86 research outputs found
PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER ADITIF DAN BOX-JENKINS (ARIMA) SEBAGAI METODE PERAMALAN CURAH HUJAN DI KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA
Curah hujan merupakan input utama dalam proses hidrologi suatu kawasan, karena besarnya hujan inilah yang sebetulnya dialihkan menjadi aliran sungai, baik melalui aliran permukaan (surface run off), aliran antara (interflow, sub surface flow) maupun sebagai aliran air tanah (ground water flow). Curah hujan merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan dalam berbagai bidang, salah satunya bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara melakukan peramalan curah hujan dengan metode pemulusan eksponensial Winter aditif dan metode Box-Jenkins (ARIMA), mengetahui besarnya tingkat keakuratan forecast atau ramalan curah hujan dan meramalkan curah hujan di Kulon Progo, D.I. Yogyakarta pada tahun 2009-2011. Peramalan menggunakan metode pemulusan eksponensial Winter aditif dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : 1) identifikasi model, 2) menentukan nilai awal taksiran parameter, 3) menentukan konstanta-konstanta pemulusan ( , , ), 4) menghitung nilai ramalan data asli, dan 5) peramalan periode mendatang. Sedangkan tahap untuk melakukan peramalan menggunakan metode Box-Jenkins (ARIMA), yaitu : 1) identifikasi model, 2) penaksiran parameter, 3) pemeriksaan diagnostik, dan 4) peramalan periode mendatang. Kedua metode ini mengasumsikan nilai dan kesalahan masa lalu sebagai dasar dalam meramalkan masa depan. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada proses peramalan. Proses peramalan metode pemulusan eksponensial Winter aditif berdasarkan analisis model regresi deret berkala sederhana sedangkan metode Box-Jenkins (ARIMA) berdasarkan analisis pemilihan model trend-musiman ARIMA. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode Box-Jenkins (ARIMA)lebih akurat daripada metode pemulusan eksponensial Winter aditif dengan nilai MAPE yang diperoleh 63,507% untuk metode Box-Jenkins (ARIMA) dan 97,490% untuk metode pemulusan eksponensial Winter aditif. Peramalan menggunakan metode Box-Jenkins (ARIMA) diperoleh hasil ramalan yang lebih baik untuk curah hujan pada tahun 2009-2011
PENGARUH EKSTRAK DAUN SELADA (LACTUCA SATIVA) TERHADAP PERTUMBUHAN ENTEROCOCCUS FAECALIS
ABSTRAKNama:Nurul FadhillahProgram Studi: Pendidikan Dokter GigiFakultas:Kedokteran GigiJudul:Pengaruh Ekstrak Daun Selada (Lactuca sativa) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis Perawatan endodontik merupakan prosedur perawatan chemo-mechanical untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme beserta produknya dari sistem saluran akar. Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang sering ditemukan dalam saluran akar yang telah diobturasi dan dapat beradaptasi pada kondisi yang merugikan. Keberhasilan perawatan endodontik dipengaruhi oleh eliminasi mikroorganisme pada saluran akar yang terinfeksi. Bahan irigasi yang ideal digunakan dalam perawatan endodontik harus memiliki daya antimikroba yang tinggi dengan toksisitas rendah. Daun selada (Lactuca sativa) adalah salah satu tanaman herbal yang mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, fenol, saponin, steroid dan triterpenoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun selada (Lactuca sativa) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap pertumbuhan E. faecalis. Chlorhexidine 2% digunakan sebagai kontrol positif dan akuades digunakan sebagai kontrol negatif. Ekstrak daun selada pada penelitian ini diperoleh dari proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan metode maserasi. Pengaruh ekstrak daun selada terhadap pertumbuhan E. faecalis ini dilakukan pada media MHA dengan metode difusi cakram. Zona hambat tertinggi terbentuk pada ekstrak 100% seluas 20,06 mm, namun tidak lebih tinggi daripada chlorhexidine 2% seluas 27,3 mm. Hasil analisis menggunakan uji one way ANOVA (
HUBUNGAN KELEKATAN ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA SMA DI BANDA ACEH
