157 research outputs found
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol 70% Biji Coklat (Theobroma cacao L.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) Pada Mencit (Mus musculus)
Background: Cocoa bean (Theobroma cacao L.) contains flavonoid compounds. Flavonoids can prevent oxidation of LDL cholesterol, inhibit platelet activation and inhibit clot forming which lead to HDL level increase.
Objective: To determine the effectiveness of 70% ethanolic extract of cocoa bean (Theobroma cacao L.) on decreasing HDL cholesterol level in mice (Mus musculus).
Methods: This research is a laboratory experimental with pre and post test control group design. The subjects were 25 male mice Swiss Webster strain Mus musculus aged 2-3 months, weight 20-30 grams induced with hypercholesterolemic foods and PTU for 7 days. Subjects were divided into 5 groups: negative control group, positive control group (simvastatin 0,0364 mg/20grBW), treatment group 1 (0,196mg/20grBW), treatment group 2 (0,392mg/20grBW), treatment group 3 (combination of cocoa bean extract at dose of 0,392mg/20grBW and simvastatin 0,0182mg/20grBW). Measurements of HDL cholesterol were performed on day 7, day 14, and day 28. Data were analyzed using paired t test and one-way ANOVA followed by post hoc LSD test.
Results: The result of one-way ANOVA statistic test, we find that p=0,000 (p<0,05) which shows the significant difference of HDL levels in mice between groups. The results of post hoc LSD test between negative control with treatment 1 p= 0,015, negative control with treatment 2 p= 0,000, negative control with treatment 3 p= 0,000. The results of post hoc LSD test showed p<0,05 which determine significant differences among each group with the negative control group.
Conclusion: Cocoa bean (Theobroma cacao L.) extract can increase the HDL level of mice (Mus musculus) with doses I (0,196mg/20grBW), II (0,392mg/20grBW) and combination of cocoa bean extract (Theobroma cacao L.) at dose of 0,392mg/20grBW with simvastatin 0,0182mg/20grBW
Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Jamblang (Syzygium cumini) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus)yang Diinduksi Aloksan
Latar Belakang : Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Diabetes melitus adalah salah satu di
antara penyakit yang tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa
datang. World Health Organization (WHO) membuat perkiraan bahwa pada
tahun 2025 jumlah pengidap diabetes melitus di atas umur 20 tahun berjumlah
300 juta orang. Obat-obatan herbal menjanjikan pilihan atas obat-obatan sintesis
modern dan menunjukan minimal sehingga dianggap aman. Salah satu tanaman
obat untuk diabetes melitus, yaitu kulit batang jamblang (Syzygium cumini).
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak
etanol 70% kulit batang jamblang (Syzygium cumini) dalam menurunkan kadar
glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan dan
membandingkan efektifitasnya dengan glibenklamid.
Metode Penelitian : Penelitian eksperimental pre and posttest controlled group
design menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar dengan usia ± 3
bulan dan berat badan ± 200 g, dibagi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif
(aquadest), kontrol positif (glibenklamid 0,126 mg/ 200 g BB), ekstrak etanol
70% kulit batang jamblang dosis 1 (10 g/ 200 g BB), dosis 2 (20 g/ 200 g BB),
dan dosis 3 (40 g/ 200 g BB). Data hasil penelitian dianalisis dengan uji Kruskal-
Wallis dan uji Mann-Whitney.
Hasil Penelitian : Hasil analisa menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam
menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai p=0,009 (p<0,05).
