112 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2016

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program untuk mengembangkan kompetensi mengajar mahasiswa sebagai calon pendidik di sebuah instansi pendidikan. Kegiatan ini memberikan pengalaman bagi mahasiswa kependidikan dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi mengajar, kepribadian, profesional, dan sosial. Program Pengalaman Lapangan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kasihan yang terletak di Jalan Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 15 September 2016. Pelaksanaan kegiatan PPL diawali dengan observasi hingga pelaksanaan yang terbagi menjadi berbagai tahapan yaitu persiapan, pelaksanaaan, dan evaluasi, serta refleksi. SMA Negeri 1 Kasihan merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013. Mahasiswa melaksanakan kegiatan mengajar untuk kelas XI MIPA 4 sebanyak 11 pertemuan. Mahasiswa mengajar mata pelajaran Biologi KD 3.1 dan KD 3.2 tentang Sel. Selain kegiatan mengajar mahasiswa juga melakukan beberapa kegiatan diluar mengajar yaitu kegiatan piket Tata Usaha, perpustakaan, dan UKS, selain itu mahasiswa membantu Lomba Sekolah Sehat yang diikuti SMA Negeri 1 Kasihan. Praktik mengajar Biologi maupun kegiatan non-mengajar yang dilaksanakan dapat berjalan lancar walaupun terdapat sedikit kendala. Akan tetapi kendalakendala tersebut dapat diatasi. Dapat dikatakan, proses PPL mahasiswa di SMA Negeri 1 Kasihan berjalan dengan lancar hingga batas waktu penarikan. Program PPL ini memberikan manfaat bagi mahasiswa. Selama kegiatan PPL berlangsung, aplikasi dari ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dapat secara langsung diterapkan kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Kasihan. Mahasiswa PPL juga belajar tentang cara mengelola dan manajemen kelas. Hal yang paling penting dari kegiatan PPL ini adalah mahasiswa memperoleh pengalaman berharga dan bekal mnjadi seorang pendidik profesional

    DETECTION OF FOREST FIRE, SMOKE SOURCE LOCATIONS IN KALIMANTAN DURING THE DRY SEASON FOR THE YEAR 2015 USING LANDSAT 8 FROM THE THRESHOLD OF BRIGHTNESS TEMPERATURE ALGORITHM

    Get PDF
    Almost every dry season, there are large forest/land fires in several regions in Indonesia, especially in Kalimantan and Sumatra in the dry season of August to September 2015 a forest fire in 6 provinces namely West Kalimantan, Central Kalimantan, South Kalimantan, Riau, Jambi, and South Sumatra. Even some parties proposed that the Government of Indonesia declares them as a national disaster. The low-resolution remote sensing data have been widely used for monitoring the occurrence of forest/land fires (hotspots), and mapping of  burnt scars. The hotspot detection was done by utilizing the data of NOAA-AVHRR and MODIS data which have a lower spatial resolution (1 km). In order to increase the level of detail and accuracy of product information, this research is done by using Landsat 8 TIRS (Thermal Infrared Sensor) band which has a greater spatial resolution of 100 m. The purpose of this research is to find and to determine the threshold value of the brightness temperature of the TIRS data to identify the source of fire smoke. The data used is the Landsat 8 of several parts of Borneo during the period of 24 August to 18 September 2015 recorded by the LAPAN's receiving station. Landsat - 8 TIRS band was converted into brightness temperature in degrees Celsius, then dots in a region that is considered the source of the smoke if the temperature of each pixel in the region > 43oC, and given the attributes with the highest temperatures of the pixels in the region. The source of the smoke was obtained through visual interpretation of the objects in the multispectral Natural Color Composite (NCC) and True Color Composite (TCC) images. Analysis of errors (commission error) is obtained by comparing the temperature detected by TIRS band with a visual appearance of the source of the smoke. The result of the experiment showed that there were detected 9 scenes with high temperatures over 43oC from the 27 scenes Kalimantan Landsat 8 data, which include 153 sites. The accuracy (commission error) of identification results using temperature ≥ 51°C is 0%, temperature ≥ 47°C is 10%, and temperature ≥ 43°C is 30.5%

