45 research outputs found
Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial Puree Mangga Podang Urang pada Skala Industri Kecil Menengah (Studi Kasus Pada IKM Kelompok Wanita Tani Budidaya Tiron Makmur Banyakan, Kediri)
Abstrak
Mangga podang urang merupakan komoditas utama di Kabupaten Kediri. Ketersedian bahan baku untuk pembuatan produk berbasis mangga podang urang tidak tersedia sepanjang tahun. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengolahnya menjadi puree mangga podang urang. Kelompok Wanita Tani (KWT) Budidaya memproduksi puree mangga podang urang sebagai produk antara untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mangga podang urang diluar masa panen. Diperlukan analisis kelayakan teknis dan finansial untuk mengupayakan keberhasilan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis teknis pembuatan puree mangga podang urang layak untuk dilakukan. Pemanfaatan satu mesin untuk dua proses produksi menyebabkan terjadinya bottleneck dan kualitas bahan baku menurun sehingga ditambahkan usulan perbaikan berupa penambahan mesin pencampur. Kapasitas produksi puree mangga podang urang direncanakan sebesar 210 kg/hari atau 139 unit @ 1 kg. HPP usulan perbaikan Rp9.900,00 harga jual per unit Rp12.200,00. BEP unit usulan perbaikan 8.074 unit atau Rp98.358.400,00. R/C ratio usulan perbaikan 1.24, NPV usulan perbaikan Rp29.179.600,00. IRR usulan perbaikan 22.2%. Payback period usulan perbaikan 3 tahun 1 bulan. Incremental IRR lebih besar dari suku bunga yaitu 75.9%. Pengembangan usaha produksi puree mangga podang urang layak untuk dilakukan.
Kata kunci: Internal Rate Return (IRR), Incremental, Mesin Pencampur
Abstract
Mango podang urang is the main commodity in Kediri Regency. The availability of raw materials for the manufacture of mango-based podang urang products is not available throughout the year. One alternative to overcome the problem is to process it into puree mango podang urang. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cultivation produces puree mango podang urang as intermediate product to meet raw material requirement of mangoes urang podang outside harvest period. Technical and financial feasibility analysis is required to pursue that success. The results showed that technical analysis of puree mango podang urang was feasible to be done. Utilization of one machine for two production process causing bottleneck and quality of raw material decrease so that added suggestion of improvement in the form of addition of mixing machine. Production capacity of puree mango podang urang is planned to be 210 kg / day or 139 units @ 1 kg. HPP proposed repair Rp9.900,00 selling price per unit Rp12.200,00. BEP proposed repair unit 8,074 units or Rp98,358,400.00. R / C ratio proposed improvement 1.24, NPV proposed repair Rp29.179.600,00. IRR proposed improvement of 22.2%. Payback period proposal improvement 3 years 1 month. Incremental IRR is greater than the interest rate of 75.9%. Development of production business puree mango podang urang feasible to do.
Keywords: Internal Rate Return (IRR), Incremental, Mixing machin
PERBAIKAN PROSES PENGIRISAN ADONAN DAN KEMASAN KERUPUK DI UKM MITRA UD. INDAH PRATAMA DESA KILENSARI KECAMATAN PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO
Beberapa kendala yang dihadapi oleh perajin kerupuk ikan dan cumi di Desa Kilensari diantaranya minimnya teknologi pengirisan adonan kerupuk dan teknologi pengemasan. Pengirisan adonan kerupuk yang berbentuk lonjong (“lontongan”) hanya menggunakan pisau dan telenan sehingga waktu produksi lama dan ketebalan irisan kerupuk tidak seragam, sedangkan proses pengemasan menggunakan plastik yang direkatkan dengan lilin dan ujung diikat menggunakan tali rafia. Teknologi yang telah diintroduksi yaitu dengan perbaikan metode pengirisan adonan serta pengemasan berupa mesin pengiris adonan kerupuk dan handsealer yang memenuhi syarat LLM (Low Technology, Low Investment, dan Marketable) melalui fasilitasi mesin pengiris adonan kerupuk dan handsealer. Selain itu Well Proven Technolgy yang diterapkan yaitu teknologi bersifat praktis, mudah diterapkan pada masyarakat pada umumnya, serta bisa meningkatkan produktivitas kerja dengan waktu yang lebih efisien dan kapasitas produksi bertambah. Luaran kegiatan ini yaitu (1) penurunan waktu produksi, kemudahan proses pengirisan adonan kerupuk lontongan, dan tebal kerupuk seragam, (2) kemudahan proses sealing dan perbaikan kemasan, (3) pemahaman terhadap manajemen industri (Aspek Produksi, Teknik Pengemasan dan Bauran Pemasaran) yang diketahui dari hasil pre test dan post test yang telah diberikan, dan (4) terbukanya wawasan Mitra akan pentingnya bauran pemasaran
ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PUREE MANGGA PODANG URANG PADA SKALA INDUSTRI KECIL MENENGAH (STUDI KASUS PADA IKM KELOMPOK WANITA TANI BUDIDAYA TIRON MAKMUR BANYAKAN, KEDIRI)
