14 research outputs found
Pemberdayaan pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT) studi Panti Pelayanan Sosial PGOT Mardi Utomo Semarang
Permasalahan sosial yang muncul akibat urbanisasi di perkotaan seperti fenomena pengemis, gelandangan, dan orang terlantar. Sehingga ditetapkannya larangan melalui Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2014 mengenai penanganan pengemis, gelandangan, dan anak jalanan mendapat dukungan dari pemerintah Kota Semarang. Mengatasi masalah kesejahteraan sosial diatas dibutuhkan strategi dan program penanggulangan untuk menaikkan kualitas dan potensi sumber daya manusia agar mampu bersaing di dunia kerja.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan dampak pemberdayaan pengemis, gelandangan, dan orang terlantar yang dilakukan di Panti Pelayanan Sosial (PGOT) Mardi Utomo Semarang. Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi nonpartisipatif, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan berikasi dengan menggunakan teori pemberdayaan Jim Ife.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan pengemis gelandangan dan orang terlantar yang dijalankan oleh Panti Pelayanan Sosial Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar Mardi Utomo Semarang mempunyai strategi untuk menjalankan pemberdayaan yaitu perencanaan pemberdayaan PGOT, penguatan mental spiritual, membangun interaksi sosial, penyadaran dan pendidikan, dan pelatihan keterampilan. Implementasi kegiatan pemberdayaan PGOT melalui Panti Pelayanan Sosial Pengemis Gelandangan dan Orang Terlantar Mardi Utomo sangat berdampak bagi para penerima manfaat baik seperti adanya peningkatan kualitas kemampuan sumber daya manusia, bantuan ATENSI, dan menciptakan tenaga kerja yang terampil
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MASA IHD ̅D BAGI ISTRI YANG BEKERJA (Studi Di Desa Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur)
ABSTRAK
Islam memberlakukan masa ihd ̅d bagi wanita yang sedang
dicerai oleh suaminya atau suaminya meninggal dunia. Dalam
masa tunggu tersebut, wanita dibatasi dalam berias atau bersolek
diri dan keluar rumah (ihd ̅d). Ketentuan tentang masa ihd ̅d
manjadi problematik dimasa sekarang Karena Wanita yang
sudah di talak mati nafkahnya tidak lagi di tanggung oleh sang
mantan suami. Sehingga apabila sang mantan istri tidak bekerja \ud
maka wanita tidak ada penghasilan untuk mencukupi kebutuhan
sehari hari .ditambah lagi dengan yang terjadi di desa labuhan
ratu yakni seorang suami yang meninggal dunia saat sang istri
yang memiliki .
Adapun Rumusan Masalah Dalam Penelitian Ini 1.Bagaimana
Proses Massa Ihd ̅d bagi istri yang bekerja di desa labuhan
ratu?, 2.Bagaimana Analisis Hukum Islam Terhadap Masa Ihd ̅d
Bagi Istri Yang bagi istri yang bekerjad desa labuha ratu?
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan
memahami, Bagaimana proses massa ihd ̅d bagi istri yang
bekerja dan , Bagaimana Analisis Hukum Islam Terhadap Ihd ̅d
bagi istri yang bekerja.
Ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat
kualiatif atau deskriptif analisis. Dalam pengumpulan data
penulis melakukan pendekatan dengan wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif
dengan pendekatan berfikir deduktif.
