17 research outputs found
STUDI PENENTUAN KANDUNGAN SULFUR ( SULPHUR ANALYSIS ) ) DALAM BATUBARA PADA PT GEOSERVICES SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan energi nasional yang mempunyai peran besar dalam pembangunan nasonal.Tujuan dari penelitian adalah untukmengetahui jumlah persentase kandungan sulfur dalam batubara dan dampak kandungan sulfur terhadap pemanfaatannya dalam bidang industri. Adapun metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu dengan melakukan preparasi sampel dengan cara penimbangan, penggilingan, pencampuran, pengeringan dan milling, setelah itu dianalisis Furnace TS untuk mendapatkan persentase kadar sulfur dari sampel tersebut. Persentase kadar sulfur dari lima sampel yang dianalisis yaitu sampel B1 memiliki kadar sulfur 1,56%, sampel B2 memiliki kadar sulfur 1,16%, sampel B3 memiliki kadar sulfur 1,23%, sampel B4 memiliki kadar sulfur 1,43%, dan sampel B5 memiliki kadar sulfur 1,36%. Maka dari kelima sampel tersebut di dapatkan nilai rata-rata yaitu 1,34%. Dari kelima sampel yang diteliti dengan rata-rata kandungan kadar sulfur 1,34% tidak layak untuk digunakan dalam bidang industri pabrik semen karena melebihi parameter yang dibutuhkan yaitu maksimal 0,80%, dan begitupun penggunaanya dalam industri PLTU karena total sulfurnya melebihi parameter kebutuhan yaitu maksimal 0,40%
PEMBUATAN KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING MENGGUNAKAN MIKROBA
Telah dilakukan penelitian tentang biokonversi kitosan dari cangkang kepiting dengan menggunakan mikroba Thermofilik. Hasil yang diperoleh bahwa Isolat M-l menghasilkan enzim kitin deasetilase dan kitinase pada hari ke-4 dengan kondisi 55 °C dan pH 7. Kitin dari gkang cankepiting dapat dikonversi menjadi kitosan oleh enzim kitin deasetilasi yang berasal dari isolat M-l dan telah difraksinasi dengan amonium sulfat 40% b/v
Pengaruh Penambahan Volume Kitosan dari Cangkang Bekicot terhadap Penurunan Kadar Tembaga Air Lindi
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan volume kitosan sebagai adsorben dari cangkang bekicot (AchatinaFullica) terhadap keefektifan kitosan dalam menjerap logam tembaga (Cu) dalam air lindi. Pembuatan kitosan terdiri dari tahap deproteinasi dengan natrium hidroksida 2 N, tahap demineralisasi dengan hydrogen clorida 1 N, serta tahap deasetilasi dengan Natrium hidroksida 50%. Campuran dipanaskan dengan hot plate pada suhu 90oC selama 1 jam dan diaduk menggunakan magnetic stirrer. Larutan dipisahkan dan dikeringkan didalam oven untuk mendapatkan kitosan. Hasil analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan bahwa derajat deasitilasi kitosan adalah sebesar 89.6%. Kitosan dilarutkan dalam air untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi 10.000 ppm. Berbagai volume kitosan (2, 4, 6, 8 dan 10 mL) dicampurkan kedalam 1 L air lindi dan diaduk selama 15 menit. Kadar Cu pada sampel air lindi diuji menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS). Diperoleh hasil bahwa daya serap terhadap kadar Cu terbaik, yaitu 34,46%, adalah pada penambahan kitosan sebanyak 10 mL
STUDI PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JARAK DENGAN BANTUAN GELOMBANG SUARA
Ketersediaan bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak terbarukan, sehingga diprediksikan akan ada kelangkaan bahan bakar minyak.Penelitian ini bertujuan mempelajari pengembangan bahan bakar alternative dari minyak jarak dengan memanfaatkan gelombang suara pada reaksi transesterifikasi, mengetahui pengaruh penggunaan katalis, mengetahui karakteristik perolehan biodiesel dari minyak jarak menggunakan ultrasonic. Penelitian ini menggunakan perbandingan mol minyak jarak terhadap methanol (1:9), konsentrasi katalis NaOH 0.75%waktu reaksi (5, 15, 30, 45 dan 60 menit) Dalam penelitian ini mempelajari pengaruh waktu reaksi terhadap yield dan kualitas produk biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsentrasi katalis NaOH 0,75 %, waktu reaksi 45 menit menghasilkan yield produk biodiesel terbesar yaitu 98 % dan hasil analisa karakteristik kualitas produk biodiesel telah sesuai dengan standar mutu biodiesel SNI 04-7182-201
PEMBUATAN KITOSAN DARI SISIK IKAN KAKAP MERAH
Industri pengolahan ikan banyak menimbulkan hasil samping berupa limbah sisik ikan yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu hanya dijadikan tepung dan dijadikan sebagai kerajinan tangan. Hal itu kurang memiliki nilai ekonomis dibandingkan dengan mengolahnya menjadi kitin dan kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi optimum proses deasetilasi kitin serta mempelajari pengaruh derajat deasetilasi terhadap kitosan. Proses deproteinisasi dengan larutan NaOH (3.5 % w/v) selama 2 jam pada suhu 65 oC dan proses demineralisasi dalam larutan HCl (1N) selama 30 menit pada suhu kamar. Proses deasetilasi dilakukan dengan memanaskan kitin dengan larutan NaOH (40%, 50%, 60% w/v) pada suhu 121 oC selama 1 jam. Penentuan derajat deasetilasi dilakukan berdasarkan spektrum IR dengan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses deasetilasi kitin menjadi kitosan adalah pada konsentrasi NaOH 60% yang memberikan derajat deasetilasi sebesar 73,40%