Abstrak Mangga podang urang merupakan komoditas utama di Kabupaten Kediri. Ketersedian bahan baku untuk pembuatan produk berbasis mangga podang urang tidak tersedia sepanjang tahun. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengolahnya menjadi puree mangga podang urang. Kelompok Wanita Tani (KWT) Budidaya memproduksi puree mangga podang urang sebagai produk antara untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mangga podang urang diluar masa panen. Diperlukan analisis kelayakan teknis dan finansial untuk mengupayakan keberhasilan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis teknis pembuatan puree mangga podang urang layak untuk dilakukan. Pemanfaatan satu mesin untuk dua proses produksi menyebabkan terjadinya bottleneck dan kualitas bahan baku menurun sehingga ditambahkan usulan perbaikan berupa penambahan mesin pencampur. Kapasitas produksi puree mangga podang urang direncanakan sebesar 210 kg/hari atau 139 unit @ 1 kg. HPP usulan perbaikan Rp9.900,00 harga jual per unit Rp12.200,00. BEP unit usulan perbaikan 8.074 unit atau Rp98.358.400,00. R/C ratio usulan perbaikan 1.24, NPV usulan perbaikan Rp29.179.600,00. IRR usulan perbaikan 22.2%. Payback period usulan perbaikan 3 tahun 1 bulan. Incremental IRR lebih besar dari suku bunga yaitu 75.9%. Pengembangan usaha produksi puree mangga podang urang layak untuk dilakukan.Kata kunci: Internal Rate Return (IRR), Incremental, Mesin PencampurAbstract Mango podang urang is the main commodity in Kediri Regency. The availability of raw materials for the manufacture of mango-based podang urang products is not available throughout the year. One alternative to overcome the problem is to process it into puree mango podang urang. Kelompok Wanita Tani (KWT) Cultivation produces puree mango podang urang as intermediate product to meet raw material requirement of mangoes urang podang outside harvest period. Technical and financial feasibility analysis is required to pursue that success. The results showed that technical analysis of puree mango podang urang was feasible to be done. Utilization of one machine for two production process causing bottleneck and quality of raw material decrease so that added suggestion of improvement in the form of addition of mixing machine. Production capacity of puree mango podang urang is planned to be 210 kg / day or 139 units @ 1 kg. HPP proposed repair Rp9.900,00 selling price per unit Rp12.200,00. BEP proposed repair unit 8,074 units or Rp98,358,400.00. R / C ratio proposed improvement 1.24, NPV proposed repair Rp29.179.600,00. IRR proposed improvement of 22.2%. Payback period proposal improvement 3 years 1 month. Incremental IRR is greater than the interest rate of 75.9%. Development of production business puree mango podang urang feasible to do.Keywords: Internal Rate Return (IRR), Incremental, Mixing machin
PENILAIAN KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DALAM MENERAPKAN REVERSE LOGISTICS DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (Studi Kasus Di Pt Sinar Sosro Kantor Pabrik Mojokerto)
Reverse logistics is process of controlling the flow of raw materials, finished products and related information of the consumption activities to capture the value of product returns. PT Sinar Sosro Mojokerto Factory Office applies reverse logistics by producing tea-based beverages in returnable glass bottling (RGB). The research objectives was to determine the weight of each variable to assess performance of the Production Department in implementing reverse logistics with Analytical Hierarchy Process (AHP), to assess performance or efficiency of production processes for each product types with Data Envelopment Analysis (DEA) and made projections for the improvement of inefficiency production by using the input-oriented CCR projection. The method used was incorporation of AHP and DEA in production of six types of RGB products (Teh Botol Sosro, Joy Tea, Tebs, S-tee, Fruit Tea Apple and Fruit Tea Black Currant) for 20 months (January 2010-August 2011). Variables for assessment are input and output variable. The results showed weight of both, input and output variables were 0.5. Input variables subcriterias from the biggest until smallest weight namely inhibition of production, paid hour nonstandart bottles, broken bottles, fully nonstandart bottles and losses with successive weights of 0,185, 0,160, 0,055, 0,050, 0,030 dan 0,020. Output variable subcriterias from the biggest until smallest weight namely production, mechanical efficiency, line utility, line efficiency and volume with successive weights of 0,265, 0,085, 0,070, 0,060, dan 0,020. The performance assessment showed, 18 production processes were inefficient. Inefficient production process could be improved with input-oriented CCR projection, by optimizing the value of the input and output variable subcriterias.Keywords: Performance Assessment, Reverse Logistics, AHP, DE
