13 research outputs found
Strategi Pengelolaan Limbah Padat Infeksius di Rumah Sakit Ibu dan Anak Family Jakarta Utara
The hospital is a health service that produces various infectious wastes that can endanger the officers who handle the waste and visitors and the community around the hospital. The purpose of the study was to determine the performance of infectious solid waste management at the Family Mother and Child Hospital, to determine the internal and external factors in the management of infectious solid waste at the Family Mother and Child Hospital, and to obtain the formulation of infectious solid waste management strategies at the Mother's Hospital. and Child Family. This research was conducted at the Mother and Child Family Hospital, North Jakarta, related to infectious solid waste management strategies. Data collection methods used are interviews, focus group discussions (FGD) and questionnaires. To get the main priority strategy using the IFE- EFE- IF- SWOT matrix. Research Results Based on the analysis of the QSPM matrix, there were 6 strategies that could be prioritized based on the highest ranking, namely (1) Implementing infectious solid waste management systems and procedures in a professional manner, (2) Improving the quality and competence of officers to prevent environmental pollution, (3) Conducting periodic socialization/training to employees related to infectious solid waste management, (4) Preparing medical waste management plans in accordance with the standards of the Minister of Health, (5) Providing sanctions to employees who do not follow the rules in handling infectious solid waste, (6) Optimizing the budget in infectious solid waste management. Keywords: Infectious Solid Waste Management Strategy
STRATEGI PENERAPAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA PADA CABANG PERUSAHAAN PERGUDANGAN: MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SWOT DAN AHP
Penerapan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) pada cabang perusahaan pergudangan diyakini dapat meningkatkan kinerja pekerja, perbaikan sistem kerja terhadap perusahaan. Namun demikian, penerapannya memerlukan strategi dari manajemen dalam menentukan program prioritas agar penerapan K3 di cabang perusahaan. Kebaruan penelitian ini untuk menganalisis strategi penerapan Keselamatan Kesehatan Kerja pada cabang perusahaan pergudangan dengan menggunakan metode analisis SWOT dan AHP. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal dalam penerapan K3, serta strategi prioritas penerapan K3 pada cabang perusahaan pergudangan. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) atau AWOT. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara kepada karyawan dan pimpinan cabang perusahaan pergudangan. Analisis matriks internal dan eksternal (IE) menghasilkan, Total Weight Score (TWS) internal pada sumbu horizontal sebesar 3.42, sedangkan TWS eksternal pada sumbu vertikal yakni 3.48. Secara kondisional posisi cabang perusahaan pergudangan berada pada sel nomor I (satu) atau berkategori strategi Grow and Build. Hasil AHP menunjukkan strategi prioritas tertinggi penerapan K3 cabang perusahaan pergudangan adalah strategi pengembangan sistem K3 dan strategi integrasi horizontal sistem K3. Kondisi penerapan K3 pada cabang perusahaan pergudangan membutuhkan pengembangan secara intensif dan integrasi. Strategi prioritas untuk penerapan K3 pengembangan sistem K3 dan integrasi horizontal sistem K3. Kesimpulan penelitiannya bahwa kondisi penerapan K3 pada cabang perusahaan pergudangan membutuhkan strategi Grow and Build yaitu perlu pengembangan secara intensif dan integrasi dan strategi prioritas adalah pengembangan sistem K3 dan integrasi horizontal sistem K3
PENGARUH JENIS STARTER TERHADAP MUTU ZEAGURT PROBIOTIK
Zeagurt probiotik adalah nama pada produk yogurt yang dibuat dari sari jagung manis dan starter mikroba probiotik. Tujuan penelitian mempelajari proses pembuatan yoghurt dari sari jagung dan pengaruh penambahan jenis starter probiotik terhadap mutu zeagurt probiotik yang dihasilkan. Starter yang digunakan adalah (1) kombinasi Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus (LB): Streptococcuss salivarius subsp. thermophillus (ST) = 1:1 (kontrol); (2) kombinasi LB:ST:Lactobacillus acidophlus (LA)= 1:1:1; (3) kombinasi LB:ST:Bifidobacterium bifidum (BB)=1:1:1; (4) LA; dan (5) BB. Hasil menunjukkan bahwa jagung dapat digunakan sebagai bahan baku yogurt (zeagurt) dengan perbandingan butiran jagung : air = 1:4 b/v dan jumlah starter 3% v/v. Jenis starter berbeda memengaruhi mutu fisik dan kimia secara nyata (α=0.05). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa jenis starter memengaruhi warna, aroma asam, dan penerimaan umum zeagurt probiotik, tetapi tidak memengaruhi kekentalan dan tingkat asam secara nyata (α=0.05) dengan tingkat penerimaan agak suka (skor 2.7 – 3.1). Skor tertinggi pada zeagurt ditambah LA:LB:ST. Hal ini sejalan dengan hasil uji rangking. Mutu zeagurt kombinasi LA:LB:ST : viskositas 306 cP, pH 3.72, TPT 6°brix, total asam tertitrasi 0.85%, berwarna kuning (skor 3.7), aroma asam agak kuat (skor 3.4), kekentalan agak encer (skor 2.4), dan tingkat asam agak kuat (skor 2.8). Keunggulan lainnya: zeagurt mengandung jumlah bakteri asam laktat tinggi 2.80x109 koloni/ml dan mempunyai aktivitas anti mikroba yang baik. Pada awal penyimpanan (0 jam) zeagurt mengandung Salmonella dan E. coli, tetapi setelah disimpan selama 24 dan 48 jam kedua mikroba ini tidak dapat tumbuh. Kata Kunci: starter probiotic, zeaghurt, anti mikrob
