181 research outputs found

    Upaya Meningkatkan Kemampuan Lompat Tinggi Gaya Straddle dengan Modifikasi Alat Tali Karet di Sdn

    Get PDF
    About problem in this research is problem up to learning process jumpstyled tall bolster belly amongst those teacher in processes learning to utilizecommando method that insufficiently gets menstimulus student. To the effect thisresearch is subject to be increasing ability jumps styled tall straddle by modifiesstring tool. This observational form is Observational action braze (classroomaction research) with subject that total 16 students consisting of 7 male studentsand 9 female students. learned yielding step-up high jump stradel\u27s style that justfine, which is on i. cycle with average value 73. 59 , so step-up it as big as 14,44%. whereas average values on cycle II. is 80. 31 , so step-up it as big as 24,89 %.What one that did by teacher in increase to high Jump stradel\u27s style was plottedwith every consideration so can make active student because supported by markssense motivation in do rubber string tool modification

    Evaluasi Pengujian Lanjutan Klon Karet Irr Seri 120-140

    Full text link
    Program pemuliaan dan seleksi tanaman karet dilakukan secara bertahap dari mulai seleksi progeni, uji plot promosi dan pendahuluan serta uji lanjutan dan adaptasi. Dari hasil uji pendahuluan telah dihasilkan beberapa genotipe yang potensial sebagai penghasil lateks serta memiliki sifat-sifat sekunder penting yang baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih luas, sebanyak 17 genotipe terpilih dari uji pendahuluan diregistrasi menjadi klon IRR seri 120-140 dan diuji pada tahap lanjutan di lokasi kebun percobaan Sungei Putih. Percobaan dibangun pada tahun 1997, menggunakan rancangan acak kelompok. Pengamatan produksi karet kering dilakukan dua kali sebulan, lilit batang mulai umur dua tahun, tebal kulit murni dan jaringan pembuluh lateks pada umur lima tahun, fisiologi aliran lateks, intensitas serangan penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora serta karakter sekunder lainnya. Dari hasil evaluasi, IRR 132 dan IRR 133 merupakan klon yang memiliki penampilan terbaik sebagai klon penghasil lateks dan memiliki sifat sekunder yang baik. Rata-rata produksi karet kering kg/ha/th selama delapan tahun penyadapan, klon IRR 132 (2.088 kg) dan IRR 133 (2.006 kg), 15-20% lebih tinggi dari PB 260 (1.739 kg). Ukuran lilit batang pada umur empat tahun berkisar 42,8-43,6 cm dengan rata-rata pertambahan sebelum penyadapan 7,1-10,9 cm/th dan setelah penyadapan 3,0-3,8 cm/th, rata-rata tebal kulit murni 6,5-6,7 mm serta tergolong moderat resisten sampai dengan resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora. Klon IRR 131 dan IRR 140 sesuai dikembangkan sebagai penghasil lateks dan kayu (volume kayu total 0,99-1,03 m3/ph), dengan produksi karet kering kg/ha/th berkisar 1.610-1.638 kg. Diterima : 21 Maret 2012; Disetujui : 12 Juli 2012 How to Cite : Daslin, A. (2012). Evaluasi pengujian lanjutan klon karet IRR seri 120-140. Jurnal Penelitian Karet, 30(2), 65-74. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/12

