32 research outputs found
Motivasi Belajar Mahasiswa Menggunakan Pembelajaran Daring Pada Masa Covid-19
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa menggunakan pebelajaran darinng pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan dekriptif, yaitu mendeskripsikan motivasi belajar mahasiswa selama pembelajaran daring. subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa prodi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang mengikuti mata kuliah Kewarganegaraan seara daring berjumlah 15 mahasiswa. Hasil penelitian, Dosen di Universitas Muhammadiyah Ponorogo diberikan keluasaan untuk menggunakan aplikasi pembelajaran selama pembelajaran daring. Aplikasi yang digunakan yaitu google meet, google classroom, zoom, whatsapp group, dan layanan e-learning Universitas Muhammadiyah Ponorogo http://bebas.umpo.ac.id. Selama mengikuti pembalajaran daring, mahasiswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Indikator motivasi belajar sebagai kebutuhan ditunjukkan persentase 86,67% dengan interpretasi motivasi sangat tinggi dalam mengikuti mata kuliah Kewarganegaraan. Indikator motivasi dorongan, mahasiswa terdorong untuk mengerjakan tugas individu dengan prosentase 100% dengan interpretasi motivasi sangat tinggi sedangkan untuk pengerjaan tugas kelompok dengan menyusun makalah yang dipresentasikan, dengan prosentase 93,3% dengan interprestasi motivasi sangat tinggi. Indikator motivasi beajar sebagai tujuan yaitu mahasiswa memahami lebih materi Kewarganegaran dengan prosentase 66,67% dengan interpretasi motivasi tinggi
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI
alam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka diperlukannya pendidikan yang tidak terlepas dari ajaran Pancasila sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan di Indonesia.
Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana idelogi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara. Kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial, dan politik, bahkan mental dan bangsa maka benteng yang terakhir ialah keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila yang sebagai benteng dalam menghadapi tantangan pada era Globalisasi yang semakin berkembang pada saat ini. Menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi bisa dilaksanakan dalam momentum-momentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, peserta didik berusaha mengukir prestasi yang gemilang, belajar dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara
PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
Guru PKn merupakan guru yang mengajarkan tentang pendidikan karakter
kepada siswanya. Visi dari pendidikan karakter adalah untuk pembangunan nasional
Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan nilai-nilai Pancasila
Sebagai guru yang mengajarkan nilai karakter, maka guru PKn harus
memiliki keterampilan dalam mengajarkan karakter kepada siswa. Sudah menjadi
kewajiban guru untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui mata pelajaran PKn.
Mengingat pentingnya mata pelajaran PKn ditempuh oleh siswa dengan jenjang
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah.
Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalaman interaksi dengan lingkungannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dgologkan menjadi dua jenis, yaitu faktor
intern dan faktor eksern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar
individu
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI SMP NEGERI 1 MLARAK, KECAMATAN MLARAK, KABUPATEN PONOROGO
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan pramuka dan implementasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan pramuka di SMP Negeri 1 Mlarak, Kecamatan Malarak, Kabupaten Ponorogo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitaif. Dengan cara menemukan kajian di lapangan tentang pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan pramuka dan implementasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan pramuka di SMP Negeri 1 Mlarak, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian, pramuka mengajarkan nilai karakter kepada peserta didik. Adapun nilai karakternya yaitu religius, disiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, bersahabat/komunikatif, kerja keras, dan mandiri. Nilai karakter religius nampak pada saat akan memulai dan mengakhiri kegiatan dengan doa dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai karakter disiplin diwujudkan pada saat materi PBB dan kemah. Nilai karakter tanggung jawab diajarkan pada saat PBB, pionering, dan pembuatan yel-yel. Nilai karakter cinta tanah air diwujudkan dengan pemberian materi tentang sejarah pramuka, moto, lambang, dan salam gerakan pramuka dalam latihan pramuka. Nilai karakter kreatif diwujudkan dengan kegiatan pioneering. Nilai karakter bersahabat/komunikatif Nampak pada saat kegiatan pionering, pembuatan yel-yel, sandi, semaphore, survival, dan kemah. Nilai karakter kerja keras diajarkan pada saat survival, dan kemah. Serta nilai karakter mandiri diajarkan pada saat kemah. Pembiasaan penanaman nilai karakter pada kegiatan pramuka juga diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun nilai karakter yang nampak yaitu religius, disiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, bersahabat/komunikatif, kerja keras, dan mandiri. Serta adanya integrasi antara materi-materi pelajaran khususnya melalui mata pelajaran PPKn kelas VII dengan pelaksanaan nilai karakter melalui kegiatan pramuka dan kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Mlarak
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI
alam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka diperlukannya pendidikan yang tidak terlepas dari ajaran Pancasila sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan di Indonesia.Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana idelogi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara. Kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial, dan politik, bahkan mental dan bangsa maka benteng yang terakhir ialah keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila yang sebagai benteng dalam menghadapi tantangan pada era Globalisasi yang semakin berkembang pada saat ini. Menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi bisa dilaksanakan dalam momentum-momentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, peserta didik berusaha mengukir prestasi yang gemilang, belajar dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara
THE DEVELOPMENT OF TELEPON KALENG GAME AS A MEDIA TO STIMULATE LINGUISTIC INTELLIGENCE OF EARLY CHILDHOOD
