4 research outputs found
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI MAKAN MAKANAN PANAS BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB AMALIA BHAKTI, SLB YPBD BUAHDUA DAN SLB MIROOJUTTAQWA
Anak tunagrahita belum mampu secara mandiri dalam makan makanan panas sehingga memerlukan program pengembangan diri makan makanan panas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran bagaimana pelaksanaan program pengembangan diri makan makanan panas untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan menanamkan kemandirian dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai individu. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara di tiga sekolah yaitu SLB Amalia Bhakti, SLB YPBD Buahdua dan SLB Mirrojuttaqwa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada saat pelaksanaan program pengembangan diri makan makanan panas guru menyusun tujuan, materi, metode, media dan alokasi waktu berdasarkan hasil assesmen. Kegiatan diawali dengan kegiatan awal, inti dan akhir. Kesulitan yang ditemukan berupa ketidakmampuan anak tunagrahita dalam menyebutkan jenis-jenis, ciri-ciri dan cara mendinginkan makanan panas. Upaya yang dilakukan oleh guru yaitu dengan memperbanyak latihan dirumah dengan melibatkan orang tua agar proses pembelajaran dapat tercapai
PEDOMAN ASESMEN KESADARAN LINGUISTIK SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN MEMBACA BAGI ANAK LEARNING DISABILITIES DI TINGKAT SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF
Membaca pada dasarnya adalah aktivitas bahasa yang membutuhkan kesadaran linguistik. Bertolak dari beberapa hasil penelitian mengenai keterkaitan linguistik dengan membaca, maka dapat diasumsikan bahwa anak yang memiliki kemampuan yang baik dalam aspek linguistik akan berdampak positif pada kemampuan membacanya. Untuk menyusun program pembelajaran membaca yang tepat bagi anak, dibutuhkan asesmen komperhensif guna mengetahui kemampuan, hambatan serta kebutuhan anak. Diperlukan suatu pedoman asesmen sebagai panduan bagi guru apa yang dilakukan dan direncanakan guru untuk pelayanan pendidikan anak dapat diwujudkan secara maksimal dan baik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menemukan suatu panduan/pedoman asesmen kesadaran linguistik yang komperhensif sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan program pembelajaran membaca bagi anak learning disabilities di tingkat sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif
PENINGKATAN KAPASITAS GURU DALAM MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KEMAMPUAN PRASYARAT MEMBACA DAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK DENGAN HAMBATAN MEMBACA DI TINGKAT SEKOLAH DASAR
Dalam mewujudkan peranan guru agar mengetahui kemampuan, hambatan serta faktor penyebab seorang anak belum dapat membaca maka diperlukan asesmen sebagai langkah solutif dan strategis untuk mengumpulkan informasi mengenai anak yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan keputusan dalam perencanaan pembelajaran bagi anak. Asesmen yang baik akan memberikan manfaat yang sangat besar dalam pelayanan pembelajaran anak sehingga dibutuhkan penyusunan prosedur asesmen sebagai panduan melakukan proses asesmen. Pemahaman, kemampuan dan keterampilan guru yang baik dalam melaksanakan asesmen membaca bagi anak, dapat menjadi salah satu solusi menyelesaikan permasalahan yang dialami anak khususnya dalam membaca, guna mencapai pendidikan yang lebih tinggi dan mampu mengikuti pendidikan secara optiml dalam seting pendidikan inklusi
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU SLB KOTA BANDUNG DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN VOKASIONAL ANAK TUNAGRAHITA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kemampuan dalam pembelajaran vokasional bagi anak tunagrahita belum optimal dan kurang efektifnya penyelenggaraan kelompok pelatihan vokasional yang diselenggarakan oleh beberapa yayasan penyelenggara pendidikan tunagrahita di kota Bandung. Berdasarkan pada keadaan tersebut penelitian ini bertujuan untuk: 1) memperoleh gambaran tentang kondisi obyektif pembelajaran vokasional bagi anak tunagrahita 2) . Konsep dan teori yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan penelitian ini, meliputi: hakekat pembelajaran vokasional yang ada di SLB, hakekat vokasional, dan pendidikan vokasional tunagrahita ringan. Kenyataan dilapangan bahwa tidak semua anaktunagrahitadapat mengenyam pendidikan formal melalui Sekolah Luar Biasa karena berbagai kendala seperti jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal, keterbatasan biaya, kasadaran orang tua anak tunagrahita yang masih rendah, kepedulian masyarakat terhadap penyandang tunagrahita yang masih sangat rendah pula dan juga bagi mereka yang bersekolah merasakan ketidakseimbangan antara program kurikulum dengan kebutuhan belajar penyandang tunagrahita yang disertai keterbatasan-keterbatasan mereka maka hasil pendidikan formal dirasakan belum cukup bagi mereka untuk bekal meraih kemandiriannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode penelitian dan pengembangan, yang berlokasi di gugus 18 di kota Bandung. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, semiloka dan diskusi dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: keberadaan pembelajaran vokasional belum optimal, artinya dalam prencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut belum sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita.Oleh karena itu diperlukan pelayanan pendidikan yang lebih fleksibel, berdiversifikasi, dan lebih berorientasi pada pendidikan kecakapan hidup termasuk keterampilan vokasional yang dapat diakses sepanjang hidupnya.Kesimpulan dari penelitian bahwapembelajaran vokasional bagi anak tunagrahita ringan dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan kerja, seperti pengetahuan, keterampilan, Rekomendasi hasil penelitian ini adalah pengembangan vokasional bagi anak tunagrahita dan dapat mengantarkan anak tunagrahita memperoleh pekerjaan sebagi bekal hidupnya