5 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN JAMU X TERHADAP NYERI PADA MENCIT DENGAN INDUKSI ASAM ASETAT

    Get PDF
    Uji efektivitas analgesik dari Jamu X dengan kandungan beberapa ekstrak yang diklaim dapat mengurangi rasa nyeri akibat dismenore telah dilakukan. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu dapat menentukan efektivitas analgesik dan dosis efektif dari Jamu X dalam mengatasi nyeri pada mencit betina galur Swiss Webster yang diinduksi larutan asam asetat 0,6% v/v. Mencit sebanyak 12 ekor dibagi ke dalam 4 kelompok secara acak yang dimana masing โ€“ masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit dengan kelompok kontrol negatif Na-CMC 1% b/v , kelompok kontrol positif asam mefenamat, dan dua kelompok perlakuan Jamu X dosis 78 mg/kgBB dan 156 mg/kgBB. Penelitian ini dilakukan dengan metode induksi kimia writhing reflex test. Hasil uji ANOVA respon nyeri pada mencit menunjukkan bahwa kelompok Jamu X dosis 156 mg/kgBB tidak mempunyai perbedaan signifikan dengan kelompok asam mefenamat (p>0,05) sedangkan Jamu X dosis 78 mg/kgBB berbeda signifikan dengan asam mefenamat (p<0,05). Jamu X dosis 156 mg/kgBB menunjukkan efek analgetik yang efektif pada mencit sedangkan Jamu X dosis 78 mg/kgBB memiliki efek yang kurang dalam menghambat rasa nyeri

    Identifikasi dan karakterisasi tumbuhan obat di desa Sukolilo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan berdasarkan morfologi dan fitokimia

