11 research outputs found

    Pengunaan Metode Irap Dalam Penentuan Prioritas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (Study Kasus Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya)

    Full text link
    Kriris ekonomi yang telah lama dirasakan oleh masyarakat ditambah membawa dampak semakinsulitnya masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mengurangi bebanmasyarakat miskin pemerintah semakin memfokuskan pembangunan infrastruktur perdesaan.Penelitian ini menggunakan metode IRAP, yang merupakan prosedur perencanaan yang telahterekomendasi yang mampu menjawab kebutuhan akses riil penduduk desa. Ada 4 (empat) tahapanalisis yang dilakukan yaitu : (1) penetapan indikator aksesibilitas, (2) penetapan bobotindikator, (3) perhitungan nilai aksesibilitas, dan (4) penentuan dusun dan sektor prioritas. Metodesurvei yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode home interview. Instrumen yangdigunakan dalam home interview adalah kuisioner penentuan nilai indikator dan kuisionerpenentuan bobot indikator.Ada enam sektor yang dianggap sangat penting oleh penduduk dalam rangka upaya peningkatanaksesibilitas yaitu : sektor pertanian, air, pasar, kesehatan, pendidikan dan sektor perikanan Semuadusun di Desa Kalimas, prioritas utama perlu penanganan aksesibilitas adalah pada sektorpertanian. Sektor pertanian di Dusun Melati merupakan sektor dan dusun prioritas panangananaksesibilitas di Desa Kalimas karena memiliki nilai aksesibilitas terbesar yaitu 15,223. Intervensiyang harus dilakukan pada dusun dan sektor prioritas (Dusun Melati pada sektor pertanian) adalahpenanganan prasarana transportasi berupa peningkatan jaringan jalan dan perbaikan jembatan yangada sehingga kondisi jalan dan jembatan lebih baik dan dapat digunakan pada setiap musimdengan demikian akan memperlancar kegiatan pertanian penduduk

    Studi Strategi Pengembangan Infrastruktur di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Ambawang)

    Get PDF
    Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkebunan, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian. Hasil analisa penelitian yang dilakukan dalam penangan sektor prioritas dari nilai aksesibilitas yang paling tinggi menyimpulkan bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitas Desa Durian adalah sektor air bersih dengan nilai 9,000 dan nilai aksesibilitas sarana dengan nilai 18,148 dengan pendekatan intervensi pemenuhan kebutuhan untuk mck sebesar 600.000 ltr/ hari dengan pembangunan jaringan PDAM dan pemenuhan untuk kebutuhan masak dan minum sebesar 60.000 lt/hari dengan penambahan PAH maupun gentong-gentong air serta pemantapan jaringan jalan sepanjang 33 km dengan peningkatan jalan berupa full cor beton, untuk Desa Simpang kanan adalah sektor Kesehatan dengan nilai aksesibilitas sebesar 8,842 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 9,634 dengan pendekatan intervensi pembangunan 1 unit puskesmas, 6 unit pustu dan 5 unit polindes dan pemantapan jaringan jalan 43 km dengan peningkatan jalan berupa full cor beton, untuk Desa Puguk adalah sektor Pendidikan dengan nilai 11,758 dan nilai aksesbilitas prasarana 12,947 dengan pendekatan intervensi adanya pembangunan 5 unit TK, penambahan 1 unit SD, serta penambahan jumlah guru yang sudah ada dan pemantapan jaringan jalan berupa peningkatan full cor beton sepanjang 34 km dan 10 km berupa tambal sulam cor beton, untuk Desa Bengkarek adalah sektor Pertanian dengan nilai aksesibiliatas 11,904 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 20,870 dengan pendekatan intervensi penambahan 5 unit pintu air, saluran irigasi tersier 7.260 m dan saluran kuarter 13.000 m, penambahan 7 unit handtraktor, 8 unit handspray dan 3 unit mesin penggiling padi dan pemantapan jaringan jalan dengan tambal sulam cor beton sepanjang 15 km dan full cor beton sepanjang 31 km, untuk Desa Pasak adalah sektor pasar dengan nilai aksebilitas sebesar 12,979 dan nilai aksesibilitas fasilitas 20,000 dengan pendekatan intervensi penambahan warung menjadi 24 unit, membangun 2 unit pertokoan dan 2 unit pasar lingkungan dengan 10 km penangan berupa tambal sulam cor beton dan 25 km peningkatan full cor beton, untuk Desa Teluk Bakung adalah sektor Pertanian dengan nilai aksesibilitas 12,925 dan nilai aksesibilitas fasilitas sebesar 17,857 dengan pendekatan intervensi dengan adanya pembangunan 5 unit pintu air, penambahan 7 unit handtraktor, 11 unit handspray, 4 unit mesin penggiling padi dan pemantapan jaringgan jalan sepanjang 25 km berupa tambal sulam aspal dan 10 km berupa peningkatan tambal sulam cor beton. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada 6 desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan fasilitas dan prasarana

