10 research outputs found
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN AUTISME BERBASIS MULTIMEDIA AUDIO-VISUAL
AbstrakAutisme merupakan gangguan perkembangan yang dimana anak hidup dalam dunianya sendiri tidakmemperdulikan lingkungan, cuek terhadap orang tua, tidak ada kontak mata, suka menyendiri dan seringmelakukan gerakan-gerakan yang aneh. Fenomena yang ada bahwa orang tua yang memiliki anak dengangejala autisme pasti mengalami kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa untuk merawat anakdengan gejala autisme. Pada zaman yang modern ini banyak cara orang tua yang memiliki anak denganautis untuk mendapatkan informasi tentang autisme salah satunya dengan memanfaatkan teknologiinformasi melalui video media pembelajaran.Tujuan dari pembuatan desain ini adalah merancang mediapembelajaran autisme dan cara penanganan anak dengan gejala autisme berbasis video yang menarik danmudah dipahami.Metode yang digunakan pada perancangan media pembelajaran ini menggunakanpengembangan multimedia menurut Luther (1994) yang dilakukan dalam 6 tahap, yaitu konsep,perancangan, pengumpulan materi, pembuatan, pengujian dan distribusi. Media pembelajaran ini dibuatdengan menggunakan aplikasi Microsoft Power Point 2013, Windows Movie Maker 2.6, dan CamtasiaStudio 8.Hasil dari desain pembelajaran ini berupa produk media pembelajaran tentang autisme dan carapenanganan anak dengan gejala autisme yang menarik dan mudah dipahami.Kesimpulan dari hasilrancang media pembelajaran ini adalah melalui media pembelajaran Autisme berbasis audio-visualdiharapkan bisa membantu proses belajar dan berbagi ilmu bagi mahasiswa, praktisi kesehatan,masyarakat dan khususnya orang tua yang memiliki anak dengan gejala autisme.Kata Kunci: Media, Autisme, Multimedia, Audio-visualAbstractAutism is a developmental disorder in which the child lives in his own world does not care about theenvironment, in different to parents, no eye contact, a loof and often do strange movements. Thephenomenon that is that parents who have children with autism symptoms definitely become confused anddo not know what to do to care for children with autism. In this modern age many ways parents who havechildren with autism to get information about autism, one of them by exploiting information technologythrough the medium of video learning. The purpose of this design is to designing instructional mediaautism and ways of handling children with autism symptom-based video interesting and easy tounderstand. The method used in this study media design using multimedia development by Luther (1994)conducted in six stages are the concept, design, material collecting, assembly, testing and distribution.This instructional media created using Microsoft Power Point 2013, Windows Movie Maker2.6, andCamtasia Studio 8. The results of this study design is a product of learning media about autism and howto handle a child with symptoms of autism are attractive and easy to understand. The conclusion of thisstudy is designed media through media-based learning audio-visual Autism is expected to help theprocess of learning and sharing knowledge for students, health practitioners, community and especiallyparents who have children with autism.Keywords: Media, Autism, Multimedia, Audio-visua
PENGARUH KOMBINASI METODE BUTTERFLY HUG DAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA REMAJA
Tujuan: Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi metode Butterfly Hug dan Terapi Musik terhadap perubahan tingkat kecemasan pada remaja. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pre-eksperimen dengan menggunakan rancangan one group pre-test post-test. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 orang yang diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner HARS (Hammilton Anxiety Rating Scale) untuk mengukur tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Variabel yang diukur yaitu variabel independen berupa kombinasi metode Butterfly Hug dan Terapi Musik sedangkan variabel dependen berupa tingkat kecemasan remaja. Analisis statistik menggunakan uji marginal homogeneity. Hasil: Hasil analisis didapatkan nilai p value 0,002 (p Ë‚0,05) yang menyatakan bahwa hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak dengan demikian terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian intervensi kombinasi metode Butterfly Hug dan Terapi Musik terhadap perubahan tingkat kecemasan pada remaja Simpulan: Berdasarkan hasil analisis maka pemberian kombinasi metode butterfly hug dan terapi musik berpengaruh terhadap perubahan tingkat kecemasan pada remaja. Kata kunci: Butterfly Hug, Kecemasan, Remaja, Terapi Musik
MODEL PENGEMBANGAN INTERVENSI ANTI-BULLYING GAME PADA REMAJA KORBAN BULLYING
