.297, with the OR value for the frequency of consumption of soft drinks = 1.485 and the OR value for the level of consumption = 1.98. The conclusion is that there is no relationship between the frequency of consumption of soft drinks, the level of consumption of soft drinks with the incidence of obesity in adolescents at the Vocational School of Salvation Army Palu. but have a risk respectively 1.485 times and 1.98 times the incidence of obesity. It is recommended that schools pay more attention to the types of drinks that are marketed in the school environment and teenagers are expected to be wiser in choosing snacks.
 
Konseling Gizi Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian Makanan Balita Stunting : Nutrition Counseling to Increase Mothers\u27 Knowledge and Attitudes in Feeding Stunting Toddlers
Konseling Gizi merupakan salah satu cara memperbaiki sikap ibu balita, meliputi pengetahuan, dan sikap ibu sehingga asupan gizi dapat diperbaiki. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh Konseling Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap Ibu Dalam Pemberian Makanan Anak Stunting usia 6-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa konseling gizi meningkatkan perubahan pada pengetahuan sebelum 90% dan pengetahuan sesudah diberi perlakuan menjadi 100%. Sikap responden sebelum 40%, setelah diberikan perlakuan meningkat 90%, pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan pada pengetahuan dan sikap. Nilai pengetahuan pada kelompok perlakuan konseling yaitu p=0,000 atau p<0,05 yang artinya ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian makan anak, pada sikap ada perbedaan rata-rata sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Konseling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan gizi dan sikap ibu pada kelompok perlakuan pemberian makanan anak balita stunting 6-23 bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Biromaru Desa Lolu Kab.Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelompok kontrol. Saran penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dalam hal konseling gizi di Desa Lolu
Factors Affecting the Frequency of Visits to the Posyandu: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Kunjungan ke Posyandu
Based on data from the Palu City Health Office regarding the visits of toddlers to posyandu, Mamboro is in the 3rd position with a percentage of 73.33%. This study aims to determine the factors that affect the frequency of visits to the Posyandu in West Mamboro, the working area of the Mamboro Community Health Center. This type of research is analytic with a cross-sectional design. Sampling was done by taking data at the health center, with a total sampling technique. Data collection was carried out by direct interviews using a questionnaire. Data analysis used the chi-square test with a value of α = 0.05. The results showed that the frequency of active visits to posyandu was 72.4%. The percentage of unemployed and active workers at the posyandu was 58.7% (p value = 0.225;> 0.05). The percentage of good and active knowledge at the posyandu was 29.0%. The percentage of good family motivation makes mothers under five active to posyandu 62.3% (p-value = 1,000;> 0.05). The percentage of good performance of health workers makes mothers under five active to posyandu 57.9%. The percentage of good cadre performance makes mothers under five active to posyandu 56.5%. The conclusion is that there is an influence between work and the frequency of visits, there is no influence between knowledge, family motivation, the performance of health workers, and performance of cadres with the frequency of visits to posyandu
Balanced Nutrition Education Through Video Media for Students at SDN 20 Balaesang, Donggala Regency : Edukasi Gizi Seimbang Melalui Media Video Pada Siswa SDN 20 Balaesang Kabupaten Donggala
Masalah gizi pada usia sekolah masih kerap mengancam kualitas generasi. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan terkait gizi seimbang. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada siswa SDN 20 Balaesang Kabupaten Donggala. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berupa kegiatan edukasi dengan cara pemberian materi melalui media video. Kelompok sasaran kegiatan adalah anak siswa SDN 20 Balaesang Donggala. Sebelum dilakukan edukasi, terlebih dahulu dilakukan pre test untuk mengukur pengetahuan awal kelompok sasaran, kemudian di akhir kegiatan dilakukan post test untuk mengetahui perubahan pengetahuan. Materi edukasi yang diberikan berupa infromasi terkait gizi seimbang. Hasil menunjukan tingkat pengetahuan gizi sebelum dilakukan edukasi sebagian besar berpengetahuan kurang (95,8%), sedangkan sesudah dilakukan edukasi mengalami peningkatan dengan kategori pengetahuan baik 66,7%. Uji statistik menunjukan ada pengaruh edukasi menggunakan media video terdadap pengetahuan gizi Seimbang (p<0,005). Kegiatan edukasi yang melibatkan anak-anak sebagai kelompok sasaran hendaknya dikemas menggunakan media yang menarik atau dalam bentuk permainan
