3,347 research outputs found
BUSANA PESTA MALAM DENGAN SUMBER IDE ALAT MUSIK SASANDO YANG DITAMPILKAN DALAM PAGELARAN BUSANA NEW LIGHT HERITAGE
Pembuatan proyek akhir ini bertujuan untuk :1) Mencipta desain busana pesta malam dengan sumber ide alat musik sasando, 2) Membuat busana pesta malam dengan sumber ide alat musik sasando, 3) Menyelenggarakan pagelaran busana dengan tema New Light Heritage dan menampilkan busana pesta malam dengan sumber ide alat musik Sasando
Proses mencipta busana diawali dengan mengkaji teori heritage, mengkaji heritage yang terdapat di Nusa Tenggara Timur, menentukan dan mengkaji sumber ide yang dikembangkan dengan konsep deformasi, menerapkan prinsip serta unsur desain agar tercipta busana yang sesuai dengan tema new light heritage. Sumber ide yang diambil yaitu alat musik Sasando yang mempunyai makna keceriaan. Ciri khas yang dipetik yaitu bentuk dari wadah resonansi alat musik sasando yang terbuat dari anyaman daun lontar berbentuk kipas dan diterapkan pada bentuk cape yang dibuat bervolume serta berlipit-lipit yang kemudian ditampilkan dalam bentuk desain sketsa, desain ilustrasi dan desain presentasi. Pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide alat musik sasando ini meliputi tiga tahapan yaitu tahap persiapan yang terdiri dari pembuatan gambar kerja busana, gambar kerja hiasan busana, pengambilan ukuran, pembuatan pola busana, perancangan bahan dan harga. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari peletakkan pola pada bahan, pemotongan dan pemberian tanda jahitan, penjelujuran, pengepasan I, penjahitan, pengepasan II dan tahap evaluasi hasil meliputi evaluasi hasil secara keseluruhan mengenai ksesuaian antara busana dengan tema heritage. Proses penyelenggaraan pagelaran busana melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan yang terdiri dari pembentukan panitia, penentuan tema, penentuan tujuan pelaksanaan.
Hasil busana pesta malam dengan sumber ide alat musik sasando terdiri dari dua bagian yaitu gaun dengan siluet I dan cape, sedangkan hasil dari pembuatan busana pesta ini berupa longdress bersiluet I yang terdapat hiasan manipulating fabric dengan teknik weaving menggunakan bahan tenun dan cape yang berbentuk berlipit-lipit, kain yang digunakan yaitu kaun taffeta dan satin bridal. pada pembuatan busana pesta ini pola yang digunakan yaitu pola dengan sistem dressmaking serta teknik jahit yang digunakan yaitu teknik jahit halus. Untuk mensosialisasikan karya tersebut maka diselenggarakan gelar busana yang diperagakan oleh model dari YAM model dan dilaksanakan pada hari jumâat 25 Mei 2012 bertempat di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta. Busana ini ditampilkan pada sesi I no urut 8. Pada pagelaran tersebut penyusun mendapat Juara I dengan judul busana Detailer Sasando untuk kategori D3. Penyelenggaraan pagelaran busana ini dapat berjalan dengan baik dan lancar
THE POTENTIAL PROBLEMS IN IMPLEMENTING COMPETENCE-BASED CURRICULUM IN SLTPNs IN MALANG
The purposes of this study are to investigate the potential problem and its possible solution in implementing competence based curriculum in SLTPNs in Malang. This study is descriptive study that describes the potential problem in implementing competence- based curriculum in SLTPNs in Malang. The population of this study are the headmasters and their vice headmasters of students affair, public relation, equipment, and curriculum in SLTPNs in Malang. Meanwhile, the sample are the headmasters and their vice headmasters of students affair, public relation, equipment, and curriculum in SLTPN 4 and SLTPN 13 in Malang. The instrument that is used in this study is unstructured interview. It is used to obtain more data about the potential problem in implementing competence-based curriculum in SLTPNs in Malang. The data of this study that is collected from SLTPN 4 and SLTPN 13 Malang is the potential problem in implementing competence-based curriculum in the matter of the number of students and classrooms, teachersâ availability, finance, teaching media, and teachersâ preparation. It should be not more than 40 students in each classroom. This school only has 18 classrooms for 774 students. Besides, the large number of students also can appear the problem in teachersâ availability and financial aspect and teachersâ availability. The other problem of the school in implementing competence-based curriculum is in teaching media and teachersâ preparation. It is difficult for most teachers to understand and to comprehend competence-based
Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Permaianan Kartu Kata pada Anak Kelompok B TK RA Miftahul Ulum 2 Karangpakel Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan permainan kartu kata pada anak kelompok B TK RA Miftahul Ulum 2 Karangpakel Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. Subjek pelaksanaan tindakan adalah anak kelompok B TK RA Miftahul Ulum 2 Karangpakel yang berjumlah 14 anak. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Prosedur dalam penelitian ini terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui dua siklus. Diharapkan dengan menggunakan permainan kartu kata proses pembelajaran membaca permulaan pada kelompok B TK RA Miftahul Ulum 2 Karangpakel Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat meningkatkan minimal 75% dari 14 anak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diadakan tindakan dengan menggunakan permainan kartu kata yang mencapai ketuntasan sebanyak 3 anak (21,42%). Kemudian setelah diberi tindakan dengan permainan kartu kata pada siklus I kemampuan membaca permulaan meningkat menjadi 7 anak (50%), dan siklus II kemampuan membaca permulaan meningkat menjadi 11 anak (78,57%).
