236 research outputs found

    BRIDGMAN Kelebihan Dan Kekurangannya Sebagai Teknik Penumbuhan Kristal

    Get PDF
    Kajian ini tentang teknik Bridgman kelebihan dan kekurangannya sebagai teknik penumbuhan kristal. Permasalah yang muncul pada kajian ini adalah langkah-langkah pokok, kelebihan, dan kekurangan Teknik Bridgman. Berdasarkan kajian ini teknik Bridgman memiliki kelebihan, yakni: peralatan cukup sederhana, langkah kerja juga cukup sederhana, dan kualitas kristal yang dihasilkan cukup bagus karena perbandingan mol hampir sesuai teori dan parameter kisi kristal juga sesuai dengan nilai dalam Join Committee on Powder Difraction Standarts (JCPDS). Kelemahan teknik Bridgman antara lain: memerlukan ketelitian dalam menentukan perbandingan massa bahan dasar kristal, memerlukan kevakuman yang cukup tinggi dalam kapsul pyrex atau kuarsa, dan memerlukan ketelitan yang tinggi saat pengelasan kapsul pyrex atau kuarsa. Kata kunci: teknik Bridgman, penumbuhan kristal, kelebihan, dan kekuranga

    THE DEVELOPMENT OF PHYSICS ESSAY TEST FOR HIGHER ORDER THINKING SKILLS IN JUNIOR HIGH SCHOOL

    Get PDF
    This research has been done to develop an instrument for measuring junior high school students’ physics higher order thinking skills (PhysETHOTSS) and to obtain the characteristics of the PhysETHOTS. The instrument blue print has been developed based on the aspects and sub-aspects of higher order thinking skills, then it was used to develop the items. The instrument consisting of 24 items were validated by physics educational measurement experts. The validated instrument was tried out on students of junior high school (SMPN 1 Sewon). The polytomous data were analyzed according to the partial credit model (PCM). The results show that the 24 items of PhysETHOTS were fit to the PCM, the reliability of the test was 0.75, the items’ difficulty indexes ranged from -1.22 to 0.34. Therefore, the PhysETHOTS is qualified for the measurement of junior high school students’ physics higher order thinking skills

    ANALISIS SIFAT MAGNETIK BAHAN YANG MENGALAMI PROSES ANNEALING DAN QUENCHING

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh temperatur annealing terhadap permeabilitas, koersivitas, remanensi bahan, (2) mengetahui pengaruh temperatur quenching terhadap permeabilitas, koersivitas, remanensi bahan, (3) memperoleh temperatur annealing optimum bahan ditinjau dari permeabilitas, koersivitas dan remanensinya, dan (4) memperoleh temperatur quenching optimum bahan ditinjau permeabilitas, koersivitas dan remanensinya. FCD yang dipakai pada penelitian ini terdiri dari beberapa unsur dengan komposisi sebagai berikut: (1) Karbon 3,752 %, (2) Silikon 1,741 %, (3) Mangan 0,442 %, (4) Fosfor 0,043 %, dan (5) Belerang 0,026 %. Ukuran FCD yang digunakan sebagai benda uji panjang 60 mm dan diameter 8 mm. Untuk melakukan quenching digunakan furnice, dan untuk menguji kurva histerisis digunakan Magnetic Circuit Dari analisis data penelitian diperoleh bahwa: (1) semakin tinggi temperatur annealing, semakin rendah permeabilitas,, semakin tinggi koercivitas bahan maksimum pada 600 0C kemudian menurun lagi, semakin tinggi remanensi FCD dan maksimum pada 600 0C kemudian menurun lagi, (2) Semakin tinggi temperatur quenching, semakin tinggi permemeabilitas, semakin tinggi koersivitas, semakin tinggi remanensi FCD, (3) Kondisi optimum proses annealing pada temperatur 600 0C menghasilkan FCD dengan sifat kemagnetan yang keras yaitu permeabilitas tinggi, remanensi dan koersivitas tinggi, dan (4) Kondisi optimum proses quenching pada temperatur 1000 0C menghasilkan FCD dengan sifat kemagnetan yang keras yaitu permeabilitas rendah, remanensi dan koersivitas tinggi

    PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK UNTUK MEMOTRET HOTS MAHASISWA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS DI JURDIK FISIKA FMIPA UNY

