18 research outputs found
Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Berkelanjutan
Pertanian terlanjutkan masih merupakan konsep yang terus diperdebatkan selama belum ada kriteria yang baku sesuai dengan dinamika pembangunan pertanian. Telah banyak studi dilakukan tetapi masih terbatas pada evaluasi kegiatan pertanian yang sedang berjalan. Pertanyaan yang kemudian sering muncul, apakah pertanian yang padat modal dan sarana produksi sarat dengan bahan baku impor dapat terlanjutkan? Pendekatan sistem USAha pertanian, kemudian dipercaya dapat mendorong keberlanjutan pembangunan pertanian. Sehubungan dengan pendekatan tersebut, berbagai pengkajian tentang sistem USAha pertanian komoditas telah di lakukan sejak tahun 1995. Namun hasil dari pengkajian tersebut sangat beragam yang terkait dengan berbagai aspek seperti : (1) Skala ekonomi, (2) Teknologi yang tepat guna dan sesuai dengan sasaran pengkajian, (3) karakteristik suatu SUP, (4) Kriteria keberhasilan dan (5) manajemen pengembangan SUP. Tulisan ini mencoba mengajukan konsep tentang pendekatan SUP dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan
Rural Amenities Values Of Multi-functional Roles Of Agricultural Development
Peranan sektor pertanian sangatlah luas, tidak hanya menghasilkan private goodtetapi juga public good murni dan quasi public good. Keindahan bendungan Ciratadan Jatiluhur sebagai salah satu objek wisat agro di Jawa Barat dapat dikelompokkanke dalam quasi-public good, dimana sesorang dapat dikecualikan bila ia tidakmemenuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. Pengunjung dapatmenikmati keindahan kedua bendungan tersebut bila mereka membayar sejumlahuang sebagai imbalan seperti tiket masuk untuk rekreasi. Travel Cost Method (TCM)telah digunakan untuk nilai ekonomi dari aminitas pedesaan yang disediakan olehbendungan Cirata dan Jatiluhur serta faktor-faktor yang mempengaruhi jumlahpengunjung kedua bendungan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwabendungan Jatiluhur secara nyata mampu menarik jumlah pengunjug lebih besardibandingkan dengan bendungan Cirata. Pengunjung Jatiluhur sebagian besartermasuk masyarakat dari klas pendapatan menengah ke atas, sebaliknya Ciratadikunjungi oleh klas menengah ke bawah. Jumlah anggota pengunjung dalam satukelompok, umur serta jenis pekerjaan kepala rombongan merupakan faktor-faktorpenentu variabilitas ongkos perjalanan. Sedangkan jumlah pengunjung secarakelompok sangat ditentukan oleh pendapatan ketua rombongan dan jarak dari tempatasal ke bendungan
Penerapan Indeks Gini untuk Mengindentifikasi Tingkat Pemerataan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan di Wilayah Jawa dan Bali
Gini Index application to identify rural income and expenditure distributions in Java and BaliAreas. Rural household welfare can be approached by evaluating income ad expenditure levelboth for total and capita level. In the mean time, income structure reflects activity distributionas sources of income gained by the households. Income distribution level can be identified byapplying Gini Index. This study was conducted in various agro-ecosystems in Java and Bali.This paper discusses about income and expenditure structures of those rural households at thementioned agro-ecosystems. This study results was expected to be useful for research andassessment (R&A) in those areas mainly in evaluating outcome and impact of the R&A inthose respective agro-ecosystems