    Ketahanan Genetik Berbagai Klon Karet Introduksi Terhadap Penyakit Gugur Daun

    Full text link
    Penyakit gugur daun Corynespora cassiicola, Colletotrichum gloeosporioides dan Oidium heveae pada karet merupakan penyakit utama yang secara signifikan menurunkan produktivitas kebun. Serangan yang luas penyakit gugur daun tersebut banyak terjadi di berbagai negara penghasil karet alam seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Sri Langka, India dan beberapa negara lain di Afrika. Penelitian lapangan dan laboratorium dengan metode uji cakram dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi beberapa klon introduksi terhadap penyakit gugur daun karet, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, tiga ulangan dan dua puluh perlakuan (klon). Klon introduksi yang diuji terdiri dari klon asal Malaysia (PB 260, PB 217, PB 254, PB 312, PB 314, PB 330, PB 340, PB 350, PB 359, PB 366, RRIM 901, RRIM 908, RRIM 911, RRIM 921, RRIM 937), asal Sri Langka (RRIC 100, RRIC 102, RRIC 110), dan asal India (RRII 105, RRII 176). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan resistensi klon yang diuji terhadap patogen dari C. cassiicola, C. gloeosporioides dan O.heveae. Klon yang tergolong resisten terhadap C. gloeosporioides adalah RRIC 100, moderat resisten (PB 254, PB 260, PB 312, PB 314, PB 340, PB 366, RRIM 911, RRIM 921, RRIC 102), moderat (PB 330, PB 350, PB 359, RRIM 901, RRIM 908, RRIC 110, RRII 105, RRII 176), dan moderat rentan (PB 217, RRIM 937). Tidak ada klon yang diuji tergolong resisten terhadap O. heveae, sedangkan yang tergolong moderat resisten adalah PB 260, PB 217, PB 254, PB 312, PB 314, PB 350, PB 359, RRIM 908, RRIM 911, RRIM 921, RRIM 937, RRIC 100, RRIC 110, RRII 105, RRII 176, moderat (PB 330, PB 366, RRIM 901, RRIC 102) dan moderat rentan (PB 340). Klon yang tergolong resisten terhadap C. cassiicola adalah PB 260 dan RRIC 100, moderat resisten (PB 217, PB 254, PB 312, PB 314, PB 330, PB 340, PB 350, PB 366, RRIM 901, RRIM 908, RRIM 921, RRIM 937, RRIC 102, RRIC 110, RRII 105, RRII 176) dan moderat (PB 359, RRIM 911). Klon-klon yang resisten dapat dikembangkan dalam program pemuliaan karet untuk merakit klon unggul penghasil lateks tinggi dan tahan penyakit gugur daun. Diterima : 25 April 2013; Disetujui : 15 Mei 2013 How to Cite : Daslin, A. (2013). Ketahanan genetik berbagai klon karet introduksi terhadap penyakit gugur daun. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 79-87. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/13

    Uji Adaptasi Klon Karet Irr Seri 100 Pada Agroklimat Kering Di Kebun Sungei Baleh Kabupaten Asahan Sumatera Utara

    Full text link
    Kegiatan pemuliaan karet pada generasi seleksi ke empat (1985-2010) telah menghasilkan berbagai jenis klon unggul diantaranya klon IRR seri 100. Informasi kinerja yang lebih luas dari berbagai klon unggul baru diperlukan untuk pengembangan perkebunan karet pada lokasi tertentu. Percobaan adaptasi klon dibangun tahun 2002 di Kebun Sungei Baleh, PT. Bakrie Sumatra Plantation, bertujuan untuk mengetahui potensi pertumbuhan dan produksi khususnya di daerah Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Bahan pengujian adalah 14 klon IRR seri 100, yaitu IRR 100, IRR 104, IRR 105, IRR 107, IRR 109, IRR 110, IRR 111, IRR 112, IRR 117, IRR 118, IRR 120, dengan klon pembanding PB 260, menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan, tiap plot terdiri dari 550 pohon (11 baris x 50 tanaman), jarak tanam 2,8 x 5,2 m. Observasi dilakukan terhadap produktivitas karet kering dengan sistem sadap 1/2S d/3. ET 2,5% (disadap setengah spiral, frekuensi sekali tiga hari, menggunakan stimulant Etefon 2,5%). Sifat pertumbuhan yang diamati adalah lilit batang, rata-rata pertambahan lilit batang per tahun, dan tebal kulit, masing-masing diamati pada ketinggian setinggi 150 cm dari permukaan tanah, sedangkan sifat fisiologi yang diamati adalah kecepatan aliran lateks dan indeks penyumbatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon IRR 107 dan IRR 112 memiliki produktivitas karet kering tertinggi masing-masing 1.527 kg/ha/th dan 1.426 kg/ha/th, pertumbuhan yang cepat dengan rata-rata pertambahan lilit batang sebelum sadap antara 13,0 cm – 13,4 cm per tahun dan setelah penyadapan 3,9 cm - 4,3 cm per tahun. Klon IRR 107 dan IRR 112 memiliki potensi keunggulan yang baik dan secara spesifik sesuai dikembangkan di kebun Sungei Baleh, Asahan, Sumatera Utara. Diterima : 19 November 2014; Direvisi : 9 Februari 2015; Disetujui : 21 April 2015 How to Cite : Daslin, A., & Pasaribu, S. A. (2015). Uji adaptasi klon karet IRR seri 100 pada agroklimat kering di Kebun Sungei Baleh Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 25-34. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/16