Simpulan Penelitian : Simpulan penelitian ini adalah pengaruh ekstrak etanol
70% kulit batang jamblang (Syzygium cumini) mempunyai efek penurunan kadar
glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan, namun
efektifitasnya lebih rendah dari glibenklamid
Uji Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Buah Terung Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Penurunan Kolesterol Total dan Trigliserida dalam Serum Darah Tikus Putih Jantan Wistar Rattus norvegicus
Latar Belakang: Masyarakat yang memiliki pola hidup kurang baik seperti sering mengkonsumsi makanan yang relatif tinggi lemak serta kurang beraktivitas (olahraga) sering mengalami penyakit degeneratif. Terung ungu merupakan buah
yang kaya antioksidan dan fitonutrien seperti caffeic, chlorogenic acid, flavonoid nasunin. Zat kimia pada terung ungu yang berperan pada penurunan kadar kolesterol darah adalah flavonoid nasunin. Mekanisme kerjanya adalah
merangsang pengeluaran cairan empedu dan menurunkan reabsorpsi di mukosa usus sehingga kolesterol akan terbawa keluar bersama cairan empedu dan akhirnya dibuang bersama feses. Tujuan Penelitian: Mengetahui adakah pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu (Solanum melongena L.) terhadap kadar kolesterol total dan
trigliserida darah pada tikus putih jantan wistar. Metode Penelitian: Menggunakan metode eksperimental laboratorik, dengan rancangan penelitian pre and post test with control group design. Subjek penelitian 25 ekor tikus putih jantan, strain Wistar, berat badan ± 200 gram, berumur ± 2 bulan. Tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok dengan teknik
purposive random sampling. Semua kelompok diberi makanan diet tinggi kolesterol. Kelompok I diberikan aquades, kelompok II ditambah simvastatin 0,72 mg/200 gram BB/hari, kelompok III, IV, dan V ditambah ekstrak biji buah terung
ungu berturut-turut 20 mg/200 gram BB/hari, 40 mg/200 gram BB/hari, dan 80 mg/200 gram BB/hari. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji One- way Anova kelompok kolesterol dan trigliserida minggu terakhir diperoleh nilai probabilitas signifikan (p)= 0,000
dengan demikian p<0,05 maka efek pada 5 kelompok tersebut terdapat perbedaan secara bermakna terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% biji buah
terung ungu (Solanum melongena L.) memiliki efek penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada darah tikus putih jantan galur Wistar pada dosis 20 mg/200g BB, 40 mg/200g BB, 80 mg/200g BB, dengan efek paling besar terdapat pada
kelompok dosis 80 mg/200g BB yang mulai menunjukan penurunan sejak minggu pertama setelah pemberian ekstrak
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Pada Pasien Rheumatoid Arthritis Di Instalasi Rawat Jalan Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2018
Rheumatoid arthritis is a bone disease that needs special attention to prevent mild disability such as joint damage or severe disability such as paralysis. Rational treatment is a key to the success of therapy. Irrational rheumatoid arthritis treatment can increase treatment costs and increase morbidity and mortality further so that the selection of appropriate therapy to achieve therapeutic success. Rheumatoid arthritis is an autoimmune disease that causes inflammation and damages bones. Rheumatoid arthritis can occur due to dysregulation of the body's immune system to its systemic manifestations. The purpose of this study is to evaluate the rationality of rheumatoid arthritis treatment in terms of the right indications, right drug, right patient and right dosage in rheumatoid arthritis patients at the outpatient installation RSUD Dr. Moewardi Surakarta in 2018. This type of research is non-experimental with retrospective data collection and using purposive sampling method that recording medical record data and samples taken according to inclusion criteria including outpatients diagnosed with rheumatoid arthritis, receiving treatment for rheumatoid arthritis (DMARD or biological agents, corticosteroids and NSAIDs), complete patient medical record data. Data on the use of rheumatoid arthritis drugs were analyzed descriptively to obtain an overview of the rationality of rheumatoid arthritis drugs in rheumatoid arthritis patients at RSUD. Dr. Moewardi Surakarta in 2018 based on the Indonesian Rheumatology Association 2014, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 10th edition, Drug Information Handbook 2009 and the Indonesian National Drug Information. Based on the results of research on 30 patients with rheumatoid arthritis were obtained the right indications (100%), right patients (90%), and in 67 treatments obtained the right drug (100%), and the right dose (83.6%)
Uji Efek Renal Repair Ekstrak Etanol 70% Akar Dan Batang Putri Malu (Mimosa Pudica) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi
Background : Putri malu (Mimosa pudica) is known to has efficacy because it contains many active compounds one of them is flavonoid which is its function is as a good antioxidant, the main function of antioxidant is in cells regeneration. Putri malu is a plant that has the effect of the renal repair, the mechanism of it is regenerate glomeruli and the other kidney cells damage because of increasing levels of ureum and creatinin in blood. Levels of ureum creatinin that rises will add workload in the kidneys resulting in the damage of kidney cells. There has been no research about the effect of renal repair root and stem of putri malu. Therefore, researchers was conducted the effects the renal repair ethanol 70 % roots and stems extract putri malu (Mimosa pudica) in male white mice Wistar strain induced alloxan.
