136 research outputs found
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Cervical Root Syndrome Di RSUD Sukoharjo
Latar Belakang : cervical Root Syndrome (CRS) sering di temukan pada klinik fisioterapi, dengan data yang di temukan pada CRS e/c spondylosis sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan sekitar 14% mengalami nyeri tersebut lebih dari 6 bulan.
Tujuan : untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam pengurangan rasa nyeri menjalar pada leher, peningkatan LGS cervical ,penurunan spasme pada otot penyangga leher, dan peningkatan kemampuan fungsional pada kondisi CRS dengan menggunakan modalitas IR (infra red), TENS, Terapi Latihan dengan menggunakan Hold Relax dan Streching.
Hasil : setelah di lakukan terapi selama enam kali di dapatkan hasil adanya pengurangan nyeri, nyeri diam yang T1 2 menjadi T6 0, nyeri tekan yang T1 5 menjadi T6 2, nyeri gerak yang T1 8 menjadi T6 5. Penambahan selisih LGS cervical pada gerakan Fleksi (pasif) yang T1 9 menjadi T6 11, (aktif )yang T1 8 menjadi T6 10, Ekstensi (pasif) yang T1 5 menjadi T6 7, (aktif) yang T1 4 menjadi T6 6, lateral fleksi dekstra (pasif) yang T1 2 menjadi T6 3, (aktif) yang T1 2 menjadi T6 3, lateral fleksi sinestra (pasif) yang T1 2 menjadi T6 3, (aktif) yang T1 2 menjadi T6 3, side rotasi dekstra (pasif) yang T1 6 menjadi T6 8, (aktif) yang T1 5 menjadi T6 7, side rotasi sinestra (pasif) yang T1 6 menjadi T6 8, (aktif) yang T1 5 menjadi T6 7. adanya penurunan spasme pada Upper trapezius dekstra yang T1 ++ menjadi T6 +, Levator scapulae dekstra yang T1 ++ menjadi T6 +, Sternocleidomastoideus dekstra yang T1 ++ menjadi T6 +. Adanya peningkatan aktifitas fungsional, dari angka ketergantungan yang T1 22 menjadi T6 16.
Kesimpulan : IR (infra red), TENS dan Terapi Latihan menggunakan Hold Relax dan Streching dapat mengurangi rasa nyeri (nyeri diam,tekan,gerak),menambah LGS cervical dan dapat mengurangi spasme pada otot penyangga leher, sehingga aktifitas fungsional meningkat
Pengaruh Pemberian Active Single Leg Stance Exercise Terhadap Peningkatan Kecepatan Jalan Pada Pasien Stroke
Stroke is a clinical disorder that occurs in the brain and causes a functional limitation in everyday life. One such form of limitation is interruption while walking. In stroke patients are often found the condition of decreased speed when walking. These conditions will directly reduce the level of independence and functional. The one form of physiotherapy services that can be given is exercise therapy (exercise). Active single leg stance exercise can be one concept drills thatcan be used to improve the ability and speed of walking on stroke pasin. The purpose of this study was to investigate the effect of active single leg stance exercise on increasing the speed of the stroke patients. This type of research uses quantitative research and uses experimental design with single case study approach A-B and with one group pre test post test design framework. In this study used one group of experiments measured the dependent variable (pre test), given the treatment, then measured again the dependent variable (post test) without any comparison group. The number of samples in this study are two people, with sampling technique sampling convenience or accidental sampling. The results of this study is obtained results in the form of increased walking speed in stroke patients by using a meter measuring tool walking test and six minutes walking test. The conclusion of this research is that there is active single leg stance exercise effect to increase of road speed in stroke patient.
Keywords: Stroke, increased walking speed in stroke patients, active single leg stance exercise
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Ischialgia Sinistra Post Fraktur Kompresi Vl 4 – Vl 5 Di Rsud. Sukoharjo
Latar Belakang : Ischialgia merupakan suatu kondisi dimana saraf ischiadicus
mengalami gangguan sehingga menimbulkan nyeri pada sepanjang saraf
ischiadicus atau perasaan tidak enak (paraestesia) yang dirasakan pada pinggang
dan menjalar ke paha bagian belakang sampai ke tungkai bawah.
