5 research outputs found
PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK KACA PADA MASA PANDEMI COVID-19
Abstrak: Secara umum permasalahan yang dihadapi saat pandemi Covid 19 yaitu masyarakat memerlukan sebuah peluang usaha yang dapat memberikan manfaat materi. Pemulihkan perekonomian masa pandemi covid-19 di desa dapat dilakukan oleh kader PKK dengan membuka peluang usaha keripik kaca. Pembuatan keripik kaca bertujuan untuk memberikan pengetahuan pembuatan keripik kaca kepada kader PKK Desa Tulusrejo Kecamatan Butuh kabupaten Purworejo. Metode yang digunakan adalah pelatihan dengan 3 tahapan yaitu : pra pelaksaan pelatihan, pelaksaan pelatihan, dan evaluasi dan monitoring pelatihan pembuatan keripik kaca. Hasil praktik pembuatan keripik kaca yaitu prakegiatan pelatihan pembuatan kripik kaca dilakukan survei tentang pelatihan yang dibutuhkan. Pelatihan yang dipilih adalah pembutan kripik kaca. Pelaksanaan pelatihan pembuatan keripik kaca dilakukan pengarahan terlebih dahulu tentang alat, bahan dan cara pembuatan. Setelah pengenalan, maka dilanjutkan dengan praktik membuat kripik kaca. Monitoring dan evaluasi menunjukkan sebagian besar peserta sudah mengetahui cara pembuatan keripik kaca yaitu 88,89%, namun sebagian kecil yaitu 44%, yang telah mempraktikannya. Bahan pembuatan keripik kaca mudah didapatkan yaitu sebesar 100%. Pembuatan keripik kaca juga mudah dilakukan yaitu sebesar 100%. Kesimpula bahwa pembuatan keripik kaca berjalan lancar dan sukses. Peserta sangat antusias selama kegiatan dilaksanakan. Saran adalah pembuatan keripik kaca tetap dipraktikkan dan diusahakan secara komersil. Abstract: In general, the problem faced during the Covid 19 pandemic was that people need a business opportunity that can provide material benefits. Economic recovery during the COVID-19 pandemic in the village can be done by PKK cadres by opening up glass chip business opportunities. The manufacture of glass chips aims to provide knowledge on making glass chips for PKK cadres, Tulusrejo Village, Need District, Purworejo Regency. The method used was training with 3 stages: pre-implementation of training, implementation of training, and evaluation and monitoring of training in making glass chips. The results of the practice of making glass chips, namely the pre-activity of training on making glass chips, a survey was carried out about what was needed. The chosen training was glass chip making. The implementation of training on making glass chips was carried out first about the tools, materials, and manufacturing methods. After the introduction, it was continued with the practice of making glass chips. Monitoring and evaluation showed that most of the participants already knew how to make glass chips, namely 88.89%, but a small proportion, namely 44%, had practiced it. The material for making glass chips was easy to obtain, which was 100%. Making glass chips was also easy to do, which was 100%. The conclusion was that the manufacture of glass chips was running smoothly and successfully. Participants were very enthusiastic during the activity. Suggestions were that the manufacture of glass chips was still practiced and commercialized
PENCEGAHAN TINDAK BULLYING MELALUI SOSIALISASI STOP BULLYING DI LINGKUNGAN SD 015 GUNUNG BUNGSU KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
Prevention of stop bullying in schools can be done, among others, by increasing supervision and providing appropriate sanctions to perpetrators. Another way is to conduct counseling through various means such as socialization or linking material about bullying into learning which will have a positive impact on students' personal development. The purpose of this study was to describe the role of schools in preventing violent acts of bullying in SD Negeri 015 Gunung Bungsu, XIII Koto Kampar District, Kampar Regency. This research method is qualitative with data collection with questionnaire technique. The research participants were elementary school students in grades 3 (three) to 6 (six). The number of participants who took part in the socialization was 64 people. The results of the research obtained by the Kukerta team at the University of Riau were to determine the extent to which elementary school students understood things related to bullying. Schools provide a good response in efforts to prevent bullying in schools by providing rehabilitation if there are victims and providing guidance to perpetrators and evaluating programs to make improvements. Schools can supervise students on their behavior if necessary. Schools are also expected to develop bullying prevention programs by making written regulations