The aim of this research is to determine the validity of telepon kaleng game as a medium to stimulate the linguistic intelligence of early childhood, as well as to know the merits and drawbacks of telepon kaleng game as learning media. The research method used is research and development (R & D). Development procedures include planning, design, and development. Product validation is done by alpha test, beta test, and final evaluation. Apha test is validated by an expert in material development and an expert in teaching-media development. Meanwhile, the subjects in beta test are students BA Aisyiah Yanggong and BA Aisyiah Wonoasri Jenangan District, Ponorogo Regency. The result of this research is the development of telepon kaleng game as a media to stimulate linguistic intelligence of early child. The tools and materials used in this development are used-can, thread / rope, flannel, scissors, and double tape. Material experts and media experts have validated telepon kaleng products developed. From validation, the results need to improve the use of tin cans and the improvement of learning materials. In the next stage, feasibility testing for users in BA 'Aisyiah Yanggong and BA' Aisyiah Wonoasri Jenang Subdistrict of Ponorogo Regency, from the result of the experiment showed that telepon kaleng could be used to stimulate the linguistic intelligence of early child. These telepon kalengs, when used in unlimited form by children, stimulate linguistic intelligence more than IN structured-form. The merit of telepon kaleng as a linguistic intelligence stimulus medium is an attractive form of the child compared totelepon kaleng without any accessories. Children tend to prefer things that are bright and engaging. The drawback of this telepon kaleng, if it is used continuously, is that it will lead to monotonous learning process so it needs to alternate with other game equipment.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA MELALUI MATA PELAJARAN PKn DI MTs SULAMUL HUDA DESA SIWALAN, KECAMATAN MLARAK, KABUPATEN PONOROGO
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami cara menanamkan nilai karakter kepada siswa MTs Sulamul Huda dan memahami implementasi nilai karakter bangsa melalui Mata Pelajaran PKn di MTs Sulamul Huda.Fokus dari penelitian ini untuk memahami pelaksanaan nilai karakter khususnya bagi siswa MTs melaui mata pelajaran PKn. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Mendeskripsikan implementasi dari nilai karakter bangsa melalui mata pelajaran PKn di MTs Sulamul Huda Desa Siwalan, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis berdasarkan penelitian kualitatif.           Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: MTs Sulamul Huda merupakan sekolah yang berbasis pondok, untuk itu nilai-nilai karakter wajib untuk ditanamkan kepada santri pondok. Adapun cara untuk menanamkan nilai karakter kepada siswa antara lain: 1) Penambahan mata pelajaran keagamaan di lingkungan pondok yang membedakan antara sekolah umum dengan pondok pesantren, 2) Diadakannya kegiatan ekstrakurikuler untuk membangun jiwa kerja sama, tanggung jawab, disiplin, toleransi dan sebagainya. Ekstrakurikuler itu diantaranya adalah: Becam, pramuka, mukhadoroh, bela diri, keolahragaan (sepak bola dan futsal). 3) Diadakannya kerja bakti membersihkan lingkungan kelas dan lingkungan pondok 4) Membiasakan disiplin dan tepat waktu, 5) Menanamkan jiwa kemandirian dan kepemimpinan, 6) Membudayakan rasa malu antara santri berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.  Materi PKn mengajarkan karakter, misalnya tentang norma, demokrasi, HAM, kebebasan berpendapat, bela Negara. Siswa di sekolah juga menerapkan nilai karakter tersebut. Karena tidak hanya dilaksanakan di mata pelajaran PKn saja namun juga dilaksanakan di lingkungan pondok. Nilai karakter yang diterapkan siswa antara lain berdoa, mendengarkan saat diajar oleh guru, membantu teman yang dapat musibah, tidak mencontek, mematuhi peraturan sekolah, disiplin
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V TERHADAP MATA PELAJARAN PKN DI MI MA’ARIF GANDU DESA GANDU KECAMATAN MLARAK KABUPATEN PONOROGO
Abstract:Â This study aims to understand the motivation of students in class V on Civic Education subjects at MI Ma'arif Gandu, Gandu Village, Mlarak Subdistrict, Ponorogo Regency and efforts and solutions to motivation problems. The method used is descriptive qualitative. The results show that in school, grade V students in MI Ma'arif enjoy the average subject of Citizenship Education. Based on the examination result of some students the value is below the minimum mastery criteria but not half to between 5-7 among 26 students. The value is not complete because at home students less attention in learning, students who pay less attention when in teaching in the classroom, and the condition of children who are less normal. At home the child is not considered in learning because of family factors. Efforts and solutions that teachers do at school include: to ask questions to students who do not open the book at the time of learning, teachers do question and answer directly to students related to the material. Teacher gives pearl words during learning activities. Another effort is to collect the student guardian at the time of semester division report
Â
Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk memahami motivasi belajar siswa kelas V terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI Ma’arif Gandu, Desa Gandu, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo dan upaya dan solusi terhadap permasalahan motivasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa di sekolah, siswa kelas V di MI Ma’arif rata-rata menyukai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan hasil ujian sebagian siswa nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal namun tidak sampai separuh antara 5-7 diantara 26 siswa. Nilai tersebut belum tuntas karena di rumah siswa kurang diperhatikan dalam belajar, siswa yang kurang memperhatikan saat di ajar dalam kelas, dan kondisi anak yang kurang normal. Di rumah anak tidak diperhatikan dalam belajar karena adanya faktor keluarga. Upaya dan solusi yang dilakukan guru di sekolah antara lain: memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak membuka buku pada saat pembelajaran, guru melakukan tanya jawab secara langsung kepada siswa terkait dengan materi. Guru memberikan kata-kata mutiara saat kegiatan pembelajaran. Upaya lainnya yaitu mengumpulkan wali siswa pada saat pembagian raport semester
Â
DOI :Â http://dx.doi.org/10.17977/um019v2i12017p00