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian tindakan ini, hipotesis yang menyatakan âDiduga dengan menggunakan permainan kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B TK RA Miftahul Ulum 2 Karangpakel Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012â terbukti dan dapat diterima kebenarannya
ANALISA KORELASI JALUR MASUK TERHADAP IPK MAHASISWA FMIPA UNSYIAH MENGGUNAKAN METODE CHI-SQUARE DAN POINT BISERIAL CORRELATION
Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan aturan baru tentang jalur masuk perguruan tinggi. Ada tiga jalur masuk yang ditetapkan yaitu, jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang merupakan jalur undangan, dan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) serta jalur Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMB-PT) yang merupakan jalur masuk non-undangan. Kuota penerimaan calon mahasiswa yang telah ditetapkan untuk jalur undangan dan non-undangan adalah sama, yaitu sebesar 50%. Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah salah satu bentuk evaluasi hasil studi mahasiswa yang diberlakukan di perguruan tinggi. Selama ini disinyalir bahwa mahasiswa yang masuk melalui jalur undangan akan memiliki nilai IPK yang bagus karena mereka merupakan siswa pilihan sekolah yang lulus ke perguruan tinggi tanpa ujian tulis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa korelasi antara jalur masuk dan nilai IPK mahasiswa FMIPA Unsyiah angkatan 2013, 2014, 2015 serta gabungan ketiga angkatan tersebut, dan juga membandingkan p-value dari masing-masing metode untuk menentukan metode mana yang memberikan hasil yang lebih signifikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Chi-Square dan Point Biserial Correlation karena data yang digunakan merupakan data yang berbentuk kategorik. Hasil analisa metode Chi-Square pada data angkatan 2013, 2014, 2015 serta keseluruhan menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi yang signifikan antara jalur masuk dengan nilai IPK mahasiswa. Hasil analisa metode Point Biserial Correlation juga menunjukkan tidak adanya korelasi antara jalur masuk dan nilai IPK mahasiswa. Untuk data angkatan 2013, metode Chi-Square memberikan hasil yang lebih signifikan dibandingkan metode Point Biserial Correlation, sedangkan untuk data angkatan 2014, 2015 dan data keseluruhan, metode Point Biserial Correlation memberikan hasil yang lebih signifikan dibandingkan metode Chi-Square.Kata kunci: korelasi, Chi-Square, Point Biserial Correlation
OPPRESSIONS AGAINST THE JEWS IN MARK HERMANâS THE BOY IN THE STRIPED PYJAMAS (2008): A MARXIST CRITICISM
This study is about oppressions against the Jews in The Boy in the Striped
Pyjamas (2008). This objective of the study is to apply the Marxist Criticism to
analyze the oppressions against the Jews in The Boy in the Striped Pyjamas.
This study belongs to qualitative study. In this method, the writer uses two
types of data source, namely primary and secondary data source. The primary data
source and the object of the study is the movie itself, meanwhile the secondary
one is any literature related to this study for example reading some other resources
related to the movie. The writer collects the data from both primary and secondary
data source in sort of document as evidence. The technique of analyzing data is
descriptive.
