44 research outputs found

    Analysis of Built-up Land Spatial Patterns Using Multitemporal Satellite Imagery in Pekalongan City

    Get PDF
    Regional growth is characterized by an increase in built-up land. An increase in built-up land can cause changes in land use such as vacant land turned into built-up land. One of the cities in Central Java that experienced an increase in built-up land was in the City of Pekalongan. Based on Pekalongan City Regulation Number 30 Year 2011, the National Spatial Planning stipulates that Pekalongan City is the Regional Activity Center. This causes the Pekalongan City to have the potential to increase the amount of built-up land. An increase in uncontrolled built-up land can cause negative impacts such as reduced water catchment areas so that the disruption of water resources conditions. Therefore, it is necessary to monitor the increase of built-up land in Pekalongan City and see its development spatial patterns. One of method for monitoring a city's built-up land uses the remote sensing method. This study uses an Index-based Built-up Index (IBI) algorithm. Based on the results of this study, it can be concluded that the city of Pekalongan experienced an increase in built-up land between 2013 and 2019. The largest increase in built-up land is in the range of 2017 to 2019 with an area of increase of 359.088 ha so that it can be obtained the speed of increase of built-up land by 170.544 ha/year. The spatial pattern of built-up land increased in 2017 to 2019 heading south because South Pekalongan Regency has a toll road that connects the main road with the toll road

    PEMBUATAN WEB-BLOG MULTI INFORMASI KEGIATAN WARGA RW013 KELURAHAN METESEH

    Get PDF
    Membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah. Rukun Warga (RW) mempunyai tugas antara lain menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat serta memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan dan kegiatan warga lainnya di lingkungan RW yang berbentuk swadaya dan/atau gotong royong dengan melibatkan seluruh warga mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Pembuatan Web-Blog RW, disamping membahas berbagai hal tentang profil RW013 secara umum  guna memenuhi tuntutan dan pelayanan akan informasi, juga dibuat untuk kelancaran arus informasi dari tingkat RW ke RT dan ke seluruh warga. Diharapkan dengan adanya blog ini, upaya pengelolaan lingkungan Warga di RW013 yang tentram, tertib dan aman, dapat terwujud. Luaran kegiatan ini berupa desain Web-blog yang nantinya dapat diisi Sistem informasi baik informasi kepemerintahan maupun dokumentasi kegiatan RW013 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Hasil dari kegiatan ini menghasilkan sebuah Web-Blog dengan alamat https://rw13meteseh.home.blog/ Kata kunci : Web-Blog, Sistem Informasi, Rukun Warg

    KAJIAN PERUBAHAN POLA KAWASAN TERBANGUN BERDASARKAN METODE INDEX-BASED BUILT-UP INDEX (IBI) DI JAKARTA UTARA

    Get PDF
    Kota Jakarta Utara merupakan bagian dari propinsi DKI Jakarta memiliki permasalahan berkaitan dengan penurunan muka tanah. Permasalahan tersebut disebabkan oleh banyaknya pembangunan yang berakibat semakin padatnya jumlah bangunan menjadi beban terhadap daya dukung tanah pada lingkungan di Jakarta yang mana sebagian besar wilayahnya adalah alluvial. Dikutip dari BPS Kota Jakarta Utara realisasi perizinan IMB mencatatkan dari tahun 2016 hingga 2018 berjumlah 5.862 bangunan, jumlah tersebut hanya bangunan non tempat tinggal. Kemudian, untuk mengetahui perubahan kawasan terbangun digunakan citra Sentinel 2 dari tahun 2016 hingga 2019 melalui proses klasifikasi bangunan dengan algoritma Index-based Built-up Index (IBI). Algoritma IBI merupakan kombinasi dari 3 algoritma yaitu, Normalized Difference Built-up Index (NDBI), Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI) dan Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI). Kemudian, hasil dari metode IBI perubahan lahan terbangun dengan total seluas 228 hektar/tahun, sementara perubahan kelurahan terluas di Marunda seluas 57 hektar/tahun dan terkecil di Kelurahan Pekoja seluas 0,01 hektar/tahun, korelasi keduanya menunjukkan berkorelasi kuat 32%, 44% berkorelasi lemah dan 24 % diantara keduanya tidak berkorelasi. Pemanfaatan penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam rencana pembangunan di Kota Jakarta Utara juga sebagai mitigasi penurunan muka tanah

    ANALISIS PENGARUH LUAS HUTAN TERHADAP KONSENTRASI GAS KARBON DIOKSIDA: Studi Kasus di RondĂ´nia, Hutan Hujan Amazon, Brazil Tahun 2016 dan 2021