    KETERLAKSANAAN TAHAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI MENJAHIT SMK N 6 PURWOREJO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran teknologi menjahit di SMK N 6 Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMK N 6 Purworejo. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Busana SMK N 6 Purworejo sejumlah 64 orang. Teknik penentuan sampel yaitu dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Validasi instrumen lembar observasi dan lembar wawancara dengan expert judgement. Validasi instrumen angket dengan diujicobakan pada siswa yang memliki karakteristik sama dengan sampel. Jumlah pernyataan yang diujicobakan sebanyak 30 butir. Hasil validasi dihitung dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows 16.0 Version dan memperoleh hasil dari 10 butir pernyataan tidak valid sehingga dinyatakan tidak valid dan dihilangkan karena telah diwakili oleh pernyataan lain. Pernyataan dalam angket penelitian ini yang dinyatakan valid adalah 27 item. Reliabilitas dibuktikan dengan rumus alpha cronbach diperoleh hasil koefisisen korelasi sebesar 0,885 sehingga angket dinyatakan reliabelkategori sangat kuat. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian adalah : (1) Keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran teknologi menjahit pada materi belahan pada tahapan mengamati hasil yang diperoleh 93,75 %. (2) Keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran teknologi menjahit pada materi belahan pada tahapan menanya hasil yang diperoleh 100 %. (3) Keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran teknologi menjahit pada materi belahan pada tahapan mengeksplorasi hasil yang diperoleh 98,44 %. (4) Keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran teknologi menjahit pada materi belahan pada tahapan mengasosiasi hasil yang diperoleh 98,44 %. (5) Keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran teknologi menjahit pada materi belahan pada tahapan mengomunikasikan hasil yang diperoleh 98,44 %. (6) Keterlaksanaan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran teknologi menjahit pada materi belahan siswa kelas X Tata Busana SMK N 6 Purworejo hasil yang diperoleh 89,06 %, hal ini ditinjau dari data perolehan hasil angket, observasi dan wawancara

    LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT)

    Get PDF
    Kegiatan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT) di SMK N 6 Purworejo bertujuan untuk : 1) Mendapatkan informasi, pengetahuan dan memperluas wawasan dalam kegiatan Pra PLT, 2) Mendapatkan pengetahuan pembelajaran dalam persiapan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT), 3) Mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT), 4) Mengikuti kegiatan sekolah selama pelaksanaan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT). Tanggal 18 September 2017, mahasiswa mulai melaksanakan Praktik Lapangan Terbimbing (PLT). Kegiatan yang dilakukan pada Praktik Lapangan Terbimbing (PLT) terdiri dari kegiatan pra PLT, persiapan PLT, pelaksanaan PLT dan kegiatan persekolahan. Kegiatan Pra PLT meliputi: sosialisasi, koordinasi, observasi potensi pengembangan sekolah, observasi proses pembelajaran dan kegiatan manajerial, identifikasi dan inventarisasi permasalahan, penentuan program kerja dan penyusunan proposal kegiatan, diskusi dengan guru dan dosen pembimbing. Persiapan PLT yang dilaksanakan di SMK N 6 Purworejo dimulai dengan pembekalan PLT, micro teaching dan observasi langsung di SMK N 6 Purworejo. Pelaksanaan program PLT meliputi penyusunan RPP, pembuatan media pembelajaran sampai dengan evaluasi pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam PLT adalah praktik mengajar pada program keahlian Tata Busana dengan mata pelajaran Teknologi Menjahit. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab dan penugasan dengan tambahan menggunakan media fragmen serta evaluasi. Pelaksanaan praktik PLT dimulai dari tanggal 18 September sampai dengan 15 November 2017. Pelaksanaan PLT dilaksanakan di SMK N 6 Purworejo yang berlokasi di Wareng, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah selama 2 bulan. Pada praktik mengajar mahasiswa berkesempatan untuk mengajar siswa kelas X Tata Busana 1 dan X Tata Busana 2 untuk mata pelajaran Teknologi Menjahit. Sebelum mahasiswa melaksanakan praktik mengajar, mahasiswa menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan silabus, lembar evaluasi, lembar penilaian, media pembelajaran berupa fragmen dan materi yang akan disampaikan dalam bentuk handout/jobsheet yang telah dikonsultasikan kepada guru pembimbing. Mahasiswa melaksanakan praktik mengajar selama 8 minggu dengan jadwal mengajar X Tata Busana 2 hari Rabu dan X Tata Busana 1 hari Kamis. Mengikuti pendampingan guru mengajar setiap hari Rabu dan Kamis. Kegiatan lain yang dilaksanakan upacara bendera setiap hari Senin serta pendampingan kegiatan ekstrakurikuler pramuka