    Pengembangan Potensi Wilayah Terhadap Aksesibilitas Infrastruktur Dasar Dengan Metode Irap

    Get PDF
    Kecamatan Putussibau Selatan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Putussibau Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bika, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kalis, dan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah kecamatan 5634,16km2. Kecamatan Putussibau Selatan terbagi menjadi 16 desa yang terdiri dari Desa Kedamin Hilir, Desa Kedamin Hulu, Desa Jaras, Desa Sungai Uluk, Desa Tanjung Jati, Desa Kedamin Darat, Desa Melapi, Desa Ingko'tambe, Desa Sayut, Desa Urang Unsa, Desa Suka Maju, Desa Cempaka Baru, Desa Beringin Jaya, Desa Kereho, Desa Bungan Jaya, dan Desa Tanjung Lokang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : Sumber Tenaga Listrik, Sumber Air Bersih, Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Perkebunan, Komunikasi, Pemukiman, Pertanian, dan Perikanan. Hasil analisa penelitian yang dilakukan dalam penangan sektor prioritas dari nilai aksesibilitas yang paling tinggi menyimpulkan bahwa tingkatan prioritas nilai aksesibilitas Desa Melapi adalah sektor air bersih dengan nilai 11,248dan nilai aksesibilitas sarana 11,467dengan pendekatan intervensi pemenuhan kebutuhan untuk mck51.200 ltr/ hari dengan pembangunan jaringan PDAM dan pemenuhan kebutuhan masak dan minum sebesar14.850 lt/hari dengan penambahan PAH maupun gentong-gentong air serta pemantapan jaringan jalan sepanjang100 m dengan penanganan jalan berupa tambal sulam cor beton. Hasil analisis terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada Desa Melapitersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penanganan sarana dan prasarana

    Identifikasi Lokasi Titik Rawan Kecelakaan (Black Spot) Pada Ruas Jalan Adi Sucipto

    Get PDF
    Secara geografis Kabupaten Kubu Raya berada disisi barat daya Provinsi Kalimantan Barat atau berada pada posisi 00134'40,83” sampai dengan 1000'53,09” Lintang Selatan dan 109002'19,32” Bujur Timur sampai dengan 109058'32,16” Bujur Timur dengan luas wilayah 6.985,24 km2 (BPS Kubu Raya,2014)Kabupaten Kubu Raya berpenduduk 543.325 jiwa,.Data dari Polresta Kota Pontianak diperoleh informasi bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan.Diperlukan upaya untuk mengetahui daerah rawan kecelakaan (black site), daerah titik rawan kecelakaan (black spot) dan mengurangi peristiwa kecelakaan. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan pencarian data sekunder diPolresta Kota Pontianak berupa data kecelakaan dari tahun 2009 s\d 2013 yang terjadidi Kabupaten Kubu Raya.Dengan mencari angkakecelakaan untuk menghitung daerah rawan kecelakaan dengan metode Z-score dan menentukan titik rawan kecelakaan dengan metode Cusum. Data primer diperoleh dengan melakukan survey lapangan untuk menentukan titik rawan kecelakaan dari ruas yang teridentifikasi sebagai daerah rawan kecelakaan. Dari hasil analisis daerah rawan kecelakaan (black site) diperoleh ruas-ruas jalan di Kabupaten Kubu Raya yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang berada di kuadran A, yaitu ruas jalan Trans Kalimantan nilai Z-score 5,39, Arteri Supadio – Ir.Soekarno Hatta nilai Z-score 0,98, Adi Sucipto nilai Z-score 1,54 dan Raya Kakap nilai Z-score 0,77. Perhitungan Cusum dilakukan untuk mengetahui lokasi rawan kecelakaan (blackspot), pada perhitungan black spot dengan pola acak data didapat black spot tertinggi di dapat pada ruas jalan Adi Suciptosta 3 - sta 4 dengan nilai black spot 3,32dan pada perhitungan black spot dengan pola perbandingan data di dapat pada ruas jalan Adi Sucipto sta 6 – 7 dan sta 13 - 14 dengan nilai black spot 13,749. Saran dari penelitian ini adalah Pada hitungan cusum jika data tidak lengkap sebaik nya mengunakan metoda pola perbandingan data dengan membandingkan data sebelumnya atau pun data yang lengkap agar hasil lebih akurat.danperlu di pasang pita rambu daerah rawan kecelakaan,pemasangan zona sekolah dan lampu warning light,perhatian pada ruas jalan yang rusak serta kurang penerangan lampu jalan dan pemasangan rambu – rambu lalu lintas serta penyuluhan dan sosialisasi kesekolah - sekolah dan dibentuk tim terpadu penanganan kecelakaan yang terdiri dari Kepolisian,Dinas Perhubungan dan Rumah Sakit

