14 research outputs found

    The Effects of Temulawak extract and Yoghurt on HDL-LDL mice blood exposed waste cooking oil

    Get PDF
    Using cooking oil repeatedly in processing the fried foods can cause health problems, especially cholesterol metabolism that affect levels of HDL, LDL, triglycerides and total cholesterol blood that can cause blockage of blood vessels leading to coronary heart disease. This study aimed to determine the effect of temulawak extracts and yoghurt in lowering levels of LDL-HDL mice after given used cooking oil. The Treatments were temulawak extract at a dose of 280 mg/kg bw mice and 560 mg/kg bw mice and yoghurt concentration of 4% of the body weight of mice. Parameters measured were the levels of HDL (High Density Lipoprotein) and LDL (Low Density Lipoprotein). The results showed that temulawak extract 560 mg/kg bw and yoghurt 4 % bw effective in increasing HDL levels and decreasing LDL levels mice blood

    RESPON PEMBERIAN PHYTOESTROGEN BERASAL DARI TEPUNG KEDELAI PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) LUAS JARINGAN INTERSTITIAL, SPERMATOGENESIS DAN KUALITAS SPERMA

    Get PDF
    Kedelai, sebagai salah satu bahan penyusun ransum ternak diketahui mengandung senyawa phytoestrogen. Akumulasi senyawa phytoestrogen ini dalam ternak jantan telah mempengaruhi sistem reproduksi mencakup perubahan anatomi makro, mikro, dan fungsi organ reproduksi, menghambat pertumbuhan sel gamet, kemampuan fertilisasi dan tingkah laku seksual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian tepung kedelai dan mencari dosis tepung kedelai yang tidak mengganggu terhadap luas jaringan interstitial, spermatogenesis dan kualitas sperma pada kelinci. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium dengan menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari 4 macam dosis tepung kedelai yaitu kontrol (K1), tepung kedelai dosis 123 mg/kg berat badan (bb) kelinci (K2), tepung kedelai dosis 246 mg/kg bb kelinci (K3) dan tepung kedelai dosis 490 mg/kg bb kelinci (K4). Setiap perlakuan diulang 4 kali. Kelinci jantan umur dua bulan digunakan sebagai hewan model berjumlah 16 ekor. Pengujian variabel meliputi pengukuran persentase sperma hidup, abnormalitas sperma, pengamatan spermatogenesis serta luas jaringan interstitial. Data hasil pengujian variabel dianalisis menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung kedelai sebagai sumber phytoestrogen pada kelinci menurunkan luas jaringan interstitial, spermatogenesis dan kualitas sperma akan tetapi dari ketiga dosis tepung kedelai yang diberikan, dosis 123 mg/kg bb kelinci memberikan hasil yang sama dengan kontrol bagi terbentuknya sperma hidup, terbentuknya abnormalitas sperma dan luas jaringan interstitial sehingga dapat dikatakan dosis 123 mg/kg bb kelinci adalah dosis yang relatif aman diberikan pada kelinci.Kata Kunci : phytoestrogen, tepung kedelai, kualitas sperma, spermatogenesis, luas jaringan interstitial, kelinci

    Respon Pemberian Phytoestrogen Berasal Dari Tepung Kedelai Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus) Luas Jaringan Interstitial, Spermatogenesis Dan Kualitas Sperma

    Get PDF
    Kedelai, sebagai salah satu bahan penyusun ransum ternak diketahui mengandung senyawa phytoestrogen. Akumulasi senyawa phytoestrogen ini dalam ternak jantan telah mempengaruhi sistem reproduksi mencakup Perubahan anatomi makro, mikro, dan fungsi organ reproduksi, menghambat pertumbuhan sel gamet, kemampuan fertilisasi dan tingkah laku seksual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian tepung kedelai dan mencari dosis tepung kedelai yang tidak mengganggu terhadap luas jaringan interstitial, spermatogenesis dan kualitas sperma pada kelinci. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium dengan menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari 4 macam dosis tepung kedelai yaitu kontrol (K1), tepung kedelai dosis 123 mg/kg berat badan (bb) kelinci (K2), tepung kedelai dosis 246 mg/kg bb kelinci (K3) dan tepung kedelai dosis 490 mg/kg bb kelinci (K4). Setiap perlakuan diulang 4 kali. Kelinci jantan umur dua bulan digunakan sebagai hewan model berjumlah 16 ekor. Pengujian variabel meliputi pengukuran persentase sperma hidup, abnormalitas sperma, pengamatan spermatogenesis serta luas jaringan interstitial. Data hasil pengujian variabel dianalisis menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung kedelai sebagai sumber phytoestrogen pada kelinci menurunkan luas jaringan interstitial, spermatogenesis dan kualitas sperma akan tetapi dari ketiga dosis tepung kedelai yang diberikan, dosis 123 mg/kg bb kelinci memberikan hasil yang sama dengan kontrol bagi terbentuknya sperma hidup, terbentuknya abnormalitas sperma dan luas jaringan interstitial sehingga dapat dikatakan dosis 123 mg/kg bb kelinci adalah dosis yang relatif aman diberikan pada kelinci

    Pengaruh Pemberian Air Minum Mengandung Probiotik dan Temulawak pada Performansi Ayam Broiler

    No full text
    The research was held to find out the effect of probiotic and temulawak in drinking water  on the performance of broiler. This research used 144 day old chick (DOC) final stock “Arbor Acres CP 707”. Factorial Completely Randomized Design (CRD) was used in this research. There were six treatments and four replications. The treatments were P0T0= control, P1T1= probiotic 109 cell/ml + 0,25 g/l temulawak, P1T2 = probiotic 109 cell/ml + 0,50 g/l temulawak, P1T0 = probiotic 109 cel/ml, P0T1= 0,25 g/l temulawak, P0T2 = 0,50 g/l temulawak. Probiotic was gave every day and extract temulawak was feed once time a week in drinking water during five weeks. The observed variables were feed consumption, body weight gain, feed conversion, Salmonella sp population and blood cholesterol. The result of research indicates that probiotic 109 cell/ml and temulawak 0,50 g/l in drinking water have not significant effect of broiler performance, but have decreasing effect of Salmonella population and blood cholesterol.****Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan probiotik dan ekstrak temulawak dalam air minum terhadap performansi ayam broiler. Dalam penelitian ini digunakan  DOC final stock “Arbor acres CP 707” sebanyak 144 ekor dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari enam macam perlakuan dan empat kali ulangan. Ke-enam perlakuan tersebut yaitu: P0T0= kontrol, P1T0 = probiotik109sel/ml,P0T1=0,25g/ltemulawak,P1T1=0,25g/ltemulawak+probiotik109sel/ml,P0T2=0,50g/ltemulawak,P1T2=0,50g/ltemulawak+probiotik109sel/ml. Penambahan probiotik diberikan dengan frekuensi setiap hari sedangkan ekstrak temulawak satu kali perminggu melalui air minum selama lima minggu. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, populasi mikroba patogen Salmonella sp dan kadar kolesterol darah. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemberian probiotik 109 sel/ml dan temulawak dosis 0,50 g/l air minum belum dapat meningkatkan performan ayam broiler. Namun demikian dari hasil penelitian dapat diketahui pemberian probiotik dan temulawak secara kombinasi pada dosis 0,50 g/l sebagai perlakuan yang memberikan pengaruh penurunan populasi Salmonella dan kadar kolesterol darah

    KARAKTERISTIK HISTOLOGIS TESTIS TIKUS (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) MODEL DIABETES YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

    No full text
    Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi akibat pengaturanhomeostasis glukosa terganggu. Kondisi DM pada hewan uji dapat dilakukan dengan menginduksi diabetogenstreptozotocin. Diabetes mellitus dapat menyebabkan impotensi, gangguan ejakulasi, merusak spermatogenesis, fungsikelenjar seks aksesori dan berbagai penyakit sistemik pada fertilitas pria. Penurunan proses spermatogenesis dapat dilihatdari histologis testis terutama pada bagian kompartemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristikhistologis testis tikus model diabetes yang diinduksi streptozotocin (STZ). Penelitian ini menggunakan metode analisisdeksriptif komparatif dengan membuat preparat organ testis pada perlakuan (KN). Kontrol Negatif diberikan pelarutCarboxyl Methyl Cellulose (CMC) 0,5% dan tikus model diabetes hasil induksi Streptozotocin 60mg/kgbb (D). Setiapsayatan histologis testis dari masing-masing perlakuan diamati secara kualitatif struktur mikroskopis penampangmelintang tubulus seminiferous. Hasil pengamatan pada tikus diabetes menunjukkan terjadi pelebaran pada bagiankompartemen basal dan adluminal, hal ini disebabkan pengaruh diabetogen Streptozotocin menimbulkan stress oksidatifyang memicu terjadinya apoptosis sehingga terjadi kerusakan pada bagian kompartemen basal dan adluminal

    Potensi Temulawak dan Yoghurt dalam Mencegah Hemolisis Serta Perubahan Kadar Hdl-Ldl pada Darah Mencit (Mus Musculus L) Korespondensi: yang diberi Minyak Jelantah

    No full text
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi temulawak dan yoghurt serta mendapatkan dosis dan perlakuanyang paling efektif dalam mencegah reaksi oksidatif pada darah mencit setelah pemberian minyak jelantah.Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) yang terdiri dari tujuh perlakuan dan empat kali ulangan. Dosis temulawak yang diberikan adalah 280dan 560 mg/kg bb/ dua hari dan konsentrasi yoghurt adalah 4% bb/hari secara oral selama 14 hari. Dosis minyakjelantah yang diberikan adalah 6 ml/kg bb/hari selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberianekstrak temulawak dosis 560 mg/kg bb dan yoghurt 4% bb berpengaruh terhadap perbaikan kadar HDL, LDL danstruktur morfologis eritrosit mencit akibat pemberian minyak jelantah (p > 0,05)

    GAMBARAN MORFOLOGIS SPERMATOZOA TIKUS GALUR WISTAR (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) PASCA PEMBERIAN EKSTRAK Averrhoa bilimbi L.

    No full text
    Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyakdigunakan oleh masyarakat Indonesia terutama sebagai bumbu dalam masakan. Namun manfaatbelimbing wuluh dapat digunakan sebagai tumbuhan obat dalam mengatasi berbagai penyakitseperti batuk, rematik, sakit gigi, diabetes, serta penurunan kesuburan pada pria. Senyawabioaktif pada belimbing wuluh diantaranya asam oksalat, pektin, saponin diduga mempengaruhispermatogenesis sehingga menyebabkan terbentuknya spermatozoa abnormal. Tujuan penelitianini untuk mengetahui adakah abnormalitas pada morfologis spermatozoa tikus pascapemberian ekstrak belimbing wuluh. Metode yang dilakukan secara eksperimental menggunakan TikusGalur Wistar (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) dengan susunan perlakuan sebagai berikut:Kontrol (tanpa perlakuan) dan Perlakuan ekstrak etanol buah belimbing wuluh dengan dosissebesar 1140 mg/kg BB selama 14 hari. Parameter yang diamati yaitu membandingkankarakteristik morfologi spermatozoa antara tikus dengan perlakuan dan tanpa perlakuan secaradeskripsi. Hasil penelitian menunjukkan pada tikus yang diberi perlakuan menunjukkan terdapattiga jenis spermatozoa abnormal yaitu undeveloped, kelainan implantasi midpiece, dan ekormenggulung. Kesimpulan hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak belimbing wuluh dapatmemicu terjadinya abnormalitas spermatozoa

    Efek Kombinasi Ekstrak Temulawak dan Belimbing Wuluh terhadap Perbaikan Histologis Ginjal Tikus yang Terpapar Herbisida Paraquat

    No full text
    Paraquat merupakan herbisida yang digunakan pada pertanian. Akumulasi paraquat pada tanaman sayur jika dikonsumsi dapat bersifat racun dan menyebabkan gangguan pada organ ginjal seperti kerusakan pada glomerulus berupa edema spatium Bowman, serta pada tubulus berupa infiltrasi sel radang dan pembengkakan sel epitel tubulus. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh (TBW) terhadap perbaikan histologis ginjal tikus yang terpapar paraquat. Metode penelitian secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Induksi paraquat dilakukan pada seluruh perlakuan kecuali KN. Susunan perlakuan yang terdiri dari KN (tween 80 1%), KP (paraquat 25 mg/KgBB), P1 (kombinasi TBW 770 mg/KgBB), P2 (kombinasi TBW 385 mg/KgBB), P3 (kombinasi TBW 192,5 mg/KgBB). Parameter yang diamati yaitu histologis ginjal meliputi diameter glomerulus, lebar ruang Bowman, dan persentase nekrosis pada tubulus proksimal. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA pada taraf kepercayaan 95% kemudian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan diameter glomerulus, penurunan lebar ruang Bowman serta penurunan persentase nekrosis sel tubulus proksimal pada perlakuan P1-P3 dengan dosis optimum yang dapat memperbaiki struktur histologis ginjal yaitu 385 mg/KgBB. Kesimpulan penelitian ini yaitu kombinasi ekstrak temulawak dan belimbing wuluh berpengaruh memperbaiki struktur histologis ginjal tikus yang terpapar paraquat

    MIKRONUKLEUS SPONTAN PADA ERITROSIT IKAN SAPU-SAPU (Liposarcus pardalis) DARI EMPAT STASIUN SUNGAI CITARUM HULU

    No full text
    This research was carried out to detect the frequency of micronucleus in sucker mouth catfish (Liposarcus pardalis) from the stream of upper Citarum. This area cover Sapan, Majalaya, Dayeuhkolot I and Dayeuhkolot II. The method followed the description method. Observation was conducted by counting the micronucleus from 1000 erythrocyte cells under the light microscope with 1000x enlargement. Data was analized using anova, and the result showed that within the erythrocyte of sucker mouth catfish caught in each stations, some micronucleus were detected. The frequency of micronucleus of these fishes found in Majalaya and Sapan were not significant, nevertheless, in Dayeuhkolot I and II were significant (p< 0.05). Frequency of micronucleus in sucker mouth catfish taken from Dayeuh kolot I and II were greater than from Majalaya significant.ly

    Suplementasi Probiotik dan Temulawak pada Ayam Pedaging terhadap Populasi Salmonella sp dan kolesterol darah (PROBIOTICS AND TEMULAWAK SUPPLEMENTATION ON BROILER CHICKENS AGAINST SALMONELLA SP POPULATION AND BLOOD CHOLESTEROL LEVEL)

    No full text
    Probiotics is a live microbial feed supplements that improve the microbial balance in the digestivetract of cattle host. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) is one of native Indonesian spices that areuseful for prevention and treatment of human disease but also can be used for broiler chickens supplement.Bioactive contents known acting as an anti-bacterial, anti-inflammatory, and anti-fungal. The study wasconducted to determine the effects of probiotic and temulawak supplementation on population of Salmonellasp and broiler chickens blood cholesterol. This study used 300 DOC final stock. Probiotic concentration 109cell/mL administered through drinking water every day while of temulawak extract dose 0.25 g/L 0.50 g/Lonce a week, for five weeks. The variables measured were Salmonella sp populations and blood cholesterollevels. The results showed that combination administered of probiotics with temulawak dose 0.50 g/Ldecreased of population of Salmonella amount to 87.04% and decreased of blood cholesterol amount21,48% at administered of probiotics with temulawak dose 0,25 g/L. The conclusions of this study showedthat the percentage decrease of Salmonella sp population and blood cholesterol levels in combinationprobiotic and temulawak supplementation so that broiler produced is safe for consumption
    corecore