    A TWO-STEPS RADIOMETRIC CORRECTION OF SPOT-4 MULTISPECTRAL AND MULTITEMPORAL FOR SEAMLESS MOSAIC IN CENTRAL KALIMANTAN

    Get PDF
    This research analyzed the radiometric correction method using SPOT-4 imageries to produce the same reflectance for the same land cover. Top of Atmosphere (TOA) method was applied in previous radiometric correction approach, this TOA approach was upgraded with the reflectance effect from difference satellite viewing angle. The 250 scene of Central Kalimantan SPOT-4 imageries from 2006 until 2012 with varies viewing angle was used. This research applied two-step approaches, the first step is TOA correction, and the second step is normalization using a linear function of reflectance and satellite viewing angle. Gain and offset coefficient of this linear function was calculated using an iterative approach to producing the same reflectance in the forest area. The target of iterative processed is to minimize the standard deviation of a digital number from a forest area in the selected region. The result shows that the standard deviation of a digital number from a forest area in the two steps approach are 8.6, 16.5, and 16.8 for band 1, band 3 and band 4. These values are smaller compared with the standard deviation of digital number result from TOA approach are 15.0, 28,3 and 34.7 for band 1, band 3 and band 4.  Decreasing the standard deviation shows the homogeneity of forest reflectance that could be seen in the seamless result. This algorithm can be applied for making seamless SPOT-4 mosaic whole of Indonesia

    Kupu-Kupu Sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Kain Panjang

    Get PDF
    Penciptaan karya Tugas Akhir berjudul Kupu-kupu Sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Kain Panjang adalah sebuah perwujudan mengekspresikan ide atau gagasan individu untuk mencapai kepuasan batin yang diolah sedemikian rupa sesuai dengan kemampuan estetis yang penulis miliki, sehingga menghasilkan suatu karya yang mempunyai nilai estetik. Kupu-kupu inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat tema dalam Tugas Akhir. Ketertarikan terhadap kupu-kupu terletak pada bentuk sayapnya yang beranekaragam, kupu-kupu mengandung pembelajaran yang banyak akan komposisi pada bagian sayapnya. Warna-warni pada sayapnya menambah kesempurnaan serangga ini. Kupu-kupu menjadi pilihan penulis untuk menciptakan motif pada kain panjang dengan memberikan sentuhan dan kreasi baru pada batik yang sudah ada sebelumnya. Proses pembuatan karya ini menggunakan primissima dan dolbi sebagai bahan dasar pembuatan batik, karya didisplai dengan gawangan atas untuk memperliahatkan keseluruhan kain panjang. Untuk memperlihatkan kegunaannya didisplai pada manekuin. Demikian karya seni yang dihasilkan mempunyai karakteriatik gaya individu dan menarik untuk diapresiasikan

    Paddy field classification with MODIS-terra multi-temporal image transformation using phenological approach in Java Island

    Get PDF
    This paper presents the paddy field classification model using the approach based on periodic plant life cycle events and how these elevations in climate as well as habitat factors, such as elevation. The data used are MODIS-Terra two tiles of H28v09 and H29v09 of 2016, consist of 46 series of 8-daily data, with 500 meter resolution in Java region. The paddy field classification method based on the phenological model is done by Maximum Likelihood on the transformed annual multi-temporal image of the reflectance data, index data, and the combination of reflectance and index data. The results of the study showed that, with the reference of the Paddy Field Map from the Ministry of Agriculture (MoA), the overall accuracies of the paddy field classification results using the combination of reflectance and index data provide the highest (85.4%) among the reflectance data (83.5%) and index data (81.7%). The accuracy levels were varied; these depend on the slope and the types of paddy fields. Paddy fields on the slopes of 0-2% could be well identified by MODIS-Terra data, whereas it was difficult to identify the paddy fields on the slope >2%. Rain-fed lowland paddy field type has a lower user accuracy than irrigated paddy fields. This study also performed correlation (r2) between the analysis results and the statistical data based on district and provincial boundaries were >0.85 and >0.99 respectively. These correlations were much higher than the previous study results, which reached 0.49-0.65 (hilly-flat areas of county-level), and 0.80-0.88 (hilly-flat areas of provincial level) for China, and reached 0.44 for Indonesia