Tujuan : Untuk mengetahui manfaat sinar infra merah, Transcutaneous Electrikal
Nerve Stimulation (TENS) dan terapi latihan terhadap pengurangan nyeri,
meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada kasus
ischialgia sinistra post fraktur kompresi VL 4– VL 5.
Metode : Pemberian modalitas sinar infra merah, TENS dan terapi latihan berupa
william fleksi exercise.
Hasil : Setelah dilakukan terapi, didapatkan hasil T1–T6 yaitu pengurangan nyeri
yang dinilai dengan Verbal Deskriptive Scale (VDS), diikuti dengan adanya
peningkatan kekuatan otot di nilai dengan Manual Muscle Testing (MMT)
sehingga dapat menghasilkan peningkatan lingkup gerak sendi yang diukur
dengan mid–line.
Kesimpulan : Pemberian intervensi fisioterapi terhadap ischialgia berupa infra
merah, TENS dan terapi latihan didapatkan hasil pengurangan nyeri, peningkatan
kekuatan otot dan peningkatan lingkup gerak sendi
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Stroke Di RSUD Salatiga
Background: Stroke is an acute neurological dysfunction caused by circulatory disorders of the brain, in which the sign of symptoms suddenly and rapidly accordance with the focal areas of the brain are disturbed. These complaints can be handled by physiotherapist. Methods: The method in this case is to use infrared modalities, therapeutic exercise and functional movement exercises, that are evaluated by the method of measuring the strength with the blank Muscle Examination, functional activity with the Katz Index, and balance with Sitting Balance Test. Objective: the above method to determine the benefits of infrared therapy modalities, therapeutic exercise and functional movement exercises to increase muscle strength, balance, and functional activity. Results: after 6 treatments, the result has showed increase of muscle strength in almost of all regions, the increase of the balance fromT1=2 becomes T6=3 on Sitting Balance Test, and an increase of the functional activity from G becomes E of the value. Conclusion: Infrared, therapeutic exercise and functional movement exercises can improve muscle strength, improve balance, and improve functional activities
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cervical Syndrome Di Rst Dr. Soedjono Magelang
Latar Belakang: Cervical syndrome mengacu pada serangkaian gangguan yang
disebabkan oleh perubahan di tulang cervical dan jaringan lunak di sekitarnya,
dengan rasa nyeri sebagai gejala utamanya. Permasalahan pada kasus ini yaitu
terdapat nyeri, keterbatasan LGS leher dan penurunan kemampuan fungsional
leher. Fisioterapi berperan untuk mengatasi permasalahan cervical syndrome
tersebut dengan modalitas infra red (IR) dan stretching.
Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri,
meningkatkan LGS, dan meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus
Cervical Syndrome dengan menggunakan modalitas Infra Red (IR), dan Terapi
Latihan berupa Stretching.
Hasil: Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan hasil penilaian nyeri
pada nyeri diam T1: 1,8 menjadi T6: 0,5, nyeri tekan T1: 4,2 menjadi T6: 2,1,
nyeri gerak T1: 6,8 menjadi T6: 3,8, peningkatan lingkup gerak sendi
menggunakan mid-line S: T1: 3-0-5 menjadi T6: 6-0-7, F: T1: 7-0-6 menjadi T6:
8-0-8, R: T1: 9-0-7 menjadi T6: 10-0-10, peningkatan kemampuan fungsional
dengan NDI dengan hasil persentase T1: 44% menjadi T6: 22%
Kesimpulan: Infra Red (IR) dapat mengurangi nyeri pada leher dalam kondisi
cervical syndrome, Stretching dapat mengurangi nyeri, meningkatkan LGS, dan
meningkatakan kemampuan fungsional leher pada kondisi cervical syndrom
Penatalaksanaanfisioterapi Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome Sinistra Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Latar belakang: Carpal Tunnel Syndrome merupakan penyakit tertekannya nervus medianus. Pada kasus ini sering dijumpai rasa nyeri, tebal (numbness), dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang dipersarafi oleh nervus medianus.Biasanya disebabkan karena trauma berulang, penggunanaan yang terlalu sering. Modalitas fisioterapi yang digunakan yang bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri dan peningkatan kekuatan otot pada kasus ini adalah ultrasound dan terapi latihan.