Bullying merupakan fenomena yang semakin mengkhawatirkan, khususnya di bidang pendidikan. Beberapa penelitian menemukan bahwa individu yang menjadi korban bullying memiliki dampak psikologis seperti depresi, pasif, rasa malu yang berlebihan, mengalami trauma dan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Banyaknya dampak psikologis bullying yang muncul pada remaja membuat peneliti tertarik untuk mengembangkan model intervensi game anti bullying pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model intervensi game anti-bullying bagi korban bullying. Desain penelitian menggunakan penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam 6 tahap yaitu konsep, desain, pengumpulan material, manufaktur, pengujian dan distribusi. Penelitian ini menghasilkan model intervensi game anti bullying untuk remaja berupa produk game edukasi yang terdiri dari game board dan flashcard. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan secara bertahap dapat mengurangi dampak perilaku bullying pada remaja di sekolah.Kata kunci: Intervensi, Bullying, Game, Remaj
UPAYA PENCEGAHAN DEPRESI, ANSIETAS DAN STRES PADA REMAJA MELALUI PSIKOEDUKASI DENGAN APLIKASI SDASI BERBASIS LAYANAN ANDROID
Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang rentan terhadap masalah psikososial. Banyak dari remaja yang mengalami masalah psikososial seperti depresi, cemas, stres, gangguan tidur, traumatic dan sedih berkepanjangan namun tidak tau apa yang harus mereka lakukan sehingga banyak remaja melampiaskan kearah perilaku negatif seperti penyalahgunaan napza, kekerasan, kriminalitas, putus sekolah. Kurangnya upaya deteksi dini melalui screening dan minimnya informasi yang mereka dapat terkait masalah kesehatan jiwa dan penatalaksanaanya membuat remaja semakin rentan terhadap masalah-masalah psikososial. Untuk itu, tujuan pengabdian kepada masyarakat ini untuk mendeteksi dini dan memberikan pemahaman yang benar kepada remaja tentang depresi, ansietas dan stres. Design pengabdian masyarakat ini adalah quasy experimental dengan pendekatan one group pre-post test design . Responden intervensi berjumlah 25 orang yang diambil dengan tehnik purposive sampling. Evaluasi hasil kegiatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test. Dilakukan analisis statistik menggunakan uji dependent t-Test didapatkan nilai signifikasi 0,001 (p value < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat depresi, ansietas dan stress remaja sesudah diberikan psikoedukasi melalui aplikasi SDASI.Kata Kunci: Remaja, depresi, ansietas, stres, androi
MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA MAHASISWI KEPERAWATAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Fibroadenoma Mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara dengan karakteristik tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas, berkonsistensi padat kenyal dan sering terjadi pada wanita usia 15-25 tahun. Pemeriksaan payudara sendiri adalah salah satu jenis metode deteksi awal yang dilakukan guna mendeteksi adanya kelainan pada payudara yang sangat efektif jika dilakukan sedini mungkin atau lebih sering disingkat dengan sebutan Sadari. Sadari dianggap cara yang aman, terekonomis serta sangat sederhana yang bisa dilakukan guna mendeteksi keberadaan kelainan pada payudara. Namun, dari data studi pendahuluan masih banyak mahasiswi yang belum melakukan Sadari secara rutin. untuk mengetahui motivasi melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi Keperawatan Universitas Sriwijaya. Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif, populasi adalah Mahasiswi Keperawatan Universitas Sriwijaya, sampel berjumlah 221 responden, tehnik pengambilan sampel stratified random sampling. Intrumen penelitian menggunakan kuesioner elektronik berupa google form. Motivasi yang dimiliki responden adalah motivasi tinggi 29%, motivasi sedang 54,3%, dan motivasi rendah 16,7%. Motivasi Mahasiswi Keperawatan mayoritas berada pada motivasi sedang untuk melakukan Sadari.Kata Kunci: Motivasi, pemeriksaan payudara sendiri, fibroadenoma mamma
Kemauan Bertindak dalam Resusitasi Jantung Paru pada Siswa Sekolah Menengah Atas
This study aims to identify high school students' willingness to provide essential life support to victims of cardiac arrest outside the hospital. The research method used in this study is a descriptive survey. The results showed that more students reported a willingness to perform CPR to friends (89.58%), closest family members (81.25%), and relatives (77.08%) than other victims. The two main reasons respondents did not want to do CPR were fear of endangering the victim (68.75%) and fear of legal problems (43.75%). As many as 89.29% of female respondents and 90% of male respondents want to do CPR. In conclusion, respondents are willing to act in CPR on OHCA and wish to learn about it. The positive attitude shown by respondents can be a driving force for creating education and training strategies that can increase knowledge, skills, and willingness to act on CPR among high school students.
