68 research outputs found
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun 2011/2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui model Quantum Teaching pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Metode pengumpulan data digunakan metode observasi, tes dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali yang berjumlah 21 siswa. Teknik analisis data digunakan dengan analisis yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui model Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kelas 65, 52 dengan persensentase ketuntasan sebesar 52, 38 %, siklus 1 nilai rata-rata kelas 67, 14 dengan persentase sebesar 57, 14 %, siklus 2 nilai rata-rata kelas 72, 4 dengan persentase ketuntasan sebesar 76, 20 %. Selain itu, kegiatan guru dan siswa yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan dinyatakan penelitian ini telah berhasil dengan baik
PENGEMBANGAN SUPLEMEN E-BOOK TENTANG PERANG RAKYAT BIMA TERHADAP KOLONIALISME UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA 1 WOHA KABUPATEN BIMA
The lack of history teachers explaining the local history of Bima and the absence of teaching materials, be it modules, textbooks or supplements to teach local history to social studies students at SMAN 1 Woha, causes students to have a poor understanding of the local history of the region. Therefore, in this study a supplementary book on the local history of Bima was made in the form of an E-book. Supplementary books are books that are helpful or in addition to the main textbooks and are used by students and educators. The supplement in question is to provide information about certain subjects in the curriculum broadly and/or more deeply. This book is not structured entirely on the basis of the curriculum both in terms of objectives, subject matter, and method of presentation. This study aims to create and develop an E-book with material on the resistance of the Bima people to Dutch colonialism in order to increase motivation and historical understanding. Based on the results of data collection and the results of data analysis it was concluded that the E-book shows valid results with a breakdown of 87% for material validation, 74% for supplement validation. The percentage value of product effectiveness is 86.82% for motivation and 88.19% for understanding and the practicality value for E-book is 86.82%. As for the criticisms and suggestions regarding the product, most of them think that the design, image quality and graphics must be improve.Kurangnya guru sejarah menjelaskan tentang sejarah lokal Bima dan tidak adanya bahan ajar baik itu modul, buku teks atau suplemen untuk mengajarkan sejarah lokal kepada peserta didik kelas IPS SMAN 1 Woha menyebabkan peserta didik memiliki pemahaman yang kurang tentang sejarah lokal daerahnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuatlah sebuah buku suplemen tentang sejarah lokal Bima berupa e-book. Buku suplemen adalah buku yang sifatnya membantu atau tambahan bagi buku teks utama serta digunakan oleh peserta didik dan pendidik. Suplemen yang dimaksud adalah memberikan informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada pada kurikulum secara luas dan atau lebih dalam. Buku ini tidak disusun sepenuhnya berdasarkan kurikulum baik dari tujuan, materi pokok, dan metode penyajiannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengembangkan e-book dengan materi perlawanan rakyat Bima terhadap kolonialisme Belanda untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman sejarah. Berdasarkan hasil dari pengumpulan data dan hasil analisis data disimpulkan bahwa e-book menunjukkan hasil yang valid dengan rincian nilai 87% untuk validasi materi, 74% untuk validasi suplemen. Adapun nilai persentase dari efektivitas produk adalah 86.82% untuk motivasi dan 88.19% untuk pemahaman serta nilai kepraktisan E-book adalah 86.82%. Adapun kritik dan saran mengenai produk kebanyakan menilai bahwa desain, kualitas gambar dan grafis harus ditingkatkan