Ekstraksi Minyak Melati (Jasminum sambac) (Kajian Jenis Pelarut dan Lama Ekstraksi)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dan lama ekstraksi terhadap rendemen dan mutu minyak melati. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor yaitu jenis pelarut dan lama ekstraksi. Masing-masing faktor terdiri dari 3 level dan 2 level dengan 3 kali ulangan, sehingga didapatkan total 18 satuan percobaan. Pelarut yang digunakan yaitu petroleum eter dan heksan. Lama ekstraksi yang digunakan yaitu 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Hasil penelitian diperoleh rendemen yang dihasilkan menggunakan pelarut petroleum eter dan pelarut heksan berbeda nyata. Rerata rendemen pelarut petroleum eter 8,10% sedangkan pelarut heksan 5,48%. Lama ekstraksi berpengaruh nyata pada ekstraksi 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Indeks bias minyak melati hasil ektraksi adalah 1,459 – 1,475. Jumlah rendemen dan indeks bias terbaik menggunakan pelarut petroleum eter dan lama ekstraksi 5 jam menghasilkan rendemen melati absolute sebesar 0,18%. Nilai indeks bias yang dihasilkan dari penelitian yaitu 1,479 0Brix serta kandungan benzyl acetate dan linalool masing-masing 15,78% dan 6,10%.Kata Kunci: Heksan, Petroleum Eter, Ekstraksi Pelarut, Minyak AtsiriAbstrack The objective of this research was to determine the effect of different solvents and extraction duration on yield and quality of jasmine oil. This study used a randomized block design with 2 factors that was type of solvent and extraction duration. Each factor consists of 3 levels and 2 levels with 3 replications, so we get a total of 18 experimental units. Solvents used were petroleum ether and hexane. Extraction duration used was 3 hours, 4 hours, and 5 hours. The results obtained yield produced using petroleum ether and hexane was significantly different. The mean yield of petroleum ether was 8.10% while hexane was 5.48%. Extraction duration had significant effect to yield of 3 hours, 4 hours and 5 hours. The result of jasmine oil refractive index was 1.459 to 1.475. The best amount of yield and refractive index was using petroleum ether solvent and 5 hours extraction produced 0.18% yield of jasmine absolute. The result value of refractive index was 1.479 Brix and the content of benzyl acetate and linalool each 15.78% and 6.10%.Key Words: Hexane, Petroleum Ether, Solvent Extraction, Essential Oi
Peramalan Pemintaan Produk Keripik Tempe CV Aneka Rasa Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan
Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk yang diharapkan akan terealisir pada masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan meramalkan permintaan CV Aneka Rasa menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan. Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan metode peramalan permintaan yang sering digunakan oleh perusahaan agar permintaan konsumen dapat terpenuhi. Pengolahan data untuk metode JST dimulai dengan merancang arsitektur jaringan, penggunaan algoritma pembelajaran Backpropagation, pengujian dan pengolahan data menggunakan software. Penerapan metode JST untuk peramalan permintaan keripik tempe rasa daun jeruk dengan menggunakan algoritma Backpropagation, arsitektur Multi Layer Network menghasilkan arsitektur jaringan terbaik yaitu 2-4-1 (2 neuron input, 4 neuron hidden layer, dan 1 neuron output). Jaringan ini memiliki nilai Mean Square Error (MSE) terkecil sebesar 0,0047651 dengan koefisien korelasi 0,9572 dan gradien sebesar 0,9756 yang artinya output sama dengan target, sedangkan koefisien determinasi sebesar 92,62% artinya bahwa output sudah mampu mewakili target sebesar 92,62%. Hasil peramalan untuk bulan Januari-Desember 2012 yaitu 16.276, 16.425, 16.620, 16.696, 16.809, 16.735, 16.763, 16.855, 16.956, 17.074, 17.189 dan 17.254 kemasan.Kata Kunci: Peramalan Permintaan, Jaringan Syaraf Tiruan, Keripik Temp
Ekstraksi Minyak Melati (Jasminum sambac) (Kajian Jenis Pelarut dan Lama Ekstraksi)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dan lama ekstraksi terhadap rendemen dan mutu minyak melati. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 faktor yaitu jenis pelarut dan lama ekstraksi. Masing-masing faktor terdiri dari 3 level dan 2 level dengan 3 kali ulangan, sehingga didapatkan total 18 satuan percobaan. Pelarut yang digunakan yaitu petroleum eter dan heksan. Lama ekstraksi yang digunakan yaitu 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Hasil penelitian diperoleh rendemen yang dihasilkan menggunakan pelarut petroleum eter dan pelarut heksan berbeda nyata. Rerata rendemen pelarut petroleum eter 8,10% sedangkan pelarut heksan 5,48%. Lama ekstraksi berpengaruh nyata pada ekstraksi 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Indeks bias minyak melati hasil ektraksi adalah 1,459 – 1,475. Jumlah rendemen dan indeks bias terbaik menggunakan pelarut petroleum eter dan lama ekstraksi 5 jam menghasilkan rendemen melati absolute sebesar 0,18%. Nilai indeks bias yang dihasilkan dari penelitian yaitu 1,479 0Brix serta kandungan benzyl acetate dan linalool masing-masing 15,78% dan 6,10%.