    Get PDF
    Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang berakar dari efek rumah kaca merupakan bencana yang harus dikurangi dan dimitigasi demi kelangsungan hidup manusia di bumi. Salah satu gas rumah kaca yang paling banyak di udara saat ini adalah karbon dioksida. Deforestasi merupakan salah satu sebab bertambahnya gas karbon dioksida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis luas hutan dan konsentrasi gas karbon dioksida (XCO2) serta hubungan antar keduanya di RondĂ´nia, Brazil tahun 2016 dan 2021.  Metode untuk mendapatkan luas hutan adalah dengan klasifikasi Wishart pada citra Sentinel-1 dan untuk XCO2 menggunakan data hasil akuisisi satelit OCO-2 serta uji statistik menggunakan uji regresi linier dan korelasi sederhana. Hasil klasifikasi Wishart diuji akurasi menggunakan data titik validasi dari MapBiomas sedangkan citra OCO-2 telah dikalibrasi dan divalidasi oleh penyedia citra (NASA). Hasilnya didapatkan bahwa kelas vegetasi berkurang seluas 282.556,218 ha (1,445%) dan XCO2 meningkat sebesar 11,343 ppm (2,819%). Namun, dari hasil uji statistik tidak didapatkan pengaruh yang signifikan dan korelasi negatif antar keduanya. Walaupun terjadi pengurangan luas hutan dan kenaikan XCO2 keduanya tidak saling berkaitan. Hal tersebut dapat terjadi karena kelimpahan XCO2 di udara sudah terlalu banyak sehingga walaupun hutan masih luas siklus karbon dioksida sudah tidak terpengaruh oleh jumlah pohon

    ANALISIS PERUBAHAN KERAPATAN TANAMAN MANGROVE TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KABUPATEN PATI DENGAN METODE PENGINDERAAN JAUH DAN APLIKASI DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM (DSAS) TAHUN 2017-2020

    Get PDF
    Pati Regency has a coastline of 60 km with a characteristic muddy beach. The coastal community in Pati Regency is very dependent on coastal and marine products, so it needs to be preserved. A decrease in coastal environment quality can be indicated by looking at the mangrove of quality plants. The Government of Pati Regency carries out regular mangrove planting to improve the quality of life in the coastal environment, but there is no supervision. This study uses remote sensing technology and GIS to determine the relationship between changes in mangrove plant density and changes in coastlines in Pati Regency from 2017 to 2020. This study uses remote sensing methods using the NDWI water index transformation method to determine the shoreline from Sentinel-2-year image. 2017-2020, MSL reduction using DEMNAS and MSL, then processed with a Geographical Information System using DSAS to obtain the results of shoreline changes (NSM) as well as guided classifications for land cover and vegetation indexes NDVI and GNDVI which are used to map mangrove vegetation density on the coast of the Pati Regency. The results showed that the average change in the coastline in Pati Regency has increased by 22,260 m. Changes in the area of mangroves on the coast of Pati Regency have increased by 86.634 hectares. The results also showed that the relationship between changes in mangrove density and shoreline changes on the coast of Pati Regency used simple linear regression with the coefficient of determination (R2) of 0,089 and the correlation coefficient (R) of 0,299. These results indicate a correlation enough. The calculation of the F test to determine changes in mangrove density with changes in shoreline has a significant effect, so that if the value of mangrove density is higher, changes in shoreline will tend to increase (accretion)

    Analisis Korelasi Kawasan Pengembangan Kendal Industrial Park Terhadap Ruang Terbuka Hijau

    Get PDF
    The Industrial Park in Indonesia has increased in each province, especially in Central Java Province because it has a positive impact on prosperity, economic level and can open jobs. Kendal Industrial Park (KIP) is one of the Industrial Park in Central Java that is experiencing growth and is expected to attract investors to enter. KIP has its own charm in the form of integration with ports so that it can reduce land route logistics costs. KIP will have an impact on land use and improvement of the road network that occurs around the area. Land use in KIP needs to be monitored so as not to cause problems due to changes in land use in the form of a physical environment. Therefore, Green Open Space (RTH) is needed to reduce the physical impact of the environment and can also improve the comfort of the community around KIP. This study intends to analyze the growth of Green Open Spaces (RTH) as a supporter of the KIP environment at the stage of land clearing and development. The results showed changes in land use occurred from the original water body class by 72% to 68% because it turned into open land. This is due to KIP preparing land for industrial use and not yet doing much development. Based on this, land-use changes cause an increase in Land Surface Temperature (LST) in the KIP, but the RTH does not increase. RTH needs to be improved to provide comfort in KIP locations. This research is expected to provide benefits for local governments in making policies for the KIP. Kawasan Industri di Indonesia mengalami peningkatan di setiap provinsi khususnya di Provinsi Jawa Tengah karena berdampak positif terhadap kesejahteraan, tingkat ekonomi dan dapat membuka lapangan kerja. Kendal Industrial Park (KIP) merupakan salah satu Kawasan Industri di Jawa Tengah yang sedang mengalami pertumbuhan dan diharapkan dapat menarik investor untuk masuk. KIP memiliki daya tarik tersendiri berupa integrasi dengan pelabuhan sehingga dapat menekan biaya logistic jalur darat. KIP akan berdampak pada tutupan lahan dan peningkatan jaringan jalan yang terjadi di sekitar kawasan. Tutupan lahan di KIP perlu dimonitor agar tidak menimbulkan masalah akibat perubahan tutupan lahan berupa lingkungan fisik. Oleh karena itu, Ruang Terbuka Hijau (RTH) diperlukan untuk mengurangi dampak fisik lingkungan dan juga dapat meningkatkan kenyamanan masyarakat sekitar KIP. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis pertumbuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai pendukung lingkungan KIP pada tahap pembukaan dan pengembangan lahan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan tutupan lahan terjadi dari kelas badan air semula sebesar 72% menjadi 68% karena berubah menjadi lahan terbuka. Hal ini disebabkan KIP menyiapkan lahan untuk keperluan industri dan belum banyak melakukan pembangunan. Berdasarkan hal tersebut, perubahan tutupan lahan menyebabkan peningkatan Suhu Permukaan Lahan (SPL) di KIP, namun RTH tidak meningkat. RTH perlu ditingkatkan untuk memberikan kenyamanan di lokasi KIP. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dalam pengambilan kebijakan KIP