ABSTRAK Kemandirian penting untuk dimiliki oleh remaja SMA. Untuk mencapai kemandirian, kelekatan antara orangtua dengan remaja dapat menjadi peranan penting dalam membantu remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kelekatan orangtua dengan kemandirian pada remaja SMA di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik multi stage cluster dan disproportionate stratified random sampling. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 336 siswa/i SMA di Banda Aceh. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kemandirian yang disusun serta dikembangkan sendiri oleh peneliti dan mengadaptasi skala Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) yang disusun oleh Armsden dan Greenberg. Hasil analisis data menggunakan teknik analisis data Spearman menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,135 dengan nilai p = 0,014 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang diajukan diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kelekatan orangtua dengan kemandirian pada remaja SMA di Banda Aceh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan antara remaja dengan orangtua maka akan semakin tinggi pula kemandiriannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kelekatan antara orangtua dengan remaja di Aceh berada pada kategori tinggi yaitu 316 subjek (94,04%) dan kemandirian juga berada pada kategori tinggi yaitu 240 (71,42%). Kata kunci: Kemandirian, Kelekatan, Remaja ABSTRACT Autonomy is important for adolescents. To achieve the autonomy, attachment between parents with adolescents could be the key role to help adolescents. The purpose of this study is to investigates the correlation between parents attachment with autonomy on adolescents in Banda Aceh. This study was done in the quantitative approach with multi stage cluster and disproportionate stratified random sampling technique. The sample are 336 high school students in Banda Aceh. The scales used in this study are autonomy scale that made by researcher and adaptation of Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) scale by Armsden and Greenberg. The result of data analysis using the Spearman test showed correlation coefficient of 0,135 with p value = 0,014 (p < 0,05). The proposed hypothesis was confirmed so it can be concluded that there's a positive correlation between parents attachment and autonomy on adolescents in Banda Aceh. It shows that on adolescents in Banda Aceh, the more attached adolescents with their parents therefore they will be more autonomous. The result of this study described that the attachment between parents with their adolescents children include on high category for 316 subject (94,04%) and also autonomy on high category for 240 subject (71,42%). Abstract: Attachment, Autonomy, Adolescent
THE INFLUENCE OF TEACHING ENGLISH BY USING INFORMATION GAP TECHNIQUE ON THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN SPEAKING ENGLISH AT THE SEVENTH GRADE OF SMPN 1 GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON
NURUL FADHILLAH : “THE INFLUENCE OF TEACHING ENGLISH BY
USING INFORMATION GAP TECHNIQUE ON
THE STUDENTS’ACHIEVEMENT IN SPEAKING
ENGLISH AT THE SEVENTH GRADE OF SMPN
1 GUNUNG JATI KAB. CIREBON”
Speaking a language is especially difficult for foreign language learners
because effective oral communication requires the ability to use the language
appropriately in social interactions. In learning English especially in speaking,
sometimes the students feel bored with certain teaching atmosphere. The students are
not enjoyed and not confidence if they speak English, the students haven’t known
well about pronunciation and vocabulary in speaking English. By this problem the
writer would like to know and try to research this case by using information gap
technique to the students’ achievement in speaking English, as the problem solving.
So the writer do hopes by using information gap technique help them to study English
well especially in speaking.
The aims of the research that the writer wants to find out the data from the
students, such as: to find out the students’ response of teaching English by using
information gap technique, the students’ achievement in speaking English before and
after teaching English by using information gap technique, and the influence of
teaching English by using information gap technique on the students’ achievement in
speaking English.
The method of the research is quantitative research. The population of the
research is the seventh grade of SMPN I Gunung Jati Kab. Cirebon, there are 360
students and choose class VII-A for 30 students. In this research, the techniques of
collecting data used by the writer are observation, interview, questionnaire and test.
The quantitative data that analyzed by using t-test (pre-test and post-test one design
group).
Having analyzed the data, the writer found that the mean score of the students'
response of teaching English by using information gap technique is good responses,
the average score is 8. The mean score of the students' achievement in speaking
English before and after teaching English by using information gap technique namely
54.4 and 76.3, and the score of ttest is 7.87. So the result of ttest is 7.87 > ttable is 2.04.
