10 research outputs found

    Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terkait Anemia dan Tablet Tambah Darah di Wilayah Denpasar: The Knowledge Of Anemia and Blood Supplement In Adolescents Girls In Denpasar Region

    Get PDF
    Anemia is a major health problem that threatens all ages, especially adolescent. Adolescent girls are more at risk of experiencing anemia, due to the loss of nutrition (iron) during menstruation. Providing iron supplement tablets is one of the efforts to prevent anemia and increase the loss of nutrients during menstruation. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of adolescent girls in the Denpasar area regarding anemia and iron supplement tablets. This research is an observational study with a survey method. The sampling technique uses total sampling. This research involved 94 adolescent girls in a high school in the Denpasar area. The results showed that 30.8% of the respondents had a low level of knowledge, 56.4% had a sufficient level of knowledge and about 12.8% had a good level of knowledge. Overall, only a small proportion of respondents know the causes of anemia and the side effects of iron supplement.   ABSTRAK Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang mengancam seluruh usia terutama usia remaja. Remaja putri lebih berisiko mengalami anemia, dikarenakan mengalami kehilangan gizi (zat besi) selama menstruasi. Pemberian suplemen tablet tambah darah salah satu upaya dalam mencegah anemia serta meningkatkan nutrisi yang hilang selama menstruasi. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di wilayah Denpasar terkait anemia dan tablet tambah darah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini melibatkan 94 remaja putri di salah satu SMA di wilayah Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30,8% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah, 56,4% memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sekitar 12,8% memiliki tingkat pengetahuan baik. Secara keseluruhan hanya sebagian kecil responden yang mengetahui penyebab anemia dan efek samping tablet tambah darah

    GAMBARAN TINDAKAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XII DI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL

    Get PDF
    Latar Belakang: Anemia defisiensi besi merupakan kondisi tidak cukupnya cadangan zat besi dalam tubuh. Anemia pada remaja putri dapat berdampak terhadap gangguan pertumbuhan serta gangguan kinerja fisik dan kognitif. Sebanyak 18,4% remaja di SMA N 1 Jetis mengalami anemia. Pencegahan anemia dalam jangka panjang seperti pendampingan konsumsi tablet Fe, penerapan pola makan dan aktifitas fisik yang baik diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja putri. Tujuan: Mengetahui tindakan pencegahan anemia pada remaja putri kelas XII di SMA Negeri 1 Jetis Bantul Metode: Metode yang digunkan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Instrument yang digunakan adalah alat pengukur kadar Hb dan kuisioner. Hasil dianalisis menggunakan teknik analisis univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kadar Hb normal yaitu sebanyak 113 responden (71,5%). Tindakan pencegahan anemia yang dilakukan remaja putri sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 119 responden (64,0%). Sebagian besar remaja putri memiliki perilaku tidak patuh dalam mengkonsumsi TTD yaitu sebanyak 95 responden (51,1%). Remaja putri yang dengan tindakan pencegahan anemia cukup sebagian besar memiliki kadar Hb normal sebanyak 87 responden (65,4%). Remaja putri yang tidak patuh dalam mengkonsumsi TTD sebagian besar mengalami anemia sebanyak 36 responden (67,9%). Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar responden mempunyai tindakan pencegahan anemia cukup dan juga memiliki perilaku tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Kata Kunci: Tindakan pencegahan, Anemia remaj

    Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terkait Anemia dan Tablet Tambah Darah di Wilayah Denpasar

    Get PDF
    Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang mengancam seluruh usia terutama usia remaja. Remaja putri lebih berisiko mengalami anemia, dikarenakan mengalami kehilangan gizi (zat besi) selama menstruasi. Pemberian suplemen tablet tambah darah salah satu upaya dalam mencegah anemia serta meningkatkan nutrisi yang hilang selama menstruasi. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di wilayah Denpasar terkait anemia dan tablet tambah darah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode survei. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini melibatkan 94 remaja putri di salah satu SMA di wilayah Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30,8% responden memiliki tingkat pengetahuan rendah, 56,4% memiliki tingkat pengetahuan cukup dan sekitar 12,8% memiliki tingkat pengetahuan baik. Secara keseluruhan hanya sebagian kecil responden yang mengetahui penyebab anemia dan efek samping tablet tambah darah

