23 research outputs found
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II / MAGANG III DI SLB AUTIS CITRA MULIA MANDIRI Dusun Samberembe, Desa Selomartani, Kec. Kalasan, Kab. Sleman.
Pelaksanaan PraktikPengalamanLapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta semester khusus 2016 yang berlokasi di SLB Citra Mulia Mandiri telah dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 15 September 2016. Kelompok PPL di lokasi ini terdiri dari 9 mahasiswa dari jurusan pendidikan luar biasa. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam hal pengalaman mengajar, memperluas wawasan, pelatihan dan pengembangan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, peningkatan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Kegiatan PPL meliputipenyusunan RPI, konsultasi dengan guru pembimbing, persiapan pelaksanaan mengajar, mempersiapkan media dan alat pembelajaran, praktik mengajar, evaluasi kegiatan pembelajaran, dan menyusun laporan PPL pada akhir kegiatan PPL. Praktekmengajarterbimbing dimulaidaritanggal 3 Agustus 2016 sampai dengan 6 September 2016, dilakukansebanyak 8 kali pertemuanyaitudengansatusubjek yang bernama Rangga Priya Aditia yang dudukdikelas 6 SDLB. Program kegiatan PPL yang diberikan adalah mengajarkan nilai mata uang melalui tema peduli lingkungan sosial.Secara umum programkegiatan PPL dapatterlaksanadenganbaikdanlancarberkatadanyabimbingandanarahandari guru pembimbingdandosenpembimbingselamapraktik mengajarsertaperanaktifpesertadidikselamaberlangsungnyakegiatanbelajarmengajar (KBM). Selain itu, pelaksanaan (PPL) ini mampu memberikan pengalaman kepada mahasiswa berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran di SLB Autis Citra Mulia Mandiri
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA (STUDI PADA BANGSAL KELAS III RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH)
Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku
manusia agar dapat bekerja dengan giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal dan produktivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja pada perawat rumah sakit jiwa. Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 91 orang dengan perhitungan rumus sampel cross sectional sehingga dihasilkan jumlah sampel 47 orang dan ditentukan menggunakan teknik purposive random sampling. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah angket. Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 57,4% responden memiliki motivasi sedang dan 23,4% memiliki motivasi yang rendah. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan umur (p=0,007), masa kerja (p=0,0001), prestasi kerja (p=0,0001), pengakuan (0,0001), pengembangan potensial individu (p=0,001), persepsi gaji (0,0001), kondisi kerja(p=0,002), kebijakan dan administrasi (p=0,045), hubungan antar pribadi(p=0,006), supervisi (p=0,022) dengan motivasi kerja. Tidak ada hubungan antara status perkawinan (p=0,526), pekerjaan itu sendiri (p=0,210), dan tanggung jawab (0,773) dengan motivasi kerja. Disarankan pihak manajemen rumah sakit jiwa selalu memberikan motivasi bagi perawat. Saran bagi perawat hendaknya selalu meningkatkan semangat kerja, meningkatkan kerjasama baik dengan rekan kerja maupun atasan sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja dan kondisi kerja yang baik.
Kata Kunci: Motivasi, Perawat, Rumah Sakit Jiw
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA ANAK AUTIS KELAS TAMAN KANAK-KANAK B DI SLB CITRA MULIA MANDIRI
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
Pramembaca Permulaan melalui metode global pada anak autis kelas TK B di
SLB Citra Mulia Mandiri.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian
Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.
Subjek penelitian terdiri dari satu siswi autis kelas TK B di SLB Citra Mulia
Mandiri. Teknik pengumpulam data dilakukan dengan tes kemampuan
Pramembaca Permulaan dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan kategori pramembaca permulaan
mengalami peningkatan dalam bentuk perilaku belajar yang dapat ditandai dengan
mampu mencapai kriteria keberhasilan yaitu memperoleh hasil persentase 86%
dan anak mampu membaca dua maupun tiga kata tanpa bantuan gambar. Pada
tahap pratindakan kemampuan Pramembaca Permulaan anak memperoleh
persentase sebesar 63% yang termasuk dalam kriteria cukup dan anak belum
mampu membaca dua kata maupun tiga kata tanpa bantuan gambar. Meningkat
menjadi 71% dalam kriteria cukup pada siklus I dan anak mampu membaca dua
kata maupun tiga kata dengan bantuan gambar dan prompt dari guru, dan menjadi
86% yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan anak mampu membaca dua
kata maupun tiga kata tanpa bantuan gambar sedikit prompt dari guru. Langkahlangkah
penelitian untuk meningkatkan kemampuan Pramembaca Permulaan
menggunakan metode global, yaitu: 1) anak diperlihatkan gambar, 2) membuat
kalimat sederhana dari gambar yang dipilih, 3) membaca kalimat, 4) membaca
kata, 5) membaca suku kata, 6) membaca huruf. Kesimpulan akhir bahwa
Pramembaca Permulaan anak autis dapat ditingkatkan melalui metode global
karena dalam penerapannya metode global menggunakan pendekatan kalimat
dengan membaca kalimat secara utuh dengan bantuan gambar maupun tanpa
bantuan gambar
Smart Treasure