Intention to Consume Halal Pharmaceutical Products Influenced by Religiosity and Knowledge through Attitudes in Jember
The Indonesian government did everything it could to stop the virus from spreading during the COVID-19 pandemic, including distributing vaccines. Regarding the immunization campaign, the City of Jember in East Java Province had a variety of reactions, including uncertainty over the vaccine's efficacy, safety, and halal (permitted to consume according to Islamic law). Refusing the vaccination, which is seen as a medicine, is interpreted as a way of expressing a desire to use halal pharmaceuticals. Through the mindset of the Jember community, this study seeks to examine the substantial impact of religiosity and halal awareness on the desire to use halal pharmaceutical items. Purposive sampling procedures were used to choose 100 respondents from the community of Jember drug users. The Path Analysis using SPSS analysis tool version 23 is the analysis technique employed. The study's findings indicate that views are significantly influenced by religion and halal awareness. Then, the desire to consume was strongly influenced by religion, halal knowledge, and attitude. Halal religiosity and knowledge significantly influenced consumption intentions through attitudes, according to the route test results. Therefore, via the mindset of the Jember community, religion, and halal knowledge have a major impact on the desire to use halal pharmaceutical items.Pemerintah Indonesia telah melakukan segala cara untuk menghentikan penyebaran virus selama pandemi COVID-19, termasuk mendistribusikan vaksin. Terkait dengan kampanye imunisasi, di Kota Jember, Provinsi Jawa Timur, terdapat berbagai reaksi, termasuk ketidakpastian atas kemanjuran, keamanan, dan kehalalan vaksin. Menolak vaksinasi, yang dipandang sebagai obat, ditafsirkan sebagai cara untuk mengekspresikan keinginan untuk menggunakan obat-obatan yang halal. Melalui pola pikir masyarakat Jember, penelitian ini berusaha untuk menguji dampak substansial dari religiusitas dan kesadaran halal terhadap keinginan untuk menggunakan produk farmasi halal. Prosedur pengambilan sampel purposif digunakan untuk memilih 100 responden dari komunitas pengguna obat Jember. Analisis Jalur menggunakan alat analisis SPSS versi 23 adalah teknik analisis yang digunakan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pandangan secara signifikan dipengaruhi oleh agama dan kesadaran halal. Kemudian, keinginan untuk mengkonsumsi sangat dipengaruhi oleh agama, pengetahuan halal, dan sikap. Religiusitas dan pengetahuan halal secara signifikan mempengaruhi niat konsumsi melalui sikap, sesuai dengan hasil uji jalur. Oleh karena itu, melalui pola pikir masyarakat Jember, agama, dan pengetahuan halal berdampak besar pada keinginan untuk menggunakan barang farmasi halal
Gambaran Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi Tablet Tambah Darah di Era Pandemi Covid-19
Ibu hamil rentan mengalami anemia sehingga membawa dampak pada janin yaitu berat bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, kecacatan, bahkan kematian bayi. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Lebih dari 50% kasus anemia yang terbanyak di seluruh dunia disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi besi. Hal tersebut berkaitan dengan ketidakpatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet tambah darah. Kondisi ini diperparah dengan pandemi COVID-19 yang membatasi akses pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah di era pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan instrumen berupa kuesioner. Responden penelitian ini adalah 104 orang ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 104 responden terdapat 18 orang (17%) yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Menariknya, mayoritas responden yang tidak patuh memiliki karakteristik pendidikan sarjana, pekerjaan ibu rumah tangga, daerah tempat tinggal Pulau Jawa, dan menerima tablet tambah darah. Meskipun demikian, responden yang tidak patuh memiliki pengetahuan sedang, dukungan sekitar yang rendah, serta kondisi kehamilan yang tidak terdampak oleh pandemi