283 research outputs found
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan membaca pemahaman bahasa Jerman siswa. Membaca pemahaman merupakan keterampilan yang memerlukan berbagai pengetahuan yang mendasar seperti menentukan tema dari teks, memahami isi teks, serta dapat menjawab pertanyaan yang ada berdasarkan teks bacaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran CIRC dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman bahasa Jerman siswa, dan mengetahui peningkatkan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran CIRC pada mata pelajaran bahasa Jerman. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dan desain penelitiannya pretes-postes. Populasi di dalam penelitian ini yaitu kelas XI dan sampelnya sebanyak 70 orang siswa, 35 siswa kelas eksperimen dan 35 siswa kelas kontrol dengan pemilihan sampel menggunakan teknik without random assigment kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan diacak. Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes yaitu tes yang berbentuk 25 soal pilihan ganda. Untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran CIRC, maka dilakukan pretes dan postes. Hasil dari pretes menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 38,40 nilai terendah 24 dan nilai tertinggi 52. Hasil dari tes akhir menunjukkan kenaikan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82,17 nilai terendah 64 dan nilai tertinggi 96 dalam arti seluruh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar bahasa Jerman siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik dari hasil belajar bahasa Jerman siswa yang menggunakan pembelajaran kovensional dan peningkatan hasil belajar bahasa Jerman siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran CIRC lebih baik dari siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran CIRC direkomendasikan sebagai salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Jerman siswa
Pengaruh Kerusakan Hutan Lindung Krawak Terhadap Produktivitas Pertanian di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban
Pengaruh Kerusakan Hutan Lindung Krawak Terhadap Produktivitas Pertanian
di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban
Siti Amanah
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, [email protected]
Drs. Suhadi Hardjasaputra, M.Si
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Abstrak
Di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Jawa Timur, terdapat kawasan hutan Nglirip yang dikelola oleh BKPH Mulyoagung di bawah tanggung jawab KPH Parengan. Hutan Nglirip ini memiliki luas 1.090,80 ha yang di dalamnya terdapat hutan lindung Krawak seluas 112,10 ha atau 10,28 % dari luas hutan Nglirip. Hutan Krawak ini terdapat pada petak 5C, 6B, 9A, dan 26C. Seluas 22,80 ha (20,34%) lahan yang ada di Hutan lindung Krawak ini dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Singgahan dan Montong sebagai lahan pertanian. Aktivitas pertanian ini mengakibatkan kerusakan pada hutan lindung Krawak. Padahal hutan lindung Krawak tersebut berfungsi untuk melindungi sumber mata air Krawak yang dimanfaatkan oleh petani di Kecamatan Singgahan sebagai sumber irigasi sawah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) alasan mengapa para petani diperbolehkan melakukan kegiatan pertanian di dalam hutan lindung Krawak yang tidak sesuai dengan aturan; (2) pengaruh kerusakan hutan lindung Krawak terhadap produktivitas pertanian di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey. Jumlah responden yang ada di hutan lindung Krawak sebanyak 55 orang, di Desa Mulyoagung sebanyak 90 orang, di Desa Tingkis sebanyak 86 orang, di Desa Tanggir sebanyak 79 orang, dan di Desa Lajo Lor sebanyak 84 orang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) alasan pihak BKPH Mulyoagung mengijinkan pertanian di hutan lindung Krawak karena alasan ekonomi; (2) kerusakan hutan lindung Krawak berpengaruh negatif terhadap produktivitas pertanian di Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban.
Kata kunci : hutan lindung, krawak, produktivitas pertanian.
Abstract
In Singgahan Tuban East Java, there is a Nglirip forest area managed by BKPH Mulyoagung under the responsibility of KPH Parengan. Nglirip forest has an area of 1090.80 hectares in which there is an area of Krawak protection forest 112.10 hectares or 10.28 % of the Nglirip forest area. This Krawak forest plots contained in 5C, 6B, 9A, and 26C. Covering an area of 22.80 ha (20.34%) is land in Krawak protection forest utilized by the community of Singgahan district and Montong district as agricultural land. Agricultural activity has resulted in damage to the Krawak protection forest. Whereas the Krawak protection forest serves to protect the Krawak water source utilized by farmers in the Singgahan district as a source of paddyfields irrigation. The purpose of this study was to determine: (1) the reasons why the farmers are allowed to engage in agricultural activities in the Krawak protection forest that does not comply with the rules; (2) the effect of damage to the Krawak protection forest to agricultural productivity in Singgahan Tuban. This type of research is survey research. The sum of respondents in the Krawak protection forest as 55 people, in the Mulyoagung village as 90 people, in the Tingkis village as 86 people, in the Tanggir village as 79 people, and in the Lajo Lor village as 84 people. Location research purposively. The technique used to analyze the data to achieve the purpose of this research is descriptive qualitative analysis techniques and quantitative descriptive analysis techniques with percentages. The results showed that: (1) the reason BKPH Mulyoagung allow Krawak agriculture in protection forests is for economic reasons; (2) damage of Krawak protection forest is negatively affect agricultural productivity in Singgahan Tuban.