    Get PDF
    ABSTRAK: Satu diantara potensi yang dimiliki oleh tumbuhan adalah sebagai obat. Khasiat tumbuhan obat berbeda tiap jenisnya, sehingga perlu dilakukan identifikasi dan karakterisasi. Desa Sukolilo, kecamatan Prigen, kabupaten Pasuruan merupakan sentra tumbuhan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis, karakteristik morfologi, dan kandungan fitokimia tumbuhan obat. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap identifikasi tumbuhan obat melalui wawancara mendalam terhadap 26 responden dan tahap pengambilan tumbuhan obat untuk dikarakterisasi morfologi dan kandungan fitokimianya. Karakterisasi fitokimia dilakukan terhadap tumbuhan obat yang memiliki nilai guna tertinggi dengan nilai 0,31-0,38. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jahe (Zingiber officinale), temulawak (Curcuma zanthoriza), kunyit (Curcuma longa), kencur (Kaemperia galanga), temu kunci (Boensenbergia rotunda), jahe merah (Zingiber officinale Var Rubrum Rhizoma), kecombrang (Etlingera elatior), sirih merah (Piper ornatum), sirih hijau (Piper betle), parijoto (Medinilla magnifica), telang (Clitoria ternatea), manggis (Garcinia mangostana), beluntas (Pluchea indica), lampes (Ocimum sanctum), sukun (Artocarpus altilis), sirsak (Annona muricata), sereh (Cymbopogon nardus), dan simbukan (Paederia foedita) digunakan sebagai obat tradisional. Karakteristik morfologi organ yang digunakan adalah warna hijau tua (daun), tekstur keras, warna cokelat tua, mengkilat (rimpang), segar dan tidak layu (bunga). Karakteristik selanjutnya yaitu tekstur tidak terlalu keras (batang), dan pada kulit diambil bagian terluar (epicarp). Hasil uji kualitatif menunjukkan rimpang kunyit (Curcuma longa), bunga telang (Clitoria ternatea), dan rimpang jahe (Zingiber officinale) mengandung flavonoid, tanin, dan saponin. Sedangkan hasil uji kuantitatif senyawa flavonoid, menunjukkan kandungan total flavonoid rimpang kunyit (Curcuma longa), bunga telang (Clitoria ternatea), dan rimpang jahe (Zingiber officinale) secara berturut-turut adalah 7,1127 mg QE/g, 3,8892 mg QE/g, dan 3,4144 QE/g. ABSTRACT: One of the potentials by plants is for medicine. The efficacy of medicinal plants is different for each type, so it is necessary to carry out identification and characterization. Sukolilo village, Prigen District is the center of medicinal plants. Therefore, the purpose of this study was to determine the species, morphological characteristics, and phytochemical content of medicinal plants. This study consisted of two stages: the identification of medicinal plants, which was carried out through depth interviews with 26 respondents, and the stage of taking samples of medicinal plants for morphological characterization and analysis of phytochemical content. Phytochemical characterization was carried out on medicinal plants with the higest use value, with value 0.31-0.38.The results obtained showed that ginger (Zingiber officinale), temulawak (Curcuma zanthoriza), turmeric (Curcuma longa), kencur (Kaemperia galanga), temu Kunci (Boensenbergia rotunda), red ginger (Zingiber officinale Var Rubrum Rhizoma), kecombrang (Etlingera elatior ), red betel (Piper ornatum), green betel (Piper betle), parijoto (Medinilla magnifica), eggplant (Clitoria ternatea), mangosteen (Garcinia mangostana), beluntas (Pluchea indica), lampes (Ocimum sanctum), breadfruit (Artocarpus altilis ), soursop (Annona muricata), lemongrass (Cymbopogon nardus), and simurkan (Paederia foedita) are used as traditional medicine. The morphological characteristics of the organs used are dark green color (leaves), hard texture, dark brown color, shiny (rhizome), and fresh and not wilted (flowers). The