46 research outputs found

    Analisis Knowledge Management System pada Agroforestry Repong Damar di Krui Lampung Pesisir Barat

    Get PDF
    Agroforestry Repong Damar merupakan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Lampung Pesisir Barat yang semakin berkurang keberadaannya. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pendokumentasian, penyimpanan dan berbagi knowledge pada masyarakat Agroforestry Repong Damar guna mempertahankan dan mendokumentasikan knowledge yang ada sekaligus meningkatkan sumber daya manusianya. Kegiatan tersebut perlu dikelola dan dirancang agar terbentuk solusi knowledge management yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Solusi knowledge management tersebut didukung dengan dibuatnya knowledge management system yang akan digunakan organisasi tersebut. Untuk mencari solusi knowledge management menggunakan analisis faktor kontingensi dan menggunakan metode studi literature untuk mencari knowledge management tools sebagai prototype knowledge management system. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui knowledge management apa saja yang dapat diterapkan pada organisasi masyarakat Agroforestry Repong Damar serta prototype knowledge management system yang akan mendukung proses-proses knowledge management yang diidentifikasi

    Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Organisasional dan Turnover Intention Karyawan Hotel Kajane Mua Ubud

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap komitmen organisasional serta untuk mengetahui pengaruh persepsi dukungan organisasi dan komitmen organisasional terhadap Turnover intention pada Hotel Kajane Mua Ubud. Penelitian ini dilakukan pada karyawan Hotel Kajane Mua Ubud, dengan jumlah sampel sebanyak 49 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Implikasi yang dapat terjadi dari penelitian ini yaitu pihak hotel dapat menciptakan hubungan tenaga kerja yang positif baik antara atasan dengan karyawan maupun antara sesama karyawan. Pimpinan Perusahaan harus membuat situasi dalam Perusahaan terasa senyaman mungkin. Beban kerja disesuaikan dengan kapasitas kerja individu, sehingga persepsi dukungan organisasi dan komitmen oganisasi dapat terwujud dan turnover intention dapat diminimalisi

    Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja dan Kedalaman Pemakan terhadap Kekasaran Permukaan Proses Gerinda Silinderis Baja Aisi 4140 Menggunakan Media Pendingin (Coolant Campuran Minyak Sawit dan Calcium Hypochlorite)

    Full text link
    Selection of the appropriate grinding parameters are needed and grinding parameters that affect the quality of surface roughness such as rotation speed grinding machines, the speed of rotation of the workpiece using the coolant medium is coolant mixture is in the form of palm oil additives RBDO with calcium hypochlorite. Coolant mixture is obtained based on the results of research that has been done by Buma in 2014. This study used three variations of round rotation workpieces are low speed (83 rpm), medium speed (194 rpm) and high speed (304 rpm). Likewise with varying depth of cut is 0.005 mm, 0.010 mm, 0.015 mm. This test is a variation on the round grinding machine and workpiece feeds depth very big influence on the surface roughness. In this case can be concluded that the greater the level of rotational speed of the workpiece and the depth of feeds, then the smaller the surface roughness value is in the variation of the rotational speed of the workpiece at a speed of 304 rpm with a depth of 0.015 mm Ingestion is worth 0.84 μm. The lower level of the rotational speed of the workpiece and the depth of feeds, the greater the surface roughness value is in the variation of the rotational speed of the workpiece at a speed of 83 rpm with a depth of 0,005 mm Ingestion is worth 2.43 μm

    Potensi Penambahan Nilai Ekonomi pada Konversi Sampah Plastik Nonekonomis Menjadi Bahan Bakar Minyak Alternatif dengan Proses Pirolisis