Training of Growth Chart Filling In Puskesmas Gimpu Sigi: Pelatihan Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) Diwilayah Kerja Puskesmas Gimpu Kabupaten Sigi
This community service aims to improve the knowledge and skills of cadres in filling growth chart in Pilimakujawa, Moa and Lempelero villages in the Gimpu Health Center Work Area, Sigi Regency. The knowledge and skills of cadres in filling out the growth chart are very important and can be assessed based on the accuracy of filling out the growth chart. From the preliminary study obtained information that many cadres who do not know very well how to fill growth chart, especially in remote areas inaccessible region Gimpu Sigi Health Center. The method is carried out using lecture and demonstration methods accompanied by training materials related to filling out the growth chart. This activity is useful because there is an increase in the knowledge and skills of posyandu cadres in filling out growth charts
Pemanfaatan Tepung Biji Durian dan Tepung Ikan Duo Dalam Pembuatan Roti: Utilization of Durian Seed Flour and Duo Fish Meal in Making Bread
Pangan lokal di Indonesia perlu dibudidayakan melalui pemanfaatan pangan. Seperti melakukan pemanfaatan limbah biji durian dan ikan duo yang diolah menjadi tepung.Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui daya terima produk roti dengan pemanfaatan tepung biji durian dan tepung ikan duo berdasarkan parameter warna, aroma, tekstur dan rasa. Jenis kegiatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Panelis dalam kegiatan ini adalah panelis tidak terlatih berjumlah 40 mahasiswa aktif Jurusan Gizi Poltekkes Palu. Hasil penelitian untuk uji daya terima berdasarkan hedonik panelis menunjukkan dua formula yang diterima panelis berdasarkan parameter adalah formula 1 (persentase tekstur 70,0% dan persentase rasa 65%) formula 2 (persentase warna 52,5% dan persentase rasa 62,5%). Sedangkan hasil tingkat perbedaan berdasarkan hedonik panelis menunjukkan ketiga formula dari produk roti ini ialah dalam parameter warna dan rasa pada formula 1 dan 2 tidak memiliki perbedaan statistik (sama tapi tidak bermakna), dalam parameter aroma pada ketiga formula tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau bermakna (nilai ρ ≥0,05). Sedangkan dalam parameter tekstur menunjukkan formula 2 dan 3 memiliki perbedaan statistik (sama tapi tidak bermakna). Kesimpulan kegiatan ini adalah bahwa produk roti penambahan tepung biji durian dan tepung ikan duo diterima namun hanya dari segi warna, tekstur dan rasa. Untuk kegiatan selanjutnya produk roti perlu dikembangkan agar dapat diterima dan dipromosikan di pasaran sebagai olahan menu yang membudidayakan pangan lokal
Workshop On The Implementation Of Balanced Nutrition Messages To Prevent Anemia In Female Adolescent: Workshop Penerapan Pesan Gizi Seimbang Untuk Mencegah Anemia Remaja Putri
Adolescents are the nation's assets for the creation of a better future generation. Adolescence is a time of rapid changes in terms of physical, cognitive, psychosocial or behavioral growth. Female adolescent often experience problems, one of which is anemia. Anemia is a deficiency (deficiency) of red blood cells due to low hemoglobin levels in the body. Anemia that occurs in female adolescent can interfere with the process of growth and development. The purpose of this community service is to increase the knowledge and awareness of female adolescent regarding balanced nutrition messages and anemia. The method used is public education by utilizing the media (food model). The results of this activity showed that 30.5% of female adolescent had anemia, 41,7% of female adolescent with good knowledge, and increased to 93,3% after training. The conclusion of this community service activity is that there is an increase in knowledge and awareness of female adolescent related to anemia by implementing a balanced nutrition messages. Through this activity, participants are expected to maintain a healthy lifestyle with balanced nutrition guidelines and make efforts to prevent anemia