27 research outputs found
PERUBAHAN BUNYI PADA BACAAN-BACAAN GHARIB DALAM ALQURAN MENURUT TINJAUAN FONOLOGI ARAB
As the language of the Qurâan, Arabic is not only owned by speakers of the Arab nation, but also belongs to all Muslims in the world. Then it should be better for all Muslims trying to learn and study the Qurâan since the early stage of their life. Many aspects of the qur'an have been examined and learned, But it is inexhaustible and out of date, even it is getting richer and always actual. Aspect of the recitation of al-qur'an or qiraah is one of the aspects which is rarely discussed. Most of the reciters recite Qurâan as what it is contained in the written manuscripts or rasm, though there are a lot of verses (ayah) that should be read differently with the original writing, such as imalah (inclination, bending the sound of a short vowel), tashil, isymam and etc. The phenomenon of gharib reading is paid less attention by reciters. Some changes of sound in gharib reading which are viewed from Tajweed have been oftenly studied, but in this article, writer wants to study those changes of sound from Arabic phonology (al-Ashwat) perspective. From the results, it revealed that, (1) based on the form of gharib reading in the holy Qurâan according to Imam Ashim narrated by Hafs that have undergone changes of sound are imalah, isymam, tashil, naql, badal, mad & qasr, the change of fathah or dlammah of dlad; (2) from the process, the changes of sound in gharib reading seen from Al-aswat study resulted by the presence of interaction between adjacent sounds either the sound of consonant or vowel; such as assimilation, direct or indirect assimilation, regressive or progressive assimilation, assimilation of way pronunciation and also metathesis; and (3) Some factors underlying the occurrence of changes in sound on these gharib reading are the principle of power efficiency (The Low Of Least Effort) , the ease theory, and also the balance theory
KESALAHAN KEBAHASAAN HASIL TERJEMAHAN TEKS BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA MAHASISWA STAIN PAMEKASAN PENGGUNA GOOGLE TRANSLATE
Meskipun sudah menjadi tugas siapa saja yang berkecimpung dalam bidang bahasa, kegiatan menterjemah bagi sebagian mahasiswa STAIN Pamekasan masih menjadi problema. Untuk menghindari kesulitan dalam menterjemah, internet dijadikan salah satu solusinya. Dengan adanya layanan google translate, yang kini bisa membantu menterjemahkan teks bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, maka tugas terjemahan bukan lagi dilakukan oleh manusia, tapi menjadi tugas mesin penerjemah. Namun mereka tidak pernah menyadari bahwa hasil terjemahan dari google translate merupakan pre-translation yang masih perlu direvisi. Hasil terjemahan dari mesin penerjemah ini perlu dikaji lebih jauh terutama untuk melihat kesalahan kebahasaan yang ada, baik dari aspek ortografi, morfologi, sintaksis dan semantik dengan menggunakan pisau analisis kesalahan berbahasa (error analysis)
KEMAMPUAN ARTIKULASI BUNYI BAHASA ARAB PADA ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus di SLB Negeri Sampang)
Human being using language through hearing by imitating language sound spoken by another people, but not all human beings born in a perfect condition. Some of them have weaknesses on their hearing which we called hearing impaired/ deaf. It is so because they lack and partly or totally loss their hearing ability because their hearing device does not work properly. The direct effect of hearing impaired/ deaf is the delaying verbal/ aural communication with other people, because we need a clear articulation or pronunciation to communicate with others so that the message can be well-delivered. As it has already known that there are some Arabic sounds that cannot be found in Indonesian, they are ŘŘ ŘŽŘ Ř˛ŘŘśŘŘľŘŘ°Ř Ř¸Ř ŘˇŘŘŘ´ therefore, as Moslems, the students with hearing impaired should not only be taught to pronounce clear indonesian sounds, but they also need to be trained to read al-Qurâan with the correct makharijul huruf. This study is trying to find out how well the students with hearing impaired pronounce Arabic sounds (both vowel and consonant) and also investigate the factors affecting the pronunciation. The result of the research is, (1) the majority of Arabic sound articulation pronounced by a student with hearing impaired (Lia) is not clear. Some of the consonants are زŘŘąŘ ŘłŘ Řľ, ŘšŘ Ř Â Â ŘŤŘ Ř°Ř Ř¸, Ů, ŮŘ ŘşŘ ŘŽ, Ů.. While in the vowel sound, it majority happenned in the short vowel sound I (kasrah), long vowel (mad), Harakat sukun and tasydid, while (2) some causing factors of the above problems are distortion, nasality (unclear sound production), and general and plural dyslalia
