35,337 research outputs found

    Evaluasi Proses Pembinaan Posyandu oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Singkawang Kalimantan Barat Tahun 2011

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2013 ABSTRAK Dwi Sulistyawati Evaluasi Proses Pembinaan Posyandu oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Singkawang Kalimantan Barat Tahun 2011 xiv +138 halaman + 14 tabel + 4 gambar + 20 lampiran Angka Kematian Bayi (AKB) di Singkawang Tahun 2011 masih tinggi yaitu 9/1000 Kelahiran Hidup (Nilai Absolut 44 kematian). Di Posyandu, pelayanan dasar yang bermanfaat bagi penurunan AKB adalah program Gizi dan Penanggulangan diare. Sementara perkembangan Posyandu di Kota Singkawang Tahun 2011 masih belum optimal, Jumlah Posyandu Aktif 9,7 % dari 134 Unit. Kasus Balita BGM dan Balita gizi buruk yang berhasil ditemukan di Posyandu pada Tahun 2011 masih kecil yaitu 5,1% dan 1,09% dari jumlah kasus di lapangan. Kebijakan di Singkawang tentang Posyandu yaitu mendelegasikan kegiatan pembinaan kepada bidan di wilayah kerjanya. Kendala yang dialami bidan dalam pembinaan Posyandu yaitu Pelaksanaan pembinaan 5 meja posyandu kurang optimal, jarang dilaksanakan kunjungan rumah, kader mengalami masalah dalam kegiatan penyuluhan, Dana pembinaan Posyandu kecil. Metode Penelitian ini bersifat kualitatif. Informan utama adalah bidan pembina, informan triangulasi kader, ibu pengguna posyandu dan koordinator posyandu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara. Metode analisis yang digunakan adalah Content Analysis (Analisis isi). Hasil penelitian dalam hal kegiatan pembinaan posyandu, terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan rapat koordinasi, Pembinaan SIP (Sistem Informasi Posyandu) dan pembinaan pencatatan pelaporan, yaitu hanya terjadi antara koordinator posyandu dan kader tanpa melibatkan bidan pembina posyandu tersebut. Umur tenaga kesehatan yang muda membuat pengunjung kurang percaya karena anggapan kurangnya pengalaman yang dimiliki petugas, terdapat suku tertentu masih sulit mengimunisasikan balitanya di posyandu, tenaga kesehatan dari puskesmas induk datang terlambat, belum tersedianya tempat yang layak untuk posyandu, tenaga kesehatan yang belum mendapatkan pelatihan serta belum ada kebijakan berupa uraian tugas dan alur kerja dalam pembinaan posyandu. Perlu dilakukan koordinasi antar tenaga kesehatan terutama koordinator posyandu dengan bidan di lapangan dalam kegiatan pembinaan, melibatkan tenaga kesehatan yang relatif muda, pendekatan kepada sesepuh suku tertentu, pengaturan waktu petugas puskesmas agar tidak datang terlambat, bersama masyarakat mengupayakan tempat yang layak untuk posyandu , pengadaan pelatihan dan perumusan kebijakan terkait pembinaan posyandu. Kata Kunci : Evaluasi Proses, Pembinaan Posyandu Oleh Tenaga Kesehatan, Sistem Informasi Posyandu. Pustaka : 46 (2004-2012) Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2013 ABSTRACT Dwi Sulistyawati Evaluation on Integrated Health Post Monitoring Process by Health Workers in Singkawang City Primary Healthcare Centers, West Kalimantan xiv +138 pages + 14 tables + 4 figures + 20 enclosures Infant mortality rate (IMR) in Singkawang in 2011 was high, 9/1000 live births (absolute number of death was 44). In the integrated health service post (Posyandu), basic services that would reduce IMR were nutritional program and diarrhea control. The development of posyandu in Singkawang in 2011 was not optimal, and the total number of active posyandu was 9.7% of 134 units. Cases of under-five children with ‘below the red line (BGM)’ and with severe malnutrition found in the posyandu in 2011 were still low; it was 5.1% and 1.09% respectively from all cases in the field. Policy regarding posyandu in Singkawang was to delegate supervision activity to local midwives. Problems faced by midwives in the posyandu supervision were the implementation of supervision for 5 tables was not optimal, home visits were rarely conducted, cadres had difficulty in conducting education activities, and funding for posyandu supervision was insufficient. This was a qualitative study. Main informants were midwives supervisors, and triangulation informants were cadres, mothers who participated in the posyandu, and coordinator of posyandu. Data collection was done by conducted in-depth interview using interview guidelines. Method of analysis used was content analysis. Results of the study showed that there was inappropriate implementation of coordination meeting; supervision of posyandu information system (SIP) and supervision of reporting and recording were not properly done; this supervision was only between posyandu coordinator and cadres; it did not include midwives who were the supervisors of the posyandu. Young health workers who served in the posyandu made posyandu participants uncomfortable. The participants of posyandu felt that health workers had insufficient experiences. There was a tribe that was reluctant to have their children immunized in the posyandu. Health workers from the main puskesmas came late; no proper place for posyandu was provided; health workers who had not received training, and there was no job description and work procedure in the supervision of posyandu. Coordination among health workers are needed specifically for posyandu coordinator and midwives in the field during supervision, and it includes relative young health workers; an approach to key persons are needed; time management for puskesmas workers is required to avoid they come late in the posyandu; appropriate place for posyandu should be provided together with the community; training and formulation of policies related to posyandu supervision are required. Key words : evaluation of the process, supervision of posyandu by health workers, posyandu information system Bibliography : 46 (2004-2012

    HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI LANSIA MENGHADIRI POSYANDU LANSIA

    Get PDF
    Latar belakang; Posyandu lansia merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia dalam upaya bidang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat dan mandiri. Sehingga dalam pemanfaatannya diperlukan suatu motivasi yang mampu untuk menggerakkan diri lansia menghadiri posyandu lansia. Melalui dukungan keluarga yang baik diharapkan akan memunculkan motivasi lansia yang tinggi pula dalam menghadiri posyandu lansia. Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi lansia menghadiri posyandu lansia. Metode penelitian; Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non experimental dengan studi korelasional dan pendekatan yang digunakan adalah desain cross sectional. Instrumen berupa kuesioner dukungan keluarga dan motivasi. Subyek penelitian adalah semua lansia usia 60-74 tahun di RW 3 Kelurahan Bulusan Kecamatan Banyumanik Semarang dengan sample sebanyak 40 orang. Untuk pengolahan dan analisa data uji Fisher Exact

    Artikel Isna Fitria - Society Reception on the Marine Ecotourism in Minneapolitan Region of Sidoarjo District

    Get PDF
    Desa Balongtani Jabon Sidoarjo memiliki potensi yang besar namun perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak. Dalam bidang kesehatan Desa Balong Tani memiliki beberapa Posyandu aktif dengan kader yang handal dan berkomitmen baik dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Permasalahan yang terdapat di Desa Balongtani antara lain kebiasaan warga menggunakan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) instan, pembinaan kader kurang inovatif dan masih terdapat bayi balita dengan gizi kurang dan BGM (Bawah Garis Merah). Pengabdian Masyarakat PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra) ini mengoptimalisasi 1000 HPK di desa Balongtani Jabon Sidoarjo melalui kegiatan sosialisasi dan pemahaman terhadap 1000 HPK kepada kader dan kelompok sasaran, pendampingan pembuatan MP-ASI untuk bayi balita usia 6 – 24 bulan dan pembuatan produk makanan kaya gizi bagi ibu hamil. Selain itu dilakukan revitalisasi Posyandu dan strategi pemasaran produk MP-ASI. Program ini melakukan pendekatan penyelesaikan masalah melalui pemberdayaan kader dan kelompok sasaran dengan target meningkatkan tata kelola masyarakat, sumber daya manusia, serta perbaikan sumber daya alam melalui tata kelola layanan Posyandu Kata kunci : Gizi, 1000 HPK, kader Posyandu,, MP-ASI Balongtani Village Jabon Sidoarjo has great potential but needs to get support from all parties. In the health field Balong Tani village has several active Posyandu with cadres who are reliable and committed both in improving the health of mothers and children. The problems in the Balong Tani Village include the habit of residents using instant MP-ASI (Breast Milk Complementary Food), the cadre coaching less innovative and there are still under nutrition toddlers and BGM (Below the Red Line). This Community Service PPDM optimizes 1000 HPK in the village of Balongtani Jabon Sidoarjo through socialization activities and understanding of 1000 HPK to cadres and target groups, mentoring to make MP-ASI (Breast Milk Complementary Food) for infants aged 6-24 months and the manufacture of nutrient-rich food products for pregnant women. In addition, the Posyandu revitalization and marketing strategies for MP-ASI (Breast Milk Complementary Food) products were carried out. This program approaches the problem solving through empowering cadres and target groups with the target of improving community governance, human resources, and improving natural resources through the management of Posyandu services. Keywords: Nutrition, the first thousand days of life, Posyandu cadres, MP-AS

