14 research outputs found
IMPLEMENTASI JARINGAN HOTSPOT DENGAN OTENTIKASI TERPUSAT PADA RADIUS (REMOTE AUTHENTICATION DIAL IN USER SERVICE)
ABSTRAKSI: Hotspot merupakan sebuah tempat yang menawarkan akses Internet melalui jaringan area lokal nirkabel menggunaan router yang terhubung ke sebuah penyedia layanan Internet. Hotspot biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi karena lebih fleksibel. Untuk menggunakan fasilitas ini pengguna harus memiliki sebuah username dan password.Untuk mengatur user login ini digunakan sebuah RADIUS (Remote Authentication Dial In User Service). Penyedia layanan dapat mengkomersialkan layanan hotspot ini dengan membuat paket internet. Paket ini bisa kita batasi dari beberapa aspek kuota yaitu dari kecepatan, data dan waktu. Penyedia layanan hotspot juga bisa memanfaatkan tampilan web page login untuk dapat digunakan sebagai media promosi. Web page login ini dapat diganti dengan menggunakan script php yang dimasukkan pada konfigurasi router. Jika penempatan hotspot kita lakukan di banyak tempat yang terpisah secara geografis, maka untuk mempermudah dalam mengatur hotspot terutama masalah pengaturan otentikasi, otorisasi, dan akuntansi (AAA) digunakan sebuah sistem hotspot terpusat. Hotspot terpusat menggunakan satu buah router inti sebagai pusat RADIUS, pengaturan Web page login, dan monitoring jaringan. Sehingga walaupun berpindah dari lokasi hotspot ke lokasi hotspot yang lain namun masih dalam satu RADIUS yang sama maka pengguna tetap bisa mengakses internet dengan username dan password yang sama.Pada tugas akhir ini diimplementasikan sebuah sistem hotspot terpusat dengan membuat tampilan Web page login sebagai media promosi, login dengan menggunakan voucer yang memiliki nilai paket internet yang dibatasi berdasarkan waktu, kecepatan dan kuota data. Loadbalacing dan Failover untuk jaringan dengan trafik yang padat telah diimplemtasikan dengan metode Nth dengan utilitas penggunaan jalur satu hingga 98,10% dan jalur dua hingga 98,60. Waktu tunda otentikasi maksimum pada 142,4284 milidetik pada saat pembebanan 500 Kbps. Waktu tunda SMS rata-rata dari keseluruhan pengamatan pada waktu pengamatan yang berbeda dengan hasil maksimum 5detik.Kata Kunci : hotspot, RADIUS, web page login, loadbalancing , failover, SMS,ABSTRACT: Hotspot is a place that offers Internet services via wireless local area networks and use a router that connected to an Internet service provider. Typically, Hotspots use Wi-Fi technology because more flexible. To use this facility the user must have a username and password.Used a RADIUS (Remote Authentication Dial In User Service) to manage the user login system. The service provider can commercialize the hotspot services by making internet voucer. This voucer can be limited by speed, data and time. Hotspot service providers can use the web interface login page to make a commercial media. Login web page can be replaced using a php script that is inserted in the router configuration. If the hotspot operated in any place and geographically separated, so make centralized hotspot to manage hotspot easily and make authentication, authorization, and accounting (AAA) in one device. Centralized hotspot router using a a router core as a central RADIUS, Web page login settings, and network monitoring. So if user move from location to location hotspot to another hotspot but still within the same RADIUS users can still access the internet with the same username and password.This Final Project implemented a centralized hotspot system. Use web page to display a comercial media, log on using the vouchers that have a limited value on time, speed and quota data. Loadbalacing and vailover for networks with heavy traffic have been implementedthe with Nth method and result of utility lines up to 98.10% and the two lines of up to 98.60. Maximum delay of authentication is 142,4284 ms at 500 Kbps uplink traffic. The average delay time of sms information from the overall observations at different times with maximum results is 5 second.Keyword: hotspot, RADIUS, web page logins, loadbalancing, failover, SMS
