2 research outputs found
SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT
Telah dilakukan skrining aktivitas sitotoksik dari beberapa jenis spon laut yang diperoleh dari Pulau Mandeh Sumatera Barat. Ekstrak methanol spon yang telah dikeringkan difraksinasi ke dalam fraksi non polar, semi polar dan polar, masing-masing dengan menggunakan heksan, etil asetat, dan butanol. Uji aktifitas sitotoksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil Uji sitotoksik terhadap ekstrak methanol menunjukkan bahwa sampel spon AN 07 mempunyai nilai LC50 yang paling tinggi yaitu 26,1036 µg/ml. Hasil uji sitotoksik terhadap fraksi heksan dan etil asetat menunjukkan bahwa sampel spon AN 01 mempunyai nilai LC50 1,4585 µg/ml dan 29,4289 µg/ml sedangkan fraksi butanol menunjukkan bahwa sampel AN 04 mempunyai LC50 yang paling tinggi yaitu 0,0002 µg/ml.  Kata kunci : Sitotoksik, Spon Laut, Brine Shrimp Lethaliy Tes
ISOLASI SENYAWA SITOTOKSIK DARI EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR SIMBION Cladosporium bruhnei (WR10) ASAL SPON LAUT Haliclona fascigera
Telah dilakukan penelitian mengenai isolasi senyawa sitotoksik dari ekstrak etil asetat jamur simbion (WR10) asal spon laut Haliclona fascigera. Identifikasi jamur simbion WR10 dilakukan secara molekuler dengan metoda determinasi gen 18S rRNA menggunakan alat PCR (Polymerase Chain Reaction). Dari hasil identifikasi, dapat diketahui bahwa jamur simbion WR10 adalah Cladosporium bruhnei strain USN 11 18S ribosomal RNA gene. Untuk mendapatkan senyawa sitotoksik, C. bruhnei dikultivasi dalam media beras selama 60 hari. Kemudian diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dengan cara maserasi dan diuapkan secara in vacuo. Uji aktivitas sitotoksik ekstrak dan senyawa hasil isolasi dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menggunakan larva udang Artemia salina L. Berdasarkan hasil skrining sitotoksik, diketahui nilai LC50 ekstrak adalah 50,11 ppm. Ekstrak selanjutnya diisolasi menggunakan metoda kromatografi sehingga diperoleh 2 senyawa murni yaitu senyawa E.1 dan E.2.
Senyawa E.1 sebanyak 77,5 mg berupa gum, berwarna putih, tidak berbau dan mudah larut dalam pelarut metanol, etil asetat dan n-heksana dengan jarak leleh 49,9-51,1 ºC. Senyawa E.2 sebanyak 59,4 mg berupa kristal, berwarna putih, tidak berbau, dan mudah larut dalam pelarut metanol, etil asetat dan n-heksana dengan jarak leleh 186-189oC. Karakterisasi kedua senyawa tersebut dilakukan dengan metoda spekstroskopi (UV-Vis dan IR) dan diidentifikasi kemurnian senyawanya dengan menggunakan HPLC dan GC-MS. Hasil uji aktivitas sitotoksik senyawa murni E.1 dam E.2 menunjukan kedua senyawa tersebut bersifat sitotoksik dengan nilai LC50 masing-masingnya 104,71 ppm dan 76,55 ppm