Tujuan: Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, menambah lingkup gerak sendi, dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional tangan dengan menggunakan modalitas ultrasound dan terapi latihan.
Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali didapatkan hasil penilaian nyeri pada nyeri diam T0: 3 menjadi T6: 1, nyeri tekan T0: 5 menjadi T6: 2, nyeri gerak T0: 5 menjadi T6: 2. Peningkatan kekuatan otot flexor wrist T0: 4 menjadi T6: 5, Ekstensor wrist T0: 4 menjadi T6: 5, Radial deviasi T0: 4 menjadi T6: 5, Ulna deviasi T0: 4 menjadi T6: 5. Peningkatan kemampuan aktivitas fungsional tangan T0: 19 menjadi T6: 8.
Kesimpulan:Ultarsound dapat mengurangi nyeri, terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot, lingkup gerak sendi, kemampuan aktivitas fungsional tangan
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Operasi Ruptur Tendon Achilles Dekstra Di Rsud Salatiga
Latar Belakang : Rupture tendon Achilles adalah putusnya hubungan
tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi
kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal..
Pada kasus ini, digunakan metode operasi dimana tendon achilles di jahit dan hal
tersebut mengakibatkan adanya problematika fisioterapi yaitu rasa nyeri tekan,
nyeri gerak, penurunan MMT, munculnya spasme, keterbatasan LGS, dan
penurunan aktivitas fungsional. Fisioterapi dapat menggunakan modalitas MWD
(Micro Wave Diathermy), US (Ultra Sound) dan Static cycle.
Tujuan : Untuk mengetahui manfaat penatalaksanaan terapi dengan
modalitas MWD (Micro Wave Diathermy), US (Ultra Sound) dan Static cycle
pada kondisi post operasi tendon achilles dekstra terhadap : Penurunan Nyeri,
penurunan Spasme otot gastrocknemius dekstra, peningkatan kemampuan
aktivitas fungsional.
Hasil : Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali maka hasil yang didapat
adalah penurunan nyeri nyeri gerak : T1 : 5 menjadi T6 : 2, Peningkatan ADL T1 :
Pain Sub Scale :11 disability Sub Scale : 14 Activity Limitation Sub Scale : 5,
menjadi T6 : Pain Sub Scale :7 disability Sub Scale : 8 Activity Limitation Sub
Scale : 2
Kesimpulan : Micro Wave Diarthermy, Ultra Sound, dan static cycle dapat
mengurangi nyeri gerak pada ankle, Spasme otot gastrocknemius, dan
meningkatkan kemampuan fungsional akibat operasi robeknya tendon achilles
dekstra
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Kompresi Lumbal II Di RST Dr. Soedjono Magelang
Latar Belakang : Nyeri pada pinggang bawah (NPB) sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan banyak pula penyebab dari penyakit tersebut. Seringkali penyebab dari penyakit tersebut seperti jatuh atau kecelakaan, posisi tidur dan duduk yang salah. Biasanya pada kasus-kasus tertentu pada posisi setelah terjadi kecelakaan seperti jatuh dengan posisi duduk dapat terjadi kompresi atau penekanan pada tulang belakang. Problematika fisioterapi : nyeri di bagian punggung bawah, penurunan lingkup gerak sendi fleksi trunk dan ekstensi trunk. Tujuan : mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi. Metode : metode dalam penanganan kasus tersebut menggunakan Infra Red (IR) dan terapi latihan, yang dievaluasi dengan metode pengukuran nyeri (VDS), pengukuran LGS (midline). Tujuan : metode diatas untuk mengetahui manfaat pemberian terapi dengan modalitas IR dan terapi latihan dalam mengurangi nyeri, peningkatan lingkup
gerak sendi. Hasil : setelah dilakukan 6 kali terapi didapatkan hasil penurunan nyeri, peningkatan LGS trunk.