So, Ha (Alternative Hypothesis) is accepted and Ho (Null Hypothesis) is rejected.
From the result above, it can be known that there is a positive and significant
influence of teaching English by using information gap technique on the students’
achievement in speaking English at the seventh grade of SMPN I Gunung Jati Kab.
Cirebon. So the teaching English by using information gap technique is one of
techniques that can help and improve students’ achievement in the process of learning
in speaking English
TUTORIAL PEMBELAJARAN DALAM MEMBUAT PERBEDAAN GAYA GAMBAR KARAKTER KARTUN DAN ANIME
Cartoons are television shows in the form of moving images that were discovered in 1883, as the times progressed, cartoons evolved not only in the entertainment world but also in the world of marketing, this attracted illustrators to create something unique to attract people's attention, from the storyline to the characters. Characters are important extras in film production, especially in animation to clarify the information that will be conveyed in the film. The more characters that are created, the more drawing styles are produced, even every artist has their own drawing style. For this reason, the world of drawing is starting to learn techniques on how to draw, to create something unique but proportional, one of which is drawing designs character. This article discusses the steps in creating and making cartoon and anime characters
LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah wahana menyiapkan dan
menghasilkan tenaga kependidikan (Guru) yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan
dan ketrampilan secara professional. Pelaksanaan program PPL ini sangat membantu
mahasiswa dalam memasuki dunia kependidikan dan sebagai sarana untuk
menerapkan ilmu yang diperolehnya selama mengikuti perkuliahan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan berbagai pihak,
ditemukan beberapa persoalan atau permasalahan yang ada di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Melihat situasi dan kondisi yang demikian, maka dibentuk suatu
rancangan program kerja PPL sebagai upaya menangani permasalahan yang ada.
Program Kerja Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang dirancang meliputi :
Penerimaan peserta didik baru (PPDB), pendampingan masa orientasi peserta didik
baru (MOPDB), pendampingan kegiatan bulan ramadhan, pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pembuatan video pembelajaran, praktikkan
diminta bantuannya untuk membantu beberapa kegiatan disekolah.
Secara keseluruhan progam-program yang telah terlaksana tersebut,
merupakan indikasi keberhasilan semua pihak yang terkait. Setelah masa PPL ini,
diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman yang belum pernah diperoleh di
bangku kuliah, terutama pengalaman mengajar di kelas yang sebenarnya. Dalam
pelaksanaan program-program tersebut tidak pernah terlepas dari hambatanhambatan. Akan tetapi hambatan tersebut dapat diatasi dengan adanya semangat dan
kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang terkait serta bimbingan dari guru
pembimbin
Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas VIII SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam kegiatan diskusi kelas VIII SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang, dengan rincian pendeskripsian, pematuhan kesantunan berbahasa dan pelanggaran kesantunan berbahasa.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kesantunan Leech berupa maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim simpati. Sunber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang diungkapkan atau diucapkan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang dalam kegiatan diskusi. Data dikumpulkan dengn menggunakan metode observasi, teknik rekam, teknik catat, dan metode wawancara tidak terstruktur.