Having analyzed this movie, the writer draws some conclusions as
follows. First, based on the structural analysis, the director successfully delivers
the moral message through the excellent unity of structural element. The director
conveys that no ethnic group is superior over another, so one ethnic group has no
right to oppress another. Second, based on the Marxist analysis, Mark Hermanâs
illustrates oppressions against the Jews and criticizes that no ethnic group is
superior over another, so one ethnic group has no right to oppress another because
everybody was born with his own destiny
Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Pada Keju Tradisional Dari Susu Sapi Dengan Penambahan Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale, Rosc)
Keju tradisional merupakan makanan hasil fermentasi dari susu sapi yang proses fermentasinya dilakukan oleh bakteri asam laktat. Diketahui pada tabung bambu terdapat bakteri asam laktat. Penelitian ini adalah uji kadar protein dan organoleptik pada keju tradisional dari susu sapi dengan penambahan ekstrak jahe (Zingiber officinale, Rosc). Penelitian ini meliputi empat variasi perlakuan setiap perlakuan meliputi tiga kali ulangan. Keju tradisional yang dihasilkan pada penelitian ini dianalisis nilai kadar protein dan uji organoleptik dengan statistik non-parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keju tradisional disukai oleh panelis adalah keju tradisional dengan penambahan ekstrak jahe 15ml. Kualitas keju tradisional yang terbaik pada E3 dengan penambahan ekstrak jahe 20ml memiliki kadar protein 18,25% dengan tekstur yang kera
Menakar Fungsi Organisasi Perempuan Dalam Persepektif Kesetaraan Gender
WomenââŹâ˘s organization are one of the instrument that are considered capable to fighting for gender equality. However, it was found that many womenââŹâ˘s organization were have wrong interpreting about the role of their existence. So, even tought womenââŹâ˘s organization have been active for decades, they have not had a significant impact on efforts for gender equality in Indonesia. this can be seen form the low gender development index in Indonesia compared to several countries in the world. This study aims to look at and reflect the existence of women;s organization in Indonesia, and try to indentify what iportant aspect of womenââŹâ˘s organization that affect ti gender equality. This research uses discriptive qualitatif method. They key to reach the success of womenââŹâ˘organization in striving for gender equality lies in the perspective and on the programm of womenââŹâ˘s organization in understanding their roles. There are many womenââŹâ˘s organization in Indoensia with various form, types, acitvities and membership backgrounds. However, whatever the form of organization and its field work, the key to success in realizing gender equality, is when womenââŹâ˘s organization focus on identifying womenââŹâ˘s needs, reflecting and reconstructing patriarchal hegemony, strengthening skill and knowledge, incerasing access to policies, empowering women, networking and knowing womenââŹâ˘s issues in the global realism.
 
KECEMASAN WANITA PADA MASA MENOPOUSE BERDASARKAN SELF ACCEPATANCE
AbstrakLatar Belakang: Premenopause terjadi pada usia dewasa madya, masa dewasa madya dalam terminologi kronologis yaitu tahun-tahun antar usia 45 dan 65 tahun. Pada masa dewasa madya ini seksualitas mengalami penurunan. Masa dewasa madya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang prmenopause meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasaan (orgasme), merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. Tujuan: Mengetahui Hubungan Antara Selt acceptance Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Menopouse Pada Wanita Premenopouse Di Puskesmas gabus II Pati Metode: analitik korelasi dengan pendekatan Cross sectional, sampel seluruh pasien premenopouse di Puskesmas Gabus II Pati usia 40-45 tahun sebanyak 40 orang sebanyak 36 orang. teknik Purposive sampling. Data di analisa dengan uji statistik Chi square. Hasil: Ada hubungan selt acceptance dengan kecemasan dalam menghadapi menopouse pada wanita premenopouse di Puskesmas Gabus II Pati dengan nilai P Value 0,001< 0,05. Kata kunci     : Selt acceptance, Kecemasan, perimenopouseDaftar Pustaka : 39 Daftar Pustaka (2009-2016) ABSTRACTBackground: Premenopause occurs in middle adulthood, middle adulthood in chronological terminology, namely years between 45 and 65 years. During this middle adulthood sexuality has decreased. Middle adulthood is characterized by physical and mental changes. Psychiatric changes experienced by a woman before prmenopause include feeling old, not attractive anymore, depressed for fear of growing old, easily offended, easily shocked so that heart palpitations, fear of not being able to meet the sexual needs of the husband, fear that