6 research outputs found
Pembahasan Risalah Tauhid Karya Muhammad Abduh
Risalah Tauhid, adalah salah satu karya Muhammad Abduh, yang membicarakan masalah akidah Islam/ Ilmu Kalam. Dengan Risalah Tauhidnya itu –disamping tulisan-tulisannya yang lain—dia berjuang untuk menyehatkan dan membangkitkan semangat dunia Islam, khususnya masyarakat mesir waktu itu. Yaitu semangat untuk membebaskan kaum muslimin dari kejumutan, kelemahan, keterbelakangan dan penjajahan. Karena itulah ’barangkali’ Risalah Tauhid-nya itu memikat para (banyak) Ilmuan dan diterjemahkan ke dalam beberapa Bahasa; antara lain bahasaPerancis, Urdu, Indonesia dan lain-lain. Sedangkan tulisan (paper) ini dihidangkan, juga karena ingin turut kmembicarakannya, walaupun dangkal dan sederhana sekali
Sistematika dan Keragka Pengembangan Studi Ilmu Kalam
Tulisan ini disajikan karena tidak jarang timbul sikap mempertanyakan sekitar keberadaan dan efektivitas fungsi Ilmu Kalam –sebagaimana keadaannya sampai sekarang- bagi kehidupan sosial kaum muslimin khususnya. Sikap mempertanyakan keberadaan dan fungsi Ilmu Kalam itu sangat mungkin disebabkan oleh kenyataan konsepsi-konsepsi  didalamnya, yang selain hanya memiliki relevansi intelektual juga terbatas dan tidak pernah bergeser dari orientasinya yang serba ke atas. Hal tersebut lebih terasa lagi pada kurun waktu terakhir ini. Konsepsi teologis yang demikian keadaannya itu, memang tidak akan menyentuh dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial, dan akibatnya terasa adanya kondisi saling dan ketersendirian dan keterasingan antara konsepsi teologis itu sendiri dengan kenyataan sosial sekitamya. Selain dari kemungkinan tersebut di atas, di dalam sikap mempertanyakan itupun tentu terkandung harapan akan adanya aktivitas perumusan dan pengembangan Ilmu Kalam; dan tentu saja yang mampu menjawab kenyataan-kenyataan  sosial. Sejarah mencatat, bahwa para teolog klasik (mutakallimin) pada umumnya tampil sedemikian energik dan responsif terhadap setiap permasalahan moral dan keagamaan yang timbul ketika itu. Dengan sikap yang demikian itu, maka Ilmu Kalam tumbuh pesat baik dalam arti kualitatif  maupun kuantiatif. Aktivitas mereka yang demikian itu dengan mudah dapat dilihat dalam literatur-literatur Ilmu Kalam pada umumnya yang di dalamnya terdapat penuh perdebatan dan silang pendapat antar mereka. Namun pada periode dan abad-abad berikutnya kegiatan tersebut mereda dan pertumbuhan ilku kalam pun mulai kehilangan semangatnya. Situasi dan kondisi yang demikian itu terus berlangsung dan diwarisi oleh generasi berikutnya bahkan dampaknya pun terasa sampai sekarang. Dengan kalimat lain, perumusan dan pengembangan konsepsi teologis (llmu Kalam) hampir dapat dikatakan tidak mengalami perkembangan bila dibandingkan dengan perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat. Karena inilah eksistensi dan efektivitasfungsinya mulai dipertanyakan
Pola pemikiran Aliran-Aliran Mutakallimin
Dengan judul diatas, dapat dipahami bahwa hal tersebut dikemukakan karena setiap aliran di dalam ilmu kalam memnampakkan pola yang characteristic didalam pemikirannya. Karena itulah, maka aliran yang satu berbeda dengan aliran yang lain di dalam mendekati, membahas dan menyelesaikan setiap problem akidah yang dihadapi. Oleh karena itu timbul pertanyaan: mengapa terjadi demikiaan. Yakni factor-faktor apakah yang mempengaruhinya; bahkanfaktor apakah yang lebih dominan diantara sekian factor yang ada dan mempengaruhi serta membentuk dan menentukan terciptanya pola pemikiran aliran-aliran mutakallimin itu. Di sekitar masalah inilah yang menjadi pokok permasalahan dari judul tersebut di atas