Hasil dari penelitian dapat memumjukksn bahwa perihal
ihd ̅d di desa Labuhan Ratu tidak di terapkan sepenuhnya,
karena dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi, kurangnya
pengetahuan keagamaan dalam penyuluhan khususnya dibidang
ihd ̅d, dan dalam pandangan hukum, sehingga masih banyak
yang keluar rumah,berhias ketika masih dalam masa ihd ̅d,dan
dalam pandangan hukum islam di perbolehkan keluar rumah
guna untuk memnuhi kebutuhan mengingat daman dan kondisi
yang berbeda denga masa lalu sehingga sulit untuk
melaksanakan ihd ̅d secara sempurna. Dan adapun beberapa
pendapat ulama yakni yang Golongan Hambali dan Maliki,
Syekh Mohammad bin Ibrahim, Dr. Chief. Yusuf Qardhawi
yang efeketif dengan membolehkan sang istri keluar rumah
untuk memenhi kebutuhan baik sekunder maupun primer
Implementasi kebijakan operasi militer di Papua dalam perspektif hak asasi manusia
Tesis ini difokuskan pada pelaksanaan operasi militer yang diharapkan dapat memberi perlindungan HAM terhadap masyarakat Papua. Terdapat dua rumusan masalah, melingkupi: Pertama, bagaimana kebijakan operasi militer di Papua; Kedua, bagaimana bentuk implementasi kebijakan operasi militer di Papua dalam perspektif Hak Asasi Manusia. Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan Socio-legal. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan bekerjanya hukum dalam masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan operasi militer merupakan rangkaian tugas (misi) tertentu berupa pengerahan dan penggunaan kekuatan militer untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara Indonesia. Pada pra reformasi dan pasca reformasi kebijakan operasi militer terbilang sangat tertutup dan dilakukan secara masif. Berikut operasi-operasi di Papua, diantaranya: (1) operasi Trikora, (2) operasi Sadar, (3) operasi Baratayuda, (4) operasi Wibawa, (5) operasi pamungkas, (6) operasi senyum, (7) operasi Gagak I dan II, (8) operasi Kasuari I dan II, (9) operasi Rajawali I dan II. Dalam implementasi kebijakan operasi militer di Papua memperlihatkan kurangnya pengawasan dan pengendalian. Masyarakat kerap mengalami penyiksaan dan penganiayaan akibat sikap tidak profesionalnya aparat. Di sisi lain, konfrontasi antara aparat keamanan dan kelompok separatis bersenjata menimbulkan berbagai macam kekerasan dan korban jiwa secara terus menerus, dengan begitu telah mencederai hak-hak asasi yang melekat dimiliki setiap orang, tanpa mengenal atribusi-atribusi yang dimiliki secara personal sebab sifat dasarnya yang universal, semestinya harus dijunjung tinggi, dihormati, diakui dan dilindungi
IDENTIFIKASI KALIMAT OFENSIF PADA KOMENTAR FACEBOOK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR
Wawan Kurniawan (2022) : IDENTIFIKASI KALIMAT OFENSIF PADA KOMENTAR FACEBOOK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR.
Sosial Media merupakan bagian dari internet yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, salah satu nya yaitu Facebook. Facebook merupakan media sosial popular yang digunakan masyarakat untuk mengekspresikan opini mereka. umumnya postingan di Facebook digunakan untuk mengunggah tentang diri pengguna dan berbagi informasi, serta penyampaian sebuah berita. Kumpulan komentar berupa teks tersebut dapat dikumpulkan dan diklasifikasikan menjadi kalimat yang ofensif dan yang tidak ofesif, kalimat-kalimat yang dibutuhkan untuk melakukan analisis bersumber dari komentar halaman fanpage tokoh-tokoh politik di Facebook. Kalimat ofensif merupakan kalimat yang mengandung kebencian atau kalimat yang bermakna kasar seperti menyerang, bermakna kasar, dan menyinggung suatu individu maupun kelompok tertentu. Konten ofensif bertujuan untuk menyerang dan menyinggung pihak lain dan mengandung bahasa kasar yang mengajak kepada permusuhan. kalimat yang mengandung makna ofensif juga dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental remaja. Hal ini dibuktikan dengan meningkat nya Konten yang bersifat ofensif pada media sosial. Oleh sebab itu, diperlukan pengklasifikasian untuk kalimat yang bermakna ofensif dan tidak ofensif sehingga dapat menghindari adanya komentar kalimat ofensif yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, permusuhan, dan merugikan orang lain. Salah satu metode untuk mengklasifikasikan nya adalah K-Nearest Neighbor (KNN). Penelitian ini menggunakan 1000 komentar yang berasal dari facebook, dan dibagi menjadi 2 kelas yaitu 500 komentar ofensif dan 500 komentar tidak ofensif. Hasil akurasi dari proses pengujian menggunakan confusion matrix memperoleh akurasi tertinggi sebesar 77%, recall 77%, precision 77,90% dan f1-score 76,81% pada model dataset 90%:10% dengan nilai k = 5 dan threshold bernilai 8. Berdasarkan hasil akurasinya dapat disimpulkan bahwa metode K-Nearest Neighbor ini kurang tepat untuk kasus seperti kalimat ofensif
KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA MELALUI APLIKASI TWITTER DALAM KALANGAN MAHASISWA
Ketidaksantunan merupakan satu strategi ancaman muka pendengar. Ketidaksantunan memberikan implikasi negatif dalam sesuatu komunikasi. Kajian ini dijalankan untuk mengenal pasti kekerapan penggunaan aplikasi Twitter dalam kalangan mahasiswa di Kulliyyah Bahasa dan Pengurusan, UIAM, Pagoh dan menganalisis ketidaksantunan bahasa menggunakan teori Culpeper 1996. Kajian ini menggunakan kaedah gabungan antara kaedah kuantitatif dan kualitatif. Kajian ini mengunakan borang soal selidik dan penganalisisan teori Culpeper (1996). Hasil kajian mendapati bahawa kekerapan penggunaan aplikasi Twitter adalah bertujuan untuk mengetahui isu semasa dan bukan sahaja sebagai medium meluahkan perasaan. Pengadaptasian Teori Culpeper (1996) dalam kajian ini memaparkan bahawa mahasiswa UIAM, Pagoh banyak menggunakan strategi ketidaksantunan positif dalam ujaran. Oleh itu, kajian berkaitan ketidaksantunan berbahasa ini akan memberi ilmu pengetahuan baharu kepada masyarakat berkaitan situasi bahasa Melayu yang sering digunakan semasa berkomunikasi. Kajian ini diharapkan dapat membantu pengkaji lain untuk menjalankan kajian berkaitan ketidaksantunan berbahasa pada masa akan datang
Pemahaman Mahasiswa Mengenai Istilah Semasa Bahasa Melayu Dalam Bidang Teknologi Dan Maklumat
Perkembangan bahasa Melayu dilihat semakin meluas terutamanya dalam bidang peristilahan. Istilah-istilah dalam sesuatu bidang dilihat semakin berkembang sejajar dengan perkembangan dunia semasa termasuklah bidang teknologi dan maklumat. Bidang ini memberikan satu impak yang besar dalam kehidupan masyarakat terutama sekali dalam kalangan mahasiswa. Kajian yang dijalankan menggunakan kaedah kuantitatif. Dalam kajian ini, pengkaji menyatakan dua objektif yang utama, iaitu mengenal pasti dan menganalisis tahap pemahaman istilah semasa bahasa Melayu dalam bidang teknologi dan maklumat dalam kalangan mahasiswa di universiti awam Malaysia. Seramai 108 mahasiswa daripada empat buah universiti awam telah dipilih menggunakan persampelan bertujuan. Oleh itu, hasil dapatan kajian ini akan dipersembahkan dalam bentuk perkiraan seperti bilangan dan peratusan. Dapatan kajian mendapati bahawa mahasiswa dari UPSI mencatatkan jumlah pemahaman yang paling tinggi iaitu sebanyak 516 istilah dan diikuti oleh UIAM sebanyak 494 istilah, UMK sebanyak 448 istilah dan akhir sekali UUM sebanyak 445 istilah. Hasil dapatan juga menunjukkan terdapat beberapa istilah yang menunjukkan peratusan pemahaman yang rendah, antaranya webisod dan tunafoto. Hal ini demikian kerana, mahasiswa lebih gemar menggunakan istilah dalam bahasa Inggeris berbanding istilah bahasa Melayu dan tahap pemahaman mahasiswa dalam beberapa istilah bahasa Melayu masih lagi kurang. Rumusannya, pemahaman mahasiswa terhadap istilah bidang teknologi dan maklumat berada pada tahap yang baik berdasarkan dapatan yang diperoleh
PERBANDINGAN ASPEK MORFOLOGI DALAM HIKAYAT MELAYU KLASIK DAN NOVEL MELAYU MODEN
Kajian ini merupakan kajian perbandingan menggunakan analisis kualitatif melalui kaedah analisis kandungan. Analisis kandungan dilakukan terhadap naskhah Bahasa Melayu Klasik, iaitu Hikayat Malim Deman, naskhah Bahasa Melayu Moden melalui novel Ombak Rindu dan dibandingkan dengan ciri-ciri morfologi yang dikemukakan dalam buku Tatabahasa Dewan Edisi Ketiga (2011). Pengkaji menganalisis kedua-dua karya yang dipilih berdasarkan buku Tatabahasa Dewan Edisi Ketiga (2011) untuk aspek morfologi yang terdiri daripada (i) imbuhan, iaitu imbuhan awalan, akhiran, sisipan, apitan, morfem kosong, bentuk fleksi, dan (ii) perkataan, iaitu kata tunggal, kata terbitan, kata majmuk dan kata ganda. Dapatan kajian tentang ciri-ciri morfologi dalam novel Ombak Rindu menunjukkan bahawa terdapat penggunaan imbuhan, iaitu imbuhan awalan, akhiran, sisipan, apitan, morfem kosong, bentuk fleksi, kata tunggal, kata terbitan, kata majmuk dan kata ganda. Dapatan ciri-ciri morfologi dalam Hikayat Malim Deman pula adalah lebih kompleks dengan penggunaan kata pangkal ayat yang klise dan kuno; laras bahasa istana; kata penegas pun dan lah; perkataan berunsur Arab; penggunaan kata tunjuk, kata hubung dan kata bantu; penggunaan imbuhan awalan, apitan dan akhiran, kelainan penggunaan imbuhan serta kosa kata bahasa Melayu klasi