ANALISIS MISALIGNMENT CITRA MULTISPEKTRAL TERHADAP CITRA PANKROMATIK PADA DATA WORLDVIEW-2
The standard data of Worldview-2 owned by LAPAN is Ortho-Ready Standard level 2 (OR2A) data consisting of 4 multispectral bands (blue, green, red, NIR) and one panchromatic band each 2 m and 0,5 m spatial resolution. Both images have different metadata and RPC, making it possible to perform geometric corrections separately. This paper discusses the analysis of the inaccuracies of multispectral image positions to panchromatic images compared to those that have been systematically geometric corrected. The method used is fast fourier transform phase matching by taking 500 binding points between the two images. The measurement results prove that the multispectral image of the Worldview-2 data of the OR2A level has a larger shift compared with multispectral image that has been systematically geometric corrected. The multispectral image of the OR2A data shifts are 2,14 m on the X-axis and 0,42 m on the Y-axis. While the multispectral image that has been systematically geometric corrected shifts are 1,72 m on the X-axis and 0,54 m on the Y-axis.ABSTRAKData standar Worldview-2 yang dimiliki oleh LAPAN merupakan data Ortho-Ready Standard level 2 (OR2A) yang terdiri dari 4 kanal multispektral (biru, hijau, merah, NIR) dan satu kanal pankromatik masing-masing memiliki resolusi spasial 2 meter dan 0,5 meter. Kedua kanal tersebut memiliki metadata dan RPC yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk melakukan koreksi geometrik secara terpisah. Tulisan ini membahas tentang analisis misalignment citra multispektral terhadap citra pankromatik dibandingkan dengan yang telah terkoreksi geometrik sistematik. Metode yang digunakan adalah fast fourier transform phase matching dengan mengambil 500 titik ikat antara kedua citra tersebut. Hasil pengukuran membuktikan bahwa citra multispektral data Worldview-2 level OR2A memiliki pergeseran yang lebih besar dibandingkan dengan citra multispektral yang terkoreksi geometrik sistematik. Citra multispektral data OR2A bergeser 2,14 meter pada sumbu X dan 0,42 meter pada sumbu Y. Sedangkan citra multispektral data terkoreksi geometrik sistematik bergeser 1,72 meter pada sumbu X dan 0,54 meter pada sumbu Y
ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN TITIK IKAT BUNDLE ADJUSTMENT (STUDI KASUS DATA PLEIADES WILAYAH KABUPATEN MADIUN DAN KABUPATEN MAGETAN)
Pemanfaatan data resolusi spasial sangat tinggi seperti Pleaides saat ini mengalami permintaan yang tinggi. Salah satu pemanfaatan data ini untuk mendukung kebencanaan, dimana proses pengolahan otomatisasi dan cepat sangat diperlukan dan tidak terhindarkan. Citra Pleiades telah diakusisi oleh stasiun bumi LAPAN di tahun 2018. Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan kualitas geometri citra Pleiades dengan metode titik ikat bundle adjustment (BA) untuk proses mosaik dengan wilayah studi di wilayah Kabupaten Madiun dan Magetan. Metode ini menggunakan parameter keterkaitan geometri antar scene. Keterkaitan tersebut dihubungkan dengan membuat titik ikat. Titik-titik ini berada di area pertampalan antar scene. Citra hasil proses koreksi geometri BA akan dilakukan penilaian kualitas hasil koreksi geometrinya dengan membandikan data koordinat pengukuran lapangan. Hasil penilaian kualitas akurasi koreksi geometri menunjukkan bahwa koreksi geometri menggunakan metode BA lebih mendekati titik koordinat pengukuran lapangan dibandingkan koreksi geometri tanpa BA
Sistem Pengolahan dan Katalogisasi Data Worldview-2