Eksistensi wayang potehi di Sidoarjo 1967-2000
This article aims to examine re-introduce the art of the Potehi puppets which was dim during the Suharto era. On the other hand, this study will describe the condition of the Potehi puppet in 1967-2000 in Sidoarjo followed by its influence in the socio-cultural and religious fields on the community around the Tjong Hok Kiong temple, Sidoarjo. The method in this research refers to the historical research method. The development of the Potehi puppet in Sidoarjo had experienced a slump during the Suharto era and began to grow again during the Gus Dur era. These developments affected the socio-cultural and religious fields of the community, including significant economic changes and a high attitude of religious tolerance.Penulisan artikel ini mempunyai tujuan untuk mengenalkan kembali seni pertunjukan wayang Potehi yang sempat redup era Soeharto. Di sisi lain, penelitian ini akan menjabarkan kondisi wayang Potehi pada 1967-2000 di Sidoarjo diikuti dengan pengaruhnya dalam bidang sosial-budaya dan religi terhadap masyarakat sekitar kelenteng Tjong Hok Kiong, Sidoarjo. Metode dalam penelitian ini mengacu pada metode penelitian sejarah. Perkembangan wayang Potehi di Sidoarjo sempat mengalami keterpurukan pada masa Soeharto dan mulai tumbuh kembali pada masa Gus Dur. Perkembangan tersebut memengaruhi bidang sosial-budaya dan religi masyakat, Di antaranya adalah adanya perubahan perekonomian yang signifikan dan sikap toleransi beragama yang tinggi
KETERLIBATAN BANDIT, PELACUR DAN SENIMAN DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN DI JAWA TIMUR (1945-1950)
Bandit, pelacur dan seniman adalah kelompok sosial yang sering luput dari perhatian sejarawan. Mungkin karena posisi sosial mereka yang bukan elite. Dalam perkembangan Ilmu Sejarah yang mengarah pada demokratisasi, maka semua kelompok sosial dipandang memiliki peluang yang sama untuk ditulis sejarahnya. Dalam periode Revolusi Nasional Indonesia (1945-1950) untuk menghadapi keunggulan militer pihak Belanda, tentara Indonesia dipaksa untuk melakukan mobilisasi sumberdaya. Dalam konteks itu, bandit, pelacur dan seniman terlibat dalam perjuangan kemerdekaan. Kontribusi mereka tidak kecil, tetapi dalam suasana kajian sejarah yang berpihak pada elite, perannya seakan-akan terlupakan. Dalam perjuangan kemerdekaan di Jawa Timur bandit, pelacur dan seniman dimobilisasi dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Melalui berbagai peran yang sesuai dengan âketrampilanânya memberi dukungan terhadap perjuangan. Resikonya tidak kecil, nyawa taruhannya, tetapi mereka rela melakukan. Ironisnya, perjuanggannya hanya tercatat dalam dokumen dan setelah kemerdekaan tercapai jasa-jasanya dilupakan. Bandits, prostitutes, and artists are social groups that frequently ignored by the historians. Potentially their social position as non-elite class causes its marginalization. Hence, in the development of history as science that headed to democratization, all social groups are seen as having equal opportunities to write their history. Facing the superiority of Dutch military in the Indonesian National Revolution period (1945-1950), the Indonesian army was forced to mobilize all resources. In that context, bandits, prostitutes, and artists were involved in the struggle for independence. Their contribution is very important, but in an atmosphere of historical studies that highlight the elite, their role seems to be marginalized. The independence war in East Java records band of bandits, prostitutes and artists who were mobilized and utilized for various purposes. Through various roles in accordance with their "skills", it provides support for the independence. The duty were very risk to their lives, but they doing it voluntarily. Ironically, their heroism only recorded in the old archives and forgotten after independence. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i22017p12
