23 research outputs found
Analisis Efektivitas Marketing Mix Provider Telekomunikasi Seluler Kartu Prabayar bagi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Perkembangan telekomunikasi seluler kartu prabayar populasinya paling dominan yaitu 95% dari 44 juta jumlah pengguna seluler di Indonesia (Kompas, 2006), membawa pengaruh positif bagi perkembangan provider telekomunikasi seluler. Provider kini bersaing lebih pada kualitas dan layanan. Marketing mix adalah kegiatan inti dari aktivitas pemasaran, yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi, oleh karena itu provider harus mempelajari perilaku konsumen untuk lebih memudahkan merencanakan strategi pemasarannya. Lingkungan akademik sebagai segmen yang potensial mendapatkan perhatiian provider, bentuk nyatanya yaitu kerjasama Indosat dan Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk mendukung kegiatan mahasiswa dengan menggunakan fasilitas Value Added Short Message Service (VASMS). Fokus penelitian ini adalah pada mahasiswa UNS yang menggunakan kartu prabayar.
Analisis faktor digunakan untuk mengurangi jumlah atribut menjadi faktor baru yang lebih sedikit dari atribut sebelumnya. Hasil optimal dari analisis ini adalah 16 faktor dai 55 atribut awal. Analisis deskriptif dari perilaku mahsiswa pengguna kartu prabayar menunjukkan SimPATI dan As (produk telkomsel) dianggap paling bagus dalam kualitas jaringan dan untuk kalangan high class, namun tarif telepon masih dianggap terlalu mahal untuk kondisi keuangan mahasiswa dan nilai voucher yang kurang beragam. IM3 memiliki tarif SMS yang murah. Brand awareness dari Indosat lewat jingle "Punya Indosat" sudah tercapai akan tetapi tidak untuk brand imagenya, karena kualitas jaringan yang diberikan oleh Indosat kepada konsumen tidak memuaskan. Excelcomindo dengan nilai paket pulsa yang masih kurang terjangkau oleh kalangan mahasiswa. Flexi dan Fren sebagai seluler yang berteknologi CDMA dapat menggunakan gaya hidup sehat dalam iklannya karena efek radiasi yang lebih rendah pada penggunaan handphone. Hasil ini dapat digunakan provider untuk merencanakan strategi pemasaran
Pengukuran Kinerja Kartu Seluler Smart Berdasarkan Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggannya di Kota Surakarta
Abstrak
Bagi perusahaan jasa, keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan merupakan salah satu kunci sukses. Komitmen akan kualitas pelayanan yang berorientasi pada pelanggan merupakan prasyarat utama dalam menunjang keberhasilan bisnis, terutama industri jasa. Perusahaan harus memberikan pelayanan sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen agar konsumen merasa puas, sehingga perusahaan akan dinilai memiliki kinerja yang baik atau optimal menurut perspektif pelanggan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kartu seluler Smart berdasarkan perspektif penggunanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah meliputi empat tahap, yaitu (1). identifikasi atribut-atribut kepuasan pengguna kartu seluler, (2). penghitungan gap persepsi-ekspektasi dan penghitungan Customer Satisfaction Index (CSI), (3). analisis faktor menggunakan SPSS, dan (4). pemetaan tingkat kepentingan kinerja (IPA) untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diprioitaskan untuk perbaikan. Dari hasil identifikasi atribut didapatkan 47 atribut kepuasan pengguna kartu seluler. Faktor yang terbentuk berjumlah sembilan faktor, yaitu keandalan pelayanan informasi, kualitas pelayanan Gallery Smart, kualitas fasilitas utama, tarif, masa aktif dan tenggang kartu, kelengkapan fasilitas pendukung, kewajaran harga dan kualitas layanan, akses internet dan bonus, promosi dan ketersediaan pulsa, dan keandalan layanan pendukung. Sedangkan nilai CSI diperoleh rata-rata -0,152 artinya secara keseluruhan kinerja kartu seluler Smart masih buruk atau belum memuaskan konsumen. Hal-hal yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki, yaitu jangkauan (coverage) area yang luas, kualitas sinyal sangat bagus, jarang terjadi error, dan Gallery Smart tersebar merata.