Hasil penelitian menunjukkan tuturan pada kegiatan diskusi kelas VIII SMP Negeri 1 Cempa Kabupaten Pinrang lebih didominasi oleh tuturan yang mematuhi kesantunan berbahasa Leech dibandingkan dengan pelanggaran kesantunan berbahasa Leech. Tuturan yang melanggar prinsip kesantunan Leech sebanyak 8 tuturan. Dengan rincian pelanggaran, 3 tuturan pada maksim kebijaksanaan, 2 tuturan pada maksim kedermawanan, 1 tuturan pada maksim permufakatan, dan 2 tuturan pada maksim simpati. Pelanggaran terbesar adalah pada maksim kebijaksanaan. Selain itu, terdapat 11 pematuhan terhadap maksim Leech, dengan rincian 3 tuturan pada maksim kebijaksanaan, 3 tuturan pada maksim kedermawanan, 2 tuturan pada maksim penghargaan, 1 tuturan pada maksim kesederhanaan, dan 2 tuturan pada maksim permufakatan. Pematuhan tersebut didominasi oleh maksim kebijaksanaan dan maksim kedermawanan sebanyak masing-masing 3 tuturan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DI SISWA SMA KELAS X PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DI SISWA SMA KELAS X PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Nurul Fadhillah Ramdhani1, Hertien K Surtikanti2, Amprasto3 Departemen Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) terhadap kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu pembelajaran kognitif siswa. Tujuan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasy experiment designyang dilakukan di salah satu SMA di kota Bandung pada pembelajaran materi pencemaran lingkungan. Penelitian ini memiliki 2 kelas sebagai subjek penelitian yaitu kelas kontrol (dengan menggunakan model pembelajaran konvensional) dan kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division). Subjek yang diteliti oleh peneliti adalah siswa kelas X MIPA 1 yang terdiri dari 26 siswa dan siswa kelas X MIPA 2 terdiri dari 27 siswa. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi tes kemampuan memecahkan masalah berupa soal pre test dan post test, dan lembar respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran STAD terhadap kemampuan memecahkan masalah. Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan uji parametrik statistik uji N-Gain menunjukan bahwa kemampuan memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pada kelas eksperimen didapatkan hasil lebih tinggi yaitu 54,03 dan dapat ditafsikran ke dalam tafsirkan efektif N-Gain di peroleh 54,03% termasuk kedalam kategori tafsiran nilai N-Gain tinggi sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan hasil 25,53 dan dapat ditafsirkan ke dalam presentase 25,53% termasuk kedalam nilai tafsiran rendah.
Kata Kunci : Student Team Achievment Divisions, Kemampuan Memecahkan Masalah
APPLICATION OF STAD LEARNING MODELS TO PROBLEM SOLVING ABILITY IN CLASS X HIGH SCHOOL STUDENTS IN ENVIRONMENTAL POLLUTION MATERIALS
Nurul Fadhillah Ramdhani1, Hertien K Surtikanti2, Amprasto3 Departemen Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Cooperative learning type STAD (Student Team Achievement Divisions) on problem solving ability is one of the cognitive learning of students. The aim of the researcher towards the application of this type of STAD cooperative learning model is to determine the differences in students' problem-solving abilities in environmental pollution material. This research is a quantitative study using a quasy experimental design method carried out in one of the high schools in Bandung on environmental pollution learning. This study has 2 classes as research subjects, namely the control class (using a conventional learning model) and an experimental class (using the Student Team Achievement Division learning model). The subjects studied by the researcher were students of class X MIPA 1 consisting of 26 students and class X MIPA 2 consisting of 27 students. The instruments used in this study included a problem-solving ability test in the form of pre-test and post-test questions, and student response sheets to the application of the STAD learning model to problem-solving abilities. The results obtained by using the statistical parametric test N-Gain test showed that the ability to solve problems in the experimental class and the control class had a significant difference. In the experimental class, the results obtained were higher, namely 54.03 and can be interpreted into the effective interpretation of N-Gain, it was obtained that 54.03% was included in the category of high N-Gain value interpretation, while for the control class the results obtained were 25.53 and could be interpreted into the percentage of 25.53% is included in the low interpretation value.
Keyword : Student Team Achievment Divisions, Problem Solving Abilit
Cyberspace Sebagai Ruang Publik Baru: Analisis Naratif Opini Publik Pada Isu Larangan ThrifTing Di Media Sosial Twitter
Cyberspace as the new public spheres, create people who are put into a situation where they can have an opinion, something that is difficult to realize if reform does not occur. One example of cyberspace is the emergence of social media which not only influences people's lives, but is also able to provide new ways of channeling aspirations.. There is the issue of prohibition of thrifting which is discussed by the public on social media and generates quite high attention from the community as actors and thrift users. This study analyzes narratively 10 screenshots of public opinion popping up on Twitter when searches are directed at two hashtags, #thrifting and #thriftingdilarang. As a result, public opinion circulating on Twitter is dominated by disappointment with this new rule. Comparisons were made publicly on flexing family officials, at the same time questioning the work of several parties and the fate of the people who work in the world of thrift shops like this.
Keywords: cyberspace, public sphere, public opinion, thrifting, Twitter
- …