12 research outputs found

    Penerapan Lean Six Sigma dan Activity-Based Costing Pada Perusahaan Garmen PT X

    Get PDF
    Ketatnya persaingan di dunia industri menuntut perusahaan untuk senantiasa memperbaikikualitas produk yang dihasilkan demi mempertahankan posisi dalam persaingan. PT X merupakansalah satu perusahaan garmen yang menyadari hal tersebut. Walaupun telah memiliki performansiproses yang baik, PT X tetap menginginkan adanya penerapan continuous improvement. Penelitiandilakukan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah produk cacat sekaligus mengeliminasi aktivitasyang tidak perlu dengan memperhitungkan biaya. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut,digunakan penggabungan konsep lean dan activity-based costing dalam penerapan metode six sigma.Penerapan konsep lean dalam penelitian berhasil mengurangi waktu produksi per unit sebesar38,62 detik untuk kelompok style BSX, 33,33 detik untuk kelompok style BLX, serta 61,5 detikuntuk kelompok style BSCR. Penerapan metode six sigma berhasil meningkatkan level sigma sebesar0,297s untuk kelompok style BSX, 0,220s untuk kelompok style BLX, serta 0,205s untuk kelompokstyle BSCR. Adanya perbaikan proses menghasilkan penurunan biaya pembuatan produk per unitsebesar Rp. 155,68 untuk kelompok style BSX, Rp. 94,98 untuk kelompok style BLX, serta Rp. 273,64untuk kelompok style BSCR. Total penghematan biaya yang dapat diperoleh apabila menerapkanupaya perbaikan pada periode Januari 2013 Juni 2013 adalah sebesar Rp. 4.877.443,40.Kata Kunci: six sigma, lean, activity-based costing, continuous improvement, garme

    Penerapan Lean Operation Guna Meminimalkan Produk Cacat Menggunakan Metode PDCA

    Get PDF
    Increasingly complex global competition, uncertain customer demands, and increasing customer expectations are the driving forces in implementing more optimal productivity such as the lean operation. In carrying out its operational activities, the company’s production process has not been able to run efficiently due to waste of defective products. This study uses primary and secondary data. This study also uses observation and documentation data collection method. To implement lean operation, the PDCA method is used which supported by tools such as the seven basic tools of TQM, VSM, and FMEA. By implementing the lean operation, it has been proved to reduce the number of defective products. For ODAKPR products, defects from overlock results are not paralleled decreased 72,95% to 102 pieces, perforated overdeck stitches decreased 76,42% to 75 pieces, misalignment of labels decreased 78,15% to 52 pieces. For OJAKPR products, defects from overlock results are not paralleled decreased 62,40% to 97 pieces, perforated overdeck stitches decreased 69,06% to 69 pieces, misalignment of labels decreased 73,77% to 48 pieces. For CJPPR products, defects of overdeck suture distance decreased 65,80% to 92 pieces, misalignment of labels decreased 76,76% to 56 pieces, overlock results are not paralleled decreased 77,96% to 41 pieces

    Usulan Penerapan Konsep Lean Six Sigma Untuk Mereduksi Waste Dengan Menggunakan Metode WAM, VALSAT Pada Proses Sewing Line 33 (Studi Kasus : PT. Apparel One Indonesia Unit Dua Semarang)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada proses produksi bagian sewing, khususnya line sewing 33. PT. Apparel One Indonesia Unit Dua Semarang saat ini memiliki permasalahan berupa pencapaian produksi line sewing yang masih dibawah target, hal ini didukung dengan jumlah produk cacat yang masih diatas 2% standar toleransi yang diberikan oleh perusahaan. Penelitian dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan konsep lean six sigma, metode yang diterapkan yaitu DMAI (tanpa tahap control). Pada tahap define dilakukan identifikasi pemborosan melalui pembuatan value stream mapping dan penyebaran kuesioner WAM untuk mendapatkan pemborosan yang paling dominan. Setelah itu, dilakukan tahap measure untuk menentukan CTQ dan melakukan perhitungan nilai sigma. Pada tahap analyze dilakukan analisis menggunakan VALSAT, menentukan jenis cacat dominan dengan diagram pareto dan mengetahui penyebab permasalahan dengan diagram sebab akibat. Pada tahap improve dilakukan perbaikan berdasarkan lima faktor penyebab permasalahan yaitu manusia, metode, material, mesin, lingkungan kerjadan diperoleh hasil dari usulan perbaikan dari metode FMEA sebelum perbaikan pada jenis cacat broken stitch dengan penyebab masalah kerja mesin tersendat mendapat nilai RPN tertinggi sebesar 320 dan sesudah skenario perbaikan nilai RPN sebesar 240, kemudian rekomendasi yang diusulkan yaitu penjadwalan perawatan mesin dengan sistem preventive maintenance dengan metode RCM II, dan diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode line balancing dimana menggabungkan stasiun kerja dimana kondisi saat ini ada 17 stasiun kerja menjadi 11 stasiun kerja kemudian dari penggabungan tersebut didapatkan efisiensi lini yang awalnya 50,122% menjadi 77,46%, kemudian dari perhitungan keseimbangan lintasan tersebut didapatkan value added activity, nonvalue added activity menjadi turun dimana lama VA sebelum dan sesudah perbaikan masih tetap sebesar 5201,9 detik, kemudian untuk lama NVA sebelum perbaikan sebesar 6168,09 detik dan setelah perbaikan NVA mengalami penurunan menjadi 2572,63 detik.Kata Kunci: Lean Six Sigma, WAM, VALSAT, FMEA, line balancin

    Pengendalian Kualitas Proses Pengemasan Gula Dengan Pendekatan Six Sigma

    Get PDF
    The main factor to achieve business success in the era of globalization is quality. Quality control is key in maintaining customer loyalty. In the company's production process is still found the resulting product does not comply with the specified specifications. This study aims to determine the value of sigma and factors causing damage to the production process of bagging section For companies with quality control is expected to achieve corporate goals. In this study, the methods used is Six Sigma with define, measure, analyze, improve. Six Sigma result is measurement of company performance baseline at measurement stage that is company at condition 5,1 sigma with DPMO equal to 162,4532. The factors causing the disability of sugar packing are lack of research and skill of the operator, instability of conveyor speeds and jet engine position, machine hygiene condition, lack of weighing machine, and ineffective treatment, and control method

    Pengendalian Kualitas Proses Pengemasan Gula Dengan Pendekatan Six Sigma

    Get PDF
    -- Faktor utama untuk meraih kesuksesan bisnis dalam era globalisasi adalah kualitas. Pengendalian kualitas merupakan kunci dalam mempertahankan loyalitas konsumen. Bagi Perusahaan dengan melakukan pengendalian kualitas diharapkan dapat meraih tujuan Perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis data suatu Perusahaan berdasarkan produk cacat yang ada dengan pendekatan Six Sigma. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengetahui kemampuan proses suatu Perusahaan dilihat berdasarkan DPMO dan kapabilitas sigma? Bagaimana pengendalian kualitas untuk mengurangi tingkat kecacatan produk ? sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kemampuan proses Perusahaan dengan DPMO dan tingkat kapabilitas sigma, menentukan rencana tindakan dalam upaya meningkatkan kualitas produk dan mengetahui penyebab-penyebab kecacatan produk pada proses pengemasan dan cara penanggulangannya Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengendalian kualitas adalah Six Sigma dengan konsep DMA (Define, Measure, Analyze) . Hasil Six Sigma berupa pengukuran baseline kinerja Perusahaan pada tahap pengukuran yaitu Perusahaan pada kondisi 5,1 sigma dengan DPMO sebesar 162,4532 . Pada tahap analisis membuat Fish Bone diagram untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengemasan masih bekerja dengan baik dan berada di atas rata-rata industri USA. Berdasarkan gambar diagram sebab akibat, faktor yang mempengaruhi pengemasan gula adalah faktor manusia, mesin dan metode. Permasalahan ketidaktelitian pekerja, penimbangan kurang tepat dan kurangnya pengawasan menjadi prioritas utama untuk segera dilakukan perbaikan

    ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RESTORAN CEPAT SAJI STUDI KASUS : DI KFC (KENTUCKY FRIED CHICKEN) CABANG METLAND TAMBUN

    Get PDF
    The growth of fast food restaurants in Indonesia is currently very fast, so competition between fast food restaurants in providing quality products and services to consumers is very important. This study discusses consumer assessments of the quality of products and services at KFC's Metland Tambun branch in order to determine the factors that affect customer satisfaction. The method used in this research is quantitative method, where the research is carried out by observation, interviews and giving questionnaires to 50 respondents who visit KFC Metland Tambun. Testing data and research instruments using the statistical test approach method. The results showed that service is the most influencing factor on customer satisfaction compared to product quality. The effect of service on customer satisfaction is quite strong with a positive correlation. Efforts that can be made to improve service are to speed up queues by increasing the number of cashier and packer counters, improving queuing systems and improving restaurant housekeeping. Key words: Customer Satisfaction, Product Quality, Service, Speed up queue

    PROCEEDINGS 1st ANNUAL CONFERENCE ON INDUSTRIAL AND SYSTEM ENGINEERING

    Get PDF
    Supply Chain Management dalam Pengelolaan Industri dan Energi Nasional Menuju Industri yang Berdaya Sain

    Proceeding 1st Annual Conference on Industrial and System Engineering

    Get PDF

    The Influence of Marketing Knowledge, Market Orientation and Marketing Capabilities Towards Marketing Performance in UMKM

    Get PDF
    Usaha mikro kecil menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara terutama untuk negara-negara berkembang. Peran penting ini harus dilihat dari kemampuan dan kinerja pemasaran, jika mereka memiliki kinerja pemasaran yang baik, UMKM memiliki peluang untuk berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pemasaran, orientasi pasar dan kapabilitas pemasaran terhadap kinerja pemasaran UMKM di Gresik. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer yang berasal dari sampel para pelaku UMKM di Gresik. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengetahuan pemasaran dan kapabilitas pemasaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran di UMKM Gresik. Sedangkan untuk variabel orientasi pasar tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran. bahwa dengan tidak berpengaruhnya orientasi pasar terhadap kinerja pemasaran, adalah mungkin bahwa penggunaan indikator variabel ini tidak tepat dalam mengukur orientasi pasar karena indikator lebih tepat untuk digunakan di perusahaan bukan UMKM. Penelitian masa depan perlu mengevaluasi ini, dan mempertimbangkan penggunaan sumber daya perusahaan secara terkoordinasi untuk menciptakan nilai unggul bagi pelanggan sasaran dan juga mempertimbangkan variabel yang terkait dengan era digital dan perubahan dalam era revolusi industri 4.0
    corecore