Objective : To determine effects the renal repair ethanol 70 % roots and stems extract putri malu (Mimosa pudica) induced alloxan.
Methods : The Study used pretest and posttest with control group design for 11 days. A thirty Rattus norvegicus devided into 3 groups randomly induced alloxan. Group A, given extracts of roots a dose of 600 mg/kgBB, Group B, given extract a shaft of with a dose of 600 mg/kgBB, and Group C treated by aquadest.
Result : Based on One Way Anova statistic assay, it showed that probability value of ureum was P = 0,002 and creatinine was P = 0,000. LSD with post hoc test was conducted to continue this assay and resulted that ureum value of root to stem group, root to control and stem to control was 0,830 ; 0,002, and 0,001, respectively. While creatinine was 0,141 ; 0,000, and 0,000, respectively.
Conclusion : Ethanol 70 % roots and stems extract of putri malu (Mimosa Pudica) can reduce kidney damage by decreasing ureum levels and creatinin in the mice blood that induced alloxan
Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Asam Jawa (Tamarindus Indica L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan
satu tanaman yang memiliki efek hipoglikemik. Senyawa kimia yang diduga memiliki efek hipoglikemi adalah flavonoid, alkaloid dan tannin. Mekanisme kerjanya dengan cara merangsang sekresi insulin dan menghambat penyerapan
glukosa di saluran pencernaan. Tujuan Penelitian: Untuk membuktikan efek ekstrak kulit batang asam jawa
(Tamarindus indica L.) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus Norvegicus) yang dibandingkan dengan glibenklamid. Metode Penelitian: Metode uji diabetes aloksan dengan rancangan penelitian
pretest-posttest with control group design. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1 kontrol positif (glibenklamid=0,126mg/200gBB), kelompok 2 kontrol negatif (CmcNa), kelompok 3, 4, dan 5 diberikan ekstrak ethanol 70% kulit batang asam jawa dengan dosis berturut-turut 100mg/kgBB, 200mg/kgBB, dan 250mg/kgBB.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji Anova kelompok akhir, diperoleh nilai probabilitas signifikan (p)= 0,000 dengan demikian p<0,05 maka efek pada 5 kelompok tersebut terdapat perbedaan secara bermakna terhadap penurunan kadar
glukosa darah. Kemudian dilanjutkan dengan uji Least Significant Different untuk mengetahui perbandingan tiap kelompok dan diperoleh hasil II:I= 0,000, II:III= 0,000, II:IV= 0,000, dan II:V= 0,000. Dengan demikian p<0,05.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% kulit batang asam jawa (Tamarindus indica L.) dengan dosis 100mg/kgBB, 200mg/kgBB,250mg/kgBB mampu menurunkan kadar glukosa darah dengan persentase penurunan
kadar glukosa darah berturut-turut adalah 59,64%, 55,08%, dan 69,02%. Dosis optimal yang menurunkan kadar glukosa darah adalah dosis 250mg/kgBB dengan persentase 69,02%. Sedangkan potensi penurunan lebih kecil dibanding
glibenklamid, dosis 1, 2, dan 3 hanya 0,513%, 0,239%, dan 0,237% dari potensi glibenklami
Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Kategori Ketidaktepatan Dosis,Kontraindikasi Dan Interaksi Obat Pada Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr.Moewardi Tahun 2018
Breast cancer is the most common cancer in the world and ranks number two as the largest cancer contributor to death. In breast cancer therapy patients get more than one type of drug (polypharmacy) this creates an opportunity for unwanted events related to drug therapy (drug related problems). This study aims to determine the presence of DRPs in the category drug selection, category dose selection and drug interactions. The research conducted was a descriptive non-experimental research with retrospective data collection using patient medical record data and the results of the study