    High Latex Yielding and Disease Resistance of Rubber Clones Irr 200 Series

    Full text link
    Rubber clones of Indonesian Rubber Research (IRR) 200 series have been produced from intensive breeding program started in 1985. Some clones showed superior characteristics such as high latex yielding, vigorous, and disease resistant. This study aimed to test their performances in a field trial conducted since 1999 at Sungei Putih Experimental Garden, North Sumatra. The experiment was designed in a randomized block, using twelve IRR clones as treatment and PB 260 clone as control, three replications. Planting distance was 5 m x 4 m and plot size was 10 rows x 50 trees. Observations were made on girth size of the 2, 3 and 4 year-old trees, dry rubber yield following the 1/2S d/2 and 1/2S d/3.ET2.5% tapping systems, bark thickness, rings number and diameter of latex vessels, as well as leaf fall diseases intensities of 3-5 year-old trees. The results showed four IRR 200 clones, i.e. IRR 207, IRR 208, IRR 211 and IRR 220 produced high latex. Using the 1/2S d/2 tapping system, three clones with highest dry rubber yield were obtained, namely IRR 208 (49.8 g tree-1 tapping-1 or g t-1 t-1), IRR 211 (48.8 g t-1 t-1) and IRR 220 (52.0 g t-1 t-1), whereas that using the 1/2S d/3. ET2.5% tapping system, their yields were 63.2 g, 64.3 g, and 66.2 g t-1 t-1, respectively. At four year-old, these clones had girth size of 41.4-51.0 cm, girth increment 9.7-11.6 cm year-1, bark thickness 6.3-7.2 mm, latex vessel rings number 6.8-7.0, and diameter of latex vessels 23.75-26.57 mm. All of the clones were moderately resistant to Colletotrichum, Oidium and Corynespora leaf fall diseases. This study suggests that IRR 207, IRR 208, IRR 211 and IRR 220 rubber clones are suitable for commercial stake holders and the recommended tapping system is 1/2S d/3.ET2.5%.Bahasa IndonesiaKaret klon IRR (Indonesian Rubber Research) seri 200 dihasilkan melalui program pemuliaan yang intensif mulai tahun 1985. Beberapa klon menunjukkan karakteristik unggul sebagai penghasil lateks tinggi, jagur, dan tahan terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja klon pada percobaan lapangan yang dibangun tahun 1999 di Kebun Percobaan Sungei Putih, Sumatera Utara. Percobaan dirancang dalam acak kelompok dengan perlakuan dua belas klon IRR dan kontrol klon PB 260, tiga ulangan. Jarak tanam 5 m x 4 m dan luas plot 10 baris x 50 pohon. Pengamatan dilakukan terhadap ukuran lilit batang pada umur 2, 3 dan, 4 tahun, hasil karet kering dengan sistem sadap 1/2S d/2 dan 1/2S d/3.ET2,5%, tebal kulit, jumlah cincin, dan diameter pembuluh lateks. Intensitas serangan penyakit gugur daun diamati pada tanaman berumur 3 dan 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan empat klon karet IRR seri 200 yaitu IRR 207, IRR 208, IRR 211, dan IRR 220 menghasilkan lateks yang tinggi. Dengan sistem sadap 1/2S d/2, tiga klon memiliki hasil karet kering paling tinggi, yaitu IRR 208 (49,8 g pohon-1 sadap-1 atau g p-1 s-1), IRR 211 (48,8 g p-1 s-1), dan IRR 220 (52,0 g p-1 s-1), sedangkan menggunakan sistem sadap 1/2S d/3. ET2,5%, hasil masing-masing klon adalah 63,2 g, 64,3 g, dan 66,2 g p-1 s-1. Pada umur empat tahun, klon-klon ini memiliki ukuran lilit batang 41,4-51,0 cm, pertambahan lilit batang 9,7-11,6 cm tahun-1, ketebalan kulit 6,3-7,2 mm, jumlah cincin pembuluh lateks 6,8-7,0, dan diameter pembuluh lateks 23,75-26,57 mm. Semua klon tahan terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora. Dengan demikian, klon karet IRR 207, IRR 208, IRR 211, dan IRR 220 cocok dikembangkan secara komersial dan sistem sadap yang dianjurkan adalah Β½S d/3.ET2,5%

