12 research outputs found

    Pengaruh Pupuk Organik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kenikir (Cosmos caudatus) dan Katuk (Sauropus androgynus)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh dosis pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman kenikir (Cosmos caudatus) dan katuk (Sauropus androgynus) yang dilaksanakan di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, Institut Pertanian Bogor mulai Juni 2008 hingga November 2008. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok faktor tunggal terdiri atas 6 perlakuan dan 4 kelompok. Perlakuan tersebut yaitu, dosis pupuk kandang sapi 0 ton ha-1, 5 ton ha-1, 10 ton ha-1, 20 ton ha-1, dosis pupuk kandang sapi 20 ton ha-1 ditambah pupuk majemuk NPK dosis 100 kg ha-1 , dan dosis pupuk kandang sapi 20 ton ha-1 ditambah pupuk majemuk NPK dosis 200 kg ha-1. Pengamatan yang dilakukan pada tanaman kenikir yaitu, daya tumbuh, tinggi tanaman, dan jumlah daun, sedangkan pada tanaman katuk diamati daya tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anak daun, dan bobot panen. Hasil penelitian menunjukkan dosis pupuk kandang sapi dan pupuk kandang sapi yang ditambah pupuk majemuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap daya tumbuh dan jumlah daun tanaman kenikir dan katuk, serta jumlah anak daun dan bobot panen tanaman katuk. Hasil yang berbeda nyata pada tinggi tanaman kenikir umur 2 MST dan pertambahan tinggi tanaman katuk umur 6, 7, 8, 9, dan 11 MST. Tanaman kenikir umur 4 MST mulai berbunga kemudian pertambahan tinggi menjadi lambat dan daun muda tidak dapat muncul serta berkembang, sehingga tidak ada bagian yang dapat dikonsumsi dan dipanen. Tanaman kenikir mati pada 8 MST

    PENILAIAN PERFORMA DAUN DAN TAJUK Cosmos sulphureus Cav. TERHADAP PEMUPUKAN ORGANIK DAN ANORGANIK

    Get PDF
    Cosmos sulphureus Cav. Known as a horticultural plant that has many benefits. Several studies reported its benefits as a vegetable plant, natural coloring, biopesticide, apiary, therapeutic plant, and ornamental plants. Research on its function as a landscape plant is still rarely studied. Though this plant has a characteristic of growth that is different from other types of cosmos/kenikir. This study aims to assess the appearance of leaves and canopy of C. sulphureus plants as landscape plant in organic and inorganic fertilizing. The analytical methods used in this study were chi-square, Kendall's W test, scenic beauty estimation, semantic differential, and paired comparison. The results shows fertilized of C. sulphureus leaf and canopy appearance significantly differ than not fertilized C. sulphureus. Fertilization with organic fertilizer shows the preferred results by 36 respondents because it has impression of height on its appearance

    Pengaruh Naungan dan Dosis Pemupukan pada Pertumbuhan dan Hasil Katuk (Sauropus androgynus L.)

    Get PDF
    Katuk (Sauropus androgynus L.) is one of the indigenous vegetables in Indonesia which has the potential to be developed as an alternative vegetable to meet nutritional needs. The development of katuk plants so far is usually carried out in shade intensity with various levels and types of fertilizers. This study aimed to determine the effect of shade intensity and appropriate level of fertilizer to increase growth and yield of katuk production. The experiment was carried out using a completely randomized block design (RCBD) with split plot factors with the main plot being shaded and sub-plots being the level of fertilization. Shade intensity consisted of 4 levels, namely N0 (without shade), N1 (55%), N2 (65%), and N3 (75% shade). The fertilizer consisted of 4 levels of NPK 15-15-15, namely P1 (50 kg ha-1), P2 (100 kg NPK ha-1), P3 (150 kg NPK ha-1), and P4 (200 kg NPK ha-1). The study was conducted with 3 replications so that 16 combinations were obtained, with 48 experimental units. The results showed that there was no interaction between shade and fertilizer level. Single treatment of fertilizer level did not give a significant effect on all parameter of observation. Shade treatment on katuk plants for the purpose of commercial leaf vegetable production should be carried out with 65% shade. Keywords: commercial part-weight, leafy vegetable, light intensity, productivityKatuk (Sauropus androgynus L.) adalah salah satu jenis sayuran indigenous di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.Pengembangan tanaman katuk selama ini biasanya dilakukan pada intensitas naungan dengan dosis dan jenis pupuk yang beraneka ragam.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan dan dosis pupuk yang sesuai guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil produksi katuk. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor split plot dengan petak utama adalah naungan dan anak petak adalah dosis pemupukan. Intensitas naungan terdiri dari 4 taraf, yaitu N0 (tanpa naungan), N1 (naungan 55%), N2 (naungan 65%), dan N3 (naungan 75%). Dosis pemupukan juga terdiri dari 4 taraf pupuk NPK 15-15-15, yaitu P1 (50 kg NPK ha-1), P2 (100 kg NPK ha-1), P3 (150 kg NPK ha-1), dan P4 (200 kg NPK ha-1). Penelitian dilakukan dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 16 kombinasi, dengan 48 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara naungan dan dosis pemupukan. Perlakuan tunggal dosis pemupukan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Perlakuan naungan pada tanaman katuk untuk tujuan produksi sayuran daun komersial sebaiknya dilakukan dengan aplikasi naungan 65%. Kata kunci: bobot bagian yang dapat dipasarkan, intensitas cahaya, produktivitas, sayuran dau