were analyzed using descriptive methods. Data taken from medical record data of breast cancer patients at Dr. Moewardi Hospital in 2018 and conducted quota sampling with sampling criteria is patients diagnosed with breast cancer, cancer patients who received chemotherapy, patients treated at inpatient installations, patients who have complete medical record data and patients who have laboratory data (SGOT, SGPT, and SCr) if the drug needs dose adjustment. Data were analyzed based on KSM chemotheraphy regimen guidelines in the RSDM medical oncology subdivision, guideline NCCN Breast Cancer Version 3.2018, Drug Information Handbook (DIH) 17th edition, European Medicines Agency, Medscape and Stockley’s Drug Interaction 8th edition. Results from the analysis of 71 patients found that there were 349 cases of drug related problems related to underdose of 127 cases (36.38%), overdose of 14 cases (4.01%) and 208 cases of drug interactions (63.80%). Based on the severity of cases the drug interactions were divided into minor 67 cases (32.20%) and major 141 cases (67.80%). Based on the mechanism of pharmacology, pharmacodynamic interactions 7 cases (3.36%), pharmacokinetic interactions 160 cases (76.92%) and 41 cases (19.71%) unknown mechanism. No drug related problems found related to contraindicated drugs
Evaluasi Drug Related Problems (DRPS) Kategori Pemilihan Dosis, Kontraindikasi Dan Interaksi Obat Pada Kemoterapi Kanker Kolorektal Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2018
Colorectal cancer is a malignancy that occurs in the colon or rectum and most often occurs third in the world. Drug Related Problems (DRPs) are drug-related problems that can interfere with the desired therapeutic effects and affect the safety and effectiveness of these therapies. Many chemotherapy regimens that patient receive can lead to occurance of DRPs, therefore evaluation of DRPs is one of important thing for this study. The purpose of this study was to determine the incidence of DRPs in the selection of doses, contraindications and drug interactions in colorectal cancer chemotherapy at the inpatient care Dr. Moewardi in 2018. This study was non-experimental with retrospective data collection using patient medical record data and analyzed descriptively, using inclusion criteria, namely patients diagnosed with colon or rectal cancer, having identity patient and complete drug data, having SGOT, SGPT and SCr laboratory data. The guideline of this study is Panduan Nasional Pelayanan Kanker (PNPK) Colorectal Cancer in 2018, Drug Information Handbook 17th Edition 2009, Medscape Drug Interaction Checker Online, Drugs.com and Stockley’s Drug Interaction 8th Edition. The results of the study showed that as many as 23 patients with 109 cases of colon cancer and rectal cancer 24 patients with 97 cases were included in the inclusion criteria. These cases consisting of colon cancer in 31 cases of drug dose too low (30.40%) and 1 case of dose too high (1%), 8 cases of contraindications (7.74%) and 63 cases of drug interactions (61.76%). Rectal cancer in 28 cases of drug dose too low (28.87%) and drug dose too high 1 case (1,03%), 7 cases of contraindications (7.22%) and 61 cases of drug interactions (62.88%)
Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Asam Jawa (Tamarindus Indica L) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan
Latar Belakang : Asam Jawa ( Tamarindus indica L) merupakan tanaman tradisional yang mempunyai khasiat sebagai antidiabetes. Senyawa kimia yang terkandung dalam kulit buah asam jawa yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu flavonoid dan proanthocyanidin (tanin yang terkondensasi). Mekanisme dari senyawa tersebut yaitu menghambat penyerapan glukosa di intestinal dan menghambat adipogenesis serta menstimulasi pelepasan insulin di sel β pankreas sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efek ekstrak etanol 70% kulit buah asam jawa (Tamarindus indica L) terhadap kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan dan mengetahui kandungan ekstrak dari uji KLT