Keywords: protection forest, krawak, agricultural productivity
CARITA MAUNG PADJAJARAN: STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PENUTURAN, FUNGSI, DAN MAKNA
AbstrakCarita Maung Padjajaran (CMP) merupakan versi cerita Prabu Siliwangi yang terdapat di Kecamatan Surade dengan karakteristik yang khas. Kekhasan tersebut disebabkan adanya kaitan CMP dengan tempat-tempat di sekitar Surade. CMP dianalisis berdasar lima aspek, yaitu struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi dan makna. Analisisnya dengan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan kritik sastra lisan. Hasil penelitian tiga versi CMP menunjukkan struktur intertektual CMP berwujud ekspansi dan konversi, Hal tersebut ditunjukkan melalui alur, tokoh dan latarnya. Proses penciptaan didasarkan pada pola skema. Artinya, dalam proses penciptaanya tercipta tiga pola utama yakni bagian awal, tengah, dan akhir. Konteks penuturan disesuaikan dengan kedudukan cerita serta kondisi masyarakat Surade. Secara umum konteks penuturan menggambarkan kaitan CMP dengan masyarakat Surade. Fungsi yang terdapat dalam CMP terutama fungsi pendidikan moral serta pemaksa norma di masyarakat yang berhubungan dengan pelestarian alam. Makna yang terdapat dalam CMP umumnya tentang kearifan hidup, diantaranya mengenai hubungan manusia dengan manusia yang digambarkan melalui para tokoh dalam CMP. Kata Kunci: cmp, struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, fungsi, makna, skema, surade
THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN STUDENTS’ COMPETENCE IN LEARNING VOCABULARY BY USING WORD SCRAMBLE AND CROSSWORD PUZZLE IN “WEATHER AND SEASON” AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 1 CILEDUG
SITI AMANAH: THE COMPARATIVE STUDY BETWEEN STUDENTS’
COMPETENCE IN VOCABULARY LEARNING BY
USING WORD SCRAMBLE AND CROSSWORD PUZZLE
IN “WEATHER AND SEASON” AT THE EIGHTH
GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 1 CILEDUG
Vocabulary is one of the important things in learning English because
vocabulary supports the four of language skills of speaking, listening, reading, and
writing. As a foreign language, English should be taught interactively and exciting. In
order that, the writer interested to do the research in vocabulary learning by using
word scramble and crossword puzzle. The aim of this research is to find out the
comparison between students’ competence in vocabulary learning by using word
scramble and crossword puzzle.
According to the study of Magnesen from Texas University, the human brain
more quickly captures information from a moving visual modality. Here is a detailed
research report. Percentage that we remember when reading 20%, hear 30%, seeing
40%, saying 50%, doing 60%, and seeing, speaking, and doing 90% (Chotib, 2009:
136-137)
The method of the research in writing this thesis is quantitative approach. The
population of this research is the eighth grade students of SMP Negeri 1 Ciledug,
while the sample of this research is class VIII A and VIII D as an experiment class
and a control class. The instruments are used in this research are interview,
observation, documentation, and test. The instrument test using objectives test namely
multiple choice. The technique of data analyzing by using t-test.
The result of the test shows that the average score of the students’ competence
in vocabulary learning by using word scramble (X1 variable) is 75. The average score
of the students’ competence in vocabulary learning by using word scramble (X2
variable) is 70. The result of the comparative study between students’ competence in
vocabulary learning with using word scramble and crossword puzzle is 3.245.