Salah satu produk yang disediakan oleh Pustek data adalah data satelit resolusi sangat tingi. Worldview-2merupakan salah satu bagian dari data tersebut. Worldview-2 memiliki resolusi spasial 46 cm pada kanal pankromatikdan 184 cm pada kanal multispektral. Untuk menghasilkan data Worldview-2 multispektral beresolusi spasial 46 cm,maka diperlukan sebuah sistem pengolahan fusi antara kanal pankromatik dan kanal multispektral. Selain itu jugadiperlukan sistem pengolahan orthorektifikasi dengan menggunakan RPC untuk menghasilkan data yang memilikikoordinat bumi. Tulisan ini membahas sistem pengolahan data Worldview-2 yang meliputi orthorektifikasi,pansharpening, tiling dan pembuatan metadata produk hasil pengolahan. Hasil akhir dari sistem ini adalah dataWorldview-2 multispektral dengan resolusi 46 cm dan metadatanya yang bisa diakses oleh pengguna dari katalog yangdisediakan oleh Pustekdata.Hlm.485-49
Analisis Misalignment Citra Multispektral Terhadap Citra Pankromatik Pada Data Worldview-2 = (Misalignment Analysis Of Multispectral Image On Panchromatic Image In Worldview-2 Data)
Data standar Worldview-2 yang dimiliki oleh LAPAN merupakan data Ortho-Ready Standardlevel 2 (OR2A) yang terdiri dari 4 kanal multispektral (biru, hijau, merah, NIR) dan satu kanal pankromatik masing-masing memiliki resolusi spasial 2 meter dan 0,5 meter. Kedua kanal tersebut memiliki metadata dan RPC yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk melakukan koreksi geometrik secara terpisah. Tulisan ini membahas tentang analisis misalignment citra multispektral terhadap citra pankromatik dibandingkan dengan yang telah terkoreksi geometrik sistematik. Metodeyang digunakan adalah fast fourier transform phase matching dengan mengambil 500 titik ikat antara kedua citra tersebut. Hasil pengukuran membuktikan bahwa citra multispektral data Worldview-2 level OR2A memiliki pergeseran yang lebih besar dibandingkan dengan citra multispektral yang terkoreksi geometrik sistematik. Citra multispektral data OR2A bergeser 2,14 meter pada sumbu X dan 0,42 meter pada sumbu Y. Sedangkan citra multispektral data terkoreksi geometrik sistematik bergeser 1,72 meter pada sumbu X dan 0,54 meter pada sumbu Y.Hlm. 47 - 5
Pengujian Metode Grid (kisi-kisi) Untuk Membuat GCP (Ground Control Point) Sebagai Langkah Awal Kontrol Kualitas Geometri
Kontrol kualitas geometrik erat hubungannya dengan akurasi koordinat pixel dalam citra dan koordinatbumi. Kontrol kualitas geometri merupakan hal penting untuk mendukung ketepatan dalam menganalisis perubahanlahan dan pembuatan mosaik citra. Kualitas geometri diukur berdasarkan jumlah galat geometri pada titik-titik GCP.Semakin kecil galat, maka semakin baik kualitas geometrinya. Data Landsat 8 level 1T memiliki akurasi geometriglobal dengan tingkat kayakinan (confidence global accuracy) 90% adalah 12 meter atau kurang dari setengah resolusipixelnya. Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengukur ketepatan metode grid untuk membuat GCP.Dengan metode ini diharapkan akan menambah banyak GCP yang akan digunakan untuk menguji kualitas geometricitra jika dibandingkan dengan penentuan titik GCP secara manual. Metode ini menggabungkan antara pembuatan titiktitikGCP secara otomatis dan metode image registration untuk mengukur perubahan geometri pada titik GCP. Dalampengujian ini juga menggunakan 8 data Landsat 8 level 1T path/row 116/066 yaitu di wilayah Bali dan Nusa TenggaraBarat yang diakuisisi pada tahun 2013 dan 2014. Hasil pengujian metode ini menunjukkan GCP yang dihasilkan denganmenggunakan metode grid telah mampu membuktikan akurasi geometri data Landsat 8 level 1T dengan rata-rataRMSET untuk keseluruhan data yang diuji adalah 0,45 piksel dengan rata-rata jumlah titik GCP adalah 210,5 titik.Jumlah rata-rata titik GCP ini dua kali lipat jika dibandingkan dengan gcp yang dibuat manual di database INCAS.Hal.143-14
Development Of Landsat-8 Image Radiometric Quality Score Using Haze And Cloud Detection Algorithm