Kata Kunci: Heksan, Petroleum Eter, Ekstraksi Pelarut, Minyak Atsiri
Abstrack
The objective of this research was to determine the effect of different solvents and extraction duration on yield and quality of jasmine oil. This study used a randomized block design with 2 factors that was type of solvent and extraction duration. Each factor consists of 3 levels and 2 levels with 3 replications, so we get a total of 18 experimental units. Solvents used were petroleum ether and hexane. Extraction duration used was 3 hours, 4 hours, and 5 hours. The results obtained yield produced using petroleum ether and hexane was significantly different. The mean yield of petroleum ether was 8.10% while hexane was 5.48%. Extraction duration had significant effect to yield of 3 hours, 4 hours and 5 hours. The result of jasmine oil refractive index was 1.459 to 1.475. The best amount of yield and refractive index was using petroleum ether solvent and 5 hours extraction produced 0.18% yield of jasmine absolute. The result value of refractive index was 1.479 Brix and the content of benzyl acetate and linalool each 15.78% and 6.10%.
Key Words: Hexane, Petroleum Ether, Solvent Extraction, Essential Oi
Aplikasi Pewarna Batik pada Tenun dari Serat Daun Nanas (Kajian Proporsi Jenis Benang dan Jenis Pewarna)
Abstrak
Salah satu jenis serat alam yang potensial adalah serat daun nanas. Terkait dengan isu lingkungan, perkembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna tekstil belakangan ini semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kekuatan daya sobek kain tenun yang dihasilkan, mengetahui pengaruh aplikasi jenis pewarna dan kombinasi jenis serat terhadap intensitas warna kain, dan mengetahui pengaruh aplikasi jenis pewarna dan kombinasi jenis serat terhadap ketahanan luntur kain. Metode yang digunakan yaitu RAK dengan 2 faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian kekuatan daya sobek kain menunjukkan bahwa kain yang terbuat dari 50% serat daun nanas : 50% katun memiliki kekuatan daya sobek lebih tinggi dengan nilai rerata 1306,67 gram arah pakan dan 1381,33 gram arah lusi. Perlakuan terbaik berdasarkan intensitas warna yang dipilih yaitu pada perlakuan proporsi jenis benang 100% katun dengan jenis pewarna kunyit dengan nilai 0,198 berdasarkan perhitungan Multiple Attribute. Perlakuan terbaik berdasarkan ketahanan luntur warna yang dipilih yaitu pada perlakuan proporsi jenis benang 50% serat daun nanas : 50% katun dengan jenis pewarna alpukat dengan nilai rerata 3,3 pada uji ketahanan gosokan kering, 7,2 pada uji ketahanan gosokan basah, 1,3 pada uji ketahanan pencucian (Stainning Scale), dan 1,4 pada uji ketahanan pencucian (Grey Scale).
Kata kunci: kain, katun, pewarna daun alpukat, pewarna kunyit
Abstract
One type of potential natural fibers are pineapple leaf fiber. As environmental issues, the use of natural dyes for coloring textiles lately increasing. The purposes of this research is to determine the strength of the resulting woven fabric torn, knowing the effect of the application of the dyes and the combination of the type of fiber to the intensity of the color of fabric, and determine the influence of the type of application and combination dye fastness types of fiber to fabric. This method used RCBD (Randomized Complete Block Design) with 2 factors. The results showed that fabric with proportion of 50% pineapple leaf yarn: 50% cotton had higher value of tensile strength. The average value were 1306.67 gram and 1381.33 gram from “Pakan” direction and “Lusi” direction. The best treatment based on color intensity selected, namely was proportion of 100% cotton yarn with type of dye turmeric with a value of 0.198 based on Multiple Attribute calculation. The best treatment based on the selected color fastness proportion of 50% yarn pineapple leaf fiber: 50% cotton with type of dye avocado leaf with a mean value of 3.3 on a dry rub resistance test, 7.2 in the wet rub resistance test , 1.3 on endurance test laundering (Stainning Scale), and 1.4 on the endurance test laundering (Grey Scale).