IMPLIKASI AMBIGUITAS TEKS-TEKS AL-QUR`AN DALAM ISTINBĂTH HUKUM ISLAM
Bahasa Arab dan al-Qur`an merupakan dua pokok kajian yangtidak bisa terpisahkan. Jika kita mengaji teks-teks Al-Qur`an,mau tidak mau kita akan juga berhadapan dengan bahasa Arabsebagai bahasa al-Qur`an. Bahasa Arab dengan berbagai macamkeunikan yang menjadi ciri khasnya merupakan Allah satufaktor kemuâjizatan al-Qur`an. Bentuk-bentuk mufradat yangmemiliki variasi makna, uslĂťb, dan gaya bahasanya yangberbeda dibandingkan dengan seluruh bahasa yang ada didunia merupakan keistimewaan tersendiri yang dimilikinya.Sebagai kitab suci bagi umat Muslim, tak pelak al-Qur`an selalumenjadi bahan kajian bagi umatnya, dalam mana dilakukandengan cara mentransfer bahasa Arab ke dalam beragam bahasalainnya dengan berbagai macam metode. Dalam kaitan ini,seorang penerjemah akan berhadapan dengan berbagai macamkeunikan yang dimiliki bahasa Arab, di antaranya banyaknyateks-teks yang âbersayapâatau dalam kajian semantik disebutdengan teks-teks yang ambigu. Karenanya, pemahaman yangkomprehensif tentang konsep ambiguitas merupakan modalutama dalam menerjemah teks-teks al-Qur`an sebagai dasardalam melakukan istinbâth hukum
NELONI, MITONI ATAU TINGKEBAN: (Perpaduan antara Tradisi Jawa dan Ritualitas Masyarakat Muslim)
Abstrak:Tidak ada orang tua khususnya ibu yang mendambakan lahirnya generasi yang unggul dari dalam rahimnya. Karena itu proses kehamilan sampai melahirkan menjadi suatu proses yang sangat mereka perhatikan dalam rangka mewujudkan keinginan mereka tersebut. Bahkan segala bentuk rangkaian upacara telah mereka siapkan sejak dini. Namun terkadang harapan tersebut akan berbuah dosa jika mereka tidak sanggup memilah dan memilih mana yang bersandarkan al-Qurâân dan HadĂŽtsKata Kunci:tingkeban, walĂŽmat al-haml, budaya dan IslamAbstract:No parents, especially mothers who longed for the birth of the generations that excels in her womb. Therefore the processof pregnancy until delivery into a process that is they notice in order to realize their desires are. In fact, any form of a series of ceremonies have been prepared by them early on. But sometimes these expectations will be sin, if they are not able to choose which one based on al-Quran and HadĂŽth.Key words:tingkeban, walĂŽmat al-haml, culture, and Islâ
ANALISIS BAHASA SMS MAHASISWA STAIN PAMEKASAN TERHADAP DOSEN MENURUT PRINSIP KESANTUNAN LEECH
Manusia adalah makhluk sosial. Karena itu ketika berkomunikasi pun harus mengindahkannilai-nilai sosial yang ada. Namun, dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat, komunikasi lisan kini beralih menggunakan SMS dengan dalih lebih cepat dan hemat. Akan tetapi dengan alasan menghemat karakter dan tentu saja pulsa, banyak para pengguna ponsel menggunakan bentuk-bentuk dan gaya yang kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi menggunakan SMS. Terutama ketika berkomunikasi dengan lawan tutur yyang memiliki tingkat sosial lebih tinggi, seperti antara mahasiswa dan dosen. Artikel ini merupakan hasil penelitian yang ingin mengungkap sejauhmana bentuk dan gaya SMS mahasiswa STAIN Pamekasan terhadap dosennya ditinjau dari prinsip kesantunannya Leech
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA A. FUADI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap kesantunan berbahasa dalam novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan jenis penelitian kepustakaan. Data dalam penelitian ini adalah catatan dokumentasi wujud pematuhan, pelanggaran prinsip kesantunan, dan skala kesantunan. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Ranah 3 Warna Karya A. Fuadi. Teknik pengumpulan data dengan metode simak dan teknik catat. Analisis data dengan teknik deskriptif analisis. Tahapan dalam penelitian ini meliputi membaca dan memahami percakapan antar tokoh, mengidentifikasi data kesantunan berbahasa, menandai percakapan antar tokoh, mengklasifikasi data, dan mendeskripsi data kesantunan.  Hasil penelitian ini adalah wujud pematuhan prinsip kesantunan berbahasa yang meliputi maksim kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, pemufakatan, dan kesimpatian. Wujud pelanggaran prinsip kesantunan barbahasa yang meliputi maksim kebijaksanaan, kedermawanan, pengharhgaan, kesederhanaan, pemufakatan, dan kesimpatian. Skala kesantunan Leech dalam novel tersebut meliputi skala kerugian dan keuntungan, skala pilihan, skala ketidak langsungan, skala keotoritasan dan skala jarak sosial