Metode Penelitian : Eksperimental laboratorik, rancangan penelitian pretest – posttest with control group design. Hewan uji dibagi dalam 5 kelompok perlakuan masing-masing kelompok 5 ekor tikus. Kelompok I : kontrol positif (glibenklamid 0,126mg/200gBB), kelompok II : kontrol negative (CmcNa), kelompok III, IV, V : ekstrak etanol 70% kulit buah asam jawa dengan dosis berturut-turut 20mg/200gBB, 40mg/200gBB, dan 50mg/200gBB. Kandungan senyawa ekstrak diuji dengan profil Kromatografi Lapis Tipis mengunakan plat silica gel.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji ANOVA data penurunan glukosa darah pada hari ke 4 dan ke 7 pemberian ekstrak nilai probabilitas signifikan (p) : 0,000 dengan demikian p<0,05 maka efek pada 5 kelompok perlakuan terdapat
perbedaan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna. Kemudian untuk mengetahui perbandingan setiap kelompok dilanjutkan uji LSD, pada hari ke4 dan ke 7 diperoleh hasil antara kelompok kontrol negative (II) dengan semua
kelompok (I,III,IV,V) nilai signifikansi adalah 0,000.(p<0,05). Hasil uji KLT diperoleh kandungan ekstrak etanol 70% kulit buah asam jawa yaitu flavonoid, terpenoid, alkaloid, dan fenolik (Tanin).
Kesimpulan : Pemberian ekstrak etanol 70% kulit buah asam jawa (Tamarindus indica L) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan. Hasil uji KLT terdapat senyawa yang sama dengan teori yaitu flavonoid,
alkaloid dan fenolik (tanin)
UjiEfek Ekstrak Etanol 70% Biji Terung Ungu (Solanum melongena L.) Terhadap Kadar Kolesterol HDL pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Wistar
Latar Belakang : Ekstrak biji buah terung ungu (Solanum melongena L.)
merupakan tanaman yang memiliki efek anti hiperkolesterol pada keadaan
dislipidemia. Salah satu senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu flavonoid
nasunin yang mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL (high density
lipoprotein). HDL dianggap sebagai senyawa yang memiliki kemampuan untuk
membuang kelebihan kolesterol dari pembuluh darah arteri, dan karena itu disebut
kolesterol baik.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan
pendekatan pretest dan postest control group. Besar sampel terdiri dari 25 ekor
tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I adalah control negatif (-),
Kelompok II adalah control positif (+), kelompok III adalah perlakuan 1(dosis 1),
kelompok IV adalah perlakuan 2 (dosis 2), dan kelompok V adalah perlakuan 3
(dosis 3).Setiap kelompok diberi diet tinggi kolesterol. Kelompok control negative
dan positif tidak diberi ekstrak biji buah terung ungu, kelompok perlakuan III, IV,
dan V diberi ekstrak biji buah terung ungu dengan dosis masing-masing 20
mg/kgBB, 40 mg/kgBB, 80 mg/kgBB diberikan selama 4 minggu. Kadar
kolesterol HDL diukur sebelum dan sesudah diberi diet kolesterol dan dihitung
setiap minggu setelah pemberian ekstrak. Data yang diperoleh diuji dengan uji
statistikOne-Way Anova.
Hasil : Kadar kolesterol HDL kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan
menunjukkan perbedaan yang bermakna antar kelompok. Kelompok perlakuan 1
dan 2 kadar kolesterol HDL lebih rendah dibandingkan kelompok control positif
dan kelompok perlakuan 3. Pemberian ekstrak biji buah terung ungu dosis 80
mg/kgBB menunjukkan peningkatan kadar kolesterol HDL secara bermakna
(p<0,05).
Kesimpulan :Ekstrak etanol 70% biji buah terung ungu dengan dosis 80
mg/kgBB dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL secara bermakna
- …