3 research outputs found
INTEGRASI TATA GUNA LAHAN PADA KAWASAN WATERFRONT DEVELOPMENT Studi Kasus: Kanal Banjir Barat Semarang
Kawasan waterfront merupakan suatu kawasan dinamis yang memiliki kontak fisik dan visual dengan air laut, sungai, danau dan badan air lainnya. Kawasan ini memiliki potensi tersendiri untuk dikembangkan melalui suatu waterfront development. Namun suatu kawasan tidak dapat dengan begitu saja diubah menjadi suatu kawasan waterfront yang berhasil. Diperlukan suatu upaya untuk menciptakan kawasan watefront yang yang hidup dan ramai. Mengembalikan suatu tepi perairan bukanlah suatu hal yang mudah dan biasanya melibatkan berbagai masalah, salah satunya adalah masalah tata guna lahan. Tata guna lahan harus direncanakan secara terintegrasi karena rencana tata guna lahan akan memberikan dasar dalam penentuan fungsi yang tepat untuk wilayah tertentu. Dengan fungsi yang tepat akan turut berpengaruh dalam keberhasilan suatu waterfront development.
Sebagai salah satu sungai terbesar di Semarang, Kanal Banjir Barat dikembangkan menjadi kawasan waterfront yang diberi nama “Semarang New Waterfront” Kawasan ini direncanakan dengan fungsi recreational and historical waterfront. Untuk fungsi rekreasi sudah cukup terpenuhi, namun sayangnya masih terdapat berbagai kekurangan, salah satunya belum ditunjang oleh fasilitas yang memadai. Kurang beragamnya aktivitas yang tercipta serta tidak adanya karakter yang khas juga mempengaruhi minat pengunjung untuk datang. Sedangkan untuk fungsi sejarah belum mampu tercipta. Beragam masalah tersebut diyakini memberi pengaruh terhadap keberhasilan kawasan ini. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan “Semarang New Waterfront” development. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Rasionalistik dengan pengumpulan data berupa studi literatur, kuesioner dan observasi lapangan. Sedangkan metode analisis data yang digunakan berupa analisis statistik dengan uji regresi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap Semarang New waterfront development sebesar 42,4%
PERSEPSI INTEGRASI TATA GUNA LAHAN PADA KAWASAN WATERFRONT DEVELOPMENT (Studi Kasus: Kanal Banjir Barat Semarang)
Kawasan waterfront merupakan suatu kawasan dinamis yang memiliki kontak fisik dan visual dengan air laut, sungai, danau, dan badan air lainnya. Kawasan ini memiliki potensi tersendiri untuk dikembangkan melalui suatu waterfront development. Sebagai salah satu kanal besar di Semarang, Kanal Banjir Barat dikembangkan menjadi kawasan waterfront yang diberi nama “Semarang New Waterfront” Kawasan ini direncanakan dengan fungsi recreational and historical waterfront. Untuk fungsi rekreasi sudah cukup terpenuhi, namun sayangnya masih terdapat berbagai kekurangan, salah satunya belum ditunjang oleh fasilitas yang memadai. Kurang beragamnya aktivitas yang tercipta serta tidak adanya karakter yang khas juga mempengaruhi minat pengunjung untuk datang. Sedangkan untuk fungsi sejarah belum mampu tercipta. Beragam masalah tersebut diyakini memberi pengaruh terhadap keberhasilan kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan “Semarang New Waterfront” development. Metode kuantitatif rasionalistik digunakan dengan pengumpulan data melalui studi literatur, kuesioner, dan observasi lapangan. Analisis data menggunakan analisis statistik dengan uji regresi menggunakan SPSS 21.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh integrasi tata guna lahan terhadap keberhasilan Semarang New Waterfront development sebesar 42,4%.[Perception of Integrated Land Use in The Area Waterfront Development (Case Study: West Flood Canal Semarang)] A dynamic area which has physical and visual contact with sea, river, lake, and other water’s bodies is called waterfront. This area has a potency to be developed through waterfront development. As one of big canals in Semarang, West Floodway was developed as a waterfront called “Semarang New Waterfront”. It was planned with the function of recreational and historical waterfront. This area can fulfill the recreational function, but unfortunately there are still some shortages, such as the amount of amenities. The lack of the diversity of activities and unique character also influence people interest to come. Meanwhile, the historical function also can’t be sensed yet. Those problems are believed give impact to the success of this waterfront. This research aims to know the influence of land use integration to the success of “Semarang New Waterfront” development. A quantitative rationalistic method is used with data collection by literature study, questionnaires, and field observations. While the method of data analysis use statistical analysis by regression test using SPSS 21.0 for windows. This research shows that there is influence of land use integration to the success of "Semarang New Waterfront" development as amount as 42.4%. </p
Penataan Kawasan Kanal Banjir Barat Semarang
Sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sisi utara, Kota Semarang memiliki banyak daerah yang berbatasan langsung dengan perairan, salah satunya adalah sungai dan kanal. Daerah yang berbatasan langsung dengan perairan biasa disebut sebagai waterfront.Kawasan waterfrontmemiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan kawasan biasa yang dapat dikembangkan menjadi suatu potensi yang bermanfaat.
Sungai Kanal Banjir Barat merupakan saluran utama drainase kota Semarang. Sungai ini bersama dengan Kanal Banjir Timur dibangun dengan tujuan mengatasi banjir yang terjadi di Semarang.Selain itu kanal ini memiliki kelebihan yakni berhubungan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara serta memiliki pemandangan indah Gunung Ungaran di sisi selatan.Mengingat vitalnya peran yang dimiliki, Pemkot Semarang berkerja sama dengan JICA melakukan normalisasi Kanal Banjir Barat. Selain normalisasi badan sungai, Pemkot juga menyusun rencana pengembangan kawasan bantaran sungai ini dengan konsep waterfront city.
Sayangnya kondisi lingkungan di kawasan sekitar Kanal Banjir Barat belum mampu mendukung penerapan konsep waterfront.Saat ini masih terdapat banyak bangunan liar serta belum terdapat kegiatan yang berorientasi kearah waterfront city.Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan penataan kawasan Kanal Banjir Barat dengan penekanan desain waterfront citysehingga dapat tercipta kawasan tepi sungai yang hidup dan bermanfaat bagi semua orang.
Metode yang digunakan penulis adalah denganmencari literatur mengenai konsep waterfront city.Setelah didapatkan pemahaman mengenai konseop waterfront city, kemudian penulis melakukan observasi langsung di lapangan guna menentukan permasalahan yang ada. Selain itu juga dilakukan studi banding langsung ke Sungai Kali Mas di Surabaya serta studi banding melalui internet tentang Singapore River untuk dijadikan referensi dalam perancangan penataan kawasan Kanal Banjir Barat Semarang. Dari hasil pemahaman teori serta hasil studi banding, penulis melakukan analisa guna mencari solusi akan permasalahan yang ada hingga kemudian tercipta rancangan penataan kawasan Kanal Banjir Barat dengan penekanan desain waterfront city