Kata kunci : Kinerja Pelayanan, Kepuasan, Analisis Faktor, Kartu Smart
Peningkatan Pelayanan Jasa dengan Menggunakan Metode Servqual dan Metode Quality Function Deployment (Studi Kasus di Larissa Skin Care and Hair Treatment, Surakarta)
Larissa Skin Care and Hair Treatment is one of service industry serving treatment of skin and hair which have the concept of "Back to Nature". by the using number of the same service industry in Surakarta and the awareness of consumers toward how important the quality is beauty clinic in Surakarta have to struggle order to be able to give service in accordance with customers needs and desines. To solve these challenges, research was done to observe and to know what is exactly desires and needs of customers in beauty clinic Larissa Surakarta. It used several method are used to calculate the discrepancy between customers preception and their hope. Quality function Deployment is used as mean to evaluate quality of service given to customers by arranging programs through house of quality. By combining those two methods of Quality Function Deployment method and Servqual method, hopefully it would improve performance better. the research resulted three variables were choose in priority scale to improve the quality of service, they are holding toward customers given by capsters, beautician and doctors, beauty equipment used , recovery or the result of using Larissa treatment how Larissa solve the problem or complain from customers, and friendliness of staffs and doctors toward customers
Analisi Performansi Finansial Industri Batik Berdasarkan Faktor Kompetensi Industri Kecil dan Menengah (Studi Kasus: Industri Kecil dan Menengah Batik di Surakarta)
SMIs Batik often unable to catch on the market opportunity that needs large production volume. Beside, SMIs batik has difficulty in the finance access and consultation. The limitation of investment also becoming a weakness for increasing the internal function. Such as training and technology inovation. In this research, there is 6 competence factors, (Financial, Human Resource, Technology and Production, Marketing, Company Management, Network and Basic Material Supply) that used to analyze the performance of SMIs Batik in Surakarta. There is 63 industries as sample. Cluster analyze is used to grouping industries into some group. Desciminant Analyze is used to identify the descriinatory competence variable for group. The result is 63 batik industries can be grouped into 4 cluster based on 5 grouping variables: the age of company, the number of labor, company assets, omsets per year dan profit per year. With size of financial performance that is Return on Assets. Profit Margin and Sales Turnover, 4 group cab be categorized as highest, high, medium, and low performance of industry. 5 variables as discriminatory between 4 cluster industry that is Market Information Network, Support in Marketing, Financial Management, Operational Capability dan Promotion Activities
Perancangan Alat Ukur Evaluasi Kinerja Dosen sebagai Dasar Penyusunan Kebijakan Jurusan Teknik Industri UNS dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia
Abstrak
Alat ukur ini diharapkan dapat digunakan untuk evaluasi kinerja dosen sebagai dasar penyusunan
kebijakan jurusan TI UNS dalam pengembangan sumber daya manusia. Atribut awal mengacu pada butirbutir
BAN-PT (Borang), portofolio dosen dan Ekivalen Waktu Mengajar Penuh (EWMP). Pentingnya
alat ukur kinerja dosen akan menjadi alat evaluasi jurusan dan dapat digunkan sebagai perbaikan internal
serta realisasi penjaminan mutu jurusan TI UNS. Penelitian ini terdiri dari lima tahap : (1). identifikasi
atribut, (2). pengelompokan atribut (3). penetapan atribut dengan Focus Group Discussion (FGD), (4)
desain alat ukur. Dari identifikasi atribut diperoleh 22 atribut (studi pustaka) dan 14 atribut (masukan
dosen). Pengelompokan atribut dilakukan berdasarkan atribut terukur dan tidak terukur. Atribut terukur
ini akan digunakan pada tahap selanjutnya karena supaya dalam perancangan alat ukur memiliki atribut
penyusun yang jelas tingkat pengukurnya sehingga penilaiannya tidak bersifat subjektif dan berdasarkan
bukti. Dari FGD menetapkan 2 atribut yang tereliminasi. Penelitian ini menghasilkan alat ukur yang
tersusun atas 4 bidang dengan total 29 atribut, yaitu: (1) pendidikan dan pengajaran terdiri dari 16 atribut,
(2) penelitian dan pengembangan karya ilmiah terdiri dari 7 atribut, (3) pengabdian kepada masyarakat
terdiri dari 2 atribut, serta (4) kegiatan penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 4 atribut.
Berdasarkan uji coba alat ukur nilai performance dosen TI UNS pada bidang penelitian dan kegiatan
penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi mendapatkan skor 2 yang artinya masih dalam level cukup.
Oleh karena itu diharapkan pihak TI UNS lebih mengarahkan atau memberikan kebijakan pada kegiatan
yang berkaitan dengan penelitian yang masih memiliki nilai yang kurang dalam hal karya yang dihasilkan
dalam bentuk buku ber ISBN, Kegiatan riset dosen yang digunakan industri, dan Karya-karya yang
dipatenkan serta kegiatan penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal mengikuti organisasi
profesi dan prestasi dosen dalam mendapatkan penghargaan.
Kata kunci: pengukuran kinerja dosen, focus group discussion, performance
Analisis Stabilitas dan Kapabilitas Proses Spinning Benang Katun dengan Metode Six Sigma (Studi Kasus PT. Primissima)
As a textile company which produces grey, PT. Primissima surely needs high quality yarn which is also produced in its factory as its main basic material. Decline in yarn quality that significantly happened on May until August 2004 causes negative effects to the company, especially in costumer satisfaction. Analysis of process stability and capability is should be done to prove and explain the problem, particularly on the existing spinning III process.