    Get PDF
    Penelitian ini telah dilakukan untuk mengembangkan tes diagnostik Fisika untuk mendeteksi kelemahan kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika (PhysDiTHOTS) mahasiswa; untuk mendapatkan karakteristik PhysDiTHOTS; dan untuk mengukur kelemahan kemampuan berpikir tingkat tinggi Fisika mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. Kisi-kisi instrumen dikembangkan berdasarkan aspek dan sub-aspek kemampuan berpikir tingkat tinggi dan digunakan untuk mengembangkan item. Instrumen terdiri dari 24 item divalidasi oleh ahli Fisika, ahli pendidikan Fisika, dan ahli pengukuran pendidikan Fisika. Instrumen divalidasi diujicobakan kepada mahasiswa Jurusan Fisika Pendidikan, Matematika dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. Data polytomous dianalisis sesuai dengan partial credit model (PCM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 item PhysDiTHOTS cocok untuk PCM, keandalan dari tes ini adalah 0,77, indeks kesulitan item 'berkisar dari -0,97 menjadi 1,87, dan berdasarkan fungsi informasi dan SEM, tes ini sangat tepat untuk mengukur HOTS Fisika mahasiswa 'dari -1,6 ke 3,0. Oleh karena itu, PhysDiTHOTS adalah instrumen yang baik dan berkualitas untuk mendeteksi kemampuan berpikir kelemahan Fisika tingkat tinggi mahasiswa. Hasil pengukuran bahwa kelemahan urutan tinggi Fisika kemampuan berpikir untuk setiap aspek sebagai berikut. Urutan paling lemah pada kemampuan untuk menganalisis masing-masing adalah untuk memberikan fitur-fitur khusus, membedakan dan memilah. Untuk mengevaluasi kelayakan dari urutan paling lemah dikritik dan diperiksa. Adapun aspek-aspek mencipta dari urutan kelemahan berturut-turut adalah menghasilkan, merencanakan, dan memunculkan ide

    EFFECTIVENESS OF REASONED OBJECTIVE CHOICE TEST TO MEASURE HIGHER ORDER THINKING SKILLS IN PHYSICS IMPLEMENTING OF CURRICULUM 2013

    Get PDF
    This research has been done to studyusefulnessand effectiveness of the reasoned objective choice test to measure higher order thinking skills (HOTS) in Physics (PhysROCTHOTS) implementing Curriculum 2013. Research subject was 1001 students of ten senior high school in Yogyakarta. Usefulnessof the test was indicated by validity, reliability, total information function,and SEM. The test validity was obtained by experts judgment and goodness of fit to model. Goodness of fit of the test scoring in polytomousaccording to the partial credit model (PCM) to measure HOTS based on average of INFIT Mean of Squareof 1.0. The effectiveness of the test was indicated by practicalityandefficiencybased on response of senior high schools physics teachers. The results show that:the PhysROCTHOTSis valid and reliable so the test is can be used to measure HOTS of senior high school students and the test scoring in polytomous according to PCM can measure HOTS of senior high school students implementing Curriculum 2013 effectively

    Lessons Study Pada Mata Kuliah Gelombang Dalam Bentuk Penerapapan Model Instruksional DDFK Problem Solving Untuk Mengembangkan Habit Of Mind Mahasiswa

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah; (1). merancang strategi penerapan DDFK (problem solving) dalam proses belajar mengajar Gelombang untuk menghasilkan suatu pembelajaran bermakna, (2). mengembangkan perangkat pembelajaran yang tepat digunakan untuk penerapan DDFK dalam pembelajaran Gelombang untuk meningkatkan habit of mind, (3). mengembangkan sistem evaluasi yang mampu memberikan penilaian secara integratif (proses dan hasil belajar sekaligus) dalam proses belajar mengajar Gelombang dengan penerapan strategi DDFK, (4). mendesain penelitian dengan rancangan Lessons Study yang dapat digunakan untuk menerapkan dan mengembangkan DDFK untuk meningkatkan aktivitas habit of mindmahasiswa, (5). mengembangkan koordinasi dan kolaborasi antara dosen LPTK dengan dosen Gelombang di Jurusan Pendidikan Fisika dalam penerapan DDFK sehingga terdapat keuntungan timbal balik (reciprocity of benefits), dan (5). menginventarisir kendala-kendala yang ada sebagai bahan pertimbangan untuk refleksi dan pelaksanaan penelitian berikutnya. Rancangan riset yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan Lessons Study ini di desain dalam Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design). Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variable bebas yang dimanipulasi terhadap variable tergantung. Pemilihan kelompok secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok-kelompok yang ekuivalen. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY dengan melibatkan 4 orang dosen peneliti dimana 1 orang dosen yang menjadi pengampu mata kuliah Gelombang dalam penerapan DDFK. Kegiatan utama dilakukan di Jurusan Pendidikan Fisika yang dijadikan tempat kegiatan yaitu Jurusan Pendidikan Fisikan. Kelas yang digunakan adalah kelas yang terdiri dari 40 orang mahasiswa. Dari hasil kegiatan penelitian teaching grant untul penerapan media animasi dalam mata kuliah Gelombang ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut; (1). perangkat pembelajaran Gelombang berhasil dikembangkan dan mendukung kualitas proses dan kualitas hasil belajar mengajar Gelombang dan mampu mereduksi miskonsepsi mahasiswa, (2). dosen pengampu mampu melakukan keseluruhan aspek dalam sintaks pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan animasi praktikum virtual seperti yang telah dirancang bersama dengan tim peneliti, (3). aktivitas dosen didominasi dengan kegiatan mengelola KBM sesuai dengan rancangan penelitian, mendorong atau melatihkan mahasiswa keterampilan proses sains, (5). pada umumnya mahasiswa menyatakan senang dan baru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran Problem Solving DDFF yang telah dikembangkan oleh peneliti, dan (6). dosen pengampu menganggap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan peneliti cukup membantu dan sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar Gelombang