    MAPPACCI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBERIAN PEMAHAMAN CALON PENGANTIN TENTANG ANEMIA GIZI DAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    MAPPACCI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBERIAN PEMAHAMAN CALON PENGANTIN TENTANG ANEMIA GIZI DAN KURANG ENERGI KRONIK DI KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN, TAHUN 2012\ud Oleh\ud Citrakesumasari*, Dwi Susilowati**, Suriah*, Bohari* \ud Abstrak \ud \ud Pendahuluan: Mappacci merupakan rangkaian perayaan pernikahan Bugis Makassar yang masih terselenggara sampai saat ini, merupakan acara wajib pada setiap pernikahan. Apakah acara mappaci dapat dititipi pesan gizi tentang anemia dan KEK?\ud Objektif penelitian: Penelitian ini bertujuan menilai Mappacci sebagai momentum melakukan promosi pencegahan anemia gizi dan Kurang Energi Kronik (KEK) ibu hamil di Kabupaten Barru.\ud Metodologi: Jenis penelitian adalah kualitatif, Calon Pengantin; Mc Mappacci; Tokoh Masyarakat; Kader Dasawisma sebagai informan penelitian. Pemilihan informan secara purposive sampling. Tahapan penelitian: 1) membangun komitmen bersama, pengayaan draft modul kepada Toma, dan remaja; 2). Intervensi Mc Mappacci, dan pelatihan kader, 3). Evaluasi kepada Mc Mappacci dan Toma Pemberi Pacci, serta catin. Instrumen adalah: modul, lembar balik, lembar observasi, kuesioner dan alat perekam. Dilakukan Analisis isi (content analysis).\ud Hasil: \ud Penelitian ini berhasil membangun bina suasana melalui partisipasi aktif dari PKK Kabupaten Barru. Tersusun dua modul yaitu modul untuk Mc Mappacci dan Tokoh Masyarakat (Toma). Mc Mappacci mampu menyampaikan informasi anemia gizi dan KEK. Toma mampu memberikan informasi anemia gizi dan KEK kepada catin. Pemahaman calon pengantin tentang anemia gizi dan KEK yaitu sebagian besar catin mengetahui tanda dan risiko anemia gizi gizi dan KEK bagi ibu hamil, serta pentingnya suplemen tablet penambah darah. Pelatihan kader dasawisma mampu meningkatkan pengetahuan kader menjadi baik sebesar 65% (dari 25% menjadi 90%).\ud Kata kunci: Mappacci, anemia gizi, kurang energi kronik

    Sinergitas Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah Melalui Pemberdayaan Masyarakat dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

    Get PDF
    SENADIMAS ke-4 diikuti oleh 185 presenter yang telah melalui tahap review ketat dan dinyatakan lolos untuk diseminarkan. Penyelenggaraan SENADIMAS tahun ini menampilkan dua pembicara yaitu Bapak Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si., yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bappeda Provinsi Bali, dan Bapak Dr. rer.nat. I Wayan Karyasa, S.Pd., M.Sc, dari Universitas Pendidikan Ganesha yang seringkali dipercaya sebagai pembicara dan Pemonev DRPM Kemenristekdikti. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan yang melimpah senantiasa menjadi bagian dari perkembangan dunia di era milenial sekarang ini. Kita tidak dapat memungkiri banyak satuan ukur yang dikeluarkan lembaga-lembaga independent baik dalam skala nasional maupun internasional yang menjadi tolok ukur perkembangan sebuah negara. Misalnya laporan tentang tingkat daya saing negara-negara di dunia (Global Competitiveness Index/GCI) yang disampaikan oleh World Economic Forum (WEF), untuk tahun 2018-2019 Indonesia berada pada peringkat 45, meningkat dari tahun sebelumnya yang berada pada peringkat 47. Dasar yang digunakan acuan pemeringkatan oleh WEF adalah 12 pilar guna mengukur daya saing yang menjadi penentu dari pertumbuhan jangka panjang dan faktor esensial dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. 12 pilar tersebut diantaranya adalah Insitusi (Insitutions), Infrastruktur (Infrastructure), Adopsi TIK (ICT adoption), Stabilitas Makroekonomi (Macroeconomic Stability), Kesehatan (health), Keterampilan (Skills), Pasar Produk (Product Market), Pasar Tenaga Kerja (Labour Market), Sistem Finansial (Financial System), Besaran pasar (Market Size), Dinamisme Bisnis (Business Dynamism) dan Kemampuan Inovasi (Innovation Capability). Data ini tentu menjadi arah bagi Institusi pendidikan tinggi dalam berkontribusi meningkatkan penilaian khususnya pada aspek peningkatan skills dan innovation capability sebagai perwujudan daya saing Indonesia secara internasional. Komitmen perguruan tinggi dalam berkontribusi meningkatkan peringkat Indonesia terhadap daya saing negara (GCI) dapat dilakukan melalui tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Di era millenial yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 dan adanya prediksi Indonesia mengalami bonus demografi pada 2030-2040 menuntut kontribusi besar lembaga pendidikan tinggi untuk terus menjadi pendorong peningkatan daya saing bangsa. Sebagai sebuah institusi pendidikan, perguruan tinggi mempunyai kewajiban melakukan kajian dan penelitian untuk menggali rahasia alam. Penelitian merupakan salah satu dharma perguruan tinggi yang mempunyai peran strategis karena hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dharma yang lain yaitu pendidikan dan pengabdian masyarakat. Namun dalam tenyataannya, sebagian besar hasil penelitian di perguruan tinggi belum dimanfaatkan secara optimal, dan lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengembangan pembelajaran, atau bahkan sekadar menghasilkan laporan penelitian. Hasil penelitian yang kemudian diterapkan di masyarakat, masih sangat sedikit. Akibatnya meskipun banyak dilakukan penelitian, namun permasalahan di masyarakat tidak banyak yang terselesaikan

    Moderasi Beragama Umat Kristiani melalui Media Sosial, Riset pada Tiga Wilayah (Semarang Raya, Solo Raya, Daerah Istimewa Yogyakarta)

    Get PDF
    Studi komunitas Young Interfaith Peacemaker (YIPC) menunjukkan peranan media sosial untuk membangun perdamaian [dengan cara] menghilangkan prasangka-prasangka yang terjadi antar agama. (Huda & Fila, 2019). Menurut riset tersebut media sosial memiliki peran sebagai sarana komunikasi mewujudkan perdamaian termasuk kerukunan umat beragama. Artinya, media sosial terbukti memiliki peranan penting dalam gerakan pembangunan perdamaian antar agama. untuk mendorong orang memahami perdamaian, khususnya dalam hal praktik beragama

    Tradition of Manyanggar: Conflict Resolution and Simbolic Communication in Barito River Stream, Central Kalimantan

    Get PDF
    Indonesia has ethnicity and cultural richness. Beside it, Indonesia has also conflict potential in many faces. The relationship between societal conflict and local wisdom has been one of the main themes of study among scholars within the last decade. Some scholars believe that conflict is in contradiction with local values. This paper, however, argues that conflict and local wisdom are in harmony by analysing the relationship between conflict and local tradition among the Dayak people, an ethnic group in Central Kalimantan, Indonesia. Using an phenomenology study approach, it focuses on how Dayak people maintain and preserve the tradition of Manyanggar. They regard this tradition as an ancient heritage that has to be maintained due to its important values. They also believe that tradition of Manyanggar is a spirit of reconciliation among the community

    The Challenge of Da’wa in Multicultural Communities in Central Kalimantan

    Get PDF
    This paper examines the challenges of da‘wa in multicultural communities in three regencies of Central Kalimantan. These three regencies are usually dubbed ad watersheds because they are the initial pathways for the spread of Islam in Central Kalimantan which at present, the majorities of population are muslims. The main problem of this study is how the challenge of da‘wa in multicultural societies and the study is aimed at mapping da‘wa with various challenge faced in community. This paper based on research field result on basis interview, FGD, and documentation. This study finds : Broadly speaking, da'wa challenges on multicultural communiries consist of internal and external factors. From internal factors derived from da'i; mad'u ; the approach and method of da'wa and the media.From external factors namely the existence of Christianization activities .Another fact was that although the majority Muslim community, in certain areas politically / governmentally was controlled by non-Muslims. This had animpact on policies and budgets that were not considered significant enough for the development of good da'wa

    Strategi Optimasi Petani Gambir di Sebuah Nagari di Limapuluh Kota, SUmatera Barat.

    Get PDF
    Optimasi pengelolaan sumberdaya pertanian di Indonesia pada akhirnya tergantung kepada keputusan-keputusan petani, optimiser yang sesungguhnya. Namun demikian, proses optimasi petani tidak selalu berujung dengan kesejahteraan petani yang tinggi; hanya yang terbaik dalam kekangan kendala yang dihadapi. Tetapi apa yang terbaik bagi petani (di bawah kendala yang ada) belum tentu juga berarti terbaik bagi masyarakat luas. Sebagaimana diperlihatkan kasus yang disajikan dalam makalah ini, di bawah kendala harga gambir yang cenderung rendah dan keterbatasan kapasitas teknologi budidaya dan pengolahan yang dikuasai, petani gambir di sebuah nagari akhirnya tergiring untuk bertani secara ekstraktif sekali gus ekspansif hanya untuk mereproduksi kesejahteraan keluarga pada aras yang rendah dan membiarkan alam mereproduksi ladang-ladang gambir mereka, juga pada aras yang rendah. Sifat keberlanjutan agribisnis gambir yang rendah ini, kemungkinan besar mencirikan agribisnis gambir di kabupaten Limapuluh Kota, mengisyaratkan perlunya dukungan kebijakan guna melonggarkan kendala yang dihadapi petani gambir
    corecore