    Persepsi Petani Hortikultura terhadap Kemitraan Agribisnis dengan PT. Alamanda Sejati Utama (Kasus: Gapoktan Maju Bersama Desa Tiga Panah Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kemitraan agribisnis antara Gapoktan Maju Bersama dengan PT. Alamanda Sejati Utama, untuk mengetahui persepsi petani hortikultura terhadap kemitraan agribisnis di daerah penelitian. Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak sebanyak 53 sampel dari populasi petani sebesar 114 orang. Metode analisis yang digunakan adalah Metode CIPP dan Skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kemitraan agribisnis antara Gapoktan Maju Bersama dengan PT. Alamanda Sejati Utama berjalan cukup baik. persepsi petani hortikultura terhadap kemitraan agribisnis antara Gapoktan Maju Bersama dengan PT. Alamanda Sejati Utama adalah positif. Kata Kunci : Hortikultura, Kinerja Kemitraan, Persepsi Petan

    Uji Resistensi Genotipe Terpilih Dari Plasma Nutfah Irrdb Terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora Dengan Metode Cakram Daun

    Full text link
    Corynespora cassiicola (Berk & Curt) Wei adalah jamur penyebab penyakit gugur daun yang menginfeksi daun muda dan daun tua, dan dapat mengakibatkan daun karet gugur sepanjang tahun, sehingga menyebabkan tertundanya matang sadap, produksi lateks menurun pada tanaman menghasilkan, dan bahkan pada klon yang sangat rentan dapat mematikan tanaman. Seleksi terhadap berbagai genotipe karet sejak awal sangat penting untuk mengetahui tingkat ketahanannya terhadap penyakit. Pada penelitian ini dilakukan uji resistensi 29 genotipe terpilih dari plasma nutfah IRRDB terhadap penyakit gugur daun C. cassiicola, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 60 perlakuan kombinasi dan 2 ulangan. Pengujian dilakukan terhadap isolat dari Sumatera Utara dan Aceh dengan klon PB 260 sebagai pembanding (kontrol). Semua genotipe diinokulasikan pada setiap isolat C. cassiicola dengan menggunakan metode cakram daun dan penilaian intensitas serangan penyakit diklasifikasikan dalam kategori resisten (0–20%), agak resisten (21–40%), moderat (41–60%), agak rentan (61–80%), dan rentan (81–100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan resistensi genotipe plasma nutfah IRRDB terhadap isolat dan kontrol. PB 260 yang merupakan klon yang tergolong resisten terhadap kedua isolat. Genotipe PN 386, PN 398, PN 807, PN 5666, PN 5730, dan PN 5808 tergolong moderat terhadap isolat Sumatera Utara tetapi agak resisten terhadap isolat Aceh. Genotipe PN 803 tergolong agak rentan terhadap isolat Sumatera Utara dan moderat terhadap isolat Aceh sedangkan genotipe lainnya tergolong agak resisten terhadap kedua isolat. Isolat yang berasal dari Sumatera Utara mempunyai tingkat virulensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan isolat yang berasal dari Aceh. How to Cite : Daslin, A., Fairuzah, Z., & Dalimunthe, C. I. (2011). Uji resistensi genotipe terpilih dari plasma nutfah IRRDB terhadap penyakit gugur daun Corynespora dengan metode cakram daun. Jurnal Penelitian Karet, 29(1), 16-24. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/10
    • …
    corecore