115 research outputs found
Bibliometric Analysis of Community Acceptance towards Reusable Diapers
This research aims to elucidate the development of studies on public acceptance of reusable diapers and their relevance. A quantitative descriptive approach and bibliometric analysis were employed to achieve this objective. Data were collected from Semantic Scholar, Crossref, and Google Scholar. The collected articles were subsequently processed and analyzed using VOSviewer. The research results reveal that four primary topics are pertinent to society's acceptance of reusable diapers: societal behavior and acceptance of disposable diapers and measures to address diaper rash; causes of diaper rash in newborns and the severity index of dermatitis; prevention of diaper rash in infants through personal hygiene practices; and the risks associated with diaper use in toddlers. The transition from disposable to reusable diapers is crucial due to its significant environmental and health benefits, particularly in reducing the incidence of diaper rash. The study implies further research on mothers' acceptance of reusable diapers in Indonesia, encompassing knowledge, attitudes, and behaviors
Policy and Evaluation of Industrial And Trade Road Performance in Sidoarjo, East Java Province
The purpose of this study was to discuss the suitability of the industrial and trade road in Sidoarjo with the Decree of the Minister of Industry and Trade Number 50/1997 on Technical Standards of Industrial Zone and to analyze the industrial and trade road performance in Sidoarjo. This descriptive quantitative research involved 4 districts in Sidoarjo. The results showed that 62% of the industrial and trade road in Sidoarjo are not in accordance with the
Decree of the Minister of Industry and Trade Number 50/1997 concerning the technical standards of the industrial area. It means that 62% of the industrial and trade road performance in Sidoarjo has a pavement that is less than 7 meters. The level of service at rush hours in the
industrial and trade road performance that has not been appropriate have bad level of service(F), whereas industrial and trade road performance that has been appropriate has excellent (A) level of service. It shows that if the industrial and trade road performance is appropriate with the technical standards of the industrial area, the transportation can run well
Model Price Of Non-Conformance (PONC) Untuk Penciptaan Quality Improvement Performance Layanan Administrasi Kependudukan Di Jawa Timur
Penelitian ini bertujuan memaparkan quality improvement performance dalam pelayanan administrasi kependudukan yang ada di wilayah Jawa Timur dan format prince of non-conformance dalam pelayanan administrasi kependudukan. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian dengan responden sebanyak 600 orang. Setelah data tekumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis Indeks Kepuasan Masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) kepuasan masyarakat Jawa Timur tentang Layanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga termsuk dalam kategori baik dengan nilai B b(73,73); Layanan Akta Lahir memiliki kategori baik dengan nilai B (70,892). 2), Nilai tersebut belum maksimal karena masih terdapat kesenjangan/gap dalam pelayan prima yang belum diwujudkan, yaitu gap kualitas pelayanan. 3) Price of Non-Conformance (PONC) dalam mendukung kinerja layanan adminduk yang berkualitas masih sangat rendah, yaitu 41,08%. Format PONC yang ada selama ini hanya berupa kotak surat. Untuk pengaduan di media maupun lewat Pusat Pengaduan & Pelayanan Masyarakat masih belum ada sama sekali.
Kata kunci : quality improvement performance, Price of Non-Conformance, dan Layanan admindu
CITY BRANDING MELALUI MEDIA TIKTOK DI PROVINSI JAWA TIMUR
City branding adalah aktivitas pemasaran yang dilakukan institusi untuk memperkenalkan identitas kota kepada masyarakat agar lebih mudah diingat dan populer. Media yang dapat digunakan untuk mempopulerkan identitas kota salah satunya adalah TikTok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh media TikTok, motivasi penggunaan media sosial, dan user generated content (UGC) terhadap city branding kabupaten/kota di Jawa Timur. Konsep dasar yang digunakan adalah teori media sosial TikTok dari Kaplan & Haenlein, teori motivasi penggunaan media dari Mc Quail, dan teori City branding Hexagon dari Simon Anholt. Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa media TikTok, motivasi penggunaan media sosial, dan UGC berpengaruh secara simultan, partial, dan positif terhadap city branding kabupaten/kota di Jawa Timur. Penelitian kuantitatif eksplanatif ini menggunakan sampel sejumlah 207 pengguna aplikasi TikTok sebagai responden di Jawa Timur. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi city branding kabupaten/kota di Jawa Timur adalah kualitas media TikTok sebagai media promosi, motivasi penggunaan medsos, dan UGC. Pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap city branding yaitu 23 persen dan sisanya 77 persen dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimodelkan oleh penelitian ini. Kebaruan penelitian ini adalah media sosial menjadi determinasi dan efektif sebagai media komunikasi marketing city branding kabupaten/kota yang memiliki potensi pariwisata
MAKNA METODOLOGI DALAM PENELITIAN