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. CHANGSHIN REKSA JAYA GARUT
Kondisi lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya menjadikan lingkungan tidak aman dan menghambat produktivitas pekerja manufaktur. Rekaman catatan tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih menemukan adanya kejadian keluhan penyakit akibat kerja. Kebaruan penelitian ini karena menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini memfokuskan pada analisis secara parsial dan simultan pengaruh lingkungan kerja dan K3 terhadap kinerja karyawan. Desain penelitian deskriptif diadopsi untuk penelitian ini. Populasi penelitian berjumlah 11.035 orang karyawan di PT. Changshin Reksa Jaya Garut yang dipilih secara Probability Sampling. Sesuai perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh 100 orang karyawan menjadi responden utama. Data dikumpulkan dari responden melalui metode wawancara personal dengan bantuan kuesioner. Regresi berganda dipakai untuk pengujiannya. Hasil penelitian ditemukan bahwa lingkungan kerja dan K3 berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Changshin Reksa Jaya Garut, ditunjukkan dengan nilai Fhitung Ftabel (218,013,09) dan nilai sig. (0.000) 0,05. Artinya, membaiknya kondisi lingkungan kerja dan K3 berdampak juga pada membaiknya kondisi kinerja karyawan, begitu juga jika sebaliknya. Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi diperoleh 0,867 yang artinya besar pengaruh lingkungan kerja dan K3 terhadap kinerja karyawan sebesar 86,7%. Kesimpulannya kualitas lingkungan kerja yang baik akan mendorong karyawan menunjukkan kinerja baik serta penerapan kebijakan K3 yang konsisten akan menciptakan rasa aman pada karyawan dan akhirnya kualitas kinerja karyawan semakin baik
DEVELOPMENT OF TEMPE PROCESSING BUSSINESS THROUGH PRODUCT DIVERSIFICATION IN LENTENG AGUNG, SOUTH JAKARTA
The purpose of this activity is to develop business activities for tempe producers as partners, located in Lenteng Agung, South Jakarta. The tempeproducer partners wanted that their tempe processing business to be more developed, with expectation that to improvetheir welfare. At the beginning, the partners only produced fresh tempe with a limited market due to many competitors producing the same product. Therefore, the partners were facing difficulties to increase their production volume. The outputs to be achieved in this activity for partners were (1) Diversification of processed tempe products and (2) business management. The stages of the activities carried out were (1) Introduction of tempe processing with regard to hygiene and sanitation principles; (2) Training of appropriate technology to diversify processed tempe products to provide added value and expand the market segment of tempe; and (3) Training of an economically productive community empowerment model in the form of business development management through the diversification of processed tempe products. To strengthen the efforts in business development, it is necessary to diversify products, namely semi-moist processed tempe products (tempe nuggets and temperolade) which can be consumed as side dishes. The processing process of processed tempe products used simple technology that can be done by small scale industries. In addition to the transfer of technology packages, the two partners were also trained the knowledge to assess the feasibility of the business
EMPOWERMENT OF FISHING COMMUNITY BUSINESS GROUPS IN KALIBARU VILLAGE, CILINCING, NORTH JAKARTA
The purpose of this activity was to empower fishing communities in Kalibaru, Cilincing through introducing knowledge of food handling and processing technologies, especially green mussels-based products. The partner involved in this study was the Annisa Bakti Business Group having 15 members of single parents. The profession of family members was green mussels peeler. Peeling process performed was through boiling, peeling the shell, icing, and then selling. The handling of green mussels with peeling was mainly intended to solve the problem overproduction which was not absorbed by the market as life green mussels. The appearance of peeled green mussels were usually pale, and the peeler usually introduced synthetic dyes to make them more attractive. The types of dyes used are generally not allowed for food because they are harmful to health. Based on those facts, the community empowerment efforts were carried out through the following ways: (1) Building motivation to develop the business; (2) More hygienic handling of green mussels; (3) Training on oyster (mussels) sauce processing; (4) Development of processed mussels product business, through introducing simple business feasibility study, business management, and simple financial bookkeeping. The program is expected to have an impact on improving the welfare of partners, especially the Annisa Bakti. Business Groups. 
