8 research outputs found

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DAN PENGOBATAN HIV/AIDS PADA WANITA USIA SUBUR DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 (ANALISIS DATA SEKUNDER SDKI 2017)

    Get PDF
    Jumlah infeksi HIV pada tahun 2017 di Jawa Tengah menduduki peringkat empat sebesar 12,04% dan AIDS menduduki peringkat pertama sebesar 18,52%. Wanita merupakan kelompok yang masih memiki pemahaman HIV/AIDS rendah dan menganggap bahwa pencarian informasi ataupun pengobatan HIV/AIDS tidak terlalu dibutuhkan karena mereka yakin tidak akan tertular. Beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian informasi dan pengobatan HIV/AIDS yaitu usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, tempat tinggal, tingkat pengetahuan, dan sikap.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, tempat tinggal, tingkat pengetahuan, dan sikap dengan perilaku pencarian informasi dan pengobatan HIV/AIDS pada wanita usia subur di Provinsi Jawa Tengah.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Sampel adalah wanita usia subur di Jawa Tengah sebanyak 3.414 responden. Analisis statistik menggunakan chi-square dan regresi logistik berganda.Hasil penelitian menunjukkan distribusi yang lebih besar pada variabel yang diteliti adalah usia 25-49 tahun (72,1%), pendidikan tinggi (58,9%), pedesaan (56,9%), menikah (69,6%), tingkat pengetahuan kurang (50,8%), stigma (62,5%), dan perilaku baik dalam pencarian informasi dan pengobatan HIV/AIDS (57,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan faktor yang berhubungan yaitu pendidikan terakhir (p-value=0,009), status pernikahan (p-value=0,033), dan tingkat pengetahuan (p-value=0,008). Hasil uji regresi logistik menunjukkan adanya pengaruh secara bersama-sama antara pendidikan terakhir (OR=1,134), status pernikahan (OR=1,124), dan tingkat pengetahuan (OR=1,139) dengan probabilitas 47% terhadap perilaku pencarian informasi dan pengobatan HIV/AIDS. Kesimpulan penelitian ini adalah status pernikahan, pendidikan terakhir, dan tingkat pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian informasi dan pengobatan HIV/AIDS. Kata kunci :Jawa Tengah, perilaku pencarian informasi dan pengobatan HIV/AIDS, SDKI, wanita usia subu

    HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUD KOTA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar belakang: Kecemasan menjadi salah satu masalah yang sering kali muncul di pelayanan kesehatan. Kecemasan pre operasi di timbulkan akibat dari segala ancaman tindakan dan prosedur yang belum mereka ketahui selama proses operasi. Kecemasan pasien dirumah sakit dapat diatasi dengan adanya perhatian serta komunikasi (caring perawat) dari perawat kepada pasien. Caring sangatlah penting untuk keperawatan, dimana caring berfungsi sebagai asuhan psikologis pasien yang akan menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan caring perawat dengan kecemasan pada pasien pre operasi di ruang bedah RSUD Kota Yogyakarta Metode: Penelitian ini menggunakan kuantitatif korelasi dengan menggunakan pendekatan waktu cross sectional. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 35 responden dengan tehnik s ampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis accindental sampling. Analisis statistik menggunakan uji Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Hasil: Sebagian besar perawat memiliki perilaku caring yang cukup yaitu sebanyak 30 orang (85,7%) dan mayoritas pasien pre operasi mengalami cemas sedang dan berat sebanyak 16 orang (45,7%). Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara caring perawat dengan kecemasan pada pasien pre operasi di ruang bedah RSUD Kota Yogyakarta dengan nilai p = 0,003 (p<0,05) dan r = 0,486. Simpulan dan Saran: Terdapat hubungan yang bermakna antara caring perawat dengan kecemasan pada pasien pre operasi di ruang bedah RSUD Kota Yogyakarta

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN IMS PADA WANITA DI PROVINSI JAWA TENGAH

