8 research outputs found

    ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MERANCANG PROPOSAL KARYA ILMIAH BEEBASIS PROJECT BASED LEARNING

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kebutuhan pengembangan bahan ajar berupa modul pembelajaran merancang proposal karya ilmiah berbasis Project Based Learning untuk siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Geringging.  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berorientasi pada pengembangan suatu produk. Subjek penelitian ini yaitu seorang guru bahasa Indonesia dan 26 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sungai Geringging. Instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara dan penyebaran angket. Teknik analisis data menggunakan Analysisi Interactive Miles-Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1) Kurikulum yang berlaku di SMA Negeri 1 Sungai Geringging adalah kurikulum 2013 edisi revisi 2018. 2) Analisis karakteristik siswa didasarkan pada usia dan kebutuhan siswa terhadap bahan ajar. Rata-rata usia siswa kelas XI adalah 16-18 tahun yang berada pada tahap operasional formal. Selain itu, siswa juga membutuhkan bahan ajar tambahan yang menuntun mereka merancang proposal karya ilmiah secara bertahap. 3) Hasil analisis materi menunjukkan bahwa materi utama teks proposal yang disajikan dalam modul meliputi pengertian proposal, ciri-ciri proposal, jenis-jenis proposal, sistematika proposal dan kaidah kebahasaan proposal. 4) Hasil perumusan tujuan pembelajaran yakni siswa mampu merancang proposal karya ilmiah dengan memerhatikan informasi, tujuan dan esensi karya ilmiah yang diperlukan. Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, modul pembelajaran berbasis Project Based Learning dapat dikembangkan di SMA Negeri 1 Sungai Geringging, dengan tetap  berpedoman atau mengacu pada analisis kebutuhan yang telah dilakukan

    PENGAJARAN BAHASA BAGI PEMELAJAR BIPA DENGAN TEMA LINGKUNGAN HIDUP

    Get PDF
    Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APBIPA) awal mulanya berdiri pada November 1999 setelah penyelenggaran konferensi Internasional pengajaran BIPA (KIPBIPA) ke-3 di IKIP Bandung. Seiring perkembangan waktu, APBIPA berubah menjadi Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) pada rapat pengurusan APPBIPA pada periode 2015-2019 yang diselenggarakan di Jakarta. APPBIPA adalah organisasi profesi yang beranggotakan pengajar BIPA dan pegiat BIPA  baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Misi utama APPBIPA adalah memartabatkan bahasa Indonesia dan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada orang asing. Dalam rangka perayaan hari jadi ke-21 APPBIPA pusat mengikutsertakan seluruh cabang (dalam dan luar negeri) untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dalam rangka pesta akademia 21 tahun APPBIPA. APPBIPA Sumatera Barat berkolaborasi dengan APPBIPA Bali untuk mengikuti lomba pengajaran bahasa dan lomba pengajaran budaya dan pengetahuan umum tentang Indonesia dengan tema “Lingkungan hidup” untuk tingkatan pemelajar B1

    KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN BAHASA KOMUNITAS BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP BAGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN: Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Peserta Kelompok Belajar Pendidikan Keaksaraan Di Nagari Salayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok

    Get PDF
    Tesis yang berjudul “Keefektifan Metode Pembelajaran Bahasa Komunitas Berorientasi Kecakapan Hidup Bagi Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman (Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Peserta Kelompok Belajar Pendidikan Keaksaraan di Nagari Salayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok)” ini dilatarbelakangi oleh masih banyak masyarakat Nagari Salayo yang buta aksara. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kemiskinan, kondisi lingkungan yang tidak mendukung, dan motivasi dari orang tua dan keluarga sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai profil kelompok belajar pendidikan keaksaraan, rancangan dan pelaksanaan metode pembelajaran bahasa komunitas berorientasi kecakapan hidup, serta keefektifan metode pembelajaran bahasa komunitas dalam meningkatkan kemampuan warga belajar yang selanjutnya disebut dengan WB. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa metode pembelajaran bahasa komunitas berorientasi kecakapan hidup efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman WB. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian tersebut akan disusun rancangan metode pembelajaran bahasa komunitas yang berorientasi kecakapan hidup menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen subjek tunggal (single subject method) dengan desain A- B- A. Sebelumnya, untuk mengetahui profil kelompok belajar akan dilakukan observasi dan wawancara dengan pihak pengelola, tutor, dan WB yang ada di kelompok belajar. Selanjutnya, setelah mengetahui profil kelompok belajar, dilakukan penyusunan rancangan metode pembelajaran bahasa komunitas yang berorientasi pada kecakapan hidup yang diterapkan pada WB Kelompok Belajar “Mande Rubiah”. Sebelum diberikan perlakuan, diadakan tes awal (prates) untuk mengetahui kemampuan awal mereka. Setelah itu WB diberikan perlakuan berupa metode pembelajaran komunitas lalu diadakan tes akhir (postes) untuk mengetahui kemampuan akhir WB. Wacana-wacana yang diberikan disesuaikan dengan kecakapan hidup WB, yakni seputar pertanian, perkebunan, dan peternakan. Soal-soal yang diberikan mencakup unsur ingatan, terjemahan, interpretasi, aplikasi, analisis, dan sintesis. Setelah itu, dilakukan pengujian hipotesis dengan menghitung nilai ttes yang nantinya akan dibandingkan dengan ttabel. Temuan penelitian menunjukkan hasil yang sangat signifikan, yakni terdapat perbedaan hasil belajar WB sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung (11,76) > ttabel (2,26) pada derajat kebebasan n-1 = 9 dengan tingkat keterpercayaan 95%. Artinya, metode pembelajaran bahasa komunitas berorientasi kecakapan hidup efektif untuk meningkatkan kemampuan WB. Hasil perlakuan yang diberikan kepada WB sebanyak 3 kali menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai WB secara keseluruhan. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan keefektifan metode pembelajaran bahasa komunitas berorientasi kecakapan hidup sebagai metode mengajar membaca pemahaman yang diterapkan dalam pendidikan keaksaraan