    ANALISIS TINGKAT AKURASI MODEL TIGA DIMENSI GEDUNG PROF. H. SOEDARTO SH. MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) BERBASIS METODE TRAVERSE

    Get PDF
    Perkembangan teknologi dokumentasi gedung secara spasial untuk konservasi dan perencanaan tata ruang semakin berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, urgensi tingkat ketelitian dalam suatu pengukuran juga semakin bergerak ke arah yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Salah satunya yang berkembang saat ini teknologi pembentukan objek tiga dimensi menggunakan peralatan Terrestrial Laser Scanner (TLS). Metode pengukuran TLS terdiri atas 4 metode yaitu : metode Cloud to Cloud, metode Target to Target, metode Traverse dan metode kombinasi. Ketelitian metode Traverse akan diujikan pada gedung Prof. H. Soedarto SH. Dengan tingkat ketelitiannya diujikan pada dua parameter yakni hasil metode registrasi dan hasil visualisasi model tiga dimensi. Metode yang dilakukan dalam uji ketelitian ini melakukan uji internal dengan perhitungan ketelitian hasil registrasi model point cloud antar metode registrasi pada perangkat lunak dan uji eksternal melalui analisis perbandingan jarak sisi bangunan menggunakan peralatan Total Station, perhitungan uji statistik serta melakukan analisis hasil visualisasi model tiga dimensi. Penelitian ini menghasilkan nilai ketelitian metode Traverse sebesar diperoleh nilai rata-rata validasi sebesar 0,004 meter dengan besaran ketelitian model RMSE sebesar ±0,00611 meter dengan ketelitian linear jaring poligon 13 titik kategori orde 4 sebesar 1 : 6.246,6 meter pada Gedung Prof.H.  Soedarto SH. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pengguna Terrestrial Laser Scanner (TLS) sebagai referensi mengenai tingkat ketelitian metode Traverse dalam pelaksanaan pengukuran suatu objek model tiga dimensi untuk keperluan dokumentasi gedung

    Analisis Korelasi Land Surface Temperature (LST) dengan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) (Studi Kasus : Kawasan Sentra Pengasapan Ikan, Bandarharjo, Semarang)

    Get PDF
    Sentra pengasapan ikan merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Bandarharjo. Namun, sentra pengasapan ikan menyebabkan meningkatnya suhu permukaan pada wilayah tersebut. Akan tetapi, pandemi virus COVID-19 yang tinggi, menyebabkan perubahan kebijakan Pemerintah Kota Semarang dengan menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang secara tidak langsung mempengaruhi hasil produktivitas pengasapan ikan dan perubahan suhu permukaan. Oleh karena itu, bagaimana mengetahui perubahan suhu permukaan dan produktivitas pengasapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan Land Surface Temperature (LST) pada kawasan sentra pengasapan ikan dan menganalisis adanya hubungan antara LST dengan produksi pengasapan ikan yang berdampak akibat kebijakan PKM. Pengolahan data penelitian ini menggunakan metode penginderaan jauh. Data penelitian menggunakan Landsat 8 yaitu sebelum PKM (19 Januari 2020, 7 Maret 2020 dan 24 April 2020), saat PKM (10 Mei 2020, 11 Juni 2020 dan 27 Juni 2020), serta setelah PKM (13 Juli 2020, 30 Agustus 2020 dan 1 Oktober 2020). Selain itu dibutuhkan data hasil wawancara, data pengukuran suhu insitu dan data suhu stasiun cuaca BMKG. Citra Landsat 8 dilakukan pengolahan menggunakan Google Earth Engine (GEE). Hasil penelitian didapatkan adanya penurunan suhu rata - rata 0,48oC saat diterapkannya kebijakan PKM dari suhu 28,62oC menjadi 28,15oC. Namun, terjadi peningkatan suhu setelah kebijakan PKM menjadi 29,86oC. Hasil korelasi antara suhu dengan jumlah pekerja, jumlah produksi, limbah produksi dan lamanya waktu pengasapan menunjukan korelasi yang sangat kuat. Adapun hasil uji validasi dengan data BMKG memiliki selisih yang kecil pada suhu rata - rata. Sementara itu, uji validasi dengan pengukuran insitu didapatkan nilai RMSE 2,125.Kata kunci :  Google Earth Engine, Korelasi, Land Surface Temperature, Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Sentra pengasapan ika
    corecore