Smart Treasure merupakan media pembelajaran yang berupa papan kotak yang bentuknya seperti peti harta karun, yang didalamnya berisi berbagai penjelasan materi, soal-soal, dan juga jawaban, smart treasure ini digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran yang dapat dimainkan secara berkelompok dengan tujuan untuk menarik minat belajar siswa, dan juga memberikan reward kepada siswa jika dapat memberikan jawaban yang tepat saat memainkan media
KOMODIFIKASI BUDAYA DALAM SENI PERTUNJUKAN WAYANG KULIT
Wayang kulit merupakan pertunjukan tradisional yang memiliki makna spiritual. Pengaruh perkembangan zaman dan budaya modern telah berdampak pada kesenian ini. Pertunjukan dikemas supaya memiliki nilai jual tinggi sehingga pertunjukan terkomoditaskan dan memberikan keuntungan pada pemilik. Hal ini menjadikan fungsi pertunjukan mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komoditas budaya dan menjelaskan proses komodifikasi budaya dalam pertunjukan wayang kulit. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Analisis data menggunakan perspektif fenomenologi. Komodifikasi budaya dalam pertunjukan wayang kulit dikaji dengan Teori Industri Budaya pemikiran Theodore Adorno. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi budaya dalam pertunjukan dilakukan dengan cara mengadopsi wayang kulit baku dan mengkombinasikan dengan budaya lokal. Mengadopsi wayang kulit baku artinya pembukaan acara langsung pada cerita wayang kulit. sedangkan mengkombinasikan dengan budaya lokal yaitu dengan tari remo maupun campursari
FENOMENA PEMEROLEHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK SEKOLAH DASAR
This study aims to determine the phenomena in language acquisition and development in elementary school-age children. This study used a qualitative approach with a case study design to gain a deep understanding of the phenomenon of language acquisition and development in elementary school children. Data collection techniques used through observation and analysis of documents. From the results of this study, it can be concluded that the phenomenon of language acquisition and development in elementary school children aged 7 years to 12 years is a complex process, influenced by various factors. In addition, language acquisition of elementary school children can also have an impact on the learning process. There are several theories that support the stage of language development, namely cognitive theory, social interactionism theory, Piaget's theory of cognitive development, and language acquisition theory from a neurocognitive perspective. Thus, children's language acquisition can take place optimally, helping them in the academic and social progress of learners
FORMULASI, EVALUASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L)
Tali putri (Cassytha filiformis L) termasuk ke dalam famili lauraceae, yang memiliki aktivitas antioksidan alami. Tanaman ini banyak dijumpai di kawasan pesisir Pantai Panjang Kota Bengkulu. Tujuan penelitiaan ini adalah mendapatkan formula gel antioksidan ekstrak Tali Putri (Cassytha filiformis L) terbaik berdasarkan evaluasi dan uji stabilitasnya. Tumbuahan Tali Putri (Cassytha filiformis L) diekstrak dengan metode maserasi selama 3x24 jam menggunakan pelarut metanol. Penelitian ini menggunakan ekstrak tali putri (Cassytha filiformis L) sebanyak 3%, yang diformulasikan ke dalam 3 formula dengan variasi basis HPMC, yaitu 7% (F1), 10% (F2), dan 15% (F3). Uji evaluasi yang dilakukan yaitu uji homogenitas, uji organoleptis, uji pH, dan uji viskositas. Uji stabilitas fisik menggunakan metode cycling test dilakukan selama 3 hari. Hasil pengujian randemen ekstrak yang diperoleh adalah 2,812%. Uji pH menunjukan gel memiliki pH 6,4 (F1), 6,3 (F2), dan 6,2 (F3). Uji viskositas menunjukan gel memiliki viskositas 2530 cps (F1), 1610 cps (F2), 1920 cps (F3). Uji stabilitas metode cycling test terjadi sineresis di setiap formulasi dengan waktu terlama pada F1. Gel mengandung ekstrak tali putri (Cassytha filiformis L) yang terbaik berdasarkan hasil evaluasi dan uji stabilitas adalah formula 1 (F1)
Pemberdayaan Siswa Sekolah Menengah Atas dan Sederajat Sebagai Konselor Sebaya Melalui Media Wayang Profesi
Konselor sebaya merupakan salah satu pihak yang menarik untuk dikaji karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih banyak mencari bantuan dari sumber informal seperti teman dan keluarga dibandingkan dengan sumber formal seperti konselor atau guru bimbingan dan konseling. Layanan konselor sebaya akan meningkatkan penggunaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberdayakan siswa sekolah menengah atas atau sederajat agar dapat membentuk komunitas konselor sebaya setelah diberikan dampingan penguasaan keterampilan konseling. Pengabdi menggunakan metode ABCD (Asset Based Community Development) dan membagi tahapan pengabdian ini menjadi tiga, yakni 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap akhir. Pengabdi menilai siswa memiliki potensi untuk memberikan bantuan kepada sebayanya. Hasil dari pengabdian ini menunjukkan bahwa siswa siswa sekolah menengah atas atau sederajat telah mampu membentuk komunitas konselor sebaya setelah diberikan dampingan. Komunitas ini perlu dimonitor agar keberlangsungannya dapat terjaga. Sehingga pihak-pihak yang telibat seperti guru, siswa, dan ahli bimbingan dan konseling perlu untuk terus meninjau keberlangsungan komunitas ini