the husband will deviate, decreased sexual desire and difficult to achieve satisfaction (orgasm), feel it is useless and does not produce something, feel burdensome for family and others. Objective: To find out the relationship between self-acceptance and anxiety in dealing with menopause in premenopouse women in Public Health center Gabus II. Method: analytic correlation with cross sectional approach, a sample of all premenopouse patients in Public Health Center Gabus II, 40-45 years old, 36 people, 36 person. Purposive sampling technique. Data were analyzed by Chi square statistical test. Results: There is a relationship of self-acceptance with anxiety in facing menopause in premenopausal women in Public Health Center Gabus II Pati Health Center area with a P value of 0.001 <0.0
Gotong Royong sebagai Rujukan dalam Kebijakan Pemberdayaan Desa Tanggap Covid-19
Abstrak
Persoalan Covid-19 menuntut penanganan serta partisipasi semua komponen masyarakat, untuk itu pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan tentang Desa Tanggap Covid-19 dengan harapan agar masyarakat menggunakan praktek gotong royong, yang selama ini sudah ada. Secara khusus tulisan ini akan melihat bagaimana Gotong Royong dalam partisipasi masyarakat Desa Tanggap Covid-19 serta Upaya pemerintah yang di lakukan dalam penaganan covid 19. Dengan menggunakan metode studi pustaka dapat dilihat bahwa adanya sikap gotong royong dengan setiap masyarakat ikut berpastisipasi dalam menyumbang biaya, tenaga, ide atau gagasan, sarana prasaran, ketrampilan maupun barang yang  di laksanakan kepada setiap anggota masyarakat bermaksud memberikan nilai positif atau nilai tambah atau manfaat terhadap penangann persoalan-persoalan penanganan pandemic covid 19 yang ada dimasyarakat. Serta adanya upaya pemerintah dlam membentuk Desa Tanggap Covid-19 yang nantinya akan bertugas melakukan edukasi terkait Covid-19, mendata penduduk yang rentan sakit, Serta memberikan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) di lakukan sebagai bentuk pemberdayaan penggunaan dana desa untuk Porgram padat Karya Tunai Desa dengan pengelolaan swakelola, memprioritaskan untuk masyarakat miskin.
Â
Keyword : Desa tanggap Covid-19, Gotong royong, Pemberdayaan.
Â
Abstract
The Covid-19 issue demands the handling and participation of all components of society, for that the Indonesian government establishes a policy on Covid-19 Responsive Villages in the hope that the community will use the practice of gotong royong, which has existed so far. In particular, this paper will look at how Gotong Royong is involved in the participation of the Covid-19 Responsive Village community and the government's efforts to deal with COVID-19. , ideas or ideas, facilities, infrastructure, skills or goods that are carried out to every member of the community with the intention of providing positive value or added value or benefits for handling the problems of handling the COVID-19 pandemic in the community. As well as the government's efforts to form a Covid-19 Responsive Village which will later be tasked with conducting education related to Covid-19, registering residents who are prone to illness, and providing Village Cash Work Intensive (PKTD) as a form of empowering the use of village funds for the Cash Work Intensive Program. Villages with self-managed management prioritize the poor.
Keyword : Covid-19 response village, Mutual cooperation, Empowerment.Abstrak
Persoalan Covid-19 menuntut penanganan serta partisipasi semua komponen masyarakat, untuk itu pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan tentang Desa Tanggap Covid-19 dengan harapan agar masyarakat menggunakan praktek gotong royong, yang selama ini sudah ada. Secara khusus tulisan ini akan melihat bagaimana Gotong Royong dalam partisipasi masyarakat Desa Tanggap Covid-19 serta Upaya pemerintah yang di lakukan dalam penaganan covid 19. Dengan menggunakan metode studi pustaka dapat dilihat bahwa adanya sikap gotong royong dengan setiap masyarakat ikut berpastisipasi dalam menyumbang biaya, tenaga, ide atau gagasan, sarana prasaran, ketrampilan maupun barang yang di laksanakan kepada setiap anggota masyarakat bermaksud memberikan nilai positif atau nilai tambah atau manfaat terhadap penangann persoalan-persoalan penanganan pandemic covid 19 yang ada dimasyarakat. Serta adanya upaya pemerintah dlam membentuk Desa Tanggap Covid-19 yang nantinya akan bertugas melakukan edukasi terkait Covid-19, mendata penduduk yang rentan sakit, Serta memberikan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) di lakukan sebagai bentuk pemberdayaan penggunaan dana desa untuk Porgram padat Karya Tunai Desa dengan pengelolaan swakelola, memprioritaskan untuk masyarakat miskin.
 
Analysis of energy-based carbon emission from landside operations of container terminal and its abatement strategies
- âŚ