Kesimpulan :IR dan Terapi Latihan dapat menurunkan nyeri dalam kasus tersebut.Terapi latihan dapat meningkatkan LGS
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus ischialgia sinistra dengan modalitas tens dan terapi latihan Di rsal. Dr ramelam surabaya
Latar belakang: Ischialgia merupakan penyakit kelainan pada nervus ischiadicusyang ditandai dengan nyeri hebat sepanjang perjalanan saraf. Ischialgia merupakan ganguan pada saraf perifer. Penyebab utamanya adalah disfungsi dari nervus ischiadicus. Modalitas fisioterapi yang digunakan adalah TENSyang bermanfaat untuk memblok nyeri atau mengurangi rasa nyeri. Dan terapi latihan dengan metode Core Stability dan Strechingdapat bermanfaat dalam mengurangi spasme otot, meningkatkan kekuatan otot, memelihara atau menambah lingkup gerak sendi serta meningkatkan kemampuan fungsional.
Tujuan:Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot, memelihara atau meningkatkan lingkup gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Ischialgia Sinistradengan menggunakan modalitasTENS,dan terapi latihan berupa Core Stability dan Streching.
Hasil: Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali didapatkan hasil penilaian nyeri pada nyeri diam T0: 3 menjadi T6: 1, nyeri tekan T0: 4 menjadi T6: 2, nyeri gerak T0: 5 menjadi T6: 3. Penurunan spasme otot T0: spasme masih ada pada T6: spasme sudah tidak ada. Peningkatan Lingkup gerak sendi fungsional trunk pada fleksi T0: 8cm menjadi T6: 12cm, ekstensi T0: 3cm menjadi T6: 4cm, side fleksi kanan T0: 13cm menjadi T6: 13cm, side fleksi kiri T0: 14cm menjadi T6: 14cm. Peningkatan kekuatan otot trunk pada fleksor T0: 4 menjadi T6: 5, ekstensor T0: 4 menjadi T6: 4. Peningkatan kekuatan otot hip pada fleksor T0: sinistra 4menjadi T6: sinistra 4, ekstensor T0: sinistra 4 menjadi T6: sinistra 4, abduktor T0: sinistra 4 menjadi T6: sinistra 4, adduktor T0: sinistra 4 menjadi T6: sinistra 4, Peningkatan kemampuan fungsional pada T0: 30% menjadi T6: 22%.
Kesimpulan:TENS dapat mengurangi nyeri, Terapi Latihan (TL) berupa Core Stability dan Streching dapat meningkatkan kekuatan otot, mengurangi spasme, meningkatkan lingkup gerak sendi serta meningktkan kemampuan fungsional
Pengaruh Warm Bath Dengan Aromaterapi Sandalwood Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia
Background: Quality sleep is someone to his satisfaction, so it does not show feelings of fatigue, anxiety, lethargy, apathy, blackish around the eyelids, red conjunctiva, eye irritation, fragmented attention, dizziness and frequent yawning or sleepy. Elderly has decreased in many body system, including the impact on sleep disorders. Sleep disoeders can affaect the quality of life. Therapeutic feet soak in warm bath ini the blood vessels and improve microcirculation vasodilatation theraby increasing the quality of sleep. Objective: This study aimed to determine the effect of a warm bath with aromatherapy sandalwood in improving sleep quality in elderly. Methods: This study is a quasi experiment research design Design Pre and Post test control group design. Population 66 elderly sleep disturbance over 60-90 years old, a sample of 15 respondents. Sampling using purposive sampling, testing the effect of Paired sample t-test and analysis of data with statistical tests uji Shampiro wilk test with significance level α = 0.05. Sleep quality scores measured by the Pittsburgh Sleep Quality Index Results: indicates that the warm bath with aromatherapy sandalwood effectively used to improve sleep quality in older adults who experience sleep disturbances Conclusion: With these results we can conclude there is the influence of the warm bath with aromatherapy sandalwood to improving the quality of sleep of elderly. Hopefully this research can continue and can be useful for researchers, medical personnel or the general public
- …