    Baseline Survey on Nutritional and Health Status of Underfive Children at Poor Communities in DKI Jakarta, Tangerang, and Bogor Year 2004

    Full text link
    The high prevalence of anemia and vitamin A deficiency among underfive children is related to their food intake and health status. The situation appeared worst after multiple crisis hit Indonesia in 1997/1998. To obtain factors affecting the nutritional status of children aged 1-5 years, a baseline study was conducted in DKI Jakarta, Bogor, and Tangerang in collaboration with UN-WFP. The sample size was 1337 underfive children consisting of 666 boys and 666 girls. The study showed that malnutrition among underfive children was still high which indicated the high prevalence of underweight and stunting, especially in Bogor District and Tangerang District. The micronutrient intake of vitamin A, iron, and zinc among underfive children were certainly below the Indonesian RDA. The level of poverty and the education of woman as well as husbands were two conditions that were obvious from all areas, mainly Tangerang District

    HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI

    Get PDF
    HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN akan semakin banyak pengetahuan tentang Posyandu, menambah wawasan serta pengalaman untuk mengelola Posyandu sehingga kader mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu. Sehingga keaktifan seorang kader sangat mempengaruhi pengetahuan kader tentang Posyandu. Tujuan Mengetahui hubungan keaktifan kader posyandu dengan pengetahuan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri. Metode Penelitian Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian adalah semua kader Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem Kecamatan Puhpelem, Wonogiri sebanyak 164 orang kader. Sampel dalam penelitian adalah 35 kader dari Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Pengujian data dilakukan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil Kader yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu sebanyak 28 kader (80 %). Sebagian besar kader mempunyai pengetahuan yang baik tentang Posyandu sebanyak 18 kader (51,4 %). Hasil uji hubungan antara keaktifan kader posyandu dengan pengetahuan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri diperoleh nilai p = 0,011. Kesimpulan Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara keaktifan kader posyandu dengan pengetahuan tentang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri

    SOSIALISASI PENGGUNAAN BLOGSPOT SEBAGAI MEDIA INFORMASI PELAYANAN POSYANDU DI KELURAHAN AUR

    Get PDF
    Posyandu sekarang berbeda dengan Posyandu terdahulu. Sekarang, Posyandu memiliki kegiatan yang banyak dan membutukan sebuah media informasi. Posyandu yang kreatif dan  melakukan berbagai kegiatan yang lebih positif dan dapat ditiru oleh posyandu dari kelurahan lain untuk merespon perubahan dan kemajuan zaman. Salah satunya, melalui pemanfaatan teknologi internet. Blog adalah salah satu bentuk perubahan dalam pemanfaatan internet sebagai media penyebaran informasi posyandu yang sangat efisien. Melalui blog  berbagi informasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan  posyandu . Sehingga kegiatan yang positif dapat ditiru oleh posyandu-posyandu yang lain. Blog dapat difungsikan sebagai media peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat sekitar kelurahan dan kelurahan lainya. Dengan adanya blog  beragam kegiatan posyandu  dapat disampaikan, sehingga masyarakat bisa mengetahuikegiatan yang ada di posyandu, termasuk oleh pihak-pihak diluar kelurahan

    HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DUSUN KALIPANG DESA KLAMPOK KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

    Get PDF
    Posyandu belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Data awal yang diperoleh dari 10 ibu, (60%) mengatakan tidak perlu membawa balita ke Posyandu dan (40%) mengatakan balita perlu dibawa ke Posyandu. Ketidak datangan ibu balita ke Posyandu bisa di sebabkan sikap ibu terhadap Posyandu. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara sikap ibu tentang Posyandu dengan keteraturan kunjungan ke Posyandu. Desain penelitian adalah analitik dengan metode cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu yang mempunyai balita umur 1-5 tahun sebanyak 64 orang. Besar sampel 56 responden dengan tekhnik simple random sampling. Variabel independen sikap ibu tentang Posyandu dan variabel dependen keteraturan kunjungan. Instrumen menggunakan kuesioner dan KMS. Pengolahan data dengan editing, skoring, coding, processing, cleaning, tabulating Data penelitian dianalisis dengan uji Chi-Square tingkat kemaknaan α = 0,05 Hasil penelitian didapatkan dari 56 responden sebagian besar (60,7%) mempunyai sikap negatif tentang Posyandu dan sebagian besar (64,7%) tidak teratur membawa balitanya ke Posyandu. Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai ρ = 0.033 yang berarti Ho ditolak artinya ada hubungan antara sikap ibu tentang Posyandu dengan keteraturan kunjungan ke Posyandu. Simpulan penelitian adalah ibu yang memiliki sikap negatif maka akan membawa balitanya ke Posyandu secara tidak teratur,maka disarankan ibu balita mempunyai banyak pengetahuan tentang pentingnya dean manfaat Posyandu bagi balita sehingga dapat membentuk sikap yang Positif tentang Posyand

    Upaya Pengembangan Posyandu Madya dan Purnama Menjadi Posyandu Mandiri (Studi Kasus di Kecamatan Rogotrunan, Labruk Kidul, Senduro Kabupaten Lumajang)

    Full text link
    Background: Autonomy lntegrited Health Services (posyandu mandiri) that was caracteristic oplimalitation posyandu work still few amount in Indonesia. Whereas work optimum posyandu help intense in descent rate mortality maternal and neonatal in Indonesia. Because that problems be needed a certaine exemine about develop effort a (posyandu) become (posyandu mandiri). This research aim to exemine (posyandu madya and pumama) develop become (posyandu mandiri) in Lumajang regency. Methods: Research kind is applied with sample withdrawal method as (if) purposive. Unit analysis was posyandu. Research location is Lumajang regency (sample area posyandu in East Java) with time implementation 8 month. Data analysis as (if) descriptive. Research variable are posyandu forming process, posyandu power source, adequate supply health functionary, fund source, means-infrastucture, activity, information system, building, and flash past sector coopertion. Results: Showed that since existence "Gerbang Mas" program, change many occur posyandu of workin Lumajang regency. That change was posyandu forming have to based on leave decision letter. Posyandu builder toconsist some element district-house of village-village. Amount cadre and manager have established. Limitied is health center community (puskesmas) employee because (posyandu) amount increase. Income and cost estimate region (APBD) like to incite fund for made (posyandu) to be mandiri and qualified. 30% means-infrastucture to increase from latter. (Posyandu) open schedule once month. Activity average has standard appropriate, except healthy fund average was still low. Building more guided and more be continued. Addition activity and information system carefully already, but still be needed follow up from flash past sector cooperation is happened
    • 

    corecore