next characteristic is that the texture is not too hard (stem), and the outer part of the skin (epicarp) is taken. Qualitative test results showed that turmeric (Curcuma longa), butterfly pea (Clitoria ternatea), and ginger (Zingiber officinale) rhizomes contained flavonoids, tannins, and saponins. Meanwhile, the quantitative test results for flavonoid compounds showed that the total content of flavonoids in turmeric (Curcuma longa), butterfly pea (Clitoria ternatea), and ginger (Zingiber officinale) rhizomes was 7.1127 mg QE/g, 3.8892 mg QE/g, and 3.4144 QE/g. ู…ู„ุฎุต ุงู„ุจุญุซ: ุฅู†ู‘ ุงุญุฏู‰ ู‚ูˆูŠู‘ุงุช ุงู„ู†ู‘ุจุงุช ู‡ูŠ ูƒุงู„ุฏู‘ูˆุงุก. ูˆ ุตุงุฑุช ู…ู†ูุนุฉ ู†ุจุงุช ุงู„ุฏู‘ูˆุงุก ู…ุชูุฑู‘ู‚ุฉ ู„ูƒู„ู‘ ู†ูˆุนู‡ุงุŒ ุญุชู‘ู‰ ูŠุญุชุงุฌ ุฅู„ู‰ ุงู„ุชู‘ุนุฑู‘ู ูˆ ุงู„ุฎุงุตู‘ูŠู‘ุฉ. ูˆ ุฃู†ู‘ ููŠ ุงู„ู‚ุฑูŠุฉ ุณูˆูƒูˆู„ูŠู„ูˆุŒ ุงู„ู…ู‚ุทุนุฉ ูุฑูŠูƒูŠู†ุŒ ุงู„ู…ุฏูŠู†ุฉ ูุงุณูˆุฑูˆุฆุงู† ู‡ูˆ ู…ุฑูƒุฒ ู†ุจุงุช ุงู„ุฏู‘ูˆุงุก. ูˆ ุบุฑุถ ู‡ุฐุง ุงู„ุจุญุซ ู‡ูˆ ู…ุนุฑูุฉ ู†ูˆุน ุงู„ู…ูˆุฑููˆู„ูˆุฌูŠุงุŒ ุฎุงุตู‘ูŠู‘ุชู‡ุง ูˆ ู…ุญุชูˆูŠุงุช ุงู„ูƒูŠู…ูŠุงุฆูŠุฉ ุงู„ู†ู‘ุจุงุชูŠู‘ุฉ ููŠ ู†ุจุงุช ุงู„ุฏู‘ูˆุงุก. ูˆูŠุชุถู…ู‘ู† ู‡ุฐุง ุงู„ุจุญุซ ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑุญู„ุชูŠู† ูˆู‡ู…ุง ู…ุฑุญู„ุฉ ุชุนุฑู‘ู ู†ุจุงุช ุงู„ุฏู‘ูˆุงุก ู…ู† ุงู„ู…ู‚ุงุจู„ุฉ ุงู„ุฏู‘ุงุฎู„ูŠู‘ุฉ ู†ุญูˆ 26 ู…ุฎุจุฑุง ูˆ ู…ุฑุญู„ุฉ ุฃุฎุฐ ู†ุจุงุช ุงู„ุฏู‘ูˆุงุก ู„ุชุฎุตู‘ุต ุงู„ู…ูˆุฑููˆู„ูˆุฌูŠุง ูˆ ู…ุญุชูˆูŠุงุช ุงู„ูƒูŠู…ูŠุงุฆูŠุฉ ุงู„ู†ู‘ุจุงุชูŠู‘ุฉ. ูˆ ุชุนู…ู„ ุฎุงุตู‘ูŠู‘ุฉ ุงู„ูƒูŠู…ูŠุงุฆูŠุฉ ุงู„ู†ู‘ุจุงุชูŠู‘ุฉ ู†ุญูˆ ู†ุจุงุช ุงู„ุฏู‘ูˆุงุก ู„ู‡ุง ุฃุนู„ู‰ ู‚ูŠู…ุฉ ุงู„ุงุณุชุฎุฏุงู… ุจุงู„ู‚ูŠู…ุฉ. ูˆ ูŠู†ุงู„ ุงู„ุญุงุตู„ ุงู„ู‘ุฐูŠ ูŠุฏู„ู‘ ุฃู†ู‘ ุฌุฐู…ูˆุฑ ุงู„ุฒู‘ู†ุฌุจูŠู„ (Zingiber officinale)ุŒ ุงู„ูƒุฑูƒู… (Curcuma zanthoriza)ุŒ ุฌุฐู…ูˆุฑ ุงู„ูƒุฑูƒู… (Curcuma longa)ุŒ ุงู„ุฒู‘ู†ุฌุจูŠู„ ุงู„ุนุทุฑูŠู‘ (Kaemperia galanga)ุŒ ุงู„ุฒู‘ู†ุฌุจูŠู„ ุงู„ุนุทุฑูŠู‘ (Boensenbergia rotunda)ุŒ ุงู„ุฒู‘ู†ุฌุจูŠู„ ุงู„ุฃุญู…ุฑ (Zingiber officinale Var Rubrum Rhizoma)ุŒ ุงู„ูƒูŠูƒูˆู…ุจุฑุงู†ุฌ (Etlingera elatior)ุŒ ุงู„ุชู‘ู†ุจูˆู„ ุงู„ุฃุญู…ุฑ (Piper ornatum)ุŒ ุงู„ุชู‘ู†ุจูˆู„ ุงู„ุฃุฎุถุฑ (Piper betle)ุŒ ุงู„ุจุงุฑูŠุฌูˆุชูˆ (Medinilla magnifica)ุŒ ุชูŠู„ุงู†ุฌ (Clitoria ternatea)ุŒ ุงู„ู…ุงู†ุบูˆุณุชูŠู† (Garcinia mangostana)ุŒ ุงู„ุจูŠู„ูˆู†ุชุงุณ (Pluchea indica)ุŒ ุงู„ู…ุตุงุจูŠุญ (Ocimum sanctum)ุŒ ุงู„ุฎุจุฒ (Artocarpus altilis)ุŒ ุงู„ู‚ุดุทุฉ ุงู„ุดู‘ุงุฆูƒุฉ (Annona muricata)ุŒ ุนุดุจ ุงู„ู„ู‘ูŠู…ูˆู† (Cymbopogon nardus)ุŒ ูˆ ุณูŠู…ุจูˆูƒุงู† (Paederia foedita) ู…ุณุชุฎุฏู… ูƒุงู„ุฏู‘ูˆุงุก ุงู„ุชู‘ู‚ู„ูŠุฏูŠู‘. ูˆ ุฎุงุตู‘ูŠู‘ุฉ ู…ูˆุฑููˆู„ูˆุฌูŠุง ุงู„ุนุถูˆ ุงู„ู‘ุชูŠ ุชุณุชุฎุฏู… ู‡ูŠ ุงู„ุฃุฎุถุฑ ุงู„ุบุงู…ู‚ (ุงู„ูˆุฑู‚ุฉ)ุŒ ู†ุณูŠุฌ ุงู„ุตู‘ู„ุจุŒ ู„ูˆู† ุงู„ุฃุณู…ุฑ ุงู„ุบุงู…ู‚ุŒ ุงู„ู„ู‘ุงู…ุนุฉ (ุงู„ุฌุฐู…ูˆุฑ)ุŒ ุงู„ุทู‘ุงุฒุฌ ูˆ ุบูŠุฑ ุงู„ุฐู‘ุงุจู„ (ุงู„ุฒู‘ู‡ุฑุฉ). ูˆ ุงู„ุฎุงุตู‘ูŠู‘ุฉ ุงู„ุชู‘ุงู„ูŠุฉ ู‡ูŠ ุงู„ู†ู‘ุณูŠุฌ ุบูŠุฑ ุงู„ุตู‘ู„ุจ (ุงู„ุบุตู†)ุŒ ูˆ ูŠุคุฎุฐ ุงู„ุฌู„ุฏ ููŠ ุฌู‡ุฉ ุงู„ุฎุงุฑุฌ (epicarp). ูˆ ูŠุฏู„ู‘ ุญุงุตู„ ุงู…ุชุญุงู† ุงู„ู†ู‘ูˆุน ุฃู†ู‘ ุฌุฐู…ูˆุฑ ุงู„ูƒุฑูƒู… (Curcuma longa)ุŒ ุฒู‡ุฑุฉ ุชูŠู„ุงู†ุฌ (Clitoria ternatea)ุŒ ูˆ ุฌุฐู…ูˆุฑ ุงู„ุฒู‘ู†ุฌุจูŠู„ (Zingiber officinale) ูŠุญุชูˆูŠ ุนู„ู‰ ู…ุฑูƒุจุงุช ุงู„ูู„ุงููˆู†ูˆูŠุฏ ูˆ ุงู„ุนูุต ูˆ ุงู„ุตู‘ุงุจูˆู†ูŠู†. ูˆ ุฃู…ู‘ุง ุญุงุตู„ ุงู…ุชุญุงู† ูƒู…ู‘ูŠู‘ ู…ุณุชุญุถุฑ ู…ุฑูƒุจุงุช ุงู„ูู„ุงููˆู†ูˆูŠุฏ ููŠุฏู„ู‘ ุนู„ู‰ ู…ุญุชูˆูŠุงุช ู…ุฌู…ูˆุน ู…ุฑูƒุจุงุช ุงู„ูู„ุงููˆู†ูˆูŠุฏ ููŠ ุฌุฐู…ูˆุฑ ุงู„ูƒุฑูƒู… (Curcuma longa)ุŒ ุฒู‡ุฑุฉ ุชูŠู„ุงู†ุฌ (Clitoria ternatea)ุŒ ูˆ ุฌุฐู…ูˆุฑ ุงู„ุฒู‘ู†ุฌุจูŠู„ (Zingiber officinale) ู…ุชูˆุงู„ูŠุฉ ูˆ ู‡ูŠ 7,1127 mg QE/gุŒ 3,8892 mg QE/gุŒ 3,4144 QE/g