Keywords: Cardiac arrest, Willingness to Act, Cardiopulmonary Resuscitatio
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP TINGKAT STRES PASIEN KANKER PAYUDARA
Kanker payudara merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama pada wanita dalam dunia kesehatan. Kanker payudara dapat menimbulkan komplikasi fisik dan psikologis yang kompleks sehingga pasien rentan terkena stres dan menyebabkan turunnya produktifitas serta kulitas hidup pasien. Oleh sebab itu, dibutuhkan terapi untuk menurunkan tingkat stres pada pasien kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) terhadap tingkat stres pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 24 responden yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrument pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner tingkat stres yang di modifikasi dari DASS 42. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT pada kelompok intervensi (p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0,063), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-value = 0,000). Pemberian terapi SEFT memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan tingkat stres pasien kanker payudara pada kelompok intervensi. SEFT merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan emosi negatif dengan memadukan spiritualitas yang menggunakan tapping di beberapa titik tertentu pada tubuh. SEFT dapat direkomendasikan sebagai salah satu penatalaksanaan untuk mengatasi stres pasien kanker payudara. Kata kunci: Spiritual Emotional Freedom Technique, SEFT, Kanker Payudara, Tingkat Stres
Pengaruh Terapi Generalis Dan Terapi Kognitif Terhadap Peningkatan Harga Diri Pada Remaja Dengan Harga Diri Rendah Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Palembang
Remaja merupakan periode perkembangan selama individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. WHO (2009) menyebutkan bahwa 18% dari penduduk dunia adalah remaja atau sebanyak 1,2 miliar jiwa. Banyaknya populasi remaja akan menimbulkan dampak yang buruk apabila remaja menunjukkan perilaku yang negatif dan terlibat kenakalan remaja. Kenakalan remaja berupa tindak kriminal dapat membawa remaja berhadapan dengan hukum. Hal ini membuat remaja divonis bersalah yang menyebabkan kemudian remaja menjalani masa-masa berada di lembaga pembinaan anak sebagai narapidana. Kehidupan remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) merupakan bentuk dari konsekuensi hukuman atas perilaku melanggar hukum yang pernah dilakukan. Berbagai permasalahan dialami remaja dalam menjalani kehidupannya di LPKA, diantaranya perubahan hidup, hilangnya kebebasan dan hak-hak yang semakin terbatas, hingga perolehan label “panjahat” yang melekat pada dirinya. Hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami harga diri rendah dimana hal tersebut dapat mengakibatkan remaja mengalami depresi. Oleh sebab itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan harga diri pada remaja. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh terapi kognitif terhadap peningkatan harga diri remaja di LPKA. viii Desain penelitian ini adalah peneitian Quasy Experiment pre-post test with control group design. Lokasi penelitian di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Palembang. Jumlah sampel sebanyak 14 pada masing-masing kelompok dengan tehnik purposive sampling. Tehnik pengambilan data melalui penyebaran instrumen harga diri. Tehnik pemberian terapi dilakukan secara individu kepada masing-masing responden dan dilakukan di ruang yang tertutup. Hasil dan analisa data menggunakan uji t-test berpasangan terdapat perbedaan peningkatan harga diri remaja antara sebelum dan sesudah diberikan terapi generalis HDR dan terapi kognitif pada kelompok perlakuan (nilai p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan peningkatan harga diri antara sebelum dan sesudah diberikan terapi generalis HDR (nilai p-value= 0,000), sedangkan berdasarkan uji t-test tidak berpasangan harga diri remaja sesudah diberikan intervensi antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol terdapat perbedaan peningkatan harga diri antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi (nilai p-value = 0,006). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh terapi generalis HDR dan terapi kognitif terhadap peningkatan harga diri remaja di lembaga pembinaan khusus anak kelas I Palembang. Terapi generalis HDR dilakuan sebanyak 3 sesi sedangkan terapi kognitif dilakukan sebanyak 4 sesi dimana masing-masing sesi dilakukan 2 kali pertemuan dengan jeda waktu 3 hari