EKSTRAKSI BITUMEN ASBUTON MENGGUNAKAN ASAM FORMAT
Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan. Dalam asbuton ini aspal dan mineral sudah bercampur menjadi satu kesatuan dengan kandungan aspal (bitumen) sekitar 15-30% dan mineral 70-85%. Cadangan aspal alam yang ada di Indonesia yaitu sekitar 184 juta ton. Potensi asbuton yang besar mendesak adanya pemanfaatan asbuton. Salah satu metode pemanfaatannya adalah ekstraksi padatan karbonat dengan pelarut asam.Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi leaching dengan menggunakan pelarut asam format. Pada penelitian ini akan dipelajari mengenai pengaruh konsentrasi, waktu, dan ukuran padatan terhadap recovery % padatan.Jumlah padatan terlarut dipengaruhi oleh konsentrasi, waktu, dan ukuran padatan. Persentase padatan terlarut maksimal dicapai menggunakan asam format 4 M pada suhu 80oC selama 100 menit dengan ukuran padatan 70 mesh. % recovery aspal mencapai 62 %.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PASTA GIGI DARI GARAM UNTUK SANTRI PONDOK TAHFIDS AHLUL JANNAH DI DESA PADDINGING KECAMATAN SANROBONE TAKALAR
Pondok Tahfidz Ahlul Jannah Takalar dalam proses belajar mengajar menerapkan kurikulum yang berlaku pada umumnya dan ditambah dengan ilmu agama. Pembelajaran cenderung monoton dan masih kurangnya materi belajar praktek khususnya pada mata pelajaran IPA terpadu. Untuk kegiatan berbasis IPTEK yang mengarah ke peningkatan skill dan kreativitas santri/siswa masih kurang diterapkan karena terkendala minimnya fasilitas yang dimiliki. Untuk mengatasi permasalahan di Pondok Tahfids Ahlul Jannah maka dilakukan Program kegiatan berbasis IPTEK yang dapat diterapkan dengan mudah dengan memanfaatkan peralatan yang ada dilingkungan pesantren. Program yang dilakukan adalah praktek teknologi tepat guna dengan melakukan sosialisasi pembuatan pasta gigi berbahan garam dapur. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini untuk meningkatkan kreativitas santri/siswa, dimana santri terlibat langsung dalam kegiatan pembuatan pasta gigi dari garam dapur sehingga bisa meningkatkan pengetahuan santri/ siswa terhadap bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar untuk dimanfaatkan menjadi produk yang bisa bernilai lebih ekonomis seperti halnya garam dapur. Dan dari kegiatan ini bisa dijadikan sebagai salah satu modul praktek pada matapelajaran IPA terpadu
PEMANFAATAN MINUMAN KESEHATAN DARI KITOSAN DAN EKSTRAK BUAH NAGA
Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan kitosan dari cangkang bekicot (Achatina fulica) dan ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Ekstraksi buah naga merah dilakukan menggunakan air yang telah disterilisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah konsentrasi yang dibutuhkan dalam pembuatan minuman kesehatan dari kitosan dan buah naga merah. Pembuatan minuman kesehatan tersebut menggunakan konsentrasi asam sitrat sebanyak 0,5% dan kitosan sebanyak 4%; 5%; 6%; dan 7%. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji organoleptik dengan parameter warna, aroma, kekentalan, dan rasa. Sementara itu, kandungan vitamin C diukur menggunakan metode iodometri. Hasil terbaik untuk uji organoleptik diperoleh pada penambahan kitosan dengan konsentrasi 7% sesuai dengan SNI 01-3719-1995. Selain itu, uji kandungan vitamin C menunjukkan bahwa minuman kesehatan pada penelitian ini mengandung vitamin C sebesar 0,34 mg/gram
THE DEVELOPMENT OF TRANSESTERIFICATION PROCESS OF COTTON SEED OIL BY USING MICROWAVE
Biodiesel is a renewable, non-toxic, environmentally friendly fuel made from vegetable oils through a transesterification reaction with methanol. During this time the manufacture of biodiesel takes a long time, which can be overcome with microwave heating. The use of microwave can decrease the reaction time and the amount of catalyst. The purpose of this study was to study the utilization of microwave as a heater in the transesterification reaction of cotton seed oil with the addition of NaOH catalyst 0.25, 0.5, 0.75 and 1% (w/w) with 100 watts microwave power and a reaction time of 15 minutes. Conversion of biodiesel from cotton seed oil with the NaOH catalyst concentrations 0.5% (w/w), 5 minutes, molar ratio of 1: 12 with a microwave power of 400 watts was 99.11%. The results of the analysis of several parameters on biodiesel products show that they have met the specifications based on Indonesian National Standard (SNI-04-7182-2006).
Keyword: biodiesel, transesterification, cotton seed oil, microwave