Pelestarian Kekuasaan Pada Masa Mataram Islam: Sebha Jaminan Loyalitas Daerah Terhadap Pusat 1
Abstrak. Masa lalu mengandung perubahan dan keberlanjutan. Seringkali kesinambungan realitas masa lalu mengalami perbedaan tampilan, namun subtansinya tetap. Penguasa Mataram Islam memiliki mekanisme untuk menjamin loyalitas penguasa-penguasa di daerah yang menjadi yuridiksinya.Jaminan loyalitas ini penting mengingat konsep kekuasaan yang dianut dan luas wilayah kerajaan. Setelah berhasil menyatukan hampir seluruh dan beberapa wilayah di luar Jawa, Mataram mulai menata pemerintahan dan kewilayahannya. Penataan itu menghasilkan struktur pemerintahan dan kewilayahan yang pengaruhnya dapat dilihat hingga masa sekarang. Kata-kata kunci: sebha, jaminan loyalitas, kekuasaanAbstract. Learning from the past would be depicted the change and the continuity. The continuity of the past reality has the different form, however the substance continues till today. The Sultans of Mataram have a mechanism to guarantee the loyalty of remote areas. The guarantee of loyalty is important concept which is used in the remote areas. After succeeding to unite almost all Java Island and some areas outside of Java Island, Mataram started to organize the government\ and the areas. This arrangement produced the governmental structure and the structure of areas. Today, the influence could be seen clearly. Keywords: sebha, guarantee of loyalty, powe
KOTA PROBOLINGGO PADA MASA MENJELANG DAN AWAL REVOLUSI
The revolution era was inseparable from the earlier period. Despite the radical changes during the revolution, the previous elements remained in existene and had significant influences. Probolinggo was a small town, a sea port having agricultural and plantation bases and from the 19th century had an important significance for the Dutch colonial rule, not only in physical but socioÂcultural es well. Its geographical location near to Madura made it easily accessible for Madurese migration. The Madurese people grew to become the majority and in cultural terms, there was a mix of Madurese and Javanese elements. In the economic sector, the Javanese mostly engaged in wet field agriculture, while the Madurese accuppied a more heterogenous employment. Keywords: population, Probolinggo, revolution, socioÂeconomy
Pasang surut industri batik di Ponorogo tahun 1980-2006
The Ponorogo batik has been created since 1921, which has been proved by the existence of batik cooperatives and mori cloth factories. In the early 1980s the Ponorogo batik industry has been experienced a decline and in the 1990-2000s the Ponorogo batik industry began to show up its existence. The purpose of this paper is to explain the condition of the batik industry in Ponorogo, which has been success in the 1960s and began to fade in the 1980s, and rise up in the 2000s. The method that used in this paper is historical method which consists of four stages, heuritics, critics, interpretation, and historiography. The results of this study show the ups and downs of the batik industry in Ponorogo that occurred from 1960-2006. The ups and downs are influenced by capital, marketing, quality of fabrics, motifs, the times, and also the regeneration of batik craftsmen.Batik Ponorogo sudah ada sejak tahun 1921, dibuktikan dengan adanya koperasi batik dan pabrik kain mori. Pada awal tahun 1980 industri batik Ponorogo mengalami kemunduran dan di tahun 1990-2000-an industri batik Ponorogo mulai menunjukan eksistensinya. Tujuan dari penulisan ini untuk menarasikan kondisi industri batik di Ponorogo yang pernah mengalami kejayaan di tahun 1960 dan mulai meredup di tahun 1980, berkembang lagi di tahun 2000-an. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukan pasang-surutnya industri batik di ponorogo yang terjadi sejak tahun 1960-2006. Pasang surutnya di pengaruhi oleh permodalan, pemasaran, kualitas kain, motif, perkembangan zaman, hingga regenerasi perajin batik.