    Evaluasi Kinerja dan Alternatif Penanganan Simpang pada Jalan Ya'm Sabran Jalan Panglima Aim Kota Pontianak

    Full text link
    Kota Pontianak merupakan kota terbesar di Kalimantan Barat, dan juga merupakan salah satu pusat kegiatan perekonomian. Sebagai kota yang sedang berkembang, Kota Pontianak mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik peningkatan perekonomian maupun pertambahan jumlah penduduk. Dimana pada saat ini giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Persimpangan merupakan sumber konflik lalu lintas salah satunya kemacetan. Persimpangan tiga lengan di jalan Ya'm Sabran dan jalan Panglima Aim merupakan salah satu lokasi yang sering terjadi kemacetan akibat perpotongan arus lalu lintas yang tidak teratur dan terdapat berbagai fasilitas umum disekitarnya yang menyebabkan geomtrik jalan tidak dapat lagi menampung kendaraan yang lewat. Hal ini sering menimbulkan konflik dan hambatan lalu lintas. Permasalahan yang terjadi pada persimpangan yaitu meningkatnya volume kendaraan yang berpengaruh pada kapsitas persimpangan sehingga tingkat kinerja lalu lintas pada persimpangan tersebut menurun. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternative penanganan pada persimpangan Jalan Ya'm Sabran – Jalan Panglima Aim. Data volume lalu lintas diperoleh dengan melakukan survey dan mencatat secara manual jumlah kendaraan yang melewati lokasi tinjauan. Survey lalu lintas ini dilakukan selama 3 (tiga) hari yaitu dari tanggal 7 Januari 2017 sampai dengan tanggal 10 Januari 2017, yaitu pada hari sabtu, minggu dan selasa. Waktu survey dilakukan pada pukul 06.00 – 18.00 WIB dengan interval satu jam maka didapat Volume Jam Puncak (VJP) pada hari senin jam 17.00 – 18.00 sebesar 1148 kend/jam. Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan anilisis kinerja lalu lintas simpang tak bersinyal serta perencanaan lalu lints dan perencanaan bundaran. Analisa persimpangan sebelum dilakukan perencanaan lampu lalu lintas dan perencanaan bundaran diperoleh derajat kejenuhan pada jam sibuk yang sangat tinggi tahun 2017 = 2,54. Dari hasil analisa DS telah melebihi angka 0,80 artinya tidak terlalu efektif dan sering terjadi kemacetan dan untuk mengatasinya dilakukan pengaturan fase sinyal dan bundaran. Pada tahun 2027 siklus 87 detik, dimana masing-masing sinyal hijau pada kaki simpang Jl. Ya'm Sabran (A) 26 detik, Jl. Ya'm Sabran (B) 26 detik, Jl. Panglima Aim (C) 14 detik serta dilakukan pelebaran pada lengan simpang lebar jalinan 6 m menjadi 9 m

    Analisis Program Pengembangan Infrastruktur Kawasan Perbatasan Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu

    Get PDF
    Kecamatan Badau merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan dengan negara Malaysia yang termasuk kedalam Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan luas wilayah 700 km2 atau sekitar 2,35 persen dari luas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. kecamatan Badau terbagi menjadi 9 Desa yaitu : Desa Badau, Desa Sebindang, Desa Seriang, Desa Tajum, Desa Janting, Desa Semuntik, Desa Kekurak, Desa Tinting Seligi, dan Desa Pulau Majang. Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia kecamatan Badau memiliki peranan yang strategis bagi pembangunan Kabupaten Kapuas Hulu. Dimana setiap Desa memiliki kebutuhan yang berbeda – beda dalam membangun dan mengembangkan kawasannya. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning ( IRAP ), serta menentukan pendekatan penanganan/perbaikan akses penduduk desa. Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Pengumpulan data untuk metode IRAP ini dengan menggunakan kombinasi pengumpulan data berbasis interview/wawancara, observasi lapangan, dan pengisian kuisioner. Adapun sektor yang ditinjau dalam kuisioner ini antara lain : sumber air bersih, kesehatan, pendidikan, pertanian/perkebunan, pemukiman, perkantoran, komunikasi, sumber tenaga listrik, pasar, dan KAMTIBMAS di daerah perbatasan. Hasil analisa penelitian menyimpulkan bahwa tingkatan nilai aksesibilitas pada sektor – sektor aksesibilitas pada sembilan Desa.Untuk sepuluh sektor yang di teliti memiliki nilai aksesibilitas yang bervariasi yaitu :Sektor Sumber Air Bersih dengan nilai 11,800 di prioritaskan untuk Desa Pulau Majang, sektor Pertanian/Perkebunan dengan nilai 10,525 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Pendidikan dengan nilai 12,025 di prioritaskan untuk Desa Tinting Seligi, sektor Kesehatan dengan nilai 10,424 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Pemukiman dengan nilai 8,417 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Perkantoran dengan nilai 6,781 di prioritaskan untuk Desa Kekurak, sektor KAMTIBMAS dengan nilai 9,527 di prioritaskan untuk Desa Pulau Majang, sektor Sumber Tenaga Listrik dengan nilai 11,759 di prioritaskan untuk Desa Tajum, sektor Pasar dengan nilai 10,667 di prioritaskan untuk Desa Tajum, dan sektor Komunikasi dengan nilai 11,375 di prioritaskan untuk Desa Pulau Majang.Hasil analisis terbaru harian regional oleh terbagi atas tiga klasifikasi, yaitu aksesibilitas fasilitas, aksesibilitas sarana transportasi dan aksesibilitas prasarana transportasi. Berdasarkan perbandingan nilai aksesibilitas antara komponen fasilitas, sarana dan prasarana transportasi untuk semua sektor maka pada kesembilan Desa tersebut di ketahui bahwa memprioritaskan perbaikan/penaganan prasarana transportasi. 1

    Studi Penyusunan Database Infrastruktur Transportasi Perhubungan Darat Kabupaten Kayong Utara

    Full text link
    Initial steps to develop transport infrastructure is to conduct an inventory of transportation. This study is an effort to map the existing conditions of transportation in North Kayong districts, especially in the field of land transportation. This study requires data transportation land transportation infrastructure are derived from relevant agencies and field surveys. This study resulted in a database of transport infrastructure in the field of land transportation Kayong northern district can be implemented with web GIS applications. this can provide mapping information of transportation infrastructure land transportation fields scattered throughout the northern district Kayong Keywords Database, Transport Infrastructur

    Penyusunan Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Transportasi Kabupaten Kapuas Hulu Berbasis WEB

    Full text link
    The availability of adequate transportation infrastructure data is something that is very important in the development of transport infrastructure policy formulation. The study is to construct a system of geographic information Kapuas Hulu transport infrastructure built web-based. This study requires transportation infrastructure data obtained from relevant agencies, field surveys and various reference sources. The study provides a geographic information system of transportation infrastructure Kapuas Hulu web-based GIS. The system can handle the data input process and the search process data and perform spatial functions properly. The system can also show the spread of transport which is described in the form of maps so that users know more clearly the existing transportation in Kapuas Hulu. Keywords Transport infrastructure, GIS, We
    corecore