    Studi Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Berbasis Higher Order Thinking (Hots) pada Kelas X di SMA Negeri Kota YOGYAKARTA

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan perencanaan pembelajaran fisika berbasis higher order thinking skills (HOTS) di kelas X SMA, (2) pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis HOTS di kelas X SMA. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan populasi SMA negeri di Kota Yogyakarta. Sampelnya sejumlah 10 SMA negeri ditentukan dengan teknik census. Sumber informasi terdiri atas 10 guru fisika kelas X dan 281 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen RPP, pedoman observasi, lembar angket guru dan peserta didik dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan didukung data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perencanaan pembelajaran fisika berbasis HOTS yang disusun oleh guru fisika kelas X pada SMA negeri di Kota Yogyakarta berada pada kategori terlaksana sedang (TS). Pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis HOTS yang dilakukan oleh guru fisika kelas X pada SMA negeri di Kota Yogyakarta berada pada kategori terlaksana sedang (TS)

    Pembelajaran Kontekstual dalam Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Analisis Rangkaian Listrik

    Full text link
    The objectiveof research are: (1) to discover step of learning community; (2) todiscover acomputer based media and module thatsupport of learning community;and (3) to discover type of authentic assessment that support of learningcommunity that can raise effectively of learning of Circuit Analysis. Subject ofresearch is the student of the Study Program of Physics of Mathematics and ScienceFacultyin Yogyakarta State University that takes the Circuit Analysis Subject of 28students. To detetrr)ine daia of the research is used methods: (1) test, (2)observation, and (3) questioner. Test is used to detetrr)ine data of the learningachievement of the Circuit Analysis. Observationto determine of student activity.By analyzingof data, it is concluded that: (1) Steps of learning community thatcan raise effectively of learning of Circuit Analysis are: (a) Lecturer explains pointsof lecture,(b) Lecturer gives different tasks to each group, (c) class is divided to 3-4person/ group, and (d) each of group present their paper and another groupperceive; (2) Type of authentic assessment in contextual teaching and learning thatapply learningcommunity can rise effectively of learning of Circuit Analysis are:(a) activity,(b) task, (c) quiz, and (d) test; and (3) Media of learning and modulethat support to learning community to rise effectively of learning of CircuitAnalysis. Media construction is figure, simple explanation, color-animation font.Module constructionis complete theory, problem solving, and dril

    Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Fisika Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kesiapan Peserta Didik Dalam Menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer

    Full text link
    This research aims to 1) produce computer-based assessment instruments eligible to measure the cognitive abilities of senior high school students, 2) test the effectiveness of computer-based assessment instrument developed to measure the knowledge of physics in senior high school students, 3) measuring the level of readiness of students in dealing computer-based national examanation. This research uses a model of Research and Development (R & D) which consists of three main stages: the preliminary stage, the stage of development and evaluation phase. At the preliminary stage has been identified problems of computer-based assessment of learning physics. At the development stage has been carried out the design manufacture of computer-based assessment instrument physics, product validation, product revisions and testing of products on a limited basis. In the evaluation stage has been tested extensively, product revision, and the final product. Descriptive statistical test used to describe the results of the application of computer-based knowledge assessment. The results research show that : 1) computer-based assessment instruments eligible to measure cognitive abilities of senior high school students, 2) computer-based assessment instruments are more effective and efficient to measure the students knowledge of physics in senior high school rather than paper and pencil test, 3) 58.67% of students are ready to face computer-based test, 34% of students not yet ready for the computer based test and 7.33% are not ready to perform the test based computer
    corecore