    CHILD LANGUAGE ACQUISITION IN THE EARLY LINGUAL PERIOD OF AGE 1- 2.5 YEARS (STUDY PHONOLOGY) (PEMEROLEHAN BAHASA ANAK PADA PERIODE LINGUAL DINI USIA 1- 2,5 TAHUN (KAJIAN FONOLOGI)

    No full text
    Language acquisition is one of the interesting things to study. The language acquisition of each child cannot be equated with each other even though they are in the same period of development. This study aims to describe the phonemes that are spoken by children who are in the period of early lingual development (ages 1- 2.5 years). The method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach. The data in this study are derived from the speech of two children who are in the period of early lingual development. Data was collected by recording children's expressions and taking notes in a note. Based on the results of data analysis and discussion it is known that children in the period of early lingual development have been able to pronounce the phonemes of language. All vowel phonemes [a], [i], [u], [e], [o] have been pronounced well. While the consonant phonemes are pronounced only phonemes [b], [c], [d], [h], [j], [k], [l], [m], [n], [p], [s] , [t], [w], [ŋ], and [ň]. Some of the phonemes spoken by these children have been pronounced well and some are still not right. The sequence of acquisition of these phonemes has followed the sequence of universally applicable phonological acquisition. Every child gets different sounds even though they are in the same period of development

    Kontraversi Sejarah, Adat dan Moralitas di Minangkabau dalam Novel “Ketika Merah Putih Terkoyak” Karya Carl Chairun Dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra

    No full text
    This research is motivated by a cultural shift that is influenced by cultural development due to globalization.novel as one of the representations of society culture can be a benchmark in seeing the culture shift. The novel "Ketika Merah Putih Terkoyak" saw the development of culture with a different point of view by displaying a living story. Through this work, the author hopes that the young generation, especially the Minangkabau generation, know that great history has occurred in Minangkabau, and Minangkabau has been the center of the Indonesian government, and regional autonomy has actually been a part of history in Minangkabau. The author's hope in this case is not too exaggerated because according to what is expressed by Atmazaki (2005: 73) that the writing of literature is always interesting with the writing of history. Although many scholars claim that literary works cannot be the main ingredient of historical writing, but literary works cannot be ignored by historians. Literary works can be a reflection of the development of culture for the community can be learning materials for learners to understand the culture of a nation

    INDONESIAN LANGUAGE LEARNING TRAINING FOR FOREIGN SPEAKERS: INTRODUCE INDONESIAN FOR FOREIGN SPEAKERS TO LANGUAGE CLASS STUDENTS

    No full text
    This training is aimed at class XII language students at the State University of Padang State University Laboratory Development High School. The method used is the lecture and discussion method. The material presented aims to introduce students that BIPA is teaching Indonesian as a foreign language and not a second language. Indonesian is taught so that foreigners can live and suevive in Indonesian nature and culture. One of the frameworks is the CEFR (Common European Frame of Reference) for language. In BIPA learning, there are several things that must be considered between BIPA learning strategies and media. The discussion method is also used for questions and answers with students related to their understanding of the material that has been delivered.

    PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK MEMBACA BERITA DI SMA DEK PADANG

    No full text
    Learning English, especially speaking skills, requires a variety of accurate strategies. The aim is to make it easier for students to learn English, the more ways they can learn it the easier it is to master it. However, it is important to remember that learning English is not learning knowledge that requires high logical reasoning, memorizing formulas, mastering tenses, grammar, and formal English grammar, and so on. But learning English is nothing more than a skill that is continuously practiced until it is accustomed, any language learned requires the practice of speaking the language learned
    corecore