TahlĂŽlu al-Adab al-LughawĂŽ LadĂŁ al-DĂŁâi bi MĂŁdĂťrĂŁ Wafqa li al-DirĂŁsah al-BaraghmĂŁtiyyah wa al-QurĂŁn
The study of politeness in the language is very important to do for a dai in terms of pragmatics and the Koran. The utterance in multicultural propaganda, as conveyed by the dai in Madura, shows the politeness of language as proclaimed by Pranowo in pragmatics and also according to the Qur'anic point of view. The research data were in the preacher form of speech from Madura during the lecture. The data source is several recorded lectures by KH. Musleh Adnan and Nyai Hj. Mufarrohah on YouTube. The data collection techniques were free listening, observation of speech and note-taking techniques. Data were analyzed by critical descriptive. The results revealed that: (1) The existence of politeness in the pragmatics of language that includes a sense of taste, adu rasa, empan papan, humble, respectful, tepa selira, and the use of diction "apologize", "thank you", and greetings. Although impoliteness of language was also found in the speech which shows an attitude of self-praise; (2) The form of politeness in the language of the Koran which includes: qaulan karima, qaulan marufa, qaulan layyina, qaulan baligha, qaulan maysura, qaulan sadida dan qaulan tsaqila
Menerjemah Teks Ambigu Dalam Al-Qurâân (Sebuah Upaya Memahami Konsep Ambiguitas dalam Istinbâth Hukum)
Bahasa Arab dan al-Qurâân merupakan dua pokok kajian yang tidak bisa terpisahkan. Jika kita mengaji teks-teks Al-Qurâân, mau tidak mau kita akan juga berhadapan dengan bahasa Arab sebagai bahasa al-Qurâân. Bahasa Arab dengan berbagai macam keunikan yang menjadi ciri khasnya merupakan sAllâh satu faktor kemuâjizatan al-Qurâân. Bentuk-bentuk mufradat yang memiliki variasi makna, uslĂťb, dan gaya bahasanya yang berbeda dibandingkan dengan seluruh bahasa yang ada di dunia merupakan keistimewaan tersendiri yang dimilikinya. Sebagai kitab suci bagi umat Muslim, tak pelak al-Qurâân selalu menjadi bahan kajian bagi umatnya, dalam mana dilakukan dengan cara mentransfer bahasa Arab ke dalam beragam bahasa lainnya dengan berbagai macam metode. Dalam kaitan ini, seorang penerjemah akan berhadapan dengan berbagai macam keunikan yang dimiliki bahasa Arab, di antaranya banyaknya teks-teks yang âbersayapâatau dalam kajian semantik disebut dengan teks-teks yang ambigu. Karenanya, pemahaman yang komprehensif tentang konsep ambiguitas merupakan modal utama dalam menerjemah teks-teks al-Qurâân sebagai dasar  dalam melakukan istinbâth hukum.Bahasa Arab dan al-Qurâân merupakan dua pokok kajian yang tidak bisa terpisahkan. Jika kita mengaji teks-teks Al-Qurâân, mau tidak mau kita akan juga berhadapan dengan bahasa Arab sebagai bahasa al-Qurâân. Bahasa Arab dengan berbagai macam keunikan yang menjadi ciri khasnya merupakan sAllâh satu faktor kemuâjizatan al-Qurâân. Bentuk-bentuk mufradat yang memiliki variasi makna, uslĂťb, dan gaya bahasanya yang berbeda dibandingkan dengan seluruh bahasa yang ada di dunia merupakan keistimewaan tersendiri yang dimilikinya. Sebagai kitab suci bagi umat Muslim, tak pelak al-Qurâân selalu menjadi bahan kajian bagi umatnya, dalam mana dilakukan dengan cara mentransfer bahasa Arab ke dalam beragam bahasa lainnya dengan berbagai macam metode. Dalam kaitan ini, seorang penerjemah akan berhadapan dengan berbagai macam keunikan yang dimiliki bahasa Arab, di antaranya banyaknya teks-teks yang âbersayapâatau dalam kajian semantik disebut dengan teks-teks yang ambigu. Karenanya, pemahaman yang komprehensif tentang konsep ambiguitas merupakan modal utama dalam menerjemah teks-teks al-Qurâân sebagai dasar  dalam melakukan istinbâth hukum
BAHASA DAN GENDER: ANTARA DOMINASI DAN SUBORDINASI (Sebuah Kajian Sosiolinguistik)
Wacana tentang gender terkait dengan isu adanya dominasi laki-laki terhadap perempuan dalam aspek kehidupan sosial budaya adalah fenomena biasa, wajar sekaligus membumi. Namun, bagaimana bahasa sebagai salah satu media komunikasi dan sosialisasi dalam masyarakat dapat menunjukkan status sosial seseorang dan mempertegas diskriminasi tersebut. Tulisan ini mencoba mengupas perbedaan gender yang memuat isu adanya kekuasaan lakilaki terhadap perempuan dalam kajian sosiolinguistik