Keywords: avocado leaf color, cotton, fabric, turmeric colo
Pengujian Free Fatty Acid (FFA) dan Colour untuk Mengendalikan Mutu Minyak Goreng Produksi PT. XYZ
AbstrakPT. XYZ menghasilkan produk utama yaitu minyak goreng (olein). PT. XYZ dalam memastikan mutu dari minyak goreng dilakukan pengujian laboratorium berupa uji FFA, M&I, IV, PV, M.PtoC dan colour. Namun, untuk pengujian paling dasar dan penting dilakukan adalah uji FFA (Free Fatty Acid) dan colour dari minyak goreng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pengendalian mutu FFA dan colour minyak goreng produksi PT. XYZ. Data mutu FFA dan colour minyak goreng PT. XYZ diperoleh dengan cara pengamatan langsung pada laboratorium tempat uji berlangsung. Pengamatan dilakukan selama sembilan hari untuk masing-masing FFA dan colour. Penelitian ini melakukan analisis permasalahan mutu FFA dan colour untuk dievaluasi penyebabnya, menggunakan diagram sebab-akibat. Faktor-faktor penyebab permasalahan pada diagram sebab-akibat diperoleh dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan pekerja serta atasan bagian produksi PT. XYZ. Dari sampel yang dianalisis diketahui bahwa karakteristik mutu FFA dan colour minyak goreng PT. XYZ sudah memenuhi standar yang ditetapkan.Kata kunci: colour, FFA, minyak goreng, sebab-akibat, uji mutu Abstract PT. XYZ is producing main product of cooking oil (olein). On ensuring the quality of its cooking oil, PT. XYZ is conducting several test, with two basic and important test need to be done are FFA (Free Fatty Acid) and colour of the cooking oil. This research objective is to examine the implementation of quality control of FFA and colour on cooking oil produced by PT. XYZ. Quality data of FFA and colour of PT.XYZ’s cooking oil was obtained through direct observation on the laboratory, for nine days of samples. Furthermore, this research analyzed quality problems of FFA and colour to evaluate the causes, using cause-effect diagram. Causal factors resulting to quality problems on the cause-effect diagram was derived by direct observation and interview with both the workers and supervisors of production facility at PT. XYZ. From the samples analyzed, it is known that quality characteristics of FFA and colour on cooking oil produced by PT. XYZ are already fulfilled the standars.Keywords : causal-effect, colour, cooking oil, FFA, quality test
Perbaikan Desain Kemasan Produk Biskuit Brownies Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
UKM Canggi Fully merupakan industri yang memproduksi biskuit brownies Cripyx yang dikemas dalam bentuk standing pouch berwarna merah berisi 60 gram. Penampilan desain visual kurang menarik serta bahan kemasan kurang tebal dan kokoh sehingga produk mudah patah dan pelanggan ragu membeli produknya. UKM ingin memperluas segmentasi pasar dan memenuhi permintaan pelanggan maka dilakukan perbaikan desain kemasan biskuit brownies menggunakan metode QFD sehingga diketahui atribut tingkat kepentingan pelanggan, respon teknis yang dapat dilakukan produsen dan desain kemasan yang diterima pelanggan dan produsen. Hasil penelitian menunjukkan atribut yang diinginkan pelanggan adalah kapasitas produk, desain grafis, dimensi, bentuk, kekuatan dan ketahanan kemasan. Respon teknis yang dapat dilakukan produsen adalah desain visual modern, warna kemasan menarik, gambar produk dan kejelasan informasi, dimensi sesuai kapasitas, kapasitas produk lebih banyak, bentuk kemasan ergonomis, bahan kemasan lebih tebal, tahan tumpukan dan tidak mudah rusak. Rancangan desain kemasan biskuit brownies yang diterima produsen yaitu, kemasan toples berbentuk persegi panjang sebagai kemasan primer dilapisi kemasan sekunder dengan bahan kertas art paper dengan gramatur kertas 260 gram dan bagian luar kertas diberi laminasi doff. Dimensi kemasan yang digunakan memiliki panjang 14 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 7 cm, dengan perpaduan warna krem, cokelat dan merah serta memiliki kapasitas 280 gram