33,352 research outputs found
Formulasi Strategi Unggul di MTs Negeri 2 Bandar Lampung
This article discusses the implementation of the preparation of educational programs (strategy formulation) that has been determined as a guide in realizing order and direction in implementing each program and its budgeting so that it remains consistent with the vision, mission, goals and development targets that have been proclaimed. The research method uses descriptive qualitative methods through observation, documentation and interviews at MTs Negeri 2 Bandar Lampung. Data were analyzed using the following steps: data reduction, data display, and conclusion/verification). The results of the study show that: 1) The head of the madrasa has carried out the process of formulating the vision and mission of the madrasa through forums, meetings and deliberation with all stakeholders. 2) MTs Negeri 2 Bandar Lampung conducted a self-evaluation with swot analysis. 3) MTs Negeri 2 Bandar Lampung provides superior programs in the form of superior classes with the aim that students are able to compete and be able to excel with other madrasas. 4) The urgency of the strategic plan for the madrasa as a guideline that refers to the process of formulating the vision and mission of the madrasa
Meningkatkan Keterampilan Guru MI Maarif NU 09 dan MI Muhammadiyah Tanjung Intan Kabupaten Lampung Timur Dalam Menyusun Instrumen Evaluasi Berbasis Kurikulum 2013 Melalui Tindakan “Man Jadda Wajada” Tahun Pelajaran 2021/2022
Masa pemulihan Covid 19, Proses pembelajaran di madrasah harus terdiri dari tiga pertanyaan penting, yaitu mau kemana (berarti tujuan pembelajaran), bagaimana caranya (berarti pendekatan, metode, strategi, dan atau teknik), dan bagaimana mengetahui bahwa tujuan tersebut telah tercapai (mengevaluasi). Oleh karena itu mengevaluasi dengan benar menjadi sangat penting untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, terutama dalam menerapkan Kurikulum 2013. Berbagai jenis instrumen evaluasi dibutuhkan untuk mengukur ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yaitu Observasi Guru Mata Pelajaran, Observasi Guru Bimbingan dan Konseling, Penilaian Diri, Penilaian Antarteman, Tes Tertulis, Tes Lisan, Penugasan, Portofolio, Observasi, Unjuk Kerja, Proyek, Portofolio, Produk, Teknik lain. Para guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) binaan harus dapat menguasai cara membuat berbagai jenis instrumen tersebut. Kondisi inilah yang membutuhkan suntikan semangat. Sebagai madrasah tentunya keyakinan bahwa Man jadda Wajada yang diterapkan dengan konsisten akan berbuah keberhasilan. Namun Man jadda Wajada ini belum diterapkan dengan mantab oleh para guru MI Binaan. Kelemahan penyusunan intrumen evaluasi sebagai alat ukur menjadi kendala terhadap upaya pencapaian tujuan pembelajaran Kurikulum 2013. Hal ini terjadi karena kemampuan guru-guru MI Binaan, MI Maarif NU 09, dan MI Muhammadiyah, dalam menyusun intrumen evaluasi tersebut masih rendah. Para subjek dalam penelitian ini adalah para guru di MI Binaan Terdiri dari MI Maarif NU 09 dan MI Muhammadiyah Tanjung Intan, Kabupaten Lampung Timur, Tahun Pelajaran 2021/2022. Tindakan Man Jadda Wajada dilakukan di awal semester genap. Perencanaan workshop didasari dengan identifikasi kesulitan guru dalam menyusun instrumen evaluasi. Penerapan Man Jada Wajada diwujudkan dalam Manajemen, Jaringan, dalam diri, dan Amal Usaha, Man=Manajemen, Ja=Jaringan, D=dalam, D=diri, A=Amal Usaha. Wajada adalah Workshop, audiensi, jalani dalam keseharian, dan dukungan antarteman yang selanjutnya dikuatkan dengan supervisi klinis. Menerapkan Man Jadda Wajada dengan supervisi klinis dan penekanan pendekatan otoritarian pada awal siklus dan pendekatan kolegial pada siklus akhir dapat meningkatkan keterampilan guru MI Muhammadiyah dan MI Maarif Nu 09 dalam menyusun instrumen evaluasi K-13. Penerapan konsep Man Jadda Wajada dilakukan di awal semester genap. Perencanaan workshop didasari dengan identifikasi kesulitan guru dalam menyusun instrumen evaluasi. Pelaksanaan Wajada, workshop dan teknik-teknik pendukung yang mengikutinya, dilakukan pada awal semester genap, Tahun Pelajaran 2021/2022 kemudian diikuti dengan supervisi klinis. Pemberdayaan peran jaringan dan dukungan antarteman semakin menguat. Ikatan untuk mencapai kemampuan yang terbaik dalam menyusun instrumen evaluasi telah mendorong para guru MI Binaan untuk mengoptimalkan bagian-bagian dari tahapan Man Jadda Wajada di madrasah masing-masing. Perubahan capaian kemampuan menyusun instrumen evaluasi K-13 dari siklus I ke siklus II.Pada siklus II, terjadi perubahan yang lebih baik. di MI Maarif Nu 09, 0% berpredikat cukup, 94% berpredikat baik dan 6% sangat baik sedangkan di MI Muhammadiyah, 71% berpredikat baik dan 29% sangat baik. Namun masih ada yang mencapai 100% baik
LIFE SKILLS ORIENTATION IN MADRASAH CURRICULUM
This article intends to elaborate a charge include life skills opportunities in both madrasah curriculum of ibtidaiyah, tsanawiyah and aliyah. The approach used is the science of Islamic education. Some important concepts in Islam that allows it to be analyzed and used as the basis of life skills-based curriculum contained in QS. Al-Ghâsyiyah [88]: 17-20, QS. Fâthir [35]: 39, QS. Al-Jâtsiyah [45]: 12-13, QS. Al-A‟râf [7]: 56-85 and QS. Al-Hujurât [49]: 1, 13, 18. Ethical values (Rasul Muhammad) Islam that allows elaborating life skills is shiddiq, amanah, fathanah and tabligh. The fourth value is assumed to equip graduates of madrassas that he later had a number of personal, social, academic, vocational and soft. The fourth value is assumed to equip graduates of madrassas that he later had the skills. A number of core Islamic values should be in synergy with the age issues such as democracy, globalization, the mastery of science, technology and information (the environment)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS)