APLIKASI JOURNEY GUERILLA OF REVOLUTION (JAGUAR) SEBAGAI INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS UNITY
The basis for doing research is motivation to solve the needs and problems in history learning. Some of the needs and problems that become the focus of the study are the unavailability of interactive history learning media, teaching materials that have not ac-commodated local historical studies, and students' lack of wisdom in using gadgets. To overcome the needs and problems studied, the researcher then developed material about Tatsuo Ichiki's struggle to defend Indonesia's independence in South Malang in 1948â1949. The material is included in an application called Journey Guerilla of Revolution (JAGUAR) as an interactive history learning based on Unity. Thus, the purpose of research and development âJAGUARâ is: (1) to produce the 'JAGUAR' application with material about Tatsuo Ichiki's struggle to maintain Indonesian independence in Southern Malang in 1948â1949 and (2) to test its effectiveness as a historical learning for learning history in class XI MIPA 3 SMAN 1 Turen. To help achieve this goal, researcher used method of the ADDIE (analyze, design, development, implementation, and evalua-tion) model belonging to Nunuk Suryani, Achmad Setiawan, and Aditin Putria in conducting this research and development. Then this research and development result are the 'JAGUAR' application can be used as a media of history learning because it is considered very valid and very effective. This is based on the percentage of material validity of 91.3 percent, media validity of 98.7 percent, effectiveness test in small group trial of 90.9 percent, and effectiveness test in field trial of 94.4 percent. Dasar dilakukannya penelitian adalah motivasi untuk memecahkan kebutuhan dan permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Beberapa kebutuhan dan permasalahan yang menjadi fokus kajian adalah belum tersedianya media pembelajaran sejarah yang interaktif, bahan ajar yang belum mengakomodir kajian sejarah lokal, dan kurangnya kearifan siswa dalam menggunakan gadget. Untuk mengatasi kebutuhan dan permasalahan yang diteliti, peneliti kemudian mengembangkan materi tentang perjuangan Tatsuo Ichiki dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Malang Selatan pada tahun 1948â1949. Materi tersebut dituangkan dalam sebuah aplikasi bernama Journey Guerilla of Revolution (JAGUAR) sebagai pembelajaran sejarah interaktif berbasis Unity. Dengan demikian, tujuan penelitian dan pengembangan 'JAGUAR' adalah: (1) menghasilkan aplikasi 'JAGUAR' dengan materi tentang perjuangan Tatsuo Ichiki dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Malang Selatan pada tahun 1948â1949 dan (2) untuk menguji efektivitasnya sebagai pembelajaran sejarah untuk pembelajaran sejarah pada siswa kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Turen. Untuk membantu mencapai tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode model ADDIE. Kemudian hasil penelitian dan pengembangan ini adalah aplikasi JAGUAR dapat digunakan sebagai media pembelajaran sejarah karena dinilai sangat valid dan sangat efektif. Hal ini didasarkan pada persentase validitas materi sebesar 91,3 persen, validitas media sebesar 98,7 persen, uji keefektifan pada uji coba kelompok kecil sebesar 90,9 persen , dan uji keefektifan pada uji coba lapangan sebesar 94,4 persen
STUDI GEOLOGI DAN PEMANFAATAN BREKSI PUMIS SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI BANGUNAN DI DAERAH JERUK DAN SEKITARNYA, KECAMATAN NAWANGAN, KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR
Daerah penelitian terletak di daerah Jeruk dan sekitarnya, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur. Tujuan penelitian untuk mengetahui keadaan geologi dan sifat keteknikan breksi pumis pada daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah studi literatur, pemetaan lapangan, analisis, interpretasi data, hasil, dan penyusunan laporan. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi : (1)Subsatuan lereng gunungapi atas (2)Subsatuan perbukitan tinggi denudasional dinding kaldera terstruktural (3)Subsatuan perbukitan tinggi kubah lava (4)Subsatuan perbukitan tinggi Intrusi dasit. Pola pengaliran pada daerah penelitian yaitu subdendritic, dendritic, fault trellis dengan stadia daerah muda. Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi 7 satuan batuan. Urutan satuan batuan dari yang tertua sampai yang paling muda adalah : (1)Satuan Lava Andesit Panggang (2)Breksi Andesit Panggang (3)Satuan Lava Basalt Panggang (4)Satuan Breksi Basalt Panggang (5)Satuan Breksi Polimik Semilir (6)Breksi Pumis Semilir (7)Intrusi Dasit. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa : (1)Sesar mendatar kiri turun Bandar (2)Sesar turun kiri Kandri (3)Sesar mendatar kiri turun Jeruk (4)Sesar mendatar kanan turun Ngromo (5)Sesar mendatar turun kanan Sempu (6)Sesar turun kiri mendatar Jeruk. Hasil analisis uji sifat fisik dan kuat tekan batuan menunjukan, bahwa breksi pumis daerah Jeruk tidak layak digunakan sebagai bahan pondasi bangunan, tetapi dapat digunakan sebagai batu hias dan bahan dinding bangunan menggantikan bata beton pejal dengan kualitas yang lebih baik dengan nilai kuat tekan yang tinggi untuk penggunaan bahan dinding bangunan, breksi pumis daerah Jeruk setara dengan bata beton pejal tingkat mutu I
PENGEMBANGAN BUKU TEKS PELAJARAN BERBASIS SEJARAH LOKAL KESULTANAN KUTARINGIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS X SMKN 1 PANGKALAN BANTENG
Abstract: Learning using an environment-based approach is urgently needed in the current Merdeka curriculum. In history subjects, one of them is by utilizing local history as teaching materials in schools. However, from the findings of problems at SMKN 1 Pangkalan Banteng, many students do not know their local history because they have obstacles in learning local history such as lack of internet access, lack of reading materials on local history, and living places that are far from historical sites. Next is also the lack of social attitudes of students in the aspects of mutual cooperation and self-confidence. Based on the findings of these problems, a teaching material was developed in the form of a textbook based on local history using historical studies of the Kutaringin Sultanate, and to know the effect on learning outcomes and social attitudes. This development uses the Dick & Carey research and development method which has 10 research steps. In the research conducted starting from the validation test, individual test, small group test, and usage test, it was found that the history textbook with the title Sejarah Kesultanan Kutaringin was valid and feasible to use. As for its influence on learning outcomes and social attitudes, especially in the aspects of cooperation and self-confidence, It was discovered that the textbook might enhance student social attitudes and learning results in the areas of collaboration and confidence, so that the history textbook with the title Sejarah Kesultanan Kutaringin was appropriate. used in secondary level schools, Tenth Grade students in West Kotawaringin Regency and can be mass-produced.Abstrak:Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis lingkungan sangat diperlukan pada Kurikulum Merdeka saat ini. Pada mata pelajaran sejarah salah satunya adalah dengan memanfaatkan sejarah lokal sebagai bahan ajar di sekolah. Namun dari temuan masalah di SMKN 1 Pangkalan Banteng, banyak peserta didik yang belum mengetahui sejarah lokalnya karena memiliki kendala dalam belajar sejarah lokal seperti kurangnya akses internet, kurangnya bahan bacaan mengenai sejarah lokal, dan tempat tinggal yang terpaut jauh dari situs sejarah. Berikutnya juga kurangnya sikap sosial peserta didik pada aspek gotong-royong dan percaya diri. Berdasarkan temuan masalah tersebut dikembangkan sebuah bahan ajar dalam bentuk buku teks pelajaran berbasis sejarah lokal dengan menggunakan kajian sejarah Kesultanan Kutaringin dan untuk diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar dan sikap sosial. Pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Dick & Carey yang memiliki 10 langkah penelitian. Pada penelitian yang dilakukan mulai dari uji validasi, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji pemakaian didapatkan hasil bahwa buku teks pelajaran Sejarah Kesultanan Kutaringin valid dan layak digunakan. Adapun pengaruhnya terhadap hasil belajar dan sikap sosial khususnya dalam aspek kerjasama dan percaya diri, didapatkan hasil bahwa buku teks tersebut dapat meningkatkan hasil belajar dan nilai sikap sosial siswa dalam aspek gotong-royong dan percaya diri, sehingga buku teks pelajaran Sejarah Kesultanan Kutaringin layak digunakan di sekolah-sekolah tingkat menengah khususnya kelas X di Kabupaten Kotawaringin Barat dan bisa diproduksi secara massal
- âŠ