    PERAN JARINGAN KEBIJAKAN PUBLIK GLOBAL DALAM FORMULASI STANDARD GLOBAL PEMBANGUNAN DAM

    Get PDF
    Globalisasi telah mengubah tataran hubungan internasional secara signifikan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah munculnya aktor non-negara sebagai akibat dari perkembangan masalah global yang semakin kompleks. Salah satu permasalahan global yang bersifat simultaneous adalah dampak pembangunan dam berskala besar di berbagai negara. Sebagai solusi atas masalah ini dibentuklah aktor non-negara berupa jaringan kebijakan publik global World Commission on Dams (WCD). Komisi Dam Dunia ini diberi mandat oleh masyarakat transnasional untuk menentukan standard global dalam pembangunan dam berskala besar. Kata kunci : Globalisasi, Permasalahan global, Jaringan kebijakan publik global (WCD), Standard global pembangunan da

    ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM BURAS (Studi Kasus di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh peternak ayam buras dan pengaruh faktor-faktor produksi terhadap pendapatan usaha peternakan ayam buras di Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan. Penelitian dilaksanakan di Desa Kemuning, Desa Tegalombo dan Desa Tahunan mulai tanggal 3 Januari sampai 4 Februari 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dengan wawancara langsung kepada 30 peternak dan pengambilan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Data yang dikumpulkan ditabulasi kemudian dianalisis untuk mengetahui pendapatan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan fungsi keuntungan dengan teknik Unit Output Price Cobb-Douglas Profit Function (OUP-CDPF) melalui analisis regresi berganda (alat bantu software Econometric Views/Eviews) dan dilanjutkan dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan bersih dari penjualan ayam buras 89 ekor, feses dan telur yaitu Rp. 1.383.358,10 per tahun/peternak. Berdasarkan analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan Ŷ = 20,947+0,620X1+0,003X2-0,996X3-0,869X4-0,015X5+0,845X6. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,646 berarti pendapatan ayam buras mampu dijelaskan oleh biaya pembelian ayam, jagung, dedak, obat/vitamin, tenaga kerja, listrik sebesar 64,6% sedangkan sisanya sebesar 35,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel di luar yang diteliti. Pada uji F, variabel independen (biaya pembelian ayam,  jagung, dedak, obat/vitamin, tenaga kerja, dan listrik) berpengaruh secara bersama terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan 0,05, berdasarkan uji t faktor biaya pendapatan dipengaruhi oleh pembelian ayam dan biaya listrik sedangkan biaya lainnya (biaya jagung, obat/vitamin, dan tenaga kerja) tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha peternakan ayam buras di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan.   (Kata kunci: Analisis pendapatan, Ayam buras, Regresi berganda

    ANALISIS PENDAPATAN USAHA PETERNAKAN AYAM BURAS (Studi Kasus di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh peternak ayam buras dan pengaruh faktor-faktor produksi terhadap pendapatan usaha peternakan ayam buras di Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan. Penelitian dilaksanakan di Desa Kemuning, Desa Tegalombo dan Desa Tahunan mulai tanggal 3 Januari sampai 4 Februari 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dengan wawancara langsung kepada 30 peternak dan pengambilan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Data yang dikumpulkan ditabulasi kemudian dianalisis untuk mengetahui pendapatan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan fungsi keuntungan dengan teknik Unit Output Price Cobb-Douglas Profit Function (OUP-CDPF) melalui analisis regresi berganda (alat bantu software Econometric Views/Eviews) dan dilanjutkan dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan bersih dari penjualan ayam buras 89 ekor, feses dan telur yaitu Rp. 1.383.358,10 per tahun/peternak. Berdasarkan analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan Ŷ = 20,947+0,620X1+0,003X2-0,996X3-0,869X4-0,015X5+0,845X6. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,646 berarti pendapatan ayam buras mampu dijelaskan oleh biaya pembelian ayam, jagung, dedak, obat/vitamin, tenaga kerja, listrik sebesar 64,6% sedangkan sisanya sebesar 35,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel di luar yang diteliti. Pada uji F, variabel independen (biaya pembelian ayam,  jagung, dedak, obat/vitamin, tenaga kerja, dan listrik) berpengaruh secara bersama terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan 0,05, berdasarkan uji t faktor biaya pendapatan dipengaruhi oleh pembelian ayam dan biaya listrik sedangkan biaya lainnya (biaya jagung, obat/vitamin, dan tenaga kerja) tidak berpengaruh terhadap pendapatan usaha peternakan ayam buras di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan. (Kata kunci: Analisis pendapatan, Ayam buras, Regresi berganda
    • …
    corecore