Based on the research has done, it can be concluded that the learning
vocabulary by using word scramble at 40 students of class VIII A of SMP Negeri 1
Ciledug is good. The learning vocabulary by using crossword puzzle at 39 students of
class VIII D of SMP Negeri 1 Ciledug is good. There is a significant comparison
between students’ competence in learning vocabulary by using word scramble and
crossword puzzle. In learning language should be communicative, fun, and interactive
because to motivate the students to learn enjoy
POLA KOMUNIKASI DAN PROSES AKULTURASI MAHASISWA ASING DI STAIN KEDIRI
The research aims to: (1). describe the patterns of communication employed by Thai students to facilitate the process of their adaptation and acculturation with the Indonesian culture especially in the environment STAIN Kediri ; (2). to identify and describe internal and external factors that facilitate Thai students in the process of adaptation and acculturation with culture, especially in the Kediri . This study is categoried into descriptive research type with qualitative method. Methods of collecting data are by using direct observation, participative, in depth interview and documentation. The respondents were taken with purposive sampling technique. The data analysis applied is Miles and Huberman’s interactive model of data analysis which consist of data reduction, data display, conclusion drawing and verification. The result shows that: (1) the communication patterns that are applied to facilitate the process of adaptation and acculturation with the culture of Indonesia in the environment STAIN Kediri are interpersonal communication with friends countrymen, friends in campus, and nearby residents. There was also a group communication to perform routine discussion and groups of discussion; (2) Internal factors that help the process of adaptation and acculturation is a psychological adaptation that is the motivation of their friends and countrymen, while external factors are socio-cultural adaptation that is intended to improve interaction with the new culture, their land lady and their friends. In addition, the potential of acculturation include similarities in terms of religion, race, environment, similar language (i.e. Malay), educational background, open personality, knowledge about Indonesia. Besides, the age of Thai students who are still young make them easy to be accustomed with new culture and environment.Keywords: the communication patterns, acculturation, cultur
Community of Practice sebagai Bentuk Penyuluhan dari dan oleh Masyarakat dalam Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Ekowisata
Keberdayaan masyarakat dalam mengelola ekowisata Situgede memberikan manfaat positif secara sosial, lapangan kerja, dan keberlanjutan lingkungan. Pembelajaran dengan pola CoP merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat. Implementasi CoP merupakan suatu bentuk penyuluhan antar anggota masyarakat (penyuluhan swadaya). Peran pihak eksternal dalam CoP ini dapat berupa penyediaan informasi yang relevan, teknologi tepat guna, dan sistem pendukung yang sesuai kebutuhan setempat. Keberdayaan masyarakat dalam mengelola ekowisata Situgede memberikan manfaat positif secara sosial, lapangan kerja, dan keberlanjutan lingkungan. Pembelajaran dengan pola CoP merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat. Implementasi CoP merupakan suatu bentuk penyuluhan antar anggota masyarakat (penyuluhan swadaya). Peran pihak eksternal dalam CoP ini dapat berupa penyediaan informasi yang relevan, teknologi tepat guna, dan sistem pendukung yang sesuai kebutuhan setempat
Identifikasi Faktor Pendukung Kesiapan Karir Siswa SMKN 4 Kota Jambi
One of the most important things to do in adolescence is to prepare for a future career. The fact on the ground indicates that the lack of support in career preparedness and still lack the courage to develop in that career preparedness matches our potential and abilities. The study aims to find out how the students' career preparedness factor is in the 4 cities of jambi. The method used is a quantitative method using a descriptive approach. The study is done to represent the square in its own right. The number of samples in this study is 68 student responders taken through random sampling techniques. The data-collection technique USES an angket with a cloned model with a two-pronged answer
Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia
Istilah penyuluhan seringkali diasosiasikan dengan penerangan atau propaganda oleh khalayak, padahal makna penyuluhan tidaklah sedangkal itu. Penyuluhan dapat dipandang sebagai sebuah ilmu dan tindakan praktis. Sebagai sebuah ilmu, pondasi ilmiah penyuluhan adalah ilmu tentang perilaku (behavioural science). Di dalamnya ditelaah pola pikir, tindak, dan sikap manusia dalam menghadapi kehidupan. Jadi, subyek telaah ilmu penyuluhan adalah manusia sebagai bagian dari sebuah sistem sosial, obyek materi ilmu penyuluhan adalah perilaku yang dihasilkan dari proses pendidikan dan atau pembelajaran, proses komunikasi dan sosial. Sebagai sebuah ilmu, penyuluhan merupakan organisasi yang tersusun dari bangunan pengetahuan dan pengembangan ilmu. Ilmu penyuluhan mampu menjelaskan secara ilmiah transformasi perilaku manusia yang dirancang dengan menerapkan pendekatan pendidikan orang dewasa, komunikasi, dan sesuai dengan struktur sosial, ekonomi, budaya masyarakat, dan lingkungan fisiknya
- …