    Full text link
    Prevention of Sexually Transmitted Infections is one of the priorities of the World Health Organization 2016-2021. Women are a group that is still unfamiliar with STI prevention behavior, especially in terms of seeking information and treatment of STIs in health services. Some of the factors related to STI prevention behavior are age, latest education, marital status, residence, level of knowledge, and attitudes. This study aims to analyze the relationship between age, latest education, marital status, residence, level of knowledge, and attitudes with STI prevention behavior. The study was conducted using data from the 2017 IDHS (Indonesian Health and Demographic Survey). The sample consisted of 3,414 women in Central Java Province. Data analysis used chi-square test and logistic regression. Latest education (p-value = 0.009), marital status (p-value = 0.033) and level of knowledge (p-value = 0.008) are associated with STI prevention behavior, while age, residence, and attitude have no significant relationship with STI prevention behavior. The logistic regression test results showed that there was an influence between latest education (OR = 1.134), marital status (OR = 1.124), and level of knowledge (OR = 1.139). This study concludes that there is a significant relationship between latest education, marital status, and level of knowledge with STI prevention behavior.</jats:p

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI BLORA

    No full text
    Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian pada wanita.Di RSUD Dr. R. Soetijono Blora pada tahun 2018 sebanyak 83 kasus, tahun 2019 sebanyak 137 kasus dan pada tahun 2020 sebanyak 111 kasus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara di Blora.Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik, pendekatan restrosopectif dengan desain case control. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling, jumlah sampel sebesar 87 kasus dan 87 kontrol. Pengambilan data dengan menggunakan data sekunder dan primer. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita kanker payudara dengan stadium II sebanyak 35 orang (40,23%) , usia berisiko sebanyak 80 orang (92%), usia menarche berisiko sebanyak 60 orang (69%), paritas tidak berisiko sebanyak 77 orang (88,5%), riwayat menyusui tidak berisiko sebanyak 69 orang (79,3%), riwayat penggunaan kb hormonal berisiko sebanyak 69 orang (79,3%), riwayat keluarga tidak berisiko sebanyak 67 orang (77%)dan riwayat konsumsi alkohol tidak berisiko sebanyak 83 0rang (95,4%). Hasil uji statistik adalah usia (p=0,00), usia menarche (p=0,03), paritas (p=0,03), riwayat menyusui (p=0,01), riwayat penggunaan kb hormonal (p=0,002), riwayat keluarga (p=0,00), dan riwayat konsumsi alkohol (p =0,68). Kesimpulan ada hubungan antara usia, usia menarche, paritas, riwayat menyusui, riwayat kb hormonal, riwayat keluarga dengan kejadian kanker payudara dan tidak ada hubungan antara riwayat konsiumsi alkohol dengan kejadian kanker payudara.Hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan perlu peningkatan upaya promotif dan preventif meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara, dan pengembangan upaya deteksi dini kanker payudara

    Autentikasi Produk Olahan Ikan Hiu Komersial menggunakan Teknik Species-Specific DNA Mini-barcodes.: Authentication of Commercially Shark Products Using Species-Specific DNA Mini-barcodes Techniques