Analysis using Six Sigma method begins with identifying costumer needs into the critical to quality characteristics (CTQ), determining CTQ priority level based on customer importance rating and customer satisfaction rating, and last, measuring sigma value, process stability and process capability of the CTQ top priority level.
The result that focused on unevenness yarn CTQ shows, with sigma value of 4.07 sigma, process condition isn't stable and capable enough to meet the company's specification target. From the process analysis is also obtained information that many factors like environment, machine, tool, process, material, employee, and measurement system are supposed causing the problem. Improvement and control suggestions are also given here.
Keywords : Six Sigma, process stability, process capability, spinning process, CTQ, unevenness yarn
Analisa Kelayakan Pabrik Neon Elektronik (NE) Sukoharjo
The increasing of electricity base rates initiate people to choose the energy saving lamp in order
to decrease their electricity bill. It impacts the demand of energy saving lamps increase. Neon Electronic
produces such an energy saving lamp with the electronic circuit called ballast electronic. Neon
Electronic plan to develop the factory and expand the marketing area.This research is aimed to know the
feasibilities of the Neon Electronic (NE) development plan. The feasibilities study covered a research on
market aspects, production and operastional aspects, and financial aspects.
Based on the result of market aspects, this development plan is feasible; because of the people
demand. so, there is an opprtunity to implement this plan. Despite from that there is a particular interest
factors such as the quality of Neon Electronic is higher than the around competitors.From the production
and operational aspects, this plan is also feasible to continue because there is no barrier on the
availability of the machines and tools and another production fasilities, the development fund, and human
resources.
With the assumption that the interest rate is 16% and all the product sold, the result of investment
criteria; NPV is Rp. 167.778.623, IRR = 98% which is bigger than the interest rate, Discounted Payback
Period = 1 year 3,78 months, no cash deficit, the Profitability Index above one which is 2,86, and the
Break Even Point (BEP) 2004 is Rp. 307.879.319. The financial aspects point of view recommends this
development plan is possible to continue.
Keywords : feasibility study, ballast electronic, development plan, investment criteria
PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK RIMPANG TEMULAWAK MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS : KLASTER BIOFARMAKA KABUPATEN KARANGANYAR)
Kabupaten Karanganyar merupakan sentra produksi biofarmaka terbesar di Jawa Tengah dengan luas area lahan 270 hektar dan jumlah produksi mencapai 1.390.700 kg (Balitpang Provinsi Jawa Tengah, 2010). Demi membantu pengembangan biofarmaka pemerintah Kabupaten Karanganyar membentuk lembaga Klaster Biofarmaka yang beranggotakan 10 kelompok tani. Produk unggulan klaster yang banyak diminati oleh konsumen adalah rimpang temulawak, simplisia temulawak, dan serbuk temulawak. Harga tawar produk yang ditentukan oleh Klaster Biofarmaka kepada petani cenderung rendah, sehingga petani lebih memilih menjual produknya ke tengkulak. Hal ini terjadi karena rendahnya pengetahuan petani mengenai cara menetapkan harga jual produk sehingga petani tidak memiliki daya tawar produk yang baik. Untuk menghindari adanya kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi temulawak dan untuk menghasilkan biaya yang efisien diperlukan penerapan suatu metode yang tepat untuk menghitung penetapan harga pokok produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode full costing. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditunjukkan bahwa hasil dari perhitungan harga pokok produksi (HPP) dengan menggunakan metode full costing untuk produk temulawak basah adalah Rp 2.116 per kilogram, produk simplisia temulawak adalah Rp 21.278, dan produk serbuk temulawak adalah Rp 47.557. Kata kunci: biofarmaka, klaster, temulawak, harga
Improving the Quality of Indihome Complaints Service Using Lean Service Method (Case Study of Customer Care Plasa Telkom Solo)
PT. Telkom Indonesia is a company engaged in the telecommunications sector. Nowadays, the necessity for internet networks has increased, notably since the COVID-19 pandemic. Thus, PT. Telkom Indonesia as the largest telecommunications company in Indonesia need to improve the quality of service, especially in the Indihome complaint service process. The Indihome service complaint process often causes many queues so that customers have to wait a long time to be served. This study uses the Lean Service method, by identifying 7 wastes in service companies and then reducing the amount of waste that occurs which causes inefficient and effective service processes. This study also uses VALSAT (Value Stream Analysis Tools) to identify waste in the service system flow. In the Indihome complaint service process, there are the most critical waste, namely the waste of delays and the waste of under-utilized resources. The proposed improvements for waste of delays and waste of under-utilized resources are maximizing the use of VIRSA (Virtual Plasa) machines, educating customers to use MyIndihome application, and conducting regular training for CSR employees. Through value stream mapping current state, it is known that the total time for customers to get service is 1709 seconds and through value stream mapping future state, it is known that the total time for customers to get service is 1468 seconds for each customer