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan oleh peneliti pemula dalam memahami makna penting metodologi penelitian. Yaitu landasan filosofis, operasional, dan konsep penelitian. Secara filosofis, metodologi penelitian dapat digunakan untuk memahami secara mendasar dua kutub tradisi yang saling “berseberangan” dan kaku yaitu kuatitatif dan kualitatif. Secara operasional, ia dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan penelitian agar tidak terjadi kerancuan metodologis. Dan yang paling penting adalah pemahaman tentang konsep penelitian itu sendiri. Pendefinisian penelitian sebagai pengumpulan data dapat memberikan pemahaman kepada peneliti bahwa yang kuantitatif dan yang kualitatif itu sebenarnya adalah datanya. Sifat data itulah yang kemudian dapat menentukan cara seorang peneliti untuk mendapatkannya. Tulisan ini berupaya untuk mencabarkan bagaimanakah pentingnya metodologi dalam penelitian terhadap fenomena untuk mencari kebenaran ilmu pengetahuan
Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika
Science is essentially neutral. The neutrality of science depends on man. Ontologically and axiologically, it is man who determines and gives judgments about good and bad. Einstein says that science without religion is blind, and religion without knowledge is paralyzed. For that, in the axiological side, science must make a more useful contribution to human life. This paper explain how axiology as one of the main pillars of philosophy reveals issues of value, ethics, morals, and aesthetics
KRITIK ATAS PERAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KRISIS
Ketika krisis melanda beberapa perusahaan akhir-akhir ini, peran public relations dalam menjalankan two way trafic communication dengan stakeholder baik secara internal maupun eksternal menjadi lebih penting dan strategis. Tujuannya adalah menciptakan mutual understanding dan saling men-support implementasi kebijakan yang telah digariskan serta meningkatkan pencitraan yang positif. Posisi dialektik yang harus dihadapi public relations sebagai kunci dan juru bicara organisasi adalah memberikan informasi yang benar, tepat, dan akurat. Dalam membangun trust, kredibilitas, dan citra organisasi; public relations officer tidak dibenarkan menutup-nutupi konflik, permasalahan yang muncul, dan bahkan krisis yang sebenarnya terjadi. Apalagi megelabuhi publik dengan berbagai macam dalih. Prinsip yang harus menjadi pedoman adalah keterbukaan, kejujuran, etika, dan moral
CITY BRANDING MELALUI MEDIA TIKTOK DI PROVINSI JAWA TIMUR
City branding adalah aktivitas pemasaran yang dilakukan institusi untuk memperkenalkan
identitas kota kepada masyarakat agar lebih mudah diingat dan populer. Media yang dapat
digunakan untuk mempopulerkan identitas kota salah satunya adalah TikTok. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh media TikTok, motivasi penggunaan
media sosial, dan user generated content (UGC) terhadap city branding kabupaten/kota di Jawa
Timur. Konsep dasar yang digunakan adalah teori media sosial TikTok dari Kaplan & Haenlein,
teori motivasi penggunaan media dari Mc Quail, dan teori City branding Hexagon dari Simon
Anholt. Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa media TikTok, motivasi penggunaan media
sosial, dan UGC berpengaruh secara simultan, partial, dan positif terhadap city branding
kabupaten/kota di Jawa Timur. Penelitian kuantitatif eksplanatif ini menggunakan sampel
sejumlah 207 pengguna aplikasi TikTok sebagai responden di Jawa Timur. Hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi city branding kabupaten/kota di
Jawa Timur adalah kualitas media TikTok sebagai media promosi, motivasi penggunaan medsos,
dan UGC. Pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap city branding yaitu 23 persen dan sisanya 77
persen dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimodelkan oleh penelitian ini. Kebaruan penelitian
ini adalah media sosial menjadi determinasi dan efektif sebagai media komunikasi marketing
city branding kabupaten/kota yang memiliki potensi pariwisata
Perspektif Kepariwisataan Kabupaten Sidoarjo
Peningkatan jumlah kunjungan wisata Kabupaten Sidoarjo sebesar 101% pada tahun 2010 merupakan indikator besarnya poteni pariwisata di Sidoarjo. Sayangnya potensi yang menjadi kekuatan sekaligus peluang dala pengembangan pariwisata di Sidoarjo masih belum digarap seara serius oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Menimbang pentingnya sektor pariwisata bagi akselerasi pertumbuhan perekonomian daerah Sidoarjo, dirasa penting untuk melakukan kajian terhadap Perspektif Kepariwisataan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei terhadap 214 orang sampel wisatawan. Data penelitian dianalisis menggunakan tiga teknik yaitu deskriptif, importnce-performance analysis (IPA), dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pengembangan diantaranya adalah, pertama, belum optimalnya implementasi saptapesona yang menjadi ikon kepariwisataan serta kepentingan wisatawan seperti keamanan, ketertiban, kebersihan kenyamanan, keindahan, keramahtamahan, serta kenangan atau keunikan. Kedua, kurang seriusnya dan kurangnya perhatian pemerintah Kabupaten Sidoarjo terhadap pengembangan wisata yang ada masih bersifat parsial dan tidak berkesinambungan. Ketiga, kurang adanya koordinasi diantara SKPD Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang ada bersama stakeholder dalam mengoptimalkan potensi pariwisata di Sidoarjo secara lebih baik, utamanya masalah moda transportasi ke ODTW, infrastruktur yang terkait utilitas seperti penerangan, listrik persediaan air mibnum, sistem irigasi, akses jalan ke arah likasi. Keempat, kurangnya promosi secara terinttegratif serta pencitraan ODTW melalui berbagai media cetak dan elektronik. Kelima, kurangnya kerjasama dengan agen wisata serta lembaga pendidikan di wilayah Kabupaten Sidoarjo untuk menggalakkan wisata pendidikan bagi siswa usia dini dan menengah.
Konsep pengembangan Pariwisata di Sidoarjo dapat dilakukan dengan 1) menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan perekonomian masyarakat sekitar, 2) optimalisasi kerjasama dan koordinasi dengan instansi pemerintah lainnya maupun stakeholder, 3) pemasaran pada Produk Pariwisata
- …