    No full text
    Pemanfaatan ikan hiu sebagai bahan baku produk olahan perikanan dapat menyebabkan berkurangnya populasi ikan hiu yang juga rentan akan kepunahan. Ikan hiu pada umumnya diperdagangkan dalam bentuk sirip, daging ikan yang diasinkan dan direbus, minyak ikan serta sebagai bahan subtitusi pada pakan hewan sehingga proses identifikasi menggunakan metode berbasis morfologi dan meristik sulit dilakukan. Sebagai alternatif proses autentikasi bahan baku produk olahan ikan hiu adalah menggunakan teknik DNA mini barcodes. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengaplikasikan primer DNA mini barcodes yang spesifik terhadap tiga species hiu terancam punah yang masuk dalam daftar CITES (Sphyrna lewini, Alopias pelagicus, Carcharhinus falciformis) serta mengaplikasikan pada berbagai produk olahan ikan hiu. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi koleksi sampel produk olahan perikanan, perancangan primer spesifik, isolasi DNA, pengujian kualitas dan kuantitas DNA, amplifikasi DNA, dan sekuensing. Berbagai produk olahan komersial berhasil diamplifikasi oleh primer spesifik yaitu pada target 300 pb (S. lewini), 285 pb (A. pelagicus) dan 352 pb (C. falciformes). Hasil sekuensing DNA sampel menunjukkan bahwa spesies teridentifikasi adalah S. lewini, A. pelagicus, C. falciformes dan Hemigaleus microstoma dengan kemiripan 99-100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapatnya pemanfaatan ikan hiu yang dilindungi secara ilegal, sehingga perlu penerapan regulasi yang lebih ketat untuk melestarikan spesies-spesies hiu yang terancam kepunahannya.The use of shark fishery for processed fishery products raw material may threat the vulnerable shark population to extinction. Sharks generally traded in the form of: fins, salted and boiled fish meat, fish oil and for animal feed, therefore, the identification process using morphology and meristic based methods are challenging. An alternative to the process of seafood labelling authentication, the DNA mini barcodes technique could be applied. This study was aimed to design and apply species-specific DNA mini barcodes primers of three endangered shark species that are included in the CITES list (Sphyrna lewini, Alopias pelagicus, Carcharhinus falciformis) as well as applying it into various commercial processed shark products. The research methods were collection of processed fishery product samples, designing species-specific primers, DNA isolation, testing the quality and quantity of DNA, DNA amplification, and sequencing. Various commercial products were successfully amplified by species-specific primers, namely the target of 300 bp (S. lewini), 285 bp (A. pelagicus) and 352 bp (C. falciformes). The sequencing results demonstrated the identified species as S. lewini, A. pelagicus, C. falciformes and Hemigaleus microstoma with homology of 99-100%. The results showed that the illegal application of sharks, thus it is necessary to apply more stringent regulations to conserve shark species that have been threatened with extinction

    Autentikasi Produk Olahan Ikan Hiu Komersial menggunakan Teknik Species-Specific DNA Mini-barcodes.

    No full text
    Pemanfaatan ikan hiu sebagai bahan baku produk olahan perikanan dapat menyebabkan berkurangnya populasi ikan hiu yang juga rentan akan kepunahan. Ikan hiu pada umumnya diperdagangkan dalam bentuk sirip, daging ikan yang diasinkan dan direbus, minyak ikan serta sebagai bahan subtitusi pada pakan hewan sehingga proses identifikasi menggunakan metode berbasis morfologi dan meristik sulit dilakukan. Sebagai alternatif proses autentikasi bahan baku produk olahan ikan hiu adalah menggunakan teknik DNA mini barcodes. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengaplikasikan primer DNA mini barcodes yang spesifik terhadap tiga species hiu terancam punah yang masuk dalam daftar CITES (Sphyrna lewini, Alopias pelagicus, Carcharhinus falciformis) serta mengaplikasikan pada berbagai produk olahan ikan hiu. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi koleksi sampel produk olahan perikanan, perancangan primer spesifik, isolasi DNA, pengujian kualitas dan kuantitas DNA, amplifikasi DNA, dan sekuensing. Berbagai produk olahan komersial berhasil diamplifikasi oleh primer spesifik yaitu pada target 300 pb (S. lewini), 285 pb (A. pelagicus) dan 352 pb (C. falciformes). Hasil sekuensing DNA sampel menunjukkan bahwa spesies teridentifikasi adalah S. lewini, A. pelagicus, C. falciformes dan Hemigaleus microstoma dengan kemiripan 99-100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapatnya pemanfaatan ikan hiu yang dilindungi secara ilegal, sehingga perlu penerapan regulasi yang lebih ketat untuk melestarikan spesies-spesies hiu yang terancam kepunahannya.</jats:p
    corecore