    Full text link
    Sampah plastik merupakan sampah dengan timbulan terbesar kedua di Indonesia setelah sampah dapur, dengan laju penguraian yang jauh lebih lama sehingga dibutuhkan upaya untuk mereduksinya. Salah satu pengolahan plastik yang sedang dikembangkan yaitu pirolisis. Pirolisis adalah proses konversi termokimia untuk memutus rantai polimer. Produk dari proses pirolisis plastik dapat digunakan sebagai bahan bakar minyak karena memiliki fraksi yang sama dengan komponen minyak bumi. Sehingga, proses pirolisis tidak hanya dapat mereduksi sampah plastik namun dapat menjadi solusi krisis energi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan klasifikasi BBM hasil proses pirolisis dengan bahan baku sampah plastik nonekonomis berdasarkan pengujian parameter fisik, serta mengetahui Perubahan nilai ekonomi pada sampah plastik non ekonomis setelah melalui proses pirolisis. Proses pirolisis dilakukan menggunakan reaktor pirolisis dengan diameter 20 cm dan tinggi 40 cm. Sampel sampah plastik yang digunakan yaitu plastik LDPE berupa kantong plastik hitam dan plastik PP berupa sedotan plastik. Massa sampel plastik yang digunakan sebanyak 500 gram dan dilakukan 3 kali pengulangan. Sampel sampah plastik dipanaskan di dalam reaktor pirolisis selama 45 menit dengan suhu 400 ̊C. Hasil penelitian yaitu BBM alternatif hasil pirolisis dengan massa 500 gram dengan 3 pengulangandari plastik LDPE memiliki volume rata-rata 151 mL, sedangkan dari plastik PP memiliki volume rata-rata 483 mL. Berdasarkan hasil pengujian, nilaimassa jenisrata-rata ketiga sampel BBM alternatif dari plastik LDPE yaitu 0,7422 kg/L, sedangkan nilaimassa jenisrata-rata ketiga sampel BBM alternatif dari plastik PP yaitu 0,7351 kg/L. Kedua nilai massa jenis tersebutberada pada rentang nilai massa jenis bensin yaitusebesar 0,7100 – 0,7700 kg/L. Selain itu, nilai viskositas rata-rata ketiga sampel BBM alternatif dari plastik LDPE yaitu 0,7800 cP, sedangkan nilai viskositas rata-rata ketiga sampel BBM alternatif dari plastik PP yaitu 0,7067 cP. Kedua nilai viskositas tersebut mendekati nilai viskositas bahan bakar jenis bensin yaitu sebesar 0,6520 cP. Berdasarkan kedua nilai parameter fisik tersebut, BBM alternatif yang dihasilkan dari sampah plastik LDPE maupun PP tergolong sebagai bahan bakar jenis bensin. Hasil uji stastistik Mann Whitney menunjukkan kualitas BBM alternatif berdasarkan parameter fisik jenis plastik LDPE maupun PP memiliki angka signifikansi > 0,05. Angka ini mengindikasikan tidak adanya perbedaan yang nyata antara kedua sampel plastik jenis LDPE dan PP berdasarkan parameter massa jenis maupun viskositas. Setelah melalui proses pirolisis, sampah plastik PP berupa sedotan plastik memiliki nilai ekonomi sebesar Rp 215/kg, sedangkan sampah plastik LDPE berupa kantong plastik memiliki nilai ekonomi –Rp 4.074/kg karena biaya produksi BBM alternatif dari kantong plastik melebihi nilai jual produk yang dihasilkan

    Persepsi dan Harapan Pengguna terhadap Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta

    Get PDF
    Jakarta sebagai ibukota negara dapat menjadi barometer perkembangan teknologi layanan data di Indonesia. Berdasarkan data Yayasasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) masih banyak keluhan pengguna yang muncul pada kualitas layanan data. Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan harapan pengguna terhadap kualitas layanan data seluler smartphone di Jakarta. Dengan menggunakan Importance Performance Analysis, studi ini menemukan bahwa tingkat kesesuaian antara persepsi dan harapan pengguna terhadap kualitas layanan data smartphone di Jakarta baru mencapai tahap sedang dengan indeks kesesuaian kinerja-kepentingan 69%. Belum tingginya persepsi pengguna mempengaruhi harapan yang mereka berikan terhadap kinerja kualitas layanan data

    Pengaruh Infrastruktur Node-B terhadap Persepsi Kinerja Kualitas Layanan Data pada Smartphone di Jakarta

    Get PDF
    Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia dapat menjadi indikator perkembangan teknologi 3G di Indonesia. Berdasarkan data Yayasasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) muncul banyak keluhan pengguna pada kualitas layanan data. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah infrastruktur Node-B terhadap persepsi pengguna kepada kinerja kualitas layanan data seluler smartphone di Jakarta. Menggunakan analisis korelasi, studi ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah infrastruktur Node-B terhadap persepsi pengguna kepada kinerja kualitas layanan data seluler pada smartphone di Jakarta. Operator perlu memperhatikan faktor lain selain menambah jumlah Node-B untuk meningkatkan kinerja kualitas layanan data seluler pada smartphone di Jakarta

    Kondisi Migrasi Internet Protocol Version 6 (IPv6) di Indonesia

    Get PDF
    Sejalan dengan pertumbuhan industri Internet di Indonesia tersebut, maka kebutuhan akan alamat Internet Protocol (IP) juga pasti meningkat. Operator Internet akan membutuhkan alamat IP untuk mengembangkan layanannya hingga ke seluruh pelosok negeri. Saat ini, jaringan Internet di Indonesia berikut perangkat-perangkat pendukungnya hingga di tingkat end user masih menggunakan Internet Protocol version 4 (IPv4). Kenyataan yang dihadapi dunia sekarang adalah menipisnya persediaan alamat IPv4 yang dialokasikan. Hal ini dikarenakan jumlah alamat yang dapat didukung oleh IPv4 adalah 232 bits, sedangkan data terakhir didapatkan bahwa alokasi IPv4 telah habis dialokasikan pada akhir April 2011 di tingkat Internet Assigned Numbers Authority (IANA), organisasi yang mengelola sumberdaya protokol Internet dunia. Untuk mempercepat migrasi, stakeholder internet di Indonesia yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Industri Penyelenggara Internet membentuk ID-IPv6TF. Dalam studi ini, ditemukan bahwa implementasi IPv6 di Indonesia termasuk dalam kategori baik dibandingkan dengan negara lain di dunia. Namun, terlihat bahwa perkembangan ini masih sporadis dengan kurangnya peran koordinator, serta sosialiasi ke masyarakat yang tidak ada
    corecore