Karakteristik Kimia Minuman Sari Tempe-Jahe Dengan Penambahan Carboxy Methyl Cellulose dan Gom Arab pada Konsentrasi Yang Berbeda
Tempe dapat diolah menjadi produk minuman dan dapat dicampurkan dengan bahan lain, seperti jahe. Minuman sari tempe-jahe memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Pembuatan minuman sari tempe-jahe memerlukan penambahan bahan penstabil untuk meningkatkan stabilitas dan viskositas produk. Bahan penstabil tersebut memiliki reaksi yang berbeda dengan bahan lainnya dan akan memberikan karakteristik kimia yang berbeda-beda pula pada minuman sari tempe-jahe, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh penstabil (CMC dan gom arab) yang diberikan terhadap karakteristik kimia minuman sari tempe jahe. Perlakuan konsentrasi penstabil CMC dan gom arab yang diberikan pada penelitian yaitu sebesar 0%, 0,25% dan 0,5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa CMC dan gom arab pada konsentrasi 0%, 0,25% dan 0,5% terhadap minuman sari tempe jahe memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada Sig. < 0.05 terhadap kadar protein (gom arab 0,5%) dan nilai pH (gom arab 0,5%), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan kadar karbohidrat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan menghasilkan mutu terbaik produk adalah penambahan gom arab pada konsentrasi 0,5%, dengan nilai kadar abu sebesar 0,41%, kadar protein sebesar 10,49%, kadar karbohidrat sebesar 3,44%, dan pH sebesar 6,83
PENGEMBANGAN MODEL METODE HIRADC DALAM ANALISIS RISIKO BEKERJA DI KETINGGIAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PT. X DI JABODETABEK
Proyek konstruksi merupakan salah satu bidang dengan risiko kecelakaan kerja tinggi, salah satu yang menjadi sumber kecelakaan yaitu bekerja di ketinggian dengan dampak risiko besar. Dari adanya penyebab tersebut maka perlu adanya pengembangan pada model manajemen risiko terkait Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) terhadap risiko bekerja di ketinggian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan observasi lapangan dan kuesioner ke karyawan dan pekerja, dengan jumlah responden 86 orang yang tersebar di 5 proyek konstruksi PT. X di area Jabodetabek. Analisis data menggunakan metode Struktural Equation Modeling (SEM) – Partial Least Square (PLS), dengan software SmartPLS 3.2.9. Analisis path coefficient menunjukkan bahwa variabel identifikasi risiko memiliki dampak positif serta berpengaruh terhadap risiko bekerja di ketinggian (0,444, T-statistik = 5.161, > T-tabel 1.96) dan variabel pengendalian risiko berdampak negatif serta berpengaruh terhadap risiko bekerja di ketinggian (-0.454, T-statistik = 4.307, > T-tabel 1.96). Tetapi variabel analisa risiko dan pengembangan berkelanjutan tidak terlalu berpengaruh terhadap risiko bekerja di ketinggian. Simpulan penelitian ini adalah risiko bekerja di ketinggian dipengaruhi oleh identifikasi risiko dan pengendalian risiko. Kata Kunci: HIRADC, metode SEM, proyek konstruksi, risiko, smartpl
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Lulusan
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program untuk mempersiapkan lulusan perguruan tinggi agar siap menghadapi tantangan masadepan. Penyesuaian bentuk pembelajaran menjadi urgent untuk dilakukan guna mempersiapkan lulusan yang tangguh dan siap merespon perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dari stakeholder terhadap kebijakan merdeka belajar sebagai upaya peningkatan kualitas lulusan. Responden survey terdiri dari mahasiswa aktif, dosen dan tenaga kependidikan. Hasil survey menunjukkan bahwa mahasiswa,dosen dan tendik Sebagian besar telah mengetahui program MBKM tetapi belum secara keseluruhan, media publikasi yang efektif menurut mahasiswa, dosen dan tendik berbasis pada perguruan tinggi baik Web maupun media sosial. Kegiatan MBKM yang telah terlaksana sudah dirasakan manfaatnya oleh mahasiswa yaitu berupa peningkatan softskill, kesiapan mahsiswa menghadapi masa pasca kuliah dan peningkatan kompetensi di bidang studinya masing-masing.