Image radiometric quality score is the score that shows how good the image from radiometric error, at least there are two parameters derived from Landsat-8 image that can be used to assess the radiometric quality, there are haze and cloud. This study used the Landsat-8 ortho rectified ready images, Top Of Atmospheric (TOA) and Bidirectional Reflectance Distribution Function (BRDF) algorithm were applied in radiometric correction. The haze identification technique was analyzed from the 2 dimensional (2D) histogram (scatterplot) between blue and red bands using supervised algorithm. The cloud identification was derived using the visible and cirrus band, visible band was used to detect the thick cloud, but the cirrus band to detect cirrus cloud. The identification result was transformed into 100 levels, score 1 shows pixel with lowest quality, and score 100 shows highest quality in radiometric. The minimum score was used in combining the haze and cloud images score to generate final radiometric score. The results shows that all the 5 scenes processed are no omission error, but some commission error, so that this algorithm is good enough for making the image mosaic.Hlm. 108-11
Development Of Landsat-8 Image Radiometric Quality Score Using Haze And Cloud Detection Algorithm
Image radiometric quality score is the score that shows how good the image from radiometric error, at least there are two parameters derived from Landsat-8 image that can be used to assess the radiometric quality, there are haze and cloud. This study used the Landsat-8ortho rectified ready images, Top Of Atmospheric (TOA) and Bidirectional ReflectanceDistribution Function (BRDF) algorithm were applied in radiometric correction. The haze identification technique was analyzed from the 2 dimensional (2D) histogram (scatterplot) between blue and red bands using supervised algorithm. The cloud identification was derived using the visible and cirrus band, visible band was used to detect the thick cloud, but the cirrusband to detect cirrus cloud. The identification result was transformed into 100 levels, score 1 shows pixel with lowest quality, and score 100 shows highest quality in radiometric. The minimum score was used in combining the haze and cloud images score to generate final radiometric score. The results shows that all the 5 scenes processed are no omission error, butsome commission error, so that this algorithm is good enough for making the image mosaicHlm. 108-11
Pengujian Metode Korelasi Pearson Untuk Image Registration Pada Citra SPOT 6 Ortho
pengukuran kualitas geometri sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi perbedaan geometri antarcitra terutama citra hasil ortho rektifikasi. Untuk itu diperlukan sebuah metode untuk mempermudah dan mempercepatproses pengukuran kualitas geometri. Salah satu metode yang digunakan adalah menggunakan Korelasi antar digitalnumber dalam suatu luasan tertentu. Perhitungan ini lebih dikenal dengan Image Matching atau di beberapa literaturmenyebutnya sebagai DIC (Digital Image Correlation) (Pohl and Weibrecht, 1975; Keating et al., 1975). Dalam tulisanini akan membahas tentang pengujian metode Korelasi Pearson untuk menghitung nilai korelasi antar digital numberdalam suatu luasan tertentu yang disebut GCP (Ground Control Point) chip. Kemudian korelasi perlu dihitung berkalikalidi dengan menggeser GCP chip tersebut sejauh radius cari untuk menemukan nilai korelasi tertinggi. Dari lokasikorelasi maksimum ini dihitung nilai pergeseran atau galat geometri antar citra. Metode pengukuran galat geometriantar citra ini disebut image registration (Zitova and Flusser, 2003). Pengujian metode ini dilakukan denganmenggunakan dua citra SPOT 6 level ortho standar tahun 2013 dan 2014 yang mengambil area pengamatan di Jakarta.Citra Tahun 2013 dijadikan acuan dan citra tahun 2014 dijadikan sebagai citra tes. Hasil dari pengujian inimenunjukkan nilai RMSET dari 50 titik GCP chip berukuran 21x21 dengan menggunakan band red sebesar2.391652149 dalam satuan piksel. Jika hasil tersebut dikalikan dengan resulusi spasial SPOT6 multispectral yaitu 6meter maka menghasilkan nilai 14.34991289 meterHal. 157-16