    PENGUMUMAN KELULUSAN RDP 2018 HIBAH UNAND

    Get PDF

    PENGEMBANGAN MODEL INDUSTRI PANGAN HIJAU DI INDONESIA

    Get PDF
    Masyarakat akhir-akhir ini semakin bertambah peduli pada lingkungan baik dunua internasional maupun local dari mulai pembeli, produsen, komunitas dan juga pemerintah.Banyak perusahaan yang merekomendasikan konsep hijau atau konsep inovasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model industri pangan hijau berkualitas tinggi dengan cara pendekatan berbasis sumber daya sehingga akan memberikan kepuasan kepada pelanggan serta akan meningkatkan industri pertanian dalam menciptakan kinerja unggul dan langgeng melalui keunggulan kompetitif. Pendekatan kualitatif digunakan pada saat melakukan studi eksplorasi dan dilengkapi studi literatur untuk membangun model penelitian, Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan meminimasi bias yang terkandung dalam sumber daya. Metode penelitian yang digunakan secara deskriptif dan verifikatif, metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan structural equation modeling, Hipotesis dirumuskan dari model penelitian, penelitian ini dapat diimplementasikan di industri pangan hijau dan dapat berperan pada pengembanganindustri pangan hijau di Indonesia. Kata kunci: inovasi, pangan hijau, sumber daya intangible, sumber daya tangibl
    corecore