Arti Kehadiran Mu’tazilah Bagi Dunia Islam
Mu'tazilah adalah aliran yang tertua di antara aliran-aliran mutakallimin lainnya. Dari kenyataan ketertuaannya itu, tidak mustahil kalau di dalamnya terkandung arti tersendiri bagi dunia Islam pada umumnya yang tidak terdapat pada aliran-aliran yang lain. Penampilannya sebagai yang pertama di antara sederetan aliran-aliran yang lain, paling sedikit mempunyai arti sikap responsive mereka terhadap gejala yang terjadi di lingkungannya. Dengan judul yang secara khusus ingin mengangkat arti kehadiran Mu'tazilah sebagai aliran yang tertua itu, maka di sekitar pokok-pokok ajarannya (konsepsi teologisnya) tidak ditempatkan pada inti pembicaraan, walaupun pada tempat dan permasalahan tertentu hal tersebut perlu diungkapkan, apalagi diketahui bahwa di dalam konsepsi teologis itulah sebenarnya terletak jatidiri dan karakteristik suatu aliran. Sebagaimana diketahui, pada umumnya aliran mutakallimin mempunyai metode berpikir dan konsepsi teologis tersendiri yang berbeda dengan aliran mutakallimin lainnya. Hal itu terjadi, karena sebab yang melatarbelakangi dan mendorong lahirnya setiap aliran serta problema keakidahan yang timbul dan dihadapi oleh setiap aliran itupun, berbeda-beda. Dengan demikian juga berarti, bahwa metode berpikir yang dipergunakan dan konsepsi teologis yang diformulasikan oleh suatu aliran, dipandang yang paling tepa
Analisis Kritis Terhadap Metode Pendekatan Dalam Teologi Islam
Para teolog Islam selain berada dalam kesamaan sikap penerimaan dan keberimanan, juga mempunyai tujuan yang sama di dalam upaya merumuskan konsepsi teologis mereka, yaitu sama-sama untuk mengkofirmasikan masalah keakidahan dalam Islam. Namun karena latar belakang yang mempenguhi lahirnya hampir setiap aliran itu berbeda, yang karenanya metode pemikiran dan pendekatan yang mereka pergunakan itupun berbeda, maka timbullah perbedaan dan geterogenitas konsepsi teologis antar mereka. Dengan kalimat lain, walaupun mereka berada dalam kesamaan sikap penerimaan, keberimanan, dan tujuan, namun karena latar belakang bagi kelahiran mereka berbeda maka terjadilah perbedaan dan keanekaragaman, baik metode pemikiran, pendekatan maupun konsepsi teologis antar mereka. Realisasinya, Mu'tazilah tampil sebagai kelompok rasionalis dan Asy'ariyah muncul dengan metode sintesismenya - dua aliran yang dipandang cukup mewakili bagi sekalian aliran teologi Islam pada umumnya. Kedua Aliran tersebut sedemikian Konsisten memegangi serta mempergunakan metode pemikiran dan pendekatan mereka masing-masing, sehingga karenanya menimbulkan kesan dan konsekuensi logis sendiri-sendiri, khususnya dalam masalah keadilan Tuhan, sebagai pokok kajian dalam penelitian ini
Ajaran dan Pemikiran dalam Akidah Islam
Memang tidak pernah dan tidak jelas dinyatakan,tetapi dari gejala dan sikap yang Nampak diantara kaum muslimin dapat ditarik makna tentang adanya anggapan, bahwa seluruh aspek permasalahan dan pemikiran para ahlinya (mutakallimin) di dalam ilmu kalam, merupakan ajaran akidah Islam. Sebenarnya tidak demikian. Tidak semua aspek permasalahan dan pemikiran para mutakallimin itu sebagai ajaran (ajaran akidah Islam) tetapi ada pula yang pemikiran (pemikiran akidah Islam). Antara keduanya berbeda dan harus dibedakan. Sebab, ajaran sebagai “divine acts” merupakan kebenaran mutlak dan mengikat secara mutlak. Sedangkan pemikiran sebagai “human acts” tentu hanya merupakan kebenaran relative dan mengikat secara relative pula. Atas dasar adanya gejala anggapan seperti diungkapkan diatas itulah, maka tulisan ini disampaikan