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sigi menunjukkan bahwa hasil belajar dan keaktifan siswa masih tergolong rendah, dan ketuntasan belajar secara klasikal masih dibawah 75%. Pembelajaran belum menumbuhkan karakter ilmiah siswa secara nyata. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan efektivitas pembelajaran IPA dengan pendekatan jelajah alam sekiter (JAS) terhadap hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di SMP Negeri 1 Sigi. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam tiga siklus. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Ketuntasan belajar klasikal kelas VII-A sebagai kelas eksperimen sebesar 86,14% sedangkan kelas VII-C sebagai kelas kontrol 70,40%. Ketuntasan belajar perorangan pada kelas eksperimen mencapai 92,86%, sedangkan kelas kontrol sebesar 33,33%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA berpendekatan JAS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkunganny
Pengaruh Fasilitas Belajar dan Intensitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2) Untuk mengetahui pengaruh intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Surakarta; 3) Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar dan intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa akuntansi angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2008 universitas muhammadiyah surakarta. Sampel diambil sebanyak 123 mahasiswa. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Angket sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji F, uji t, uji R2, dan sumbangan relatif dan efektif.
Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y = 1,154+ 0,016X1 + 0,019X2. Persamaan menunjukkan bahwa hasil prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh fasilitas belajar dan intensitas belajar. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) Ada pengaruh yang signifikan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP UMS angkatan 2008. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,200 > 1,980 dan nilai signifikansi ttabel, yaitu 4,652 > 1,980 dan nilai signifikansi Ftabel, yaitu 21,177 > 3,072 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Dengan koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,261. 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,261 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara fasilitas belajar dan intensitas belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah sebesar 26,1% sedangkan 73,9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
Kepemimpinan Pesantren
This study examines the leadership of the Kiai at the Hidayatul Insan Islamic Boarding School, Fii Ta'Limiddin, Palangka Raya City with the formulation of the nature of pesantren leadership and how to integrate Islamic boarding school culture and Dayak culture in the Hidayataul Insan Islamic Boarding School, Palangka Raya City. The research was conducted using a phenomenological approach through interviews, observation, and documentation techniques. Data analysis was carried out through three activity streams. The results showed that the leadership of the pesantren is a leadership phenomenon that tends to be autocracy in which the highest power and authority is in the hands of the Kiai. Integrative leadership as a cooperative and democratic leadership model can be an alternative model of leadership, especially in the context of cultural integration in Islamic boarding school
Pengaruh Pembelajaran Daring Berbantuan Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dimoderasi Motivasi Belajar Siswa
This study is conducted with the aim of determining the effect of Zakat videos assisted online learning in encouraging class VI student learning to improve learning outcomes of Islamic religious education subjects. Experimental design is used in this study utilizing control and experimental groups.iencing parenting problems, 3) having children experiencing developmental delays, 4) willing to follow the training program. The subjects of this study are class VI children with a total of 30 people. Sampling technique used in this study uses non-probability sampling. The data is collected related to learning outcomes using observation and assessment sheets, while data collection related to student motivation uses questionnaires. The tests used in this study include instrument validity and reliability tests, classical assumption tests, homogeneity tests, and hypothesis testing using Two Way Anova parametric statistics. Distance learning assisted by video learning needs to be carried out continuously in order to improve student learning outcomes. So it would be better if distance learning assisted by learning videos moderated with student motivation was carried out massively and creative innovations were given to improve student learning outcomes to the maximum
Tantangan Kepemimpinan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
Era revolusi dibagi atas empat tahapan yaitu era revolusi 1.0 yang mana pekerjaan manusia dibantu oleh tenaga kuda, tenaga uap, tenaga angin, dan tenaga air. Selanjutnya, era revolusi 2.0 perusahaan adalah penggerak utama untuk merubah yang manual menjadi mekanik. Tahapan revolusi 3.0 dunia sudah dikuasai oleh teknologi digital, hingga berlanjut ke tahapan revolusi 4.0 yang mana peradaban manusia sudah dikuasai oleh dunia virtual atau yang lebih dikenal dengan internet of things. Industri 4.0 adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Services (IoT dan IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta proses lainnya. Menjadi pemimpin pendidikan di era revolusi 4.0 tentunya menjadi tantangan tersendiri. Ketidaksiapan mengahadapi perubahan zaman akan berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan. Sebuah lembaga pendidikan perlu adanya seorang pemimpin yang siap menghadapi tantangan di era sekarang untuk menahan tekanan-tekanan terhadap personilnya. Ada enam tantangan yang harus dihadapi pemimpin pendidikan di era revolusi industri 4.0, yaitu: (1) Penguasaan teknologi digital, (2) Menciptakan inovasi baru, (3) Meningkatkan kualifikasi, (4) Program sertifikasi, (5) Peningkatan kompetensi, dan (6) Pengembangan karir. Pemimpin pendidikan harus mampu menghadapi tantangan-tantangan tersebut
- …