    Pengaruh Pupuk Nitrogen dan Pupuk Hayati Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sayuran Daun Indigenous Tahunan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk nitrogen terbaik dan mengetahui pengaruh pupuk cair hayati terhadap pertumbuhan dan produksi dua sayuran daun indigenous tahunan sebagai komoditas sayuran yang dapat dipanen lebih dari satu kali. Penelitian dilaksanakan kebun percobaan Lewikopo IPB, Dramaga, Bogor mulai pada bulan Januari sampai Mei 2012. Penelitian menggunakan percobaan paralel dengan 2 komoditas, yaitu kenikir dan kemangi. Penelitian disusun dengan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 2 faktor untuk setiap komoditas. Faktor pertama dadalah dosis Nitrogen dengan 4 taraf, 0 kg ha-1, 45 kg ha-1, 90 kg ha-1, dan 135 kg ha-1. Faktor keduan adalah Pupuk Cair Hayati (PCH) dengan 2 taraf, dengan PCH dan tanpa PCH. Hasil menunjukkan bahwa dosis Nitrogen dapat meningkatkan produksi dua sayuran daun indigenous pada bobot hasil panen per petak. Nitrogen dapat memberikan produksi lebih baik pada lingkungan tapi belum optimum. Dosis rekomendasi Nitrogen sebesar 92,73 kg ha-1 untuk kenikir dan 45 kg ha-1 untuk kemangi. PCH tidak memberikan pengaruh terhadap produksi dari dua sayuran daun indigenous

    KARAKTERISTIK KARKAS DAN PROPORSI ORGAN DALAM AYAM KAMPUNG YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM FREE RANGE DI PEDOK LAHAN GAMBUT BERBEDA VEGETASI

    Get PDF
    KARAKTERISTIK KARKAS DAN PROPORSI ORGAN DALAM AYAM KAMPUNG YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM FREE RANGE DI PEDOK LAHAN GAMBUT BERBEDA VEGETASI Fevri Rizki Andika (11581100984) Di bawah bimbingan Irdha Mirdhayati dan Arsyadi Ali INTISARI Sistem free range dikembangkan sebagai alternatif pemeliharaan ayam di lahan gambut yang ditanami tanaman pakan bernutrisi tinggi, diantaranya adalah Indigofera zollingeriana dan rumput Bracheria decumbent. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan kualitas daging ayam kampung dari aspek karakteristik karkas dan proporsi organ dalam (bobot hidup, bobot karkas, bobot dada, bobot sayap, bobot punggung, bobot paha atas, bobot paha bawah, bobot hati, bobot jantung, bobot proventrikulus, bobot ventrikulus, bobot usus halus dan bobot usus besar) yang dipelihara menggunakan sistem free range di pedok lahan gambut berbeda vegetasi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai Mei 2020 di kandang percobaan UIN Agriculture Research and Development Station (UARDS) Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan T-test, yang terdiri dari 2 perlakuan dan 5 ulangan (setiap ulangan terdiri atas 10 ekor ayam). Perlakuan pertama yaitu pemeliharaan dengan sistem free range pedok lahan gambut yang ditanami Indigofera zollingeriana (legume) akan dibandingkan dengan pedok yang ditanami Bracheria decumben (rumput). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pemeliharaan ayam kampung dengan sistem free range menggunakan pakan Indigofera zollingeriana menghasilkan bobot hidup, bobot karkas, bobot dada, bobot sayap, bobot punggung, bobot paha atas, bobot paha bawah, bobot hati, bobot ventrikulus, bobot usus halus dan bobot usus besar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Brachiaria decumbent. Namun pada pedok Brachiaria decumbent terdapat bobot yang tinggi pada proporsi organ dalam yaitu jantung dan proventrikulus. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan karakteristik karkas dan proporsi organ dalam ayam kampung yang dipelihara dengan sistem free range di pedok lahan gambut berbeda vegetasi, diantaranya bobot dada, bobot sayap, bobot paha atas, bobot paha bawah, bobot hati, bobot jantung, bobot proventrikulus, bobot ventrikulus, bobot usus halus dan bobot usus besar. Kata Kunci: Karakteristik Karkas, Proporsi Organ Dalam, Free range, Indigofera zollingeriana, Bracheria decumben

    Pengumuman Penelitian dan Pengabdian

    Get PDF

    PENGUMUMAN KELULUSAN RDP 2018 HIBAH UNAND

    Get PDF
    corecore