4 research outputs found

    Pembentukan Koleksi Inti Ercis (Pisum sativum L.) Berdasarkan Identifikasi Pemisahan Aksesi Duplikat Dari Asal Wilayah Berbeda.

    No full text
    Ercis (Pisum sativum L.) merupakan tanaman legum yang penting dengan kandungan nutrisi dan nilai ekonomis yang tinggi. Ercis ditanam di berbagai daerah di Indonesia meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Peningkatan produksi ercis melalui kegiatan pemuliaan tanaman menimbulkan masalah berupa pengelolaan aksesi menjadi kurang efisien, membutuhkan biaya yang besar dikarenakan banyaknya jumlah aksesi yang telah dikumpulkan, serta kemungkinan terdapat aksesi yang mirip, sehingga menimbulkan kerugian dalam program pemuliaan tanaman. Konsep koleksi inti yaitu set aksesi terbatas dari keseluruhan koleksi dengan pengulangan minimum dan keragaman genetik maksimum dari suatu spesies. Koleksi inti dapat berperan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan aksesi, mengurangi biaya pemeliharaan aksesi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk koleksi inti ercis (Pisum sativum L.) berdasarkan pemisahan aksesi duplikat dari asal wilayah berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2023 yang berlokasi di Jl. Pringgandani, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan rancangan percobaan berupa augmented design model 2. Bahan genetik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 80 aksesi lokal yang berasal dari Karo, Garut, Semarang, Temanggung, Batu, Probolinggo, dan Boyolali sebagai genotipe uji serta 2 varietas komersial yaitu Taichung 13 dan Berastagi sebagai genotipe cek. Pengamatan 17 karakter kuantitatif dan 12 kualitatif yang mengacu pada deskriptor CPVO (The Community Plant Variety Office) tahun 2020. Analisis data yang digunakan adalah Gower distance untuk mengukur jarak genetik antar aksesi dan menggunakan metode pengelompokan UPGMA (Unweighted Pairgroup Average Method) untuk melakukan pengelompokan aksesi. Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi Microsoft Excel, sementara pengelompokan aksesi per daerah menggunakan aplikasi Past 4. Hasil dari penelitian ini menujukan aksesi duplikat terdeteksi dari aksesi yang berasal dari Garut, Semarang, dan Temanggung. Jumlah koleksi inti daerah Karo adalah 3 aksesi, jumlah koleksi inti daerah Garut adalah 13 aksesi, jumlah koleksi inti daerah Semarang adalah 17 aksesi, jumlah koleksi inti daerah Temanggung adalah 25 aksesi, jumlah koleksi inti daerah Boyolali adalah 6 aksesi, jumlah koleksi inti daerah Batu adalah 4 aksesi, dan jumlah koleksi inti daerah Probolinggo adalah 3 aksesi

    Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Komponen Hasil dan Hasil 82 Genotipe Ercis (Pisum sativum L.) di Dataran Menengah

    No full text
    Ercis (Pisum sativum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman dari famili fabaceae yang dikenal sebagai tanaman pangan populer di dunia sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi. Produksi ercis di Indonesia masih tergolong rendah karena budidaya ercis masih terfokus pada dataran tinggi. Upaya pengembangan dan peningkatan produktivitas ercis dapat dilakukan dengan mengembangkan varietas unggul berdaya hasil tinggi dan adaptif pada dataran medium. Analisis keragaman dan heritabilitas sangat berguna dalam pemuliaan tanaman melalui kegiatan seleksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik dan heritabilitas pada karakter komponen hasil dan hasil 82 genotipe ercis di dataran menengah. Penelitian dilaksanakan di Desa Merjosari, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur pada bulan Maret 2023 – Juni 2023. Penelitian ini menggunakan metode augmented design dengan perlakuan berupa 80 genotipe ercis lokal sebagai tanaman uji, dua varietas komersial sebagai tanaman cek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman dan heritabilitas pada ercis yang ditanam di dataran menengah memiliki nilai bervariasi. Karakter yang memiliki keragaman genetik tinggi yaitu panjang polong pertama sampai kedua, jumlah cabang, panjang tangkai daun sampai polong pertama, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman, panjang spur, jumlah polong per tanaman, lebar leaflet, dan jumlah biji per tanaman. Heritabilitas memiliki nilai tinggi pada karakter lebar biji, jumlah maksimum bunga per tangkai, tebal biji, panjang polong, bobot polong per tanaman, jumlah biji per polong, bobot biji per tanaman, jumlah maksimum leaflet, lebar polong, panjang polong pertama sampai kedua, dan panjang stipula. Sehingga dalam seleksi genotipe yang adaptif pada dataran menengah harus berdasarkan karakter tersebut.  

    Pembentukan Koleksi Inti Ercis (Pisum sativum L.) Berdasarkan Identifikasi Pemisahan Aksesi Duplikat Dari Asal Wilayah Berbeda

    No full text
    Ercis (Pisum sativum L.) merupakan tanaman legum yang penting dengan kandungan nutrisi dan nilai ekonomis yang tinggi. Peningkatan produksi ercis melalui kegiatan pemuliaan tanaman menimbulkan masalah berupa pengelolaan aksesi menjadi kurang efisien, membutuhkan biaya yang besar dikarenakan banyaknya jumlah aksesi yang telah dikumpulkan, serta kemungkinan terdapat aksesi yang mirip, sehingga menimbulkan kerugian dalam program pemuliaan tanaman. Konsep koleksi inti yaitu set aksesi terbatas dari keseluruhan koleksi dengan pengulangan minimum dan keragaman genetik maksimum dari suatu spesies. Koleksi inti dapat berperan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan aksesi, mengurangi biaya pemeliharaan aksesi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk koleksi inti ercis (Pisum sativum L.) berdasarkan pemisahan aksesi duplikat dari asal wilayah berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2023 yang berlokasi di Jl. Pringgandani, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan rancangan percobaan berupa augmented design model 2. Bahan genetik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 80 aksesi lokal yang berasal dari Karo, Garut, Semarang, Temanggung, Batu, Probolinggo, dan Boyolali sebagai genotipe uji serta 2 varietas komersial yaitu Taichung 13 dan Berastagi sebagai genotipe cek. analisis data yang digunakan adalah UPGMA untuk membentuk kelompok dan Gower distance untuk mengukur jarak genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi duplikat ditemukan di Garut, Semarang, dan Temanggung. Jumlah koleksi inti masing-masing daerah adalah Karo 3 aksesi, Garut 13 aksesi, Semarang 17 aksesi, Temanggung 25 aksesi, Boyolali 6 aksesi, Batu 4 aksesi, dan Probolinggo 4 aksesi

    Respon Fenologi Tanaman Ercis (Pisum sativum L.) Terhadap Kondisi Cuaca di Dataran Menengah

    No full text
    Tanaman ercis (Pisum sativum L.) atau sering disebut dengan kacang kapri merupakan jenis kacang-kacangan yang sering dikonsumsi sebagai sayur. Produksi ercis di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Penanaman ercis di dataran menengah dilakukan untuk meningkatkan produksi ercis. Usaha peningkatan produksi ercis dimulai dengan memilih varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat budidaya. Fase-fase pertumbuhan tanaman tidak terlepas dari faktor lingkungannya. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh variabel cuaca terhadap respon fenologi tanaman ercis di dataran menengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2023 yang bertempat bertempat di Desa Merjosari, Kota Malang. Bahan penelitian yaitu 80 aksesi lokal. Rancangan percobaan penelitian yaitu augmented design II. Pengamatan dianalisis menggunakan kode BBCH (Biologische Bundesansalt Bundessortenanmt und Chemische Industrie). Analisis data yang digunakan yaitu analisis nilai rata-rata, median dan uji korelasi variabel cuaca dengan fase pertumbuhan tanaman ercis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan suhu udara akan menghambat fase muncul daun dan fase muncul batang tanaman ercis. Peningkatan suhu udara akan mempercepat fase muncul bunga pada tanaman ercis. Peningkatan kelembapan udara akan mempercepat fase perkecambahan, fase muncul daun dan fase muncul batang pada tanaman ercis. Peningkatan intensitas cahaya matahari akan mempercepat fase perkecambahan tanaman ercis. Peningkatan intensitas cahaya matahari akan memperlambat fase muncul